Share

Penguasa Sembilan Pintu Kematian
Penguasa Sembilan Pintu Kematian
Author: Aspasya

Tawaran Ketua Oey

Author: Aspasya
last update Last Updated: 2023-11-01 21:21:47

Manor Zhao, Tanah Bebas

Lukisan itu tergantung di dinding ruang belajar. Sebuah lukisan seorang wanita cantik tengah memetik guzheng.

"Duan Xiao Jiao, akhirnya kekhawatiranku terjadi. Kau mati sia-sia." Zhao Lu Yang, penguasa Tanah Bebas, menatap lukisan itu dengan muram.

"Ao Yu Long masih hidup dan kau telah mati bahkan tanpa sempat dimakamkan dengan layak. Sungguh malang nasibmu." Zhao Lu Yang menyentuh lukisan itu dengan hati-hati.

Duan Xiao Jiao adalah putri bungsu Tetua Duan dan adik Jenderal Duan Xiao Tian, berbeda ibu. Jiao-Jiao adalah putri dari selir, tetapi karena dia satu-satunya putri Tetua Duan, dia dibesarkan di bawah nama Nyonya Di dan dianggap sebagai putri Di Manor Duan.

"Kau ini konyol atau bodoh. Kau bisa menjadi seorang permaisuri tetapi kau memilih berdiam diri dan memendam semuanya hingga menjadi dendam yang membawamu dalam kematian." Zhao Lu Yang mendesah pelan.

Terdengar suara langkah kaki, pelan, mendekatinya dan berhenti di belakangnya. "Tuan Zhao, ada seseorang yang ingin menemui Anda." Seorang pelayan wanita melapor padanya.

"Siapa?" Zhao Lu Yang menyahut tanpa mengalihkan perhatiannya dari lukisan Duan Xiao Jiao.

"Dia seorang wanita berpakaian dan bercadar ungu." Pelayan wanita itu masih berdiri menunduk di belakangnya.

"Baiklah! Bawa dia kemari!" Zhao Lu Yang menyentuh dinding tempat lukisan Duan Xiao Jiao tergantung dan dinding berbalik menampilkan dinding di belakangnya yang merupakan sebuah lemari kayu besar.

Pelayan wanita itu menatap lukisan sebelum menghilang di balik dinding seraya tersenyum sinis. Setelah lukisan benar-benar menghilang dan tidak nampak lagi, dia segera meninggalkan ruang belajar, kembali ke aula utama untuk menemui tamu yang dimaksudnya .

"Nona, silakan!" Pelayan wanita itu mempersilakan wanita bercadar dan berpakaian serba ungu itu untuk menemui Zhao Lu Yang.

Dia hanya mengangguk dan mengikuti seorang prajurit yang mengantarkannya hingga ke ruang belajar Zhao Lu Yang. Dia melirik pelayan wanita itu sekilas dan tersenyum tipis.

"Yu, kemarilah!" Pelayan wanita itu memanggil seorang pelayan kecil yang tengah membantu seorang prajurit memindahkan sebuah pot.

"Iya Nona Hu!" Gadis kecil itu berlari dan mendekati wanita itu.

"Bantu aku menyiapkan makanan untuk Nona Wan!" Nona Hu, pelayan wanita itu memberi isyarat padanya untuk mengikutinya.

Pelayan kecil itu mengikutinya. Mereka pergi ke bangunan utama kemudian menyeberangi taman dan menuju sebuah halaman kecil. Dengan hati-hati keduanya memasuki halaman dan menemui seorang wanita yang tengah duduk di tepi kolam ikan.

"Ada kabar apa?" Wanita itu bertanya tanpa menoleh seperti sudah tahu siapa yang baru saja datang.

"Ada Tetua Oey dari Sekte Lotus Hitam." Nona Hu melapor dengan hati-hati.

"Yu, pergilah ke Wisma Lonceng Naga." Wanita cantik itu berkata pelan pada gadis kecil itu.

