Share

Hati Yang Terlarang - 21

Payung di atas kepala si kakek mumbul sampai beberapa jengkal. Lalu dia tertawa gelak-gelak. Bintang jadi tambah jengkel dia melompat berdiri. “Kek! Jangan kau tertawa! Mengaku saja! Saya...” Bintang mendadak jadi kelabakan karena baru sadar saat itu dia berdiri dengan tubuh bugil sebelah bawah karena lupa mengikat kembali tali celana putihnya. Si Jin Sinting tertawa terpingkal-pingkal sambil menunjuk-nunjuk ke bawah perut Ksatria Pengembara. Bintang cepat-cepat menarik celananya ke atas dan mengikatnya kuat-kuat, merapikan letak kapak dan batu hitam.

“Anak muda! Terima kasih atas tuduhanmu! Tapi apa perlu aku membukai celanamu! Celana perempuan saja tak ingin aku bukai! Ha... ha... ha...!”

“Di tempat ini tidak ada orang lain kecuali kau. Selain itu kau punya kesukaan jelek, tukang merorotkan celana orang!”

“Waw... waw! Merorotkan celana orang apakah itu satu kejelekan? Aku sendiri pakai celana melorot seperti itu! Lihat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status