Namun Ratu Dewi tetap terus menghantam. Larikan sinar merah menggelombang membuntal tambah cepat dan tambah dekat ke arah Bunda Dewi.
Sementara Bunda Dewi sendiri tidak melakukan sesuatu seolah pasrah dirinya hendak dibantai orang! Terpaksa tiga orang itu bertindak cepat. Bintang, Ruhjelita dan Dewi Awan Putih sama-sama gerakkan tangan kanan, menghantam ke atas.
Selarik sinar Jingga menderu dahsyat keluar dari telapak tangan Ruhjelita. Selain menebar hawa panas pukulan ini sanggup membuat lawan menjadi lemas tak berdaya.
Dari tangan kanan Dewi Awan Putih melesat satu sinar putih. Inilah pukulan sakti yang disebut Membalik Langit Menggulung Bumi. Pukulan ini sanggup membuat setiap serangan lawan berbalik menghantam pemiliknya sendiri!
Sinar ke tiga yang mencuat laksana perak menyala menyilaukan mata dan menebar panas luar biasa adalah pukulan Matahari Terik yang dilepaskan Ksatria Pengembara.
"Bummm!"
"Bummm!"
"Blaarrr!"
T
Ratu Dewi usap wajahnya yang basah oleh air mata dan keringat lalu mengangguk “Walau kami saling merahasiakan, tetapi kami sama tahu bahwa kami bertiga sama-sama sangat mencintaimu! Cuma sayang, dalam keterbatasan diriku aku menempuh jalan salah. Aku ingin menyingkirkanmu. Aku berpikir, jika aku tidak bisa mendapatkan dirimu maka dua Dewi itu juga tidak boleh mendapatkan dirimu!" Ratu Dewi kembali menutup wajahnya dengan dua tangan lalu terisak-isak menahan tangis. Dia lalu memandang pada Dewi Awan Putih dan Bunda Dewi. Kemudian menatap kembali pada pemuda di hadapannya."Dosaku besar nian. Bukan saja terhadapmu Bintang. Tapi juga pada dua kerabatku Dewi Awan Putih dan Bunda Dewi. Juga pada gadis bernama Ruhjelita itu. Perbuatanku sempat menyengsarakan dirinya hinga dia terkena tuduhan jahat. Bintang, juga kalian semua. Aku siap menerima hukuman. Kalian bunuhpun saat ini aku ikhlas menerima”Ksatria Pengembara pandangi wajah Ratu Dewi beberapa lamanya. Ada
LANGlT malam bertambah gelap ketika bulan sabit tertutup lenyap dibalik awan hitam. Di kejauhan terdengar suara auman binatang buas dari arah rimba belantara Alas Diam Salawasan (Hutan Tinggal Abadi). Suara tiupan angin berdesir dingin. Tiba-tiba ada suara sayap menggelepar di udara. Lalu tampak dua titik merah bercahaya melayang dari jurusan Gunung Patinggimeru.Dua titik merah ini ternyata adalah sepasang mata seekor kelelawar besar yang terbang menuju puncak sebuah bukit batu berbentuk kerucut tumpul. Di atas bukit batu ini tampak mendekam duduk satu sosok tubuh kurus kering memiliki wajah seperti seekor burung gagak hitam. Mulut dan hidungnya jadi satu membentuk paruh. Sepasang matanya kecil tanpa alis. Tubuhnya mengenakan sehelai pakaian dari jerami kering warna hitam.Dari sikapnya duduk makhluk ini seperti tengah bersemadi. Tapi anehnya sementara dua tangannya diletakkan di atas batu, dua kakinya dinaikkan ke atas disilangkan di atas bahu kiri kanan. Or
SI NENEK bermuka burung gagak hitam bersujud di batu. Begitu bangkit dia langsung berkata."Hai Junjungan, itulah kisah bagaimana aku telah mencelakai Maithatarun. Aku berhasil melakukannya sesuai dengan permintaan Zalanbur, musuh besar Maithatarun. Junjungan, bukankah aku juga telah memberi tahu padamu sebelum aku menyantet Maithatarun melalui roh istrinya hingga dua kakinya tenggelam dalam dua buah batu. Namun seperti kataku tadi, secara tidak terduga muncul satu makhluk dari negeri manusia. Walau sosoknya hanya sejari kelingking tapi dia mampu menolong Maithatarun. "Makhluk yang dipanggil dengan sebutan Junjungan menyeringai buruk lalu rangkapkan dua tangan jerangkongnya."Jin Santet Laknat aku tahu sebetulnya kau lebih banyak dipengaruhi oleh Zalanbur hingga menempuh cara keliru dalam menyantet Maithatarun. Sebenarnya kau bisa membunuh orang itu dengan ilmu Lintah Penyedot Jantung! Dalam waktu sepenanakan nasi saja Maithatarun pasti sudah menemui ajal! Meng
"Jangan menganggap enteng makhluk satu ini Jin Santet Laknat. Dia bukan saja punya ilmu kesaktian hebat, tapi juga memiliki akal dan otak cerdik!""Kalau begitu aku minta petunjukmu Hai Junjungan," memohon Jin Santet Laknat"Dengar baik-baik apa yang aku ucapkan!" kata sang Junjungan pula."Jika seseorang merasa sanggup menguasai musuh, maka dia harus menghancurkan musuh itu. Tapi jika dia merasa belum atau tidak sanggup maka dia akan merangkul musuh tersebut, menjadikannya sahabat Pada saatnya dia merasa mampu maka baru dia menghancurkan sang musuh!""Aku mengerti apa yang kau katakan itu Junjungan. Tapi yang belum jelas, apa yang harus aku lakukan terhadap pemuda bernama Bintang itu?" tanya Jin Santet Laknat pula."Kau harus menjebaknya agar dia tidak bisa kembali pulang ke negerinya! Aku tahu kau punya otak cerdik dan akal panjang! Kau harus menjebak pemuda Itu masuk ke dalam Rimba Alas Diam Salawasan. Buat dia tak bisa keluar lagi. Buat dia men