"Baik Nona!" Tanpa bertanya lagi, gadis kecil itu berlari menuju halaman belakang kemudian berlari membuka pintu gerbang kayu dan berjalan dengan santai di sepanjang lorong sempit di bagian belakang Manor Zhao.

Di ujung jalan ada sebuah kereta kuda. Seorang kusir kereta yang sedang duduk santai segera melambaikan tangan padanya.

"Ayo ke Wisma Lonceng Naga di Danau Hu!" Gadis kecil itu memerintahkan pada sang kusir.

Tanpa banyak bertanya kusir kereta membantu gadis kecil itu naik ke dalam kereta dan bergegas memacu kudanya. Kereta kuda berjalan santai menelusuri jalanan di Tanah Bebas menuju Danau Hu.

Sementara itu di ruang kerjanya, Zhao Lu Yang berbincang-bincang dengan tamunya. Dia Ketua Oey dari Sekte Lotus Hitam. Wanita bercadar itu berdiri di depan meja kerja Zhao Lu Yang.

"Apa yang membuat Ketua Oey menemuiku? Ini suatu kehormatan bagiku." Zhao Lu Yang berdiri dan menyambut wanita bergaun ungu itu dengan senyum lebar.

"Anda berlebihan Tuan Zhao." Ketua Oey tersenyum tipis di balik cadar ungunya.

"Tentu tidak! Apakah ada sesuatu yang Sekte Lotus Hitam inginkan dariku?" Zhao Lu Yang tersenyum dan tidak lagi berbasa-basi.

"Seperti yang Anda tahu, kami mengalami kekalahan saat menyerang Wisma Nyonya Ning. Kami tidak menyangka akan bertemu dengan Pasukan Mo Yu dan bahkan menyaksikan kebangkitan Ao Yu Long." Ketua Oey menjeda ucapannya sebentar.

"Wisma Ning adalah tempat yang strategis di Dataran Tengah. Satu-satunya daerah yang memiliki tanah yang subur dan juga tepat berada di jalur utama lalu lintas perdagangan dari Utara dan Tanah Bebas," lanjutnya dengan tegas.

"Lalu apa yang Lotus Hitam inginkan dariku berkenaan dengan Wisma Nyonya Ning?" Zhao Lu Yang, yang sedari tadi mendengarkan ucapan Ketua Oey kini menatap serius.

"Kami tidak mungkin mendapatkan kembali Wisma Nyonya Ning karena meski Ao Yu Long dan Pasukan Mo Yu sudah tidak di sana lagi, ada Klan Tang yang bergabung dengan Nyonya Ning. Sebagai gantinya kami menginginkan Wisma Lonceng Naga." Ketua Oey tersenyum tipis dan menatap Zhao Lu Yang dengan mata indahnya yang mengintip dari celah cadarnya.

"Anda bercanda, Ketua Oey!" Zhao Lu Yang terkekeh dan kembali duduk di kursinya.

Ditatapnya wanita di hadapannya lekat-lekat. Sekte Lotus Hitam merupakan salah satu kekuatan di Dataran Tengah yang sulit ditaklukkan. Selama beberapa dekade mereka berpindah-pindah tempat dan hampir tidak terdeteksi keberadaannya.

Kini tiba-tiba saja salah satu Ketuanya menemui Zhao Lu Yang. Tidak ada hal yang dapat membawa Tetua Oey berjalan-jalan hingga ke Tanah Bebas jika bukan karena suatu kepentingan. Namun permintaannya mengenai Wisma Lonceng Naga itu diluar perkiraan Zhao Lu Yang.

"Tentu aku sedang tidak bercanda, Tuan Zhao. Kami menawarkan bantuan padamu. Bisa kau bayangkan jika Jenderal Duan kembali ke ibukota Kaili, dibantu Sekte Keabadian, Sekte Elang Emas dan Sekte Sembilan Pintu Kematian. Kau pasti kalah!" Suara Ketua Oey tidak lagi terdengar lembut dan ramah, tegas tanpa keraguan. Bola matanya yang sekelam malam menatap tajam Zhao Lu Yang.

