Share

205. Bagian 27

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Orang di atas mimbar angkat tangan kirinya. Suara berisik segera sirap. Semula banyak para tamu mengira orang yang mewakili Jin Muka Seribu ini akan marah besar. Ternyata setelah memandang ke arah sosok Pawungu dan melirik pada Ksatria Pengembara, orang ini berkata.

"Ternyata kerabat Pawungu telah berada di antara kita. Hanya sayang yang datang cuma tubuh kasar. Rohnya mungkin singgah di tempat lain. Istana Surga Dunia dengan ini menyatakan duka cita. Dan kepada pemuda asing berpakaian putih di barisan kursi putih, atas nama Sang Junjungan Raja Diraja Jin Muka Seribu , Istana Surga Dunia mengucapkan terima kasih karena telah bersusah payah membawa jenazah Pawungu ke tempat ini."

"Butt prettt!"

Tiba-tiba terdengar suara kentut di barisan kursi putih. Bayu dan Betina Bercula cepat tekap mulutnya menahan tawa. Kembali Ruang Seribu Kehormatan menjadi berisik. Di atas mimbar orang berjubah kelihatan merah padam wajahnya. Setelah menunggu sesaat dia kembali membuka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penguasa Negeri Jin   206. Utusan Maharaja Jin

    DARI sebuah pintu di belakang mimbar pada dinding hitam, muncul dua orang berpakaian hitam menggotong sesosok tubuh lelaki yang hanya mengenakan sehelai celana pendek. Punggungnya hancur bersimbah darah. Di belakang dua penggotong melangkah dua orang berpakaian hitam membawa cambuk besar. Sosok yang digotong dilemparkan ke lantai. Orang ini tidak bergerak tidak bersuara.Di balik kerudung wajah Ruhkinki mendadak sontak berubah. Di sebelahnya Ruhtinti cepat memegang lengan gadis ini."Pakembangan... Itu Pakembangan.." bisik Ruhkinki. "Kuatkan hatimu Ruhkinki. Kita sudah menduga hal ini akan terjadi.""Tapi aku tak menduga akan sekejam ini. Aku harus menolong Pakembangan. Aku tak perduli sekalipun ikut mati bersamanya!""Jangan tolol!" sentak Ruhtinti sambil memegang lengan sahabatnya itu lebih erat.Di atas mimbar orang berjubah hitam berucap lantang. "Seorang manusia tolol bernama Pakembangan telah berlaku keji! Berbuat khianat pada Sang Junjungan

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 2

    Kembali kegemparan melanda Ruang Seribu Kehormatan sementara Jin Penjunjung Roh, Jin Selaksa Angin dan Jin Lembah Paekatakhijau tertawa cekikikan. Jin Terjungkir Langit terkekeh-kekeh!Semua orang yang duduk di barisan kursi hitam kelihatan menggeram marah dan merah padam muka masing-masing. Namun mereka masih bisa mengendalikan diri. Tak ada yang bergerak. Mereka sudah bisa mengukur siapa adanya tiga nenek yang ada di tempat itu. Apalagi ada pesan dari Jin Muka Seribu agar tidak melakukan sesuatu terhadap apapun yang diperbuat para tamu. Akan tetapi lain halnya dengan orang di atas mimbar. Amarah yang meledak membuat dia lupa diri dan bertindak menurut kemauannya sendiri."Jin Penjunjung Roh dan Jin Selaksa Angin! Sebagai tamu kekurang ajaran kalian sudah lewat batas! Terpaksa aku mengusir roh kalian keluar dari tempat ini. Tubuh kasar kalian untuk sementara boleh tetap di sini!" Tangan kiri kanan orang di atas mimbar bergerak laksana kilat, dua larik sinar hitam mend

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 3

    KETIKA Ruhkinki melompat menyambar tubuh Pakembangan, Ruhtinti tak bisa berbuat lain dan cepat membantu. Kesempatan ini dipergunakan pula oleh Ksatria Pengembara. Dia bergerak mendekati Ruhtinti dan berbisik menanyakan Sendok Pemasung Nasib."Jangan khawatir, ada padaku. Segera akan kuberikan padamu! Sebelumnya aku pergi ke danau. Tapi Kakek Jin Terjungkir Langit tak ada di sana! Rupanya dia sudah duluan ke sini bersama istrinya," kata Ruhtinti pula."Berikan sendok itu padaku sekarang juga! Kita tidak punya waktu lama! Aku punya firasat akan terjadi apa-apa di tempat ini!"Dari balik pakaiannya Ruhtinti mengambil sebuah sendok emas lalu dengan cepat diberikannya pada Bintang. Bintang kembali ke deretan kursi putih tempatnya duduk, langsung menemui Jin Terjungkir Langit."Kek, Sendok Pemasung Nasib ada padaku!" kata Bintang begitu sampai di hadapan Jin Terjungkir Langit. Sosok Jin Terjungkir Langit mengapung setinggi satu tombak ke udara saking kagetnya t

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 4

    "Kalian memilih mati bersama memang tak ada salahnya!" Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab menjawab tantangan. Sambil menyeringai dia angkat tangannya memberi isyarat ke arah barisan kursi hitam. Dari tempat ini beberapa orang segera berkelebat, membuat kurungan di sebelah luar. Mereka adalah Jin Bara Neraka, Sepasang Jin Bercinta dan Pamanyala. Keempat orang ini sama-sama angkat tangan, siap untuk digebukkan pada orang-orang yang |mengurung Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab dan Jin Berpipa Emas."Hai! Tidak ada kematian senikmat mati bersama! Karena itu biar aku menyertai kalian para sahabat!" Satu suara bergema di tempat itu. Lalu satu bayangan berkelebat dan mengapung di udara.Ternyata orangnya adalah Jin Tangan Seribu. Saat itu sosoknya telah berubah menjadi mahluk berambut merah. Dari kulit kepalanya mengepul asap merah.Dua matanya menjorok keluar rongga. Hidungnya berubah panjang dan bengkok. Empat tangannya menggantung di udara siap menghantam ke arah para pengur

