“I learned that courage was not the absence of fear, but the triumph over it. The brave man is not he who does not feel afraid, but he who conquers that fear”
—Nelson Mandela—
* * * * *
Tidak mudah bagi Sienna mengungkapkan hal itu. Bahkan mengungkapkan fakta itu saja sudah membuat Sienna jijik pada dirinya sendiri. Wanita itu menunduk memandang tangannya yang masih memegang tangan Liam. Dia segera menarik tangannya. Karena dia tahu Liam pasti akan merasa jijik setelah mendengar ucapannya.
“Aku tahu kau akan merasa jijik padaku. Aku sudah terbiasa dengan sikap itu, Liam. Karena itu aku sangat berterimakasih jika kau tidak mengucapkan apapun dan keluar dari sini. Aku akan pulang setelah merasa jauh lebih baik.” Ucap Sienna tanpa meman
Ada apa ya dengan Sienna? Apakah Cory berhasil kembali? Hmmm... Penasaran? Tunggu kelanjutannya ya...
Kegelapan akan meremas keberanian. Namun seperti bulan yang bersinar di langit gelap, Selalu akan ada cahaya dalam kegelapan. Menuntun seseorang menuju cahaya. * * * * * Saat Liam membuka pintu, pria itu bisa melihat Sienna masih berbaring di atas tempat tidur. Wanita itu berteriak-teriak dengan mata masih terpejam. Liam yakin Sienna pasti sedang bermimpi buruk hingga membuat histeris. Segera Liam menghampiri ranjang Sienna. Kepala wanita itu bergerak-gerak gelisah. Keringat membasahi wajah wanita itu.
Perasaanku tulus. Perasaan itu tidak memandang masa lalumu. Aku menyukai Sienna sekarang. * * * * * Saat sarapan keesokan harinya, Sienna terkejut melihat Liam tidak mengenakan setelan kerjanya. Padahal biasanya pria itu sudah tampil rapi mengenakan pakaian kerjanya. Tapi sekarang dia hanya mengenakan celana Chino berwarna cream yang dipadukan dengan kaos abu-abu muda. Kaos dengan lengan pendek itu menampilkan otot lengan Liam yang terbentuk karena olahraga yang dia lakukan setiap paginya. “Mengapa kau tidak bekerja?” tanya Sienna sembari menyantap sandwich isi sayur dan daging. “Aku bekerja. Hanya saja aku melakukannya di rumah.” “Kau bekerja dari rumah? Tapi
"Aku tidak akan kuat menghadapinya sendiri, Liam. Tuhan yang memberikan kekuatan untukku.” - Sienna Milligan - * * * * * Setelah beristirahat seharian kemarin, akhirnya Sienna memutuskan untuk kembali membuka tokonya. Awalnya Liam tidak setuju dengan keinginan Sienna. Pria itu terlalu mencemaskan kekasihnya. Tapi pada akhirnya pria itu mengijinkan Sienna pergi dengan syarat dia harus dijaga oleh pengawal yang dia sewa untuk menjaga Sienna. Sehingga Sienna pun berakhir di toko bunga bersama seorang pria yang mengenakan setelan hitam dengan badan berotot. Pria itu memperkenalkan diri dengan nama Grey. Karena tidak pernah memiliki seorang pengawal, membuat Sienna merasa canggung. Tapi dia sen
Ketika kau bertemu seseorang yang menyukaimu apa adanya, maka kau akan tahu jika dia adalah satu-satunya. Tidak akan butuh waktu yang lama untuk mengetahuinya. Karena dibandingkan dengan apapun, hati jauh lebih peka. * * * * * Beberapa hari bahkan nyaris seminggu Sienna tinggal di rumah Liam. Meskipun merasakan kebahagiaan menghabiskan waktu bersama sang kekasih, tapi tetap saja pikiran Sienna masih tertuju pada rumahnya. Rumah mungil yang dulu selalu dia impikan. Malam harinya setelah makan malam, Sienna menghampiri sang kekasih yang berada di kamarnya. Setelah mengetuk pintu, dia mendengar langkah kaki Liam mendekati pintu. Kemudian pintu terbuka dan menampilkan sosok Liam
Cinta tidak menemukan orang yang sempurna. Tapi, melihat orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna." — Sam Keen — * * * * * Sienna menghabiskan sore harinya di toko bunganya. Tentu saja ditemani Grey yang diam di sudut ruangan. Pria itu mengamati luar toko untuk melihat apakah ada orang-orang yang mencurigakan. Termasuk keberadaan Cory. Liam sudah menunjukkan foto Cory Garber pada Grey. Pria itu menekankan pada pengawal itu untuk waspada terhadap pria itu. Sienna menggunting daun bagian bawah bunga hydrangea. Bunga yang dikenal dengan nama hortensia ini memiliki warna cerah yang cantik seperti merah muda, ungu, biru dan hijau. Bunga ini memiliki bentuk yang unik menyerupai bola yang berasal d
Seorang teman yang baik akan memberikan nasehat yang baik. Mereka tidak akan menjauhkan diri meskipun kau berada dalam masalah. Selalu bersikap bijak. Sehingga mampu berjalan bersama. * * * * * Stanley mengamati ada yang berbeda dengan Liam. Tidak hanya hari ini saja. Tapi beberapa hari sebelumnya Stanley sudah bisa merasakan perubahan itu. Awalnya pria itu hanya menyangka senyuman yang terus muncul di wajah tampan sahabatnya adalah karena moodnya sedang baik. Tapi jika alasannya hanya karena mood sedang baik, tidak mungkin bertahan selama beberapa hari. Dia yakin pasti ada alasan yang membuat Liam tampak begitu bahagia. Bahkan seperti halnya hari ini, ketika Stanley menjelaskan ke
"Tidak ada rahasia untuk sukses. Sukses hanyalah hasil dari persiapan, kerja keras, ketekunan, dan belajar dari kegagalan." * * * * * Sienna memeluk lengan Neil saat berjalan menyusuri pusat perbelanjaan CF Pacific Centre. Tidak jauh dari mereka, Grey berjalan mengikuti Sienna dan Neil. Menjaga jarak agar Sienna bisa merasa nyaman. Bantuan yang diminta oleh Sienna kepada Neil adalah agar Neil membantunya memilih beberapa pakaian yang akan dibawanya untuk berlibur bersama Liam. Sienna menjadi seperti remaja yang begitu antusias menyambut kencan pertamanya. Neil mengajak Sienna masuk ke salah satu toko yang memamerkan pakaian wanita. Dari kaos, blouse, jaket, celana dan aksesoris lainnya. Sienna melepaskan tang
"Liam, kita tidak bisa menentukan kepada siapa kita memberikan hati kita. Seperti kau yang tidak menduga akan menyukaiku." — Sienna Milligan — * * * * * Pria dengan tinggi sekitar seratus delapan puluh sentimeter berdiri di hadapan Sienna dan Neil. Pria itu mengenakan kaos hitam yang dilengkapi jaket kulit berwarna coklat gelap. Iris hitamnya menatap Sienna dan neil secara bergantian. Lalu tatapannya jatuh pada tangan Sienna yang memeluk Neil. “Bryan? Apa yang kau lakukan di sini? Bukankah kau seharusnya pergi ke London?” tanya Neil terkejut. “Aku... aku memutuskan untuk menunda sampai aku memperbaiki hubungan kita.”