Terkadang impian besar mustahil untuk diraih.
Tapi ketika seseorang berusaha keras mencapainya, maka akan ada harapan.
* * * * *
Sienna menghela nafas berat saat manajer Gilbert memintanya untuk datang ke kamar Liam. Dia yakin pria itu sengaja melakukan sesuatu agar bisa memanggil wanita itu ke kamarnya. Dan sekarang Sienna tidak punya pilihan lain selain berjalan lunglai menuju kamar New Ocean Courtyard.
Setelah melewati taman dan menaiki tangga, Sienna berhenti sejenak di depan pintu. Dia menarik nafas panjang dan menghembuskannya. Wanita itu berkata pada dirinya sendiri jika dia bisa melakukan ini. Dia bisa menghadapi Liam Colbert. Setelah berhasil menguatkan dirinya sendiri, Siena mengetuk pint
Dasar Simon jahat ya... Apakah Liam akan menjadi pangeran berkuda putih yang akan menyelamatkan Sienna lagi? Hmmm... Nantikan kelanjutannya ya... Karena ada something di. Chapter berikutnya hehe....
Mungkin wanita tidak sekuat pria. Tapi hal itu tidak bisa dijadikan alasan bagi pria menindas wanita. Dengan kekuatan yang dimilikinya, seharusnya seorang pria bisa menggunakannya untuk melindungi wanita. * * * * * * Sienna remaja memeluk adiknya yang menangis. Sudah dua hari ini gadis berusia sebelas tahun itu terus menangis karena telah kehilangan ibu angkat mereka. Sienna tahu betapa Ashley sangat menyayangi wanita lembut itu. Terdengar suara benda dibanting dari luar pintu kamarnya. Sienna tahu dia harus segera menenangkan adiknya. Karena jika tidak, maka hal buruk akan menimpa dirinya dan sang adik. “Ashley. A
Katakutan menarik seluruh energi seseorang. Menyerap keberanian dan menjadikan seseorang lemah. * * * * * Segera Liam menghampiri Sienna yang tampak sangat ketakutan. Langkahnya berhenti melihat kondisi wanita itu yang terlihat sangat kacau. Rambutnya yang semula digelung di belakang kepalanya tampak berantakan dengan beberapa anak rambut yang mencuat keluar. Pakaian seragam hotelnya pun tampak kusut. Dan tatapan Liam tertuju pada kedua tangan Sienna yang mencengkram erat pakaian itu seakan jika dia melepaskannya, pakaian itu akan terlepas dari tubuhnya. “Sienna, apa yang terjadi?” tanya Liam menghentikan langkah wanita itu. Saat wanita itu mendongak Liam bisa melihat bekas k
“Tidak seharusnya seseorang menyakitimu, Sienna. Kau jauh lebih berharga dari siapapun.” ~ Liam Colbert ~ * * * * * “Bercintalah denganku, Liam.” Permintaan Sienna membuat Liam membeku. Tuhan tahu betapa besar pria itu menginginkan Sienna. Betapa besar pria itu ingin mencium setiap jengkal kulit wanita itu. Liam rindu melakukan hal itu. Tapi pria tahu ini bukanlah waktu yang tepat untuk memuaskan hasrat terpendamnya. Sienna baru saja mengalami hal yang buruk. Karena itu Liam tidak ingin menyakiti wanita itu lebih dalam lagi. Liam menggelengkan kepalanya. “Tidak, Sienna. Aku tidak bisa melakukannya. Aku pikir ini adalah ide yang buruk.”