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 5

    Saat itu menggema suara genta untuk Ketiga kalinya. Jin Penjunjung Roh dekati kerabatnya Jin Paekatakhijau."Tiga orang yang dicari Ruhmundinglaya ada di sini! Kita harus segera memberi tahukan nenek itu! Apa yang hendak dikatakannya. Aku punya firasat keadaan tambah gawat!""Aku akan memanggil Ruhcinta dan Patampi, kau harap segera memberi tahu Tringgiling Liang Batu dan Jin Patilandak untuk mengusung nenek itu ke sudut dinding putih dan merah” kata Jin Paekatakhijau pula. Semua orang bergerak cepat. Sebelum terompet pertama berbunyi semua sudah berkumpul di sudut yang ditentukan sementara semua orang yang ada di tempat itu memperhatikan orang yang ada di tempat itu memperhatikan dengan perasaan heran tapi tak ada yang berani mengusik termasuk kelompok tuan rumah di barisan kursi hitam."Ruhmundinglaya!" kata Jin Penjunjung Roh sambil letakkan tangan kanannya ke dada Ruhmundinglaya untuk mengalirkan tenaga dalamnya memberi kekuatan pada si nenek yang seka

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 6

    Ruhmundinglaya angkat tangannya memberi isyarat memotong kata-kaia Ruhcinta sambil geleng-gelengkan kepala. Saat itu kumandang terompet yang kedua memenuhi Ruang Seribu Kehormatan. Si nenek di atas tandu masih saja geleng-gelengkan kepala."Nek, bicaralah! Waktu kita tak ada lagi!" desak Ruhcinta setengah meratap. Sementara Bintang telah berada pula di tempat itu bergabung dengan yang lain-lainnya."Perempuan itu memang ibumu Hai Ruhcinta. Dia ibu kandungmu, tetapi dia bukan Ruhpiranti. Bukan anak Ruhniknik nenekmu ini. Bukan adik Patampi...""Gila! Aku mau gila mendengar kata-katamu!" sentak Ruhniknik alias Jin Penjunjung Roh. "Kalau perempuan gantung diri di hutan itu bukan anakku, bukan Ruhpiranti lalu siapa dia?!""Maafkan aku Ruhniknik. Aku mohon padamu dan pada semua yang ada di sini," Ruhmundinglaya susut air matanya, lalu meneruskan ucapannya. "Waktu Ruhpiranti masih bayi dirinya kuculik, kutukar dengan bayi orang lain.""Jahanam! Mengapa k

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 7

    "Kau membunuh dua insan tidak berdosa! Anakku dan perempuan yang gantung diri itu!" teriak Ruhniknik. Lalu nenek ini menangis sesenggukan."Aku mohon ampun, dosaku memang setinggi gunung sedalam lautan. Aku..." Suara Ruhmundinglaya terputus. Di tenggorokannya terdengar suara seperti tercekik. Tubuhnya bergetar keras lalu jatuh tertelentang di atas tandu.Ruhcinta menekap mulutnya menahan ratap tangis yang seperti hendak meledakkan dadanya. Ketika akhirnya dia mengangkat kepalanya pandangannya bertemu dengan pandangan Patampi. Di lubuk hatinya saat itu muncul perasaan betapa besar dosanya selama ini karena tidak pernah mengakui lelaki itu sebagai ayahnya. Rahasia besar yang disingkapkan Ruhmundinglaya memberi kenyataan bahwa Patampi bukanlah kakak kandung ibunya. Dan dia terlahir secara wajar dari hasil hubungan sepasang suami istri yang bukan merupakan kakak adik. Apa yang selama ini menghantui jalan hidup dan pikiran serta hati Ruhcinta kini hilang lenyap tak berbekas

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 8

    Ketika tadi hampir terjadi bentrokan hebat dan akhirnya Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab dan kawan- kawan kembali ke kursi barisan hitam, Ruhrembulan tidak kembali ke kursinya di barisan merah, melainkan melangkah ke deretan kursi hitam dan berhenti di hadapan Sepasang Gadis Bahagia."Ada apa kau berdiri di hadapan kami?!" menghardik Ruhkenanga, gadis termuda dari sepasang gadis kembar ini.Ruhkemboja sang kakak memegang tangan adiknya sambil tersenyum dia berkata lembut. "Gadis cantik, aku tidak pernah melihat dirimu sebelumnya. Kecantikanmu sungguh luar biasa, membuat kami kagum. Sehabis pertemuan ini apakah kita bisa berjumpa? Jika kau sudi kami berdua akan mengundangmu ke tempat kediaman kami.""Aku tahu apa yang ada di dalam benakmu, Hai gadis bernama Ruhkemboja!""Hai! Kau tahu namaku!""Lebih dari itu aku tahu kelainan yang ada dalam dirimu dan adikmu! Kelainan yang selama ini menebar kekejian tiada tara. ""Kakakku, agaknya si cantik in

Bab terbaru

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 23

    Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 22

    “Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 21

    “Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 20

    Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 19

    Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 18

    “Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 17

    Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 16

    “Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 15

    Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi

DMCA.com Protection Status