"Kami hanya menginginkan Wisma Lonceng Naga, hanya itu. Dan kami akan membantumu menaklukkan Kaili sekaligus Dataran Tengah. Bukankah itu impianmu sedari kecil?" Ketua Oey kembali memprovokasi Zhao Lu Yang.

"Kenapa Anda begitu percaya diri? Lotus Hitam memang sangat kuat tetapi jika berhadapan dengan Pasukan Jenderal Duan dan tiga sekte sekaligus, sekali pun bergabung denganku, itu tidak akan menjamin sebuah kemenangan." Zhao Lu Yang menatap Ketua Oey dan tersenyum tipis.

"Trik dan strategi, itu yang kami tawarkan. Jangan biarkan ketiga sekte itu memiliki kesempatan untuk bergabung apalagi membantu Kaili, maka mereka semua akan berantakan dan kacau balau. Bukankah kau sudah melihat hasilnya tiga belas tahun lalu?" Ketua Oey memperdengarkan suaranya yang lembut.

"Anda benar!" Zhao Lu Yang menganggukkan kepalanya.

Tiga belas tahun lalu, saat pemberontakan muncul di Kaili, ketiga sekte, tengah disibukkan dengan urusan internal masing-masing. Ada banyak mata-mata yang menyusup ke dalam sekte dan menimbulkan kekacauan.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Immortal
Lanjutkan sampai tamat ... bagus ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Penguasa Sembilan Pintu Kematian    Dua Wanita Cantik di Kedai Arak Qiutian

    Kedai Arak Qiutian, Tanah BebasUdara panas sangat menyengat disertai angin kering yang membawa debu berterbangan, semakin membuat gerah suasana. Orang-orang mengeluhkan musim panas yang kering dan gersang serta diramalkan akan berlangsung lebih lama."Panasnya!" Nyonya Ling mengeluh seraya mengipasi wajahnya dengan kipas dari bambu yang memiliki ukuran indah di bilah-bilahnya."Nyonya Ling, di cuaca seperti ini meminum arak krisan yang dingin pasti lebih nikmat." Seorang wanita cantik yang duduk di depannya tersenyum dan menatapnya penuh harap."Hei Nona, kau sudah minum terlalu banyak. Jika kau mabuk, aku bisa mendapat masalah." Nyonya Ling menyahut dengan kesal.Bao Yu, wanita cantik itu adalah pelanggan setianya. Hampir setiap hari dia datang ke kedainya untuk memesan arak yang terbaik. Seperti yang dikatakan Nyonya Ling, hari ini Bao Yu telah menghabiskan beberapa kendi araknya."Baiklah! Bagaimana situasi akhir-akhir ini?" Bao Yu menuangkan arak ke cangkirnya. Ini adalah kendi y

    Last Updated : 2023-11-01
  • Penguasa Sembilan Pintu Kematian    Tamu Wisma Lonceng Naga

    Wisma Lonceng Naga, Tanah Bebas"Tuan Xie, sinyal Pedang Es telah muncul kembali. Apa yang harus kami lakukan?" Seorang wanita cantik berpakaian serba hitam menatap Xie Jing Cuan yang seperti biasanya tengah menghibur diri dengan memetik guzhengnya.Lagu merdu mengalun lembut ke seantero wisma. Seakan-akan tengah mengibur para tamu yang tengah kepanasan."Kang Li, informasi apa saja yang kau dapatkan setelah munculnya sinyal Pedang Es?" Xie Jing Cuan bertanya dengan santai tanpa menghentikan petikan senar guzhengnya."Tidak banyak selain orang-orang mulai gelisah. Zhao Lu Yang masih belum bereaksi apapun. Sedangkan kota-kota di Kaili mulai bergerak untuk mempersiapkan musim dingin yang akan datang. Banyak wilayah di Kaili yang gagal panen tahun ini dan dapat dipastikan musim dingin tahun ini akan menjadi musim yang berat. Selain itu Kaisar Ao Yu Long memutuskan untuk pergi ke Pegunungan Selatan." Kang Lin melaporkan penyelidikannya.Kang Li adalah Ketua Pintu Keempat. Salah satu dari

