Share

169. Memanas

Author: Aldho Alfina
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Karena ayunan pedangnya ditahan, Akara mengayunkan pedang lainnya. Akan tetapi, badannya langsung meliuk ke samping dan mengurungnya serangannya. Sebab, palu yang Yog Aren lemparkan tadi melesat kembali kepada pemiliknya. Mereka lalu melesat di langit-langit gua, saling menyerang dengan sangat cepat layaknya kilatan cahaya. Setiap kali benturan serangan, menciptakan gelombang energi yang begitu besar. Walau para warga telah terlindungi oleh pelindung yang Akara buat, namun tidak dengan langit-langit gua. Pegunungan batu Vodor bergetar hebat, tidak sedikit ada bagiannya yang runtuh.

Sambil mempertahankan energi pelindung dan menonton pertarungan, Raja Vonci Kates, orang yang menggantikan tahta Raja Marbun Bidara mendekati Bento Besiah.

"Raja Bento Besiah, bukankah hubungan kota Shuyal dengan kota Gnome bisa dibilang tidak buruk, kenapa tidak membantunya?"

"Tidak ada alasan untukku membantunya, pemuda itu juga telah menyelamatkan kotaku. Lalu bagaimana den
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Gito Suhono
selanjutnya jng ditahan bab barunya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Penguasa Dewa Naga    170. Melawan Raja Penempa!

    Akara melepaskan pedang di tangan kanannya hingga ia melayang sendiri, lalu melebarkan tangannya ke depan. Energi dingin dengan cepat membentuk cakar Naga, lalu aura alkemisnya menyala.Dua aura yang bercahaya begitu indah mengapitnya dari sisi atas dan bawah.Saat mengarahkan telapak tangannya ke atas, ada es yang membentuk bor spiral yang langsung melayang di atasnya. Setelah terbentuk sempurna, angin langsung menyelimutinya, membuatnya berputar dengan kecepatan tinggi. Kembali bor spiral terbentuk, hingga jumlahnya mencapai tujuh buah. Melayang di sekitar tubuhnya, bergerak mengelilinginya secara horizontal. Ia lalu meraih pedangnya sebelum membuat kuda-kuda untuk melesat. Sonic Boom atau dentuman sonik langsung tercipta saat ia melesat ke arah Yog Aren. Selain suara dentuman yang keras, namun juga getaran di seluruh gua.Raja kota Gnome itu lalu mengayunkan tangan ke atas, 'wushh' bongkahan batu besar mencuat dari kawah di depan Akara. Akan tetapi, pemuda i

  • Penguasa Dewa Naga    171. Higanbana kembali Mengguncang!

    Ia terlentang, tertanam di langit-langit gua. Saat berusaha untuk mengangkat kepalanya, Akara sudah melesat di depannya sambil mengayunkan pedang.Boommbbb… Langit-langit gua berlubang dengan tebasannya, bahkan sampai menembus ke atas pegunungan Vodor. Lubang sepanjang belasan metes, menyebabkan abu dari hancurnya bebatuan mengepul di udara. Swussh… Kepulan debu tersapu oleh angin, kini terlihat sorotan cahaya matahari yang memasuki gua melalui lubang bekas serangan Akara. Tidak terlihat keberadaan Yog Aren, lalu pemuda berjaket hitam itu menoleh ke arah datangnya hembusan angin."Para tetua dengarkan perintahku!" Yog Aren sudah terbang cukup jauh darinya. Walau lolos, namun armor batu di pundak kirinya sudah hancur. Bahkan melukainya hingga terlihat darah yang mengalir di sela-sela armor batu."Bentuk formasi Berlah Naga Magma!" Yog Aren langsung membuat segel tangan, lalu muncul lingkaran sihir berwarna oranye di atasnya. Pola ukiran sajak yang

  • Penguasa Dewa Naga    172. Masih Beruntung dia!?

    Pada peluncuran Higanbana terakhir kali, Akara menggabungkannya dengan kristal beracun milik Komo. Ia mampu membunuh Avav yang memiliki tingkatan ranah Gambuh, namun sekarang ia hanya menggunakan kristal es. Akan tetapi, saat itu Akara murni menggunakan aura ranahnya, sedang sekarang, mmenggunakan aura Naga yang bisa dibilang puluhan kali lipat dibandingkan saat itu.Akara kini terengah-engah, memandangi ledakan jurusnya yang berangsur-angsur menghilang. Akan tetapi, swushh… keluar seseorang dari kobaran api di udara. Raja bertubuh besar itu terjun dari langit, dengan kondisi pakaian dan tubuhnya penuh luka bakar. Ia masih sadarkan diri, bahkan melirik pemuda yang membuatnya jadi seperti itu."Para tetua dan seluruh pasukan Wyvern!" teriaknya, disusul oleh Akara yang langsung melesat ke arahnya."Tangkap bocah itu, jangan biarkan dia lolos!" lanjutnya, namun pemuda itu dengan cepat terbang ke arahnya. Di saat yang sama, kelima tetua, Alan dan Lemon langsung membuka sayapnya. Posisi pa

  • Penguasa Dewa Naga    173. Wyvern Mengesalkan!

