Tuhan menciptakan takdir yang indah untukmu, Sienna. Selama ini kau selalu bertahan meskipun badai besar menerpamu. Kau tidak meninggalkan harapanmu pada Tuhan. Karena itulah takdirmu bertemu dengan Liam adalah hadiah dari Tuhan.
~ Ashley Milligan ~
* * * * *
Sienna tidak menyangka akan menikmati akhir pekan yang sangat menakjubkan untuknya. Dua malam di danau Slocan menjadi perubahan besar dalam hidupnya. Terutama Sienna tidak lagi takut menjalin hubungan atau bahkan bercinta dengan Liam. Sebuah kemajuan dalam hubungan mereka.
Wanita dengan rambut diikat di belakang kepalanya itu tidak sabar menceritakan hal ini kepada Neil. Karena itu ketika sudah berada di toko bunganya bersama dengan Grey, Sienna langsung menghubungi Neil.
Kira-kira siapa yang dilihat Liam ya? Lanjut ke chapter berikutnya ya....
Perasaan di masa lalu tidak akan pernah hilang. Hanya bersembunyi di tempat yang tak terlihat. Menantikan pemicu yang mampu menyeretnya keluar. * * * * * Seorang wanita mengenakan tank top putih yang diselimuti jaket kulit hitam berhenti di hadapan Liam. Dengan rambut panjang coklat bergelombang serta wajah tanpa riasan yang menampilkan kecantikan alaminya, Lauren Lewis tampak masih sama seperti terakhir kali Liam melihatnya. Namun melihat pipinya yang sangat tirus bahkan tulang lehernya terlihat sangat menonjol, Liam menyadari Lauren kehilangan berat badannya. Pria itu bisa melihat wajah Lauren tampak pucat dengan mata coklat gelapnya yang terlihat ketakutan. Pertanyaannya, apa yang dilakukan wanita itu di perusah
Jangan biarkan kesibukan menyita waktumu bersama keluarga. Karena ketika kau sudah kehilangannya, Penyesalan akan selalu datang terlambat. * * * * * Sienna sedang duduk dan menikmati kopi pertama di pagi harinya. Suara ponsel membuat perhatian wanita itu teralihkan. Dia meraih ponsel yang ada di atas meja. Membaca nama Liam di layar ponselnya menarik kedua sudut bibir Sienna ke atas. “Liam!” Panggil Sienna dengan nada senang yang tak mampu ditutupi. “Kau sangat bersemangat pagi ini, My Flower.” Di tempat lain, Liam juga sedang menikmati kopinya setelah makan sarapannya. “Kupikir karena a
Salah paham akan selalu ada dalam hidupmu. Oleh sebab itu berhati-hati dalam berkata. * * * * * MitBit menjadi restoran yang dipilih Sienna dan Neil untuk menikmati makan malam. Setelah pulang dari mansion Liam, Sienna menelpon Neil dan mengajak pria itu makan malam bersama. Mereka memesan BBQ wings lengkap dengan nasi dan juga kentang goreng serta empat kaleng soda. Awalnya Neil bersemangat menyantap sayap itu. Namun melihat wajah Sienna yang murung dan wanita itu terlihat lemas mengambil makanannya, membuat Neil mengurungkan niatnya untuk makan. Dia tidak akan menikmati malamnya dengan baik jika belum mengetahui apa yang membuat Sienna tampak bersedih. “Ada apa denganmu, Sienna?” tanya Neil.
Ketakutan membawa kita dalam ruangan gelap. Mengintimidasi setiap keberanian yang kita miliki. * * * * * “Jadilah anak baik atau aku harus menusukkan pisau ini ke lehermu.” Ancam Cory. Sienna baru menyadari jika tangan kanan Cory yang memegang pisau menyentuh lehernya. Dia merasakan dinginnya ujung pisau mengenai kulitnya. Seketika ketakutan menjalari tubuh Sienna. Ingin sekali berteriak memanggil Grey di bawah. Tapi tekanan ujung pisau itu membuat keberanian Sienna menciut. “Aku tidak akan menyakitimu kali ini, Sienna. Aku bahkan tidak akan menyetubuhimu. Meskipun aku begitu menginginkannya. Kau tumbuh menjadi wanita yang cantik, Sienna. Kau bahkan memiliki tubuh indah yang sangat ingin
Kebohongan itu menyakitkan. Kebohongan itu menghancurkan. Tidak ada yang menginginkannya. Tapi tidak ada yang bisa menghindarinya. * * * * * Siang itu Sienna tidak bisa bekerja dengan baik. Perasaannya tidak tenang. Terutama mengingat ancaman Cory. Dia tahu ayah angkatnya itu tidak hanya menggertak. Sienna sangat yakin Cory mampu melakukan segalanya untuk melukai adiknya. Karena tidak fokus dengan pekerjaannya, Sienna tidak sengaja menyenggol vas bunga. Sehingga benda dari kaca bening itu jatuh dan pecah di lantai. Sienna memekik terkejut sebelum akhirnya merutuki dirinya sendiri karena begitu ceroboh. “Kau baik-baik saj