    Last Updated : 2023-11-02
  • Penguasa Sembilan Pintu Kematian    Kembali Ke Ibukota

    Manor Duan, Perbatasan Utara Kaili"Jenderal Duan!" Seorang pria berlari kencang menuju kediaman sang Jenderal."Ahao kenapa kau lari seperti dikejar hantu?" Seorang pelayan wanita menatapnya dengan heran.Dia tengah menyapu halaman dan menyiram bunga-bunga di halaman. Cuaca yang panas membuat semuanya kering dan berdebu."Bibi, aku harus bertemu Jenderal Duan. Ada berita penting dari Dataran Tengah." Ahao berkata dengan terbata-bata karena napasnya tersengal-sengal setelah berlarian dengan kencang."Baiklah! Aku mengerti, tetapi sebaiknya tarik napas pelan-pelan dan setelah napasmu normal pergilah melapor pada Tuan Jenderal!" Wanita paruh baya itu menyarankan."Baik Bibi!" Ahao menuruti sarannya dan menarik napas pelan-pelan."Aku ke sana Bibi." Setelah napasnya normal dan tidak tersengal-sengal, Ahao bergegas menuju ruangan utama kediaman Jenderal Duan.Jenderal Duan Xiao Tian merupakan putra pertama dari Tetua Duan dari Istri Di, istri sahnya. Meski dia tidak mewarisi kehebatan kla

    Last Updated : 2023-11-02
  • Penguasa Sembilan Pintu Kematian    Harapan Baru

    Pondok Willow, Kaili"Paman Gu, aku sangat bahagia!" Nyonya Tua Feng menatap langit pagi hari yang bersih.Awan putih berarak-arak tertiup angin dan menyisakan langit biru yang cerah. Matahari pagi bersinar dan mulai terasa menyengat."Benar Nyonya, sinyal Pedang Es sudah cukup membuat kita memiliki harapan. Yang Mulia Kaisar Ao Yu Long tidak akan membiarkan rakyatnya menderita." Paman Gu, pria tua yang sudah mengabdi di Pondok Willow sedari sebelum Lady Ming lahir itu tersenyum tipis."Nyonya Tua Feng!" Seorang pelayan berlari menuju tempat mereka."Aiyo ada apakah? Kenapa kau berlarian seperti itu?" Nyonya Tua Feng menatap gadis itu dengan heran."Ada utusan dari Kota Jiang dan Kota Xia. Mereka ingin bertemu Nyonya!" Gadis pelayan itu melapor dengan rentetan kata-kata yang sangat cepat dan napasnya tersengal-sengal."Aiyo hanya ada tamu dan kau berlarian seperti telah melihat hantu." Nyonya Tua Feng terkekeh dan menepuk bahu gadis itu."Istirahatlah! Setelah itu bantu Nyonya Hu untu

    Last Updated : 2023-11-02
  • Penguasa Sembilan Pintu Kematian    Kuda Hitam Bertanduk

    Beberapa bulan kemudian di Padang Muhly, Dataran Tengah"Hya! Hya!" Lecutan cambuk dan suara teriakan bercampur ringkikan kuda terdengar di tengah padang rumput merah muda.Angin musim gugur yang dingin bertiup cukup kencang mengibarkan rerumputan merah muda yang meliuk bak ombak air yang mengalun di pantai. Menciptakan pemandangan indah jika dilihat dari kejauhan."Tian Min!" Seseorang berteriak keras memanggil sang penunggang kuda."Ada apa?" Tian Min berseru menyahut dan mengarahkan kudanya ke tempat orang itu."Ada berita mengenai mata-mata Lotus Hitam." A Gui, mengambil gulungan kertas yang terselip di leher merpati yang bertengger di lengannya."Benarkah?" Tian Min mengambil gulungan kertas itu, membukanya dan membacanya."Hemm, aku tidak tahu apa yang diinginkan Lotus Hitam. Mengapa mereka menyerang Wisma Nyonya Ning waktu itu?" Tian Min mengerutkan keningnya."Aku tidak tahu. Aku rasa karena mereka