    Ketiga tetua sudah menyalakan aura ranahnya, ranah Gambuh bintang 3, 4, dan 5, sedangkan Alan di ranah Gambuh bintang lima. Walau melawan tiga orang sekaligus di ranah yang sama, ia tidak gentar samasekali, ditambah dengan topeng serigala yang membuatnya mendapatkan kekuatan bayangan. Melihat topeng yang dikenakan pria berjubah, putri berambut merah mengernyitkan dahinya."Kau benar-benar sial Yog Aren, membuat orang sepertinya menjadi musuhmu." Tiba-tiba wajahnya malah memerah, mengingat kembali saat Akara mencuri ciuman pertamanya. Tanpa sadar ia mengusap pelan bibir merahnya..."Maaf merepotkan kalian," ucap Akara yang masih begitu lemas. Kedua pria di depannya hanya menoleh sekilas dan tersenyum tipis."Jangan sungkan!""Riwayat kalian akan berakhir di sini!" teriak salah satu tetua dengan gengaman tangan yang diselimuti oleh energi, ia lalu mengayunkannya ke atas, hingga mencuatlah gelombang magma. Wushh… Ombak yang begitu tinggi hingga menggulung mereka, untung Lemon dengan s

  • Penguasa Dewa Naga    174. Memikul Nasib dan Harapan!

    Dengan keenam belatinya yang sudah bergetar hebat saat ia alirkan energi, Wyvern tinggal beberapa meter di depannya.Cringg! Jruggg… Wyvern tertahan oleh rantai di kakinya hingga membuatnya tercebur kembali ke dalam kawah sebelum mencapai altar teleportasi. Tanpa pikir panjang, Alan bergegas menyusul Lemon dan Akara...Di pintu keluar, ternyata gerbang sudah terbuka, namun kubah pelindung masih menyelimuti. Di sana sudah ada pasukan Aliansi Angin Malam yang berjejer, sedangkan di luar kota sudah ada ular raksasa yang menunggu. Ia adalah Kyun, bersama Komo, serta Ken dan Amphipthere yang masih berukuran kecil. "Bentuk formasi!" seru Alan, lalu secara serentak puluhan anggota Aliansi Angin Malam membuat formasi. Lemon dan Akara sudah sampai di sana, namun mereka masih menunggu kedatangan Alan. "Ikuti aba-abaku!" seru Lemon sambil mengangkat tangannya dan melihat kedatangan Alan. Sekitar puluhan meter lagi, Alan menjentikkan jarinya. Muncul tanda bayangan di atas kepala Lemon, ia lang

  • Penguasa Dewa Naga    Arc 4: Kekaisaran Naga Sejati

    Arc 4: Kekaisaran Naga SejatiSayang sekali, Esensi Magma Surgawi gagal didapatkan. Akara belum bisa naik ranah.Kota hutan Araves tercipta karena secuil energi Naga Sejati elemen Tanaman, membuat kota itu menjadi surganya para master Alkemis. Lalu bagaimana dengan tempat kediaman aslinya? Tentu saja menjadi jauh lebih baik dari itu. Ini juga alasan kenapa author tidak membiarkan Akara ikut kompetisi Alkemis sebelumnya. Ia yang notabenenya seorang master Alkemis tingkat enam, apakah jadi luar biasa di sana? Menurut judul, ia adalah Penguasa Dewa Naga, apakah akan mendapatkan warisan sang Dewa Naga? Tentu saja!!... Tidak! Tidak ada waris-warisan. Kekaisaran Naga Sejati merupakan tempat paling aman untuk makhluk seperti mereka. Juga demi mengembalikan ranah Amphipthere dan Ken. Awal-awal akan fokus ke masalah partner baru dan berlatih mengendalikan Aura Naga.Selain untuk mendapatkan beberapa pil, Akara melakukan kegiatan Alkemis juga untuk mendapatkan tiket masuk dunia tak berpenghuni.

