"Bunda Dewi..." membatin Ruhcinta ”Dari tatapan wajahmu, dari pandangan sepasang matamu, aku dapat meraba ke dalam relung hatimu paling dalam. Kau mencintai pemuda itu.. Apa kau lupa pantangan dan larangan di Negeri Atas Langit? Kau seorang Dewi sanjungan, junjungan dari segala Dewi, hendak berselingkuh melanggar larangan. Bunda Dewi, aku sungguh tidak mengerti bagaimana ini bisa terjadi. Tetapi aku sadar sedalam-dalamnya. Kasih yang selama ini dimiliki kami manusia biasa ternyata juga masih menjadi bagian kalian. Selama ini kalian berusaha menutupi. Tetapi keadaan membuat semakin ditutupi semakin kuat dorongan hati kalian untuk menyingkap dan membuangnya. Kita sama-sama perempuan hai Bunda Dewi. Kasih yang ada dalam hatimu dan ada yang dalam hati semua perempuan tiada beda. Selama hayat dikandung badan kaum perempuan ditakdirkan untuk berbagi kasih pada seorang lelaki. Kasih mempunyai kekuatan sangat kokoh. Sanggup menghancurkan tembok bernama larangan sekalipun tembok itu te
SEMUA orang yang ada di bukit batu sama terkejut. Bintang segera bangkit berdiri. Bunda Dewi serta merta melompat bangun. ”Hai, jadi ini sebabnya kau datang ke bukit batu aneh ini, Bintang. Rupanya kau telah membuat perjanjian dengan Ruhjelita...! Aku tidak cemburu. Tapi akan lebih baik kalau kita berdua segera tinggalkan bukit ini, pergi ke Puri Bahagia! Tak ada yang bisa mengikuti kita sampai di sana”"Tidak mungkin saya ikut bersamamu Bunda Dewi. Ada urusan yang harus diperjelas dengan gadis itu.""Membuat urusan dengan Ruhjelita tidak akan memperjelas masalah. Malah akan memperburuk dan memperuncing suasana! Ikuti aku Bintang. Lekas tinggalkan tempat ini!" Bunda Dewi ulurkan tangan menarik lengan Bintang. Tapi Ksatria Pengembara ini segera mengelak.Tiba-tiba ada cahaya merah melewati bulan purnama. Lalu satu sosok gemuk luar biasa, berpakaian serba merah, menjela panjang sampai ke tanah tahu-tahu kelihatan tegak di tiang batu runcing sebelah ten
Ratu Dewi yang merasa tersinggung mendengar kata-kata Ruhjelita itu sunggingkan senyum mengejek lalu menjawab ”Ruhjelita, gadis perayu lelaki! Kau rupanya! Apakah pertemuanmu dengan pemuda itu menyangkut urusan rayu merayu, urusan cinta murah? Atau kau hendak melanjutkan perbuatan aib yang kau lakukan bersamanya di dalam goa dulu?""Dewi lancang mulut! Tidak kukira mulutmu sekotor itu! Kau berserikat dalam tuduhan! Aku ke bukit batu ini justru untuk membuktikan bahwa kalian bangsa Dewi bukanlah makhluk suci dan baik!""Hai, apa maksudmu gadis perayu?" tanya Ratu Dewi."Aku akan membuktikan bahwa salah seorang Dewimu yakni yang bernama Dewi Awan Putih adalah Dewi jahat yang bermaksud hendak membunuh pemuda asing itu dengan sekuntum mawar beracun! Tapi kenyataan diputar balik. Tuduhan diacungkan ke arahku! Sungguh keji dan busuk!"Muka bulat gemuk dan keringatan Ratu Dewi kelihatan berkerut ”Kau menuduh Dewi Awan Putih selagi dia tidak berada di
"Aku tidak tahu. Yang jelas ketika aku mendatangi dia lantas kabur. Aku kemudian menolong pemuda yang keracunan itu. Aku mengetuk pusarnya dengan gagang gayung hingga racun yang ada dalam tubuhnya larut ke bagian tubuh sebelah bawah, tidak memasuki jantung”"Jin Sinting berapa kau dibayar Ruhjelita untuk memberi kesaksian palsu itu?" tanya Ratu Dewi sambil sunggingkan senyum mengejek di mukanya yang gembrot keringatan."Aku tidak dibayar dan kesaksianku tidak palsu!" jawab Jin Sinting lalu goyang rebananya beberapa kali. Kakinya bergerak-gerak menari dan dari mulutnya keluar suara nyanyi na... na... na... ni... ni...ni!"Kalau kau tidak dibayar pasti kau sudah larut dalam peluk rayunya!" Yang berkata adalah Bunda Dewi.Ruhjelita delikkan mata dan mendamprat ”Dewi baju biru! Mukamu cantik tapi mulutmu kotor. Tubuh dan pakaianmu harum tapi hatimu busuk! Kalau kau tidak bisa membela Dewi Awan Putih jangan bicara serendah itu! Apakah begitu tata c
Namun Ratu Dewi tetap terus menghantam. Larikan sinar merah menggelombang membuntal tambah cepat dan tambah dekat ke arah Bunda Dewi.Sementara Bunda Dewi sendiri tidak melakukan sesuatu seolah pasrah dirinya hendak dibantai orang! Terpaksa tiga orang itu bertindak cepat. Bintang, Ruhjelita dan Dewi Awan Putih sama-sama gerakkan tangan kanan, menghantam ke atas.Selarik sinar Jingga menderu dahsyat keluar dari telapak tangan Ruhjelita. Selain menebar hawa panas pukulan ini sanggup membuat lawan menjadi lemas tak berdaya.Dari tangan kanan Dewi Awan Putih melesat satu sinar putih. Inilah pukulan sakti yang disebut Membalik Langit Menggulung Bumi. Pukulan ini sanggup membuat setiap serangan lawan berbalik menghantam pemiliknya sendiri!Sinar ke tiga yang mencuat laksana perak menyala menyilaukan mata dan menebar panas luar biasa adalah pukulan Matahari Terik yang dilepaskan Ksatria Pengembara."Bummm!""Bummm!""Blaarrr!"T