    Last Updated : 2023-12-19
  • Penguasa Sembilan Pintu Kematian    Badai Pasir Dari Barat

    Gurun Barat"Tempat ini sepi sekali," gumam seseorang yang baru saja tiba di sebuah desa.Angin gurun yang kering bertiup dan membawa debu pasir. Membuat jarak pandangnya terhalang."Benarkah ini sebuah desa?" gumamnya lagi seraya melompat turun dari kudanya. Hanfunya yang berwarna putih turut berkibar tertiup angin. Wajahnya tertutup caping bercadar hingga sulit untuk dikenali apakah dia wanita atau lelaki."Apakah ada orang di sini?" teriaknya, berseru memanggil siapa saja yang mendengar seruannya.Masih tak terdengar tanda-tanda adanya seseorang di tempat ini. Hanya desau angin yang terdengar. Perlahan-lahan orang itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling."Desa mati?" gumamnya lagi seraya menatap rumah-rumah beratap lumpur kering yang terlihat lengang. Tidak ada tanda-tanda kehidupan, meski hanya seekor ayam saja.Namun orang itu tetap waspada meski tidak ada seseorang yang muncul di tempat itu. Dia tidak memba

    Last Updated : 2023-12-19
  • Penguasa Sembilan Pintu Kematian    Aku Ingin Pulang

    "Kau gila!" Fei Yu berteriak saat tubuhnya turut terseret ke dalam air.Pria itu hanya tertawa dan keduanya tergulung ombak yang dibuat oleh Fei Yu sendiri. Setelah beberapa saat air pun menjadi tenang dan keduanya berenang menuju tepi oase."Maafkan aku! Aku tidak bermaksud menyerangmu atau mengganggumu." Pria itu tersenyum dan duduk di tepi oase."Ketua Qilin, apakah begitu caramu meminta maaf?" Fei Yu mendesah kesal saat melihat pria itu justru duduk dengan santai.Ketua Qilin tertawa tergelak melihat ekspresi Fei Yu yang menurutnya sangat lucu."Baiklah aku akan mencari kayu dan membuat api. Kau tunggulah di sini dan jangan kemana-mana!" Ketua Qilin beranjak menuju Qiu yang tertambat di salah satu bebatuan setelah mengeringkan rambutnya."Aku pinjam kudamu!" Serunya seraya melompat ke punggung kuda."Aiyo dasar pria tidak sopan! Kemana kudanya sendiri?" Fei Yu semakin merasa kesal tetapi tidak bisa berbuat apapun.

    Last Updated : 2023-12-20
  • Penguasa Sembilan Pintu Kematian    Bidadari Dari Hutan Kematian

    "Naiklah!" Ketua Qilin membantu Fei Yu untuk menaiki kudanya."Bagaimana denganmu?" Fei Yu menatap pria yang kini memegangi tali kekang kudanya."Aku berjalan kaki. Desa tidak begitu jauh lagi." Ketua Qilin tersenyum dan menunjuk ke suatu arah.Fei Yu memicingkan matanya, tetapi hingga cukup lama memperhatikan, tidak dapat dilihatnya tanda-tanda sebuah pemukiman. Sejauh mata memandang hanyalah pasir yang diselingi dengan pokok kaktus, palem dan kurma."Baiklah!" Fei Yu tersenyum. Perlahan ditepuknya punggung Qiu. Kuda itu meringkik kemudian mulai berjalan pelan-pelan."Fei Yu, bagaimana kabar Gurun Barat?" Ketua Qilin bertanya dengan hati-hati."Aku rasa suku Xiaong Nu mulai bergerak. Namun anehnya mereka seperti kehilangan minat untuk mendobrak pertahanan pasukan Kaili di Barat." Fei Yu menyahut dengan santai.Bagi Fei Yu selama tidak menyentuh dirinya dan menganggu kehidupannya, itu bukanlah urusannya. Suku Xiaong Nu h

