Sesaat Bintang merasa bimbang. Tapi ketika dia ingat hutang budi pada Jin Tangan Seribu segera saja dia berkelebat menyusul Si Jin Sinting. Bintang tak perlu bertanya apa yang terjadi atau siapa yang tengah mereka ikuti. Di sebelah depan sana dia melihat satu sosok aneh, berlari cepat ke arah timur di mana terdapat kawasan berbatu-batu berwarna kelabu. Sosok itu tidak beda adanya dengan sosok tubuh manusia. Tapi anehnya sekujur badan mulai dari kepala sampai ke kaki dikobari api! Anehnya lagi api itu tidak berwarna merah tapi kebiru-biruan pertanda panas dan daya bakarnya lebih hebat dari api biasa!
Sambil lari orang ini memanggul sesosok tubuh. Ketika Bintang memperhatikan, astaga! Kagetlah sang pendekar. Orang yang dipanggul makhluk api itu ternyata adalah si kakek Jin Tangan Seribu! Luar biasanya, walau dipanggul di atas bahu yang dikobari api namun sosok Jin Tangan Seribu tidak ikut terbakar!
“Kek, siapa adanya manusia berapi itu?!” tanya Bintang pada S
“Jika kau mampu mengapa aku tidak! Lihat siapa di sampingku!” Si Jin Sinting menjawab.Jin Api Biru memandang pada Bintang yang tegak mulai merasa heran bahkan curiga. Bicara kedua orang itu membuat dia tersentak tidak enak. Jin Api Biru tertawa mengekeh. Si Jin Sinting menimpali. Tiba-tiba, sama sekali tidak terduga oleh Bintang, Si Jin Sinting dorong tubuhnya. Demikian hebatnya kekuatan dorongan itu membuat Bintang tidak mampu mempertahankan diri dan tak ampun lagi tubuhnya melayang jatuh, masuk ke dalam lobang batu besar! Dalam jatuhnya masih untung Ksatria Pengembara tidak panik dan kehilangan akal. Dengan cepat dia kerahkan ilmu meringankan tubuh lalu berjungkir balik dua kali hingga begitu jatuh dia tetap berdiri di atas dua kakinya.Di atas sana, di tepi lobang batu, Jin Api Biru dan Si Jin Sinting tertawa gelak-gelak.“Jahanam! Aku tertipu! Kakek sinting itu ternyata kaki tangan Jin Muka Seribu! Mengapa aku jadi sebodoh ini?!” Bin
Sesaat kemudian kakek itu mulai siuman dan buka sepasang matanya. Selagi pemandangannya masih mengabur kakek bermuka datar ini lapat-lapat mendengar suara erangan. Dia kenali betul suara itu. Jin Tangan Seribu cepat bangkit dan duduk. Lalu memandang seputar ruangan. Dia kembali memandang ke arah Bintang. Ingatannya masih belum jernih.“Anak muda, aku rasa-rasa pernah melihat wajahmu. Di mana aku berada saat ini?”“Hai kerabatku Jin Tangan Seribu,” sosok yang melesak di dinding berkata. “Istrimu Ruhbarini ada di sudut kiri sana. Keadaannya mengenaskan. Tapi kau pasti bisa menolongnya.”Mendengar ucapan itu Jin Tangan Seribu segera berdiri. Memandang ke sudut kiri ruangan nafasnya serasa berhenti. Satu sosok tubuh perempuan dilihatnya terhantar di lantai ruangan, kurus mengenaskan, tak bergerak tapi keluarkan suara erangan.“Istriku Ruhbarini!” Jin Tangan Seribu berseru setengah menggerung. Lalu dia lari dan j
BINTANG memandang berkeliling. Dua tangannya bergetar tanda dia kembali mengerahkan tenaga dalam menyiapkan pukulan. Maksudnya hendak menghantam salah satu sudut ruangan batu itu yang mungkin bisa dihancurkan agar dapat jalan keluar.“Anak muda, bagaimanapun hebatnya tenaga dalammu, apapun senjata yang kau miliki, jangan harap bisa menjebolkan dinding liang batu itu... ”Kata Pabudung alias Si Jin Sinting yang sebenarnya.Kesal dan geram Bintang melangkah mundar-mandir.“Anak muda...” tiba-tiba Jin Tangan Seribu berkata. Saat itu dia tengah memapah istrinya dan berusaha melangkah ke arah Bintang. ”Setahuku kau mempunyai ilmu mengerahkan hawa sakti yang bisa melihat ke arah kejauhan. Lekas kau pergunakan kepandaianmu itu untuk melihat siapa tahu ada jalan keluar. Aku yakin, pasti ada jalan rahasia jalan keluar dari tempat celaka ini...”Bintang gigit-gigit bibirnya. Dia berpaling pada Pabudung. Orang tua ini tertawa lebar
Dua sosok makhluk yang menerobos masuk pertama sekali adalah sepasang landak raksasa yang dikenal Bintang sebagai Paeruncing dan Paelancip. Lalu di belakang mereka menyusul makhluk bersisik yang bukan lain adalah Jin Patilandak. Makhluk ketiga berbentuk dahsyat. Sekujur kepala, muka dan tubuhnya tertutup sisik hitam sekeras baja. Matanya angker sekali karena hanya berbentuk dua buah tonjolan putih seperti combong kelapa. Dia bukan lain adalah makhluk aneh berkepandaian tinggi yang dikenal dengan nama Tringgiling Liang Batu. Dialah tadi yang bersama-sama dua landak raksasa menggasir tanah, menjebol dinding batu dan menerobos masuk ke dalam liang penyekapan itu!.“Tuhan Maha Besar!” seru Ksatria Pengembara setengah berjingkrak. ”Kalian semua benar-benar hebat! Kami semua berterima kasih atas pertolongan kalian!” Bintang mengusap-usap Paelancip si landak betina dan Paeruncing si landak jantan lalu memeluk Jin Patilandak yang telah menganggapnya sebagai sa