Ratu Dewi usap wajahnya yang basah oleh air mata dan keringat lalu mengangguk “Walau kami saling merahasiakan, tetapi kami sama tahu bahwa kami bertiga sama-sama sangat mencintaimu! Cuma sayang, dalam keterbatasan diriku aku menempuh jalan salah. Aku ingin menyingkirkanmu. Aku berpikir, jika aku tidak bisa mendapatkan dirimu maka dua Dewi itu juga tidak boleh mendapatkan dirimu!" Ratu Dewi kembali menutup wajahnya dengan dua tangan lalu terisak-isak menahan tangis. Dia lalu memandang pada Dewi Awan Putih dan Bunda Dewi. Kemudian menatap kembali pada pemuda di hadapannya."Dosaku besar nian. Bukan saja terhadapmu Bintang. Tapi juga pada dua kerabatku Dewi Awan Putih dan Bunda Dewi. Juga pada gadis bernama Ruhjelita itu. Perbuatanku sempat menyengsarakan dirinya hinga dia terkena tuduhan jahat. Bintang, juga kalian semua. Aku siap menerima hukuman. Kalian bunuhpun saat ini aku ikhlas menerima”Ksatria Pengembara pandangi wajah Ratu Dewi beberapa lamanya. Ada
LANGlT malam bertambah gelap ketika bulan sabit tertutup lenyap dibalik awan hitam. Di kejauhan terdengar suara auman binatang buas dari arah rimba belantara Alas Diam Salawasan (Hutan Tinggal Abadi). Suara tiupan angin berdesir dingin. Tiba-tiba ada suara sayap menggelepar di udara. Lalu tampak dua titik merah bercahaya melayang dari jurusan Gunung Patinggimeru.Dua titik merah ini ternyata adalah sepasang mata seekor kelelawar besar yang terbang menuju puncak sebuah bukit batu berbentuk kerucut tumpul. Di atas bukit batu ini tampak mendekam duduk satu sosok tubuh kurus kering memiliki wajah seperti seekor burung gagak hitam. Mulut dan hidungnya jadi satu membentuk paruh. Sepasang matanya kecil tanpa alis. Tubuhnya mengenakan sehelai pakaian dari jerami kering warna hitam.Dari sikapnya duduk makhluk ini seperti tengah bersemadi. Tapi anehnya sementara dua tangannya diletakkan di atas batu, dua kakinya dinaikkan ke atas disilangkan di atas bahu kiri kanan. Or
SI NENEK bermuka burung gagak hitam bersujud di batu. Begitu bangkit dia langsung berkata."Hai Junjungan, itulah kisah bagaimana aku telah mencelakai Maithatarun. Aku berhasil melakukannya sesuai dengan permintaan Zalanbur, musuh besar Maithatarun. Junjungan, bukankah aku juga telah memberi tahu padamu sebelum aku menyantet Maithatarun melalui roh istrinya hingga dua kakinya tenggelam dalam dua buah batu. Namun seperti kataku tadi, secara tidak terduga muncul satu makhluk dari negeri manusia. Walau sosoknya hanya sejari kelingking tapi dia mampu menolong Maithatarun. "Makhluk yang dipanggil dengan sebutan Junjungan menyeringai buruk lalu rangkapkan dua tangan jerangkongnya."Jin Santet Laknat aku tahu sebetulnya kau lebih banyak dipengaruhi oleh Zalanbur hingga menempuh cara keliru dalam menyantet Maithatarun. Sebenarnya kau bisa membunuh orang itu dengan ilmu Lintah Penyedot Jantung! Dalam waktu sepenanakan nasi saja Maithatarun pasti sudah menemui ajal! Meng
"Jangan menganggap enteng makhluk satu ini Jin Santet Laknat. Dia bukan saja punya ilmu kesaktian hebat, tapi juga memiliki akal dan otak cerdik!""Kalau begitu aku minta petunjukmu Hai Junjungan," memohon Jin Santet Laknat"Dengar baik-baik apa yang aku ucapkan!" kata sang Junjungan pula."Jika seseorang merasa sanggup menguasai musuh, maka dia harus menghancurkan musuh itu. Tapi jika dia merasa belum atau tidak sanggup maka dia akan merangkul musuh tersebut, menjadikannya sahabat Pada saatnya dia merasa mampu maka baru dia menghancurkan sang musuh!""Aku mengerti apa yang kau katakan itu Junjungan. Tapi yang belum jelas, apa yang harus aku lakukan terhadap pemuda bernama Bintang itu?" tanya Jin Santet Laknat pula."Kau harus menjebaknya agar dia tidak bisa kembali pulang ke negerinya! Aku tahu kau punya otak cerdik dan akal panjang! Kau harus menjebak pemuda Itu masuk ke dalam Rimba Alas Diam Salawasan. Buat dia tak bisa keluar lagi. Buat dia men