    Last Updated : 2023-12-20

Latest chapter

  • Penguasa Sembilan Pintu Kematian    Suasana Tenang Yang Menghanyutkan

    Meigui Jin, Ibukota Negeri UtaraLi Feng Hai menatap Permaisuri Ye Yang hampir saja memuntahkan darah saat membuka kotak-kotak peti yang dibawanya. Wanita cantik itu seketika menjadi pucat pasi. Perutnya terasa mual."Yang Mulia, selain itu ada pesan dari Tuan Xie Jing Cuan sebagai pemilik Wisma Lonceng Naga." Li Feng Hai menyerahkan sebuah gulungan.Permaisuri Ye membacanya dan kemudian berteriak marah melemparkan gulungan itu. Jika kedua peti berisi kepala Kasim Zhou dan Kasim Zheng membuatnya merasa ngeri, maka gulungan itu membuatnya naik darah."Apa kalian ingin membuatku bangkrut," geramnya seraya melirik Li Feng Hai.Li Feng Hai hanya tersenyum tipis. Kemudian dia menjelaskan tujuannya datang ke Negeri Utara selain membawa kepala kedua kasim yang dipenggal Wu Hongyi dan juga tagihan dari Xie Jing Cuan atas merusak Wisma Lonceng Naga."Yang Mulia, Negeri Kaili tidak akan ikut campur suksesi di Negeri Utara. Namun, Kaisar Ao

  • Penguasa Sembilan Pintu Kematian    Pertarungan Berakhir

    Seperti yang dikatakan Xie Jing Cuan tadi, matahari perlahan-lahan muncul di timur. Meski masih malu-malu, tetapi sinarnya cukup untuk menyinari pedang di tangan Xie Jing Cuan.Di halaman wisma, di mana semua orang berkumpul, Pedang Bulan milik Wu Hongyi tiba-tiba bergetar dan melayang. Pedang itu terbang melesat meninggalkan halaman."Ketua," gumam Wu Hongyi lirih. Dia berusaha untuk bangun dan mengikuti pedangnya. Namun, tubuhnya tak mampu lagi."Yu, kita harus ke danau!" Fu Rui segera memapah Wu Hongyi dan membawanya terbang. Diikuti Ketua Qilin dan yang lain. Sebelum itu Dun Ming sempat meminta para pelayan wisma untuk mengurus jenazah Kang Li.Mereka tiba di danau yang membeku, tepat saat Xie Jing Cuan melemparkan Pedang Matahari yang bersatu dengan Pedang Bulan ke arah Zhang Jiawu dan tepat menancap di dadanya. Pria itu menatap dadanya yang terluka parah. Dicabutnya pedang itu dan melemparkannya. Dia hendak menyerang

  • Penguasa Sembilan Pintu Kematian    Aku Tidak Akan Mati Semudah Itu

    Ketua Qilin tertegun, pasir keemasan berhamburan di halaman wisma. Sosok Feiyu berdiri tegak di tengah halaman dengan pusaran pasir mengelilinginya."Aku tidak keberatan untuk menyapu bersih kalian semua," ucapnya dengan tatapan dingin pada para anggota sekte Lotus Hitam yang tersisa."Bai Hua, sebaiknya kita mundur dan membantu Ketua," Yang Hui berbisik pelan. Bai Hua tidak segera menyahut.Dia menatap sekelilingnya sekilas. Kemudian dia mengangguk dan memberi isyarat agar seluruh anggota sekte mundur mengikutinya.Para tetua sekte Lotus Hitam itu pun mundur dengan terbang menjauhi wisma.Sementara itu Kang Li berusaha membantu Wu Hongyi dan Dun Ming. Namun,jurus tapak beracun milik kedua Kasim dari Negeri Utara itu mengenai dadanya. Kang Li pun tersungkur jatuh melayang dari atap aula utama."Kang Li!" Dun Ming berteriak panik dan meluncur turun untuk menangkap tubuh Kang Li. Sedangkan Wu Hongyi menatap keduanya yang meluncur d

  • Penguasa Sembilan Pintu Kematian    Membekukan Danau Hu

    Ao Yu Long hanya memandangi kepergian Jenderal Duan. Dia melirik atap aula utama di mana Wu Hongyi dan Dun Ming masih bertarung dengan kedua Kasim dari Negeri Utara. Di sisi lain, Dong Xiu Bai dan Mu Jin masih berjaga-jaga melindungi Pangeran Dong Fang Xian. "Xie Jing Cuan, mau tidak mau aku harus bertarung dengan Zhang Jiawu bukan?" gumamnya seraya menatap Zhang Jiawu yang masih berdiri tegak tak jauh darinya. "Aku tidak ingin bertarung denganmu, Yang Mulia." Pria berhanfu dan berjubah hitam bermotif bunga lotus itu berkata dengan kesal. "Bagiku bukan masalah, apakah harus bertarung denganmu atau tidak," sahut Ao Yu Long santai. Dia tersenyum tipis dan tangannya bergerak mengangkat pedang esnya. Pedang itu berkilau kebiruan ditimpa sinar bulan. Menimbulkan kilatan-kilatan kebiruan yang indah, tetapi juga mengerikan. Siapa pun tahu jika pedang itu ditebaskan dengan kekuatan

  • Penguasa Sembilan Pintu Kematian    Formasi Bunga Lotus Mekar

    Kelopak-kelopak lotus hitam berhamburan menyerang Wu Hongyi dan Dun Ming. Pedang Bulan Wu Hongyi berkelebat cepat mencacah kelopak-kelopak lotus itu hingga hancur berkeping-keping.Zhang Jiawu memberi isyarat pada anggota sekte Lotus Hitam yang masih berada di luar untuk menyerbu masuk. Wu Hongyi yang menyadari situasi mulai tidak menguntungkan mereka, membunyikan lonceng di jarinya. Begitu juga dengan Dun Ming.Dari kegelapan malam, muncul sosok-sosok mayat hidup yang menghadang para anggota sekte Lotus Hitam. Sementara Kang Li sadar betul dia tidak akan bisa menahan mereka semua sendirian. Dia mengibaskan selendang putihnya disertai mantra Sutra Kematian.Selendang putih itu berkelebat dengan cepat, meliuk-liuk dan menghajar sepuluh pembunuh bayaran dari organisasi Tangan Kematian. Yu Jue, pimpinan mereka pun terluka cukup parah. Namun, kedatangan orang-orang dari sekte Lotus Hitam membuat Kang Li kerepotan.Beruntung sa

  • Penguasa Sembilan Pintu Kematian    Pertarungan Di Malam Bersalju 2

    Seorang pria muda tampan berhanfu dan jubah hijau muda tersenyum menatap sang kasim. Memamerkan deretan giginya yang putih berseri-seri dan senyum yang teramat manis. "Dun Ming, si pemilik senyum malaikat," gumam Kasim Zhou. Dun Ming, ketua pintu kematian ke-lima, tersenyum tipis menganggukkan kepalanya. "Wah, rupanya Kasim Zhou masih mengingatku dengan baik. Aku sungguh merasa terhormat." Dun Ming kembali memamerkan senyuman yang bak malaikat. Sayangnya, senyum indahnya itu hampir dipastikan membawa maut bagi orang-orang di sekelilingnya. Karena itu dia dijuluki Pemilik Senyum Malaikat Maut. "Jangan halangi aku!" Kasim Zhou menyipitkan matanya dan tanpa basa-basi menyerang Dun Ming dengan pedangnya. Pemuda tampan itu hanya tersenyum tipis dan terbang menghindari serangan sang kasim. Dia melompat ke atap aula utama bergabung dengan Wu Hongyi yang tengah bertarung dengan Kasim Zheng. Wu Hongyi tertegun, tetapi tidak bertanya dan justru menjadi