Kebohongan itu menyakitkan. Kebohongan itu menghancurkan. Tidak ada yang menginginkannya. Tapi tidak ada yang bisa menghindarinya. * * * * * Siang itu Sienna tidak bisa bekerja dengan baik. Perasaannya tidak tenang. Terutama mengingat ancaman Cory. Dia tahu ayah angkatnya itu tidak hanya menggertak. Sienna sangat yakin Cory mampu melakukan segalanya untuk melukai adiknya. Karena tidak fokus dengan pekerjaannya, Sienna tidak sengaja menyenggol vas bunga. Sehingga benda dari kaca bening itu jatuh dan pecah di lantai. Sienna memekik terkejut sebelum akhirnya merutuki dirinya sendiri karena begitu ceroboh. “Kau baik-baik saj
Kebohongan itu menyakitkan. Kebohongan itu menghancurkan. Tidak ada yang menginginkannya. Tapi tidak ada yang bisa menghindarinya. * * * * * Siang itu Sienna tidak bisa bekerja dengan baik. Perasaannya tidak tenang. Terutama mengingat ancaman Cory. Dia tahu ayah angkatnya itu tidak hanya menggertak. Sienna sangat yakin Cory mampu melakukan segalanya untuk melukai adiknya. Karena tidak fokus dengan pekerjaannya, Sienna tidak sengaja menyenggol vas bunga. Sehingga benda dari kaca bening itu jatuh dan pecah di lantai. Sienna memekik terkejut sebelum akhirnya merutuki dirinya sendiri karena begitu ceroboh. “Kau baik-baik saj
Cara terbaik menghadapi ketakutan adalah dengan melawannya. Kita tidak akan tahu kekuatan apa yang kita miliki sebelum mencobanya. * * * * * Taksi yang dinaiki Sienna berhenti di depan gedung tua yang berada di sebelah barat Vancouver. Setelah menyerahkan uang kepada sopir taksi, Sienna pun melangkah turun dari mobil berwarna kuning itu dengan membawa tas berisi uang di tangannya. Setelah wanita itu menutup pintu, taksi segera pergi meninggalkan Sienna. Tatapan wanita itu tertuju pada gedung tua dengan 10 tingkat berdiri menjulang di hadapannya. Gedung itu terlihat jelas sudah lama tidak dipakai. Tampak dari dindingnya yang terlihat kusam. Semula dinding itu berwarna putih. Tapi karena pengaruh debu, cuaca dan ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, membuat dinding gedung itu sangat buruk.
Seorang bocah laki-laki berusia lima tahun tengah bermain bersama dengan bocah perempuan yang seumuran dengannya di taman belakang rumahnya. Bocah laki-laki bernama Garth Colbert itu menghampiri kebun bunga tulip milik ibunya. Dia memetik bunga berwarna pink itu kepada bocah perempuan bernama Marisa Emerson. “Marisa bunga ini untukmu.” Ucap Garth dengan senyuman mengembang. Marisa terpesona dengan warna merah muda bunga itu. Putri Stanley itu sangat menyukai hal-hal yang berwarna pink. Sehingga dia tidak ragu mengambil bunga itu dari tangan Garth. “Terimakasih, Garth.” Marisa pun memeluk Garth seperti yang dilakukan ayahnya padanya ketika Stanley mengucapkan terimakasih. “Oh, bukankah mereka sangat men
Menyatukan perbedaan dalam sebuah hubungan tidaklah mudah. Namun ketika pasangan bisa saling menghargai, Mereka akan mampu bersatu meskipun dalam perbedaan. Dengan saling mengasihi. * * * * * Dalam beberapa minggu kehidupan Ashley pun berubah. Meskipun dia masih bekerja di perpustakaan Courtney, tapi dia juga memiliki kegiatan lainnya. Akhirnya berkat bantuan Brent, Ashley bisa mendapatkan beasiswa untuk kuliah di North Island College mengambil jurusan seni rupa yang diinginkannya. Wanita yang saat ini mengenakan celana jeans dan kaos merah berkerah itu tengah serius mendengar penjelasan dosen yang tengah mengajar. Hingga tidak terasa kuliah pun sudah berakhir. Setelah sang dosen meninggalk
Kau harus berusaha keras melawan ketakutanmu untuk meraih kebahagiaan, Sienna. Dan aku bangga kau melakukannya. * * * * * Liam meraih microphone yang diulurkan oleh pembawa acara dalam pesta pernikahan Stanley. Setelah mengetes microphone itu, pria itu berdehem hendak mengatakan sesuatu. Dia terlihat begitu gugup. Berbeda dengan Liam yang selalu terlihat percaya diri. “Halo, Semuanya. Kalian pasti sudah tahu siapa aku. Jadi aku tidak perlu memperkenalkan diriku lagi. Sebelumnya aku sangat berterimakasih pada Stanley untuk kesempatan aku bisa berdiri di sini. Malam ini adalah pesta pernikahan yang sangat indah. Aku ingin mengucapkan selamat untuk pasangan pengantin baru. Kalian sangatlah serasi.” Orang-orang bertepuk tang