"Aku kecewa! Benar-benar kecewa! Semua ilmu kepandaian yang aku berikan Upadamu seolah tidak ada artinya dan gunanya. Sendok sakti itu! Bagaimana bisa jatuh ke tangan Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab?""Dari kabar yang aku sirap, konon Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab merampasnya dari tangan Jin Muka Seribu!""Kalau Jin Muka Seribu bisa dipercaya seperti itu berarti memang benar kabar yang aku dengar bahwa Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab adalah makhluk paling tinggi kepandaiannya di Negeri Jin. Hai, kau harus memutar otak, mempergunakan kelicikan untuk menyingkirkan Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Tapi buat dulu dia menderita tersiksa batin sebelum kau habisi ""Caranya bagaimana Hai Junjungan?" tanya Jin Santet Laknat."Kudengar dia punya dua orang cucu yang cantik-cantik. Bernama Ruhkemboja dan Ruhkenanga. Mungkin kau bisa melakukan sesuatu atas diri mereka. Biar Jin Sejuta Tanya Jin Sejuta Jawab tahu rasa! Sekarang apa kau tahu dimana beradanya Sendok Pemasung
Di udara, penunggang walet raksasa tertawa bergelak, Setelah berputar dua kali walet hitam itu menukik turun. Saat itulah Maithatarun hantamkan tangan kanannya. Lima jari tangan menjentik keras.Lima larik sinar hitam membeset ke udara, menggempur walet raksasa dan penunggangnya dari lima jurusan. Seperti tahu bahaya walet raksasa menggebrakkan sayapnya. Binatang ini menukik tajam sementara penunggangnya melompat sebat, lalu laksana terbang dia melayang ke bawah dan turun di atas bukit batu, terpisah sejarak dua belas langkah dari hadapan Maithatarun.Sepasang alisnya menjungkat ke atas ketika mendengar suara walet hitam menguik di udara pertanda binatang itu mengalami kesakitan hebat Nyatanya, salah satu dari lima larikan sinar hitam berhasil menghantam sayapnya, merobek hangus bagian kulitnya dan menghancurkan jaringan tulang-tulangnya. Sebagian dari sayap itu kelihatan menciut pendek. Dalam keadaan oleng dan sayap mengepulkan asap walet hitam ini mendarat di a
"Api lblis Penjaring Roh!" teriak Maithatarun menyebut ilmu yang dikeluarkan lawannya itu."Setahuku ilmu ini hanya dimiliki oleh Jin Santet Laknat! Celaka! Bagaimana jahanam Ini bisa memilikinya!""Dress!"Bola batu di kaki kiri Maithatarun terpental. Tubuhnya ikut terpelanting sampai tiga tobak. Lalu jatuh terbanting di tanah.“Wuss! Wusssss! Wusssss! wussssss!"Lima larik sinar hitam pukulan sakti Kutuk Api dari Langit yang tadi dihantamkan Maithatarun hancur bertaburan berubah menjadi asap begitu saling bentur dengan jaringan api biru. Dengan luka pucat dan sekujur tubuh sakit Maithatarun cepat bangkit berdiri. Namun“Wuuutttt!"Jaringan Api lblis cepat berkelebat menggulung dan membungkus tubuhnya."Cessss! Cessss! Cessss!"Tubuh Maithatarun terpanggang hangus di beberapa bagian. Lelaki ini menjerit kesakitan. Dia berusaha lepaskan diri dari jaring api biru tapi sia-sia saja. Semakin dicoba semakin banya
MULUT Maithatarun bergetar ketika perlahan, antara terdengar dan tiada dia menyebut nama kedua orang itu. "Jin Terjungkir Langit.. Ruhsantini." Kakek yang tegak di atas dua tangannya itu memang Pasedayu alias Jin Terjungkir Langit adanya. Sedang perempuan cantik berpakaian serba merah adalah Ruhsantini, bekas istri Jin Bara Neraka.Melihat kemunculan istrinya, Jin Bara Neraka yang sedang marah karena menemukan walet terbang tunggangannya dalam keadaan mati pecah kepala jadi bertambah marah. Sekali lompat saja dia telah berada di hadapan Ruhsantini."Perempuan laknat! lstri celaka! Pasti kau yang telah membunuh walet tungganganku! Kepalanya hancur!""Makhluk keji tak mengenal tobat! Tangan kirimu sudah kuhancurkan! Apa itu tidak cukup menjadi pelajaran? Rupanya kau memang minta kuhancurkan kepalamu seperti aku menghancurkan kepala walet hitam itu!" Balas mendamprat Ruhsantini. Jin Bara Neraka keluarkan suara menggembor. Mulutnya berteriak."lstri celaka! D