  • Penguasa Dewa Naga    175. Penghuni badai di Laut

    Pertemuan tiga arus samudera menyebabkan ombak dan badai yang begitu mengerikan. Ditambah lagi ada pegunungan Vodor yang berada di bawah laut, membelokkan arus laut hingga membentuk pusaran ombak. Seekor ular King kobra raksasa meliuk-liuk, mengarungi lautan dengan dua orang yang ada di atas kepalanya. Akara, pemuda berjaket hitam itu masih duduk dengan tenang di atas kepala Kyun, memulihkan energinya yang sepenuhnya terkuras saat melawan Yog Aren. Sedangkan Alan si pria berjubah sudah berdiri, di sampingnya ada ular bersayap yang terbang, lalu ada ular king kobra kecil dan naga tanpa sayap seukuran kadal.Melihat pusaran ombak jauh di depan sana, Ken lalu menoleh ke arah pria berjubah dan berkata."Alan, pergilah bersama tuan muda terlebih dahulu, biarkan kami perlahan-lahan menyeberangi lautan ini sendiri!"Akara yang sebelumnya fokus memulihkan energi jadi terbangun dan langsung melompat ke arah Ken. Plukk.. ia memukul kepala ular kecil itu, lalu menggenggam tubuhnya dan mengangkat

  • Penguasa Dewa Naga    176. Dewi Naga dan Kraken

    Sranggg… Ekor Kyun menerjang ratusan ikan itu, menghalaunya agar tidak menyerang Akara."Tuan muda!" serunya, sambil melirik pemuda di atas kepalanya."Aman!" seru Akara."Ikan sialan!" teriak Ken, disusul cahaya warna oranye yang menyala di atas kepala istrinya. Aura mistis empat pola, terlihat begitu kontras di tengah-tengah cahaya biru tingkat langka."Tidak mungkin!" Ken kembali dibuat kesal. Pasalnya, ikan-ikan itu tidak takut akan aura mistis milik Kyun. Padahal seharusnya binatang sihir tingkat mistis satu pola saja langsung ketakutan jika melihatnya, terlebih lagi, mereka hanya tingkat langka yang maksimal hanya dua pola aura. Kyun tidak bisa melanjutkan berenang, ekornya kini digunakan untuk menyapu ikan-ikan yang akan menyerang mereka. Begitu lama mereka menahan di keadaan itu hingga akhirnya Kyun kesal. Ikan yang tidak ada habis-habisnya itu akhirnya ia sembur menggunakan racun. Ia memutar kepalanya ke segala arah agar racunnya menyebar. Mereka merasa lega saat hal itu ter

Latest chapter

  • Penguasa Dewa Naga    Note Author

    Alhamdulillah selesai Season 1! Terima kasih buat yang sudah mendukung Author, semoga terhibur dengan imajinasi saya. Mohon maaf bila banyak kesalahan author, baik penulisan kata-kata yang kurang berkenan di hati para pembaca ataupun yang lainnya. Para pendukung semoga sehat selalu dan dilancarkan rezekinya, jadi dapat terus mengikuti perkembangan author dan Akara. Author akan hiatus dulu dan akan mulai kembali bulan depan, semoga diberikan kelancaran untuk semuanya. Oh iya, Author sarankan untuk membaca ulang Arc 1 (bab1-52) percayalah, ada rencana bagus yang Author siapkan untuk Akara. ******* Penguasa Dewa Naga Season 2 Takdir merenggut semua orang terkasihnya, membuat kekuatannya lepas kendali dan menciptakan lubang hitam. Dirinya terhisap ke dalam lubang hitam, lalu muncul kembali di dunia yang dipenuhi oleh api dan kekerasan. Neraka? Seperti itulah gambaran dunia ini. Dengan ingatan yang masih membekas, Akara mencari cara untuk keluar dari dunia itu. Menggunakan nama samaran

  • Penguasa Dewa Naga    338. Akhir Adalah sebuah Permulaan!

    Pemuda dengan pakaian compang camping penuh luka bakar dan menenteng sepasang pedang kayu hitam, muncul di atas sebuah sungai, di belakangnya ada gua di bawah air terjun yang sudah hancur. Ia lalu melihat ke arah hilir sungai, pemukiman di pinggir bantaran sungai sudah hancur berantakan, dengan pepohonan raksasa yang ambruk dari hutan di belakangnya. Selain tubuh manusia yang berserakan, juga banyak binatang sihir raksasa yang kondisinya tidak jauh berbeda. "Tuan Agera!" teriak seseorang yang wajah dan tubuhnya penuh bekas luka, namun kali ini banyak sekali tambahan luka di tubuhnya. Ia tertatih-tatih mendekat, lalu melesat terbang mendekati pemuda itu. "Marbun Bidara! Kekaisaran Gletser Abadi!"Akara langsung menoleh ke samping, kesadarannya langsung mendeteksi ribuan mil di depan sana. Wush!... Dalam sekejap, ia sudah berada di atas gletser kutub, meninggalkan robekan ruang yang gelap di udara, seakan menggaris langit sejauh ribuan mil. Gleng!... Ia melompat turun, membuat cekung

  • Penguasa Dewa Naga    337. Saling Membunuh!

