Share

206. Bagian 6

Ruhmundinglaya angkat tangannya memberi isyarat memotong kata-kaia Ruhcinta sambil geleng-gelengkan kepala. Saat itu kumandang terompet yang kedua memenuhi Ruang Seribu Kehormatan. Si nenek di atas tandu masih saja geleng-gelengkan kepala.

"Nek, bicaralah! Waktu kita tak ada lagi!" desak Ruhcinta setengah meratap. Sementara Bintang telah berada pula di tempat itu bergabung dengan yang lain-lainnya.

"Perempuan itu memang ibumu Hai Ruhcinta. Dia ibu kandungmu, tetapi dia bukan Ruhpiranti. Bukan anak Ruhniknik nenekmu ini. Bukan adik Patampi..."

"Gila! Aku mau gila mendengar kata-katamu!" sentak Ruhniknik alias Jin Penjunjung Roh. "Kalau perempuan gantung diri di hutan itu bukan anakku, bukan Ruhpiranti lalu siapa dia?!"

"Maafkan aku Ruhniknik. Aku mohon padamu dan pada semua yang ada di sini," Ruhmundinglaya susut air matanya, lalu meneruskan ucapannya. "Waktu Ruhpiranti masih bayi dirinya kuculik, kutukar dengan bayi orang lain."

"Jahanam! Mengapa k

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status