Share

Senandung Lagu Lama

Mahesa membuka pintu rumahnya, lalu berjalan lurus ke depan, mencapai taman belakang rumahnya. Bunyi derit rantai ayunan tua yang digantung di pohon besar terdengar. Ia ditiup angin. Pandangannya menerawang jauh. Sebuah taman belakang yang hanya ditumbuhi rumput gajah yang mulai meninggi di depannya.

“Cinta ….” Ia bergumam.

23 Tahun yang Lalu

Mahesa kecil sedang berjongkok di depan semak di taman belakang, tangan gendutnya meraup daun berwarna hijau dan bunga berwarna merah, berlari ke teras belakang, lalu memasukkannya ke dalam mainan mini, menmukul-mukulnya dengan batu hingga keluar cairan yang tidak dapat didefinisikan warnanya. Sedangkan ibunya sedang menyirami beraneka macam bunga yang ditanam di taman, dan juga di pot di taman dan yang digantung sambil bersenandung.

Lihat kebunku, penuh dengan bunga,

Ada yang merah dan ada yang putih

Setiap hari

...

Suaranya merdu dan indah. Mahesa tersenyum memandang ibunya. Suara yang biasa melelapkan tidurnya setiap malam dengan lagu-
dibatezal

Haii, perkenalkan, Saya Dibatezal. Cerita Penguasa Hati ini berlatar tahun 2008 - hingga sekarang, dan ditulis pada waktu yang sama pula. Saya sudah melakukan revisi berkali-kali. Semoga revisi kali ini dapat teman-teman nikmati, ya.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status