    447Walau tubuhnya masih penuh luka bakar yang mulai mengering, ia mengangkat satu tangannya ke atas. Wush!... Ketiga Auranya menyala, membuat hembusan energi dan seketika energi meluap keluar dari tubuhnya, membentuk aliran energi yang bergerak ke atas. Enegi itu membentuk lingkaran energi besar yang memiliki pola rumit layaknya di atas altar teleportasi. "Kau ingin kabur!?" Sonic Boom terbentuk di belakang Rose, sambil mengulurkan satu tangan ke depan dan segera diselimuti oleh energi merah berbentuk cakar. Akan tetapi, lingkaran teleportasi sudah sepenuhnya menyala dan Whup!... Para master Alkemis menghilang, namun ternyata Akara masih berada di sana. Cring!... Ia menangkis cakar rubah menggunakan pedang kayunya sambil tersenyum menyeringai."Sudah aku bilang, aku akan membunuhmu!"Wush!... Rose melesat menjauh bagaikan bayangan, namun Akara langsung berada di depannya. Mereka melesat hingga luka bakar di tubuh keduanya terlepas sendiri-sendiri. Akara terus mengincar lehernya, mem

  • Penguasa Dewa Naga    336. Penculik Master Alkemis!

    Laser menembus energi pelindung dan langsung menerpa tubuhnya, cukup lama laser bersinar hingga akhirnya padam. Gelombang radiasi panas masih memenuhi angkasa lepas, lalu ada bongkahan batu yang menyala merah. Krek!... Batu itu retak dan tidak lama kemudian hancur, muncullah pemuda berjaket hitam di dalamnya. Walau tubuhnya diselimuti oleh Esensi Surgawi, namun pakaian dan tubuhnya penuh luka bakar. "Apa aku bilang!" seru Komo, namun tuannya masih terlihat santai dan meraih kedua pedangnya kembali. Akan tetapi.."Agkh!" Ia langsung memegangi dadanya dan tatapannya begitu tajam melihat ke arah gadis rubah di depannya. "Ada apa Akara!?"Ia menjawabnya sambil menahan emosi dan giginya mengatup karena sangat geram. "Kubah pelindung di kota Bhinneka telah hancur, bahkan yang menyelimuti Gua Pelindung Harapan juga hancur!"Rose lalu tertawa puas, seolah-olah dia dapat mendengar apa yang Akara katakan. "Apa kau merasakannya!? Pasukanku telah menemukan keberadaan kekasih fanamu! Para gadism

  • Penguasa Dewa Naga    335. Peniru Higanbana!

    335Di angkasa lepas yang gelap dan dihiasi cahaya bintang. Bruak!... Rose kembali tertahan oleh dinding transparan dan Akara langsung berada di depannya, memukul hidungnya dengan sekuat tenaga. Dinding transparan langsung hancur dan gadis itu terlempar ke belakang. Akara ingin membuat dinding transparan lagi, namun segera ada energi kematian yang menyelimuti tubuh Rose. Gadis itu tidak lagi menabrak dinding transparan dan menembusnya. Akan tetapi, Akara tetap muncul di depannya dengan mengayunkan pedangnya. Tring tring!... Benturan pedang dan cakar rubah menciptakan percikan api, lalu mereka saling menyerang sambil terus melesat. Bugh!... Rose menendang perut Akara hingga terlempar mundur, namun pemuda itu langsung berteleport di belakangnya. Crang!... Ia mengayunkan pedangnya, ditahan oleh selendang, namun tetap membuat meluncur jauh. Ia kembali berteleport dan menendang punggungnya, hingga melenting sebelum terlempar. Gadis itu terlempar menuju planet di dekatnya, terbakar saat mem

  • Penguasa Dewa Naga    334. Raja Kutukan!