Sienna, dalam hubungan sepasang kekasih itu tidak ada yang berjalan mulus seperti kulit bayi. Pasti akan ada kendala-kendala yang harus dilewati. Akan banyak terjadi kesalahan. Tapi mereka akan menyelesaikan kesalahan itu dan membuat perasaan mereka semakin bertambah kuat. * * * * * Smak yang terletak di jalan Pender menjadi tempat yang dipilih Brent untuk mengajak Ashley makan malam. Meskipun menyediakan makanan cepat saji, tapi restoran ini juga mementingkan kesehatan. Karena itu restoran ini memiliki slogan 'Healthy Fast Food'. “Apakah kau berasal dari sini?” tanya Brent setelah mereka memesan makanan. Ashley menggelengkan kepalanya. “Tidak. Aku tidak berasal dari sini. Sebelumnya aku tinggal di Vancouver. Bagaimana d
“Tidak peduli kesalahan di masa lalu. Kau sudah menyesalinya. Dan itu sudah cukup. Jangan menghukum dirimu sendiri dengan mengatakan kau tidak pantas mendapatkan cinta seorang pria. Kau pantas untuk bahagia, Ashley.” ~ Sienna Milligan ~ * * * * * Saat duduk untuk sarapan keesokan harinya, Sienna merasa jauh lebih baik. Namun hanya secara fisik. Semalaman wanita itu terus menangis memikirkan Liam dan bagaimana dunianya dengan Liam yang begitu berbeda sehingga membuat wanita itu tidak bisa meraih pria itu. Ashley berjalan masuk ke dalam ruang makan. Namun langkahnya terhenti saat melihat sang kakak tampak tidak fokus dengan pekerjaan yang sedang dilakukan saat ini. Terlihat Sienna memberikan saus pedas di atas sandwichnya dengan sangat
“Dengar, Ashley. Setiap orang memiliki masa lalunya sendiri-sendiri. Baik itu buruk atau tidak, tidak akan membuatku berhenti mengagumimu. Karena wanita yang kulihat adalah masa sekarang. Wanita cantik yang sangat menarik perhatianku.” ~ Brent Irving ~ * * * * * “Aku mencintaimu, Sienna. Aku mencintaimu melebihi apapun.” Ingin sekali Sienna percaya kata-kata itu benar-benar tulus seperti halnya dia ingin percaya tatapan pria itu sangat tulus. Tapi sayangnya ketakutan kembali tersakiti menghalangi Sienna untuk percaya hal itu sangat nyata untuknya. Wanita itu menggelengkan kepalanya. “Itu bukan cinta, Liam.”
Cinta adalah perasaan tulus dari dalam hati. Memberikan kelebihan dan menerima kekurangan. Tanpa cinta dunia akan mati. Karena cinta mampu membuat seseorang menghargai orang lain. * * * * * Samar-sama Sienna mendengar suara bel pintu. Namun wanita itu berusaha mengabaikannya. Matanya terasa berat dan kepalanya terasa sangat pusing. Dia tidak ingin beranjak dari ranjang. Namun saat Sienna hendak terlelap dalam mimpinya, suara bel yang nyaring itu kembali terdengar. Wanita itu pun menajamkan pendengarannya untuk mengetahui apaka suara bel itu benar-benar nyata atau hanya imajinasinya saja. Karena ketika seseorang berada dalam kondisi setengah sadar seperti Sienna saat ini, banyak orang akan mengalami halusinasi.
Mempunyai saudara adalah anugerah, yang harus dijaga sebaik-baiknya. Karena saudaramu mengetahui segalanya tentangmu. Saudaramu tahu saat kamu sedang sedih atau senang. * * * * * Ashley sudah selesai mandi dan mengenakan celana panjang dan blouse kuning. Dia siap berangkat bekerja. Tapi sebelum berangkat, wanita itu menghampiri kakaknya yang sedang beristirahat. Saat membuka pintu kamar Sienna dengan perlahan, wanita itu bisa melihat sang kakak sudah bergelung dalam selimut. Perlahan Ashley berjalan mendekat berusaha tidak membangukan sang kakak. Namun saat melihat Sienna lebih dekat, dia terkejut melihat kakaknya menggigil dengan wajah yang pucat. Bahkan wanita itu tampak berkeringat. Ashley menyentuh kening kakaknya dan terkejut merasakan panas menyentuh telapak tangannya. Kening
Jangan pikirkan hal lainnya, Sienna. Kau harusnya fokus pada perasaanmu terhadap Liam. Jangan sampai kau menyesal kehilangan pria yang sangat kau cintai. ~ Ashley Milligan ~ * * * * * Ketika sinar matahari merambat masuk ke dalam kamar dan menyentuh wajah Liam, barulah kelopak mata pria itu mulai bergerak sebelum akhirnya terbuka. Hal pertama yang dirasakannya adalah tidak ada beban berat di lengannya. Dia pun merasakan dingin ketika menyentuh bagian sampingnya. Saat Liam menoleh dia tidak mendapati Sienna berbaring di sampingnya. Helaan nafas berat keluar dari mulut pria itu. Dia yakin Sienna pasti menyusup pergi ketika dirinya sedang tertidur. Lalu dia teringat ucapan Sienna kemarin.