Jangan pikirkan hal lainnya, Sienna. Kau harusnya fokus pada perasaanmu terhadap Liam. Jangan sampai kau menyesal kehilangan pria yang sangat kau cintai. ~ Ashley Milligan ~ * * * * * Ketika sinar matahari merambat masuk ke dalam kamar dan menyentuh wajah Liam, barulah kelopak mata pria itu mulai bergerak sebelum akhirnya terbuka. Hal pertama yang dirasakannya adalah tidak ada beban berat di lengannya. Dia pun merasakan dingin ketika menyentuh bagian sampingnya. Saat Liam menoleh dia tidak mendapati Sienna berbaring di sampingnya. Helaan nafas berat keluar dari mulut pria itu. Dia yakin Sienna pasti menyusup pergi ketika dirinya sedang tertidur. Lalu dia teringat ucapan Sienna kemarin.
Mempunyai saudara adalah anugerah, yang harus dijaga sebaik-baiknya. Karena saudaramu mengetahui segalanya tentangmu. Saudaramu tahu saat kamu sedang sedih atau senang. * * * * * Ashley sudah selesai mandi dan mengenakan celana panjang dan blouse kuning. Dia siap berangkat bekerja. Tapi sebelum berangkat, wanita itu menghampiri kakaknya yang sedang beristirahat. Saat membuka pintu kamar Sienna dengan perlahan, wanita itu bisa melihat sang kakak sudah bergelung dalam selimut. Perlahan Ashley berjalan mendekat berusaha tidak membangukan sang kakak. Namun saat melihat Sienna lebih dekat, dia terkejut melihat kakaknya menggigil dengan wajah yang pucat. Bahkan wanita itu tampak berkeringat. Ashley menyentuh kening kakaknya dan terkejut merasakan panas menyentuh telapak tangannya. Kening
Cinta adalah perasaan tulus dari dalam hati. Memberikan kelebihan dan menerima kekurangan. Tanpa cinta dunia akan mati. Karena cinta mampu membuat seseorang menghargai orang lain. * * * * * Samar-sama Sienna mendengar suara bel pintu. Namun wanita itu berusaha mengabaikannya. Matanya terasa berat dan kepalanya terasa sangat pusing. Dia tidak ingin beranjak dari ranjang. Namun saat Sienna hendak terlelap dalam mimpinya, suara bel yang nyaring itu kembali terdengar. Wanita itu pun menajamkan pendengarannya untuk mengetahui apaka suara bel itu benar-benar nyata atau hanya imajinasinya saja. Karena ketika seseorang berada dalam kondisi setengah sadar seperti Sienna saat ini, banyak orang akan mengalami halusinasi.
“Dengar, Ashley. Setiap orang memiliki masa lalunya sendiri-sendiri. Baik itu buruk atau tidak, tidak akan membuatku berhenti mengagumimu. Karena wanita yang kulihat adalah masa sekarang. Wanita cantik yang sangat menarik perhatianku.” ~ Brent Irving ~ * * * * * “Aku mencintaimu, Sienna. Aku mencintaimu melebihi apapun.” Ingin sekali Sienna percaya kata-kata itu benar-benar tulus seperti halnya dia ingin percaya tatapan pria itu sangat tulus. Tapi sayangnya ketakutan kembali tersakiti menghalangi Sienna untuk percaya hal itu sangat nyata untuknya. Wanita itu menggelengkan kepalanya. “Itu bukan cinta, Liam.”
“Tidak peduli kesalahan di masa lalu. Kau sudah menyesalinya. Dan itu sudah cukup. Jangan menghukum dirimu sendiri dengan mengatakan kau tidak pantas mendapatkan cinta seorang pria. Kau pantas untuk bahagia, Ashley.” ~ Sienna Milligan ~ * * * * * Saat duduk untuk sarapan keesokan harinya, Sienna merasa jauh lebih baik. Namun hanya secara fisik. Semalaman wanita itu terus menangis memikirkan Liam dan bagaimana dunianya dengan Liam yang begitu berbeda sehingga membuat wanita itu tidak bisa meraih pria itu. Ashley berjalan masuk ke dalam ruang makan. Namun langkahnya terhenti saat melihat sang kakak tampak tidak fokus dengan pekerjaan yang sedang dilakukan saat ini. Terlihat Sienna memberikan saus pedas di atas sandwichnya dengan sangat