  • Penguasa Sembilan Pintu Kematian    Pertarungan Di Malam Bersalju 1

    Kasim Zheng menatap Wu Hongyi. Dia kembali berdiri tegak. Darah merembes di hanfu ungunya, tetapi itu tidak menghalanginya untuk melanjutkan pertarungannya. "Pangeran Mahkota patuhilah perintah Permaisuri Ye!" Dia berseru pada Pangeran Dong Fang Xian yang berdiri di atap bangunan di belakang bangunan di mana Kasim Zheng dan Wu Hongyi berada. "Kasim Zheng! Aku hanya mematuhi perintah Ayahanda Kaisar! Yang Mulia memerintahkan diriku untuk pergi dari Negeri Utara dan baru diijinkan kembali jika Yang Mulia telah tiada!" sahut Pangerang Dong Fang Xian dari kejauhan. Pangeran Dong Fang Xian berbicara dengan tenang dan tegas. Dia sangat memahami keberpihakan Kasim Zheng dan Kasim Zhou pada Permaisuri Ye. Mereka berdua merupakan Kasim yang terkuat baik posisi, status maupun ilmu beladiri diri, di dalam Istana Meigui Jin. Bahkan Kasim Wang pun belum tentu mampu mengalahkan salah satu dari mereka berdua. "Pangeran, jangan salahkan hamba!" Kasim Zheng m

  • Penguasa Sembilan Pintu Kematian    Kasim Zheng

    Tongkat berkilau itu bergerak cepat sebelum pedang milik Rou menyabet Yu Jue. Benda itu menghantam dada Rou dan membuat gadis cantik jatuh ke tanah berlapis salju yang dingin. Seteguk darah muncrat dari mulutnya."Kami hanya ingin membawa kembali Pangeran Mahkota!" Sang pemilik tongkat, seorang pria berpakaian khas berwarna ungu dan hitam, berbicara dengan tegas.Rou berdiri meski tertatih-tatih. Dia mengusap sudut bibirnya dengan punggung tangannya. "Tidak semudah itu! Lewati aku dulu!" Rou sama sekali tidak gentar. Meski menyadari tongkat perak berkilau di tangan pria itu cukup berbahaya bahkan mungkin mematikan."Gadis kecil, jangan memaksaku!" Pria itu bergerak cepat. Tongkatnya memukul tanah dan salju kembali berhamburan bersamaan dengan batu-batuan yang melapisi halaman utama wisma.Rou dengan cepat menghindar. Dia melompat dan berputar kemudian mendarat di ujung tangga yang menuju aula utama. Meski terluka, tetapi dia masih mampu bertahan d

  • Penguasa Sembilan Pintu Kematian    Sepuluh Pembunuh Bayaran

    Pintu gerbang kayu terbuka karena ditendang dengan kekuatan yang cukup besar. Kini pintu gerbang wisma Lonceng Naga itu terbuka lebar. Papan nama kayu yang tergantung di atasnya ikut terjatuh dan terbelah dua. Hanya lonceng naga saja masih tergantung kokoh di atas pintu gerbang itu."Begitulah cara kalian bertamu?" Rou berdiri tegak di tengah halaman aula utama. Dia berdiri seorang diri, menyambut kedatangan para tamu yang tak diundang dan sepertinya juga tidak berniat untuk menginap di wisma selayaknya para tamu yang biasa mengunjungi wisma."Kami sudah membunyikan lonceng di gerbang! Namun, tidak ada yang membukakan pintu gerbang!" sahut salah seorang dari orang-orang yang memaksa untuk memasuki wisma.Dia seorang wanita cantik yang mengenakan hanfu berwarna biru dan putih. Dia melangkah maju mendekati Rou dengan penuh percaya diri."Tentu saja! Bagaimana kami akan menyambut tamu yang datang di tengah malam di tengah musim dingin seperti ini? Bu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status