    Kubah pelindung arena bergetar hebat, membuat semua orang menoleh, termasuk para penyandera dan yang di sandera. Pria bertopeng kucing oranye sempat melirik leher penyandera, namun getaran itu tidak berlangsung lama. ...Di dalam arena, bongkahan batu tadi sudah menyala merah layaknya bara api. Sedangkan Rose diselimuti oleh selendangnya yang perlahan-lahan membuka. Ia terkekeh saat melihat sekitarnya dipenuhi asap bekas terbakar. "Kau bodoh! Membakar seluruh tempat hanya akan membunuh dirimu sendiri! Sekarang tidak ada lagi oksigen untukmu ber..." Ia terdiam saat bongkahan batu yang melayang-layang tersibak, nampaklah pemuda berjaket hitam yang melebarkan kedua tangannya ke samping. Di ujung telapak tangannya, ada sebuah benda seperti kelereng yang bercahaya sangat terang, dengan ketiga auranya yang menyala. Aliran energi sangat lebar layaknya selendang sutra merahnya, bergerak masuk ke dalam kedua titik bercahaya. "Sudah kubilang, aku akan membunuhmu!" Akara menyeringai, namun se

  • Penguasa Dewa Naga    333. Ledakan Kilonova

    333Mengetahui kekasihnya disandera, puluhan bor spiral terbentuk dan langsung melesat, meliuk-liuk menghindari selendang merah yang hendak menangkisnya. Akan tetapi, ada energi kematian yang langsung membuat bor spiral melebur. Benar-benar lenyap di udara tanpa menyisakan sebutir debupun. Ia langsung berhenti, melihat Lina yang pergi bersama pasukan yang mengepungnya, memasuki portal dan menghilang. "Lihatlah! Apalagi yang bisa kau miliki!? Sang Peri Salju telah pergi, putri Kaisar Atla telah dikepung, tidak ada yang bisa kau lakukan lagi!?" Wush tring tring tring tring!... Akara melesat dengan tatapan tajam ke arahnya. Walau banyak selendang yang menghadang, namun ia tebas begitu mudahnya. Karena terus mendekat, energi kematian seperti asap hitam kehijauan keluar dari tubuh Rose. Persis seperti seekor gurita yang menyemprotkan tintanya. Akan tetapi, ada angin yang berputar, menembus kepulan energi kematian. Ia melesat dan sudah siap posisi Cakaran Naga Hitam, membuat gadis itu terb

  • Penguasa Dewa Naga    332. Kekacauan

    Kedua peserta sudah berada di atas arena, mereka masih terlihat begitu tenang, walau gong tanda mulainya pertandingan sudah berbunyi. "Apa yang kau lakukan? Cepat menyerah!" Komo yang tidak sabar langsung melompat dan bertengger di pundaknya."Iya iya!" Akara ingin mengangkat tangannya, namun gadis yang menjadi lawannya berbicara. "Kau mirip dengan ayahmu!"Akara langsung menarik kembali tangannya dan menatapnya sambil mengernyitkan dahi. "Kau kenal ayahku?"Rose langsung tertawa lepas, lalu berjalan mendekat sambil berkata. "Tidak hanya kenal!" Ia mengangkat satu tangannya. "Dengan tangan ini aku membunuhnya!" Akara langsung terbelalak dan mengepal erat, namun masih berusaha menahan emosinya. "Apa maksudmu!?"Gadis itu kembali tertawa puas dan terdengar menakutkan, lalu berkata dengan ritme cepat. "Kau tau bagaimana ekspresi ibumu si Rani yang marah meluap-luap? Kau tau bagaimana ekspresi Violet yang dingin dan menak

  • Penguasa Dewa Naga    331. Pertemuan 2 Gadisnya

    Akara berjalan di sebuah lorong sambil menggandeng tangan kekasihnya. Di lorong yang sepi, namun terdengar suara riuh dari penonton dari sebuah tribun di atas mereka. Saat itulah mereka berpapasan dengan seorang gadis bergaun merah dan bercadar. Langkahnya begitu tenang dan mantap saat melewati lorong, ditemani oleh seorang pemuda berpakaian rapi. Akara langsung mengenali pemuda itu, sang wakil komandan pasukan Bintang, Baester. Ia langsung mempercepat langkahnya dan mendekat, lalu melebarkan tangan kanannya ke samping, menyentuh dinding lorong dan menghalangi jalan mereka.Melihat nonanya dihadang, Baester langsung menghardiknya. "Akara, apa yang kau lakukan!?"Akara lalu menatapnya dan berkata dengan tenang. "Pergilah!" Ia langsung membuat pemuda itu tehentak, lalu gadis bercadar berkata tanpa menoleh. "Pergilah terlebih dahulu!""Baik nona!" Ia langsung melesat pergi, sedangkan Akara langsung tersenyum lebar dan berkata."Kenapa memak

DMCA.com Protection Status