“Asyik sekali!” tiba-tiba Si Jin Sinting berseru.“Terima kasih kalian berempat memberi kesempatan lolos pada kami dari timbunan batu itu. Juga terima kasih kalian mau susah-susah mengadakan penyambutan atas kedatangan kami! Hanya sayang mana majikan besar kalian penguasa Istana Surga Dunia yang katanya adalah Raja Diraja Segala Jin di Negeri Jin?! Apa masih enak ngorok atau belum cebok dan belum mandi?! Ha... ha... ha!”“Tua bangka tolol! Nyawa hanya tinggal sekejapan mata malah bicara ngelantur!” Yang membalas ucapan Si Jin Sinting adalah makhluk aneh yang sekujur tubuhnya mulai dari kepala sampai ke kaki dikobari api warna biru.“Hai para sobatku, hari ini mari kita berbagi pahala!” kata Si Jin Sinting. ”Manusia-manusia kaki tangan Jin Muka Seribu pantas dibasmi. Aku biarlah menghadapi kakakku sendiri Si Jin Sinting palsu bernama Pabodong it
Suara angin seperti tiupan seribu seruling membuncah udara. Bersamaan dengan itu dua gelombang hawa yang bukan olah-olah dinginnya menyambar. Semua orang yang ada di tempat itu menggigil kedinginan. Jin Api Biru kerahkan seluruh kekuatan. Dua gelombang apinya bergetar hebat. Dua kakinya goyah. Tiba-tiba dia keluarkan bentakan garang. Kaki kanannya dihantamkan ke batu hingga mengepulkan asap. Bersamaan dengan itu dia dorongkan dua tangannya hingga dua gelombang api biru melesat lebih deras.Ksatria Pengembara merasa sekujur tubuhnya bergetar keras dan panas. Dia terjajar lima langkah. Dia berusaha bertahan namun dua gelombang api biru terus merangsak.Wussss! Wussss!Bintang berteriak keras, sakit dan kaget. Pakaian biru putih yang dikenakannya berubah hitam. Hangus! Untung tubuhnya sendiri tidak cidera hanya mengalami rasa panas yang amat sangat.“Anak muda, jangan menganggap enteng musuh! Kalau kau hanya mengerahkan setengah kekuatan tenaga dalammu
Dari cara dua saudara kembar ini berkelahi baik Bintang maupun yang lain-lainnya mengetahui bahwa walau dua kakak adik itu mengerahkan tenaga dalam yang hebat namun mereka sama sekali seperti sengaja tidak mengeluarkan ilmu-ilmu kesaktian tingkat tinggi langka dan mematikan yang mereka miliki. Dalam waktu singkat tiga puluh jurus berlalu cepat dan kelihatan Pabodong mulai terdesak. Demi mencari selamat Pabodong akhirnya mulai keluarkan pukulan-pukulan sakti sementara sang adik andalkan payung daun, tambur dan penabuhnya. Sambil menari-nari seperti orang sinting payung di atas kepala Pabudung bergerak mumbul kian kemari. Setiap putaran yang dibuat payung ini pinggiran payung yang laksana gerinda besar siap membabat kepala, leher atau tubuh lawan. Sementara suara tambur yang ditabuh dengan mengerahkan tenaga dalam membuat tempat itu seperti didera guruh tiada henti. Di satu gebrakan yang tampaknya seperti main-main Pabudung secara tak terduga berhasil susupkan sikut kanannya ke rusuk
KURA-KURA raksasa itu tengah melayang pesat ke arah utara dan siap menukik menuju satu kawasan di mana terletak sebuah goa disebut Goa Pualam Pamerah. Mendadak binatang ini keluarkan suara menguik keras. Di bawah sana, dari kelebatan rimba belantara tiba-tiba melesat satu cahaya putih. Kalau saja penunggangnya tidak cepat bertindak, menarik kepala kura-kura ke belakang niscaya kepala binatang itu akan hancur!"Ada pembokong jahat di dalam rimba!” kata si penunggang kura-kura raksasa dengan rahang menggembung dan mata melotot tak berkesip. Dia adalah seorang gadis berparas cantik, rambut digulung di atas kepala, mengenakan pakaian berwarna Jingga. Gadis ini rundukkan kepalanya lalu berbisik pada binatang tunggangannya. ”Paecoklat, lekas kau melayang turun ke arah timur lalu berbalik dan terbang ke jurusan datangnya cahaya serangan tadi.”Seolah mengerti kura-kura raksasa bernama Paecoklat itu kepakkan sayapnya demikian rupa hingga tubuhnya berputar ke
Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen
“Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit
“Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia
Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha
Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara
“Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl
Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit
“Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah
Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi