Share

Bab 2

Penulis: Nurleni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-18 19:50:47

Naya masih ada di sana dia membantu sahabatnya itu, bahkan Naya juga membantu Alya mandi dan mengganti pakaian.

Mereka tidak merasa canggung apa lagi dahulu mereka sering mandi bersama.

Alya dan Naya sudah saling kenal sejak sekolah dasar.

Orang tua Naya sudah tiada dan Naya hanya tinggal dengan Neneknya, hingga saat itu orang tua Alya merasa sangat kasihan pada Naya hingga mereka menyayangi Naya seperti Alya.

"Nay, kalau kamu ada pertanyaan silahkan tanya saja pada mas Yash, takutnya ada yang kamu gak paham." ucap Alya.

Naya bingung dia langsung menatap pada suami dari Sabahatnya itu.

"Boleh?" tanya Naya.

Mulai saat ini Naya sudah menyiapkan pertanyaan untuk calon suaminya nanti, dan mungkin sekarang adalah waktunya melontarkan beberapa pertanyaan itu.

Naya duduk di sofa yang ada di sana, Yash terlihat sangat canggung menatap pada Naya yang saat ini duduk di sampingnya.

"Baiklah mas Yash ada beberapa pertanyaan yang mau saya lontarkan pada, Mas." ucap Naya.

"Apa?" ketus Yash.

"Berapa gaji Mas?" tanya Naya.

"Perbulan kurang lebih sepuluh sampai dua belas juta." jawab Yash yang merasa sangat tak suka pada Naya, apa lagi kesan pertama kali yang Yash simpulkan tentang Naya adalah Naya wanita matre dan tak punya sopan santun.

"Bagaimana cara kamu akan membagi rata uang gaji mu itu?" tanya Naya.

"Gampang aku kasih semua uang aku pada Alya biar dia yang beri kamu uang perbulannya." jawab Yash yang bahkan tidak antusias.

"Mas gak bisa begitu, setelah menikah lagi kamu yang menentukan itu." sahut Alya dari arah ranjang pasien.

"Baiklah aku akan bagi rata, begini lima juta aku kasih Alya, dan dua juta aku kasih kamu selebihnya aku akan gunakan untuk biaya berobat Alya." putus Yash.

"Baiklah, sebenarnya apa pekerjaan kamu?" tanya Naya.

"Aku direktur di perusahaan KTA collection." ucap Yash.

"Oke, begini aku punya anak namanya Zoya dia empat tahun, bisakah kamu sayang pada anak ku?" tanya Naya.

Yash menatap pada Alya yang saat ini juga menatap padanya.

"Sayang apa ini ide yang bagus?" tanya Yash.

"Ya, lakukan saja." sahut Alya.

"Tergantung, aku tidak terlalu suka pada anak anak." jawab Yash jujur.

"Jika suatu saat nanti sebuah pilihan berat datang pada mu, apa kau akan memilih aku atau Alya?" tanya Naya.

"Ck tentu saja aku pilih Alya." sahut Yash menatap tajam pada Naya.

"Jika aku berbuat salah, apa kamu akan memaafkan aku?" tanya Naya.

Helaan nafas terdengar dari Yash.

"Tergantung kamu salah apa?" ketus Yash.

"Aku paham, ada lagi begini, jika suatu saat nanti aku atau pun Alya punya kelebihan masing masing, aku harap kamu jangan membanding bandingkan aku dengan Alya atau pun sebaliknya, aku tidak suka akan hal itu." ungkap Naya.

"Lagi pula kamu dan Alya saja tidak setara jadi apa yang mau aku banding banding kan?" ketus Yash yang langsung berdiri dan mendekat pada Alya.

Yash menyelimuti Alya supaya Alya tidak kedinginan.

"Istirahat lah aku akan keluar sebentar." ucap Yash.

"Ya mas, jangan lama." sahut Alya.

Naya mendekat pada Alya yang masih berbaring di sana.

"Al, aku pikir ini bukan ide yang bagus, kamu lihat suami kamu saja bahkan tidak suka padaku mana mungkin kita akan bersama." tanya Naya.

"Nay dia hanya belum terbiasa." ucap Alya.

"Aku gak mau!" kesal Naya.

"Nay, plis." pinta Alya memohon pada Naya.

"Ini bukan ide bagus Al, bagaimana kalau orang tua kamu tau akan hal ini?" tanya Naya.

"Dia akan mendukung aku." sahut Alya.

"Al ini bukan sebuah lelucon anak anak yang bisa dengan mudah di setujui oleh orang tua, apa lagi mereka orang terpandang Al, aku gak mau menjadi duri dalam rumah tangga mu, aku bisa merawat kamu. Al, tanpa melakukan pernikahan ini." ucap Naya.

"Aku meminta kamu menikah dengan suami aku karena aku mau kamu merawat suami aku." ucap Alya.

"Sejauh ini Al, aku gak mau mempunyai suami yang mempunyai dua istri, itu prinsip aku, susah Al bagi aku untuk menerima ini semua, aku bisa mendonorkan darah, ginjal, sumsum tulang belakang, atau bahkan jantung aku untuk kamu tapi tolong jangan lakukan ini padaku." ucap Naya sedih.

"Aku akan meninggal Nay, nanti kamu akan menjadi istri satu satunya suami aku." sahut Alya.

"Lihat suami kamu bahkan tidak suka pada ku." keluh Naya.

"Dia hanya belum terbiasa." ucap Alya.

Orang tua Alya datang ke sana, mereka tidak setiap hari datang ke sana, apa lagi mereka juga sibuk dengan pekerjaan mereka masing masing.

"Alya," sahut seorang wanita paruh baya, namun walaupun sudah cukup tua dia tetap terlihat seperti muda dan cantik.

Dengan rambut hitam yang lebih sering di sanggul wanita paruh baya itu terlihat sangat elit.

Lia Rohalia adalah ibu dari Alya, dia sangat baik bahkan dia juga sangat sayang pada Naya sejak Naya masih kecil.

Namun sayangnya sudah beberapa tahun Naya pindah ke kota sebrang karena ikut suaminya, hingga mereka tidak saling bertemu lagi.

"Mamah?" sahut Alya.

Lia langsung mendekat pada putrinya dia memeluk Alya yang saat ini adalah putri semata wayangnya.

"Bagaimana kabar kamu" tanya Lia.

"Baik mah." jawab Alya tersenyum.

Lia menatap pada Naya yang saat ini ada di samping putrinya.

"Anayah kan?" tanya Lia yang saat ini sangat terkejut melihat Naya.

"Ya Nyonya." ucap Naya yang langsung menyalami tangan Lia.

"Nyonya, astaga Naya panggil aku Mamah saja jangan Nyonya." ucap Lia.

"Ya mah." ucap Naya yang merasa nyaman dengan ibu dari sahabatnya itu.

"Bagaimana kabarnya Mah sehat?" tanya Naya.

"Ya seperti yang kamu lihat." ucap Lia.

"Syukurlah aku rindu pada kalian, dan aku merasa sedih saat melihat Alya yang seperti ini." ucap Naya.

"Ya terlihat dari mata kamu yang sembab!" sahut Lia.

"Padahal aku berpikir kalau kalian sehat sehat saja di sini." ucap Naya.

"Sudahlah tak apa, mungkin ini adalah karma atas apa yang sudah Alya perbuat dahulu." sahut Lia menatap pada putrinya itu.

Namun Naya terkejut apa yang sebenarnya Alya lakukan dahulu.

"Apa yang Alya lakukan?" tanya Naya.

Namun tak ada jawaban dari semua orang yang ada di sana, mereka diam seribu bahasa, sampai sini Naya paham kalau ada rahasia yang tidak boleh Naya ketahui.

"Mah sekarang kan ada mamah aku akan keluar dahulu, aku mau beli kuota." ucap Naya.

"Baiklah." ucap Lia.

"Al, aku pamit sebentar ya." ucap Naya.

"Ya Nay, jangan lama." sahut Alya.

Naya menuju ke salah satu counter yang ada di dekat rumah sakit itu, dia akan membeli kuota karena dia akan menghubungi bibinya yang dia titipkan Zoya, putrinya.

Namun sayang saat ini ada Ilyas juga di sana dia tengah membeli charger untuk mengisi baterai ponselnya.

"Mbak, aku mau isi kuota." ucap Naya pada mbak yang jaga toko itu.

"Kuota yang berapa mbak?" tanya penjaga toko.

"Yang Dua puluh ribu saja." sahut Naya.

"Mbak berikan dia kuota yang ful satu bulan ini uangnya." sahut Ilyas yang langsung menyodorkan uang pada penjaga toko.

"Tidak perlu tuan!" ucap Naya yang langsung menatap pada Ilyas.

"Eh mas Yash." gumam Naya.

"Baik pak." ucap penjaga toko.

"Padahal tidak usah aku hanya butuh untuk kerja dan menghubungi Zoya saja." sahut Naya.

"Jangan menolak!" sahut Ilyas yang langsung pergi dari sana.

Setelah selesai Naya langsung berlari mengejar Ilyas.

"Mas Yash." sahut Naya.

Ilyas menatap pada wanita yang memakai pakaian serba hitam itu.

"Apa?" tanya Yash memutar bola matanya malas.

"Ini uang kembaliannya, terimakasih aku akan ganti kalau aku sudah mendapatkan gaji." sahut Naya.

"Tidak perlu!" ucap Ilyas yang langsung pergi dari sana.

"Tapi mas aku mau pernikahan ini jangan di lanjutkan, tolong bujuklah Alya." sahut Naya yang langsung menghentikan langkah Ilyas.

Bab terkait

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 3

    Ilyas menatap pada Naya yang saat ini ada di belakangnya. "Aku akan coba bujuk." sahut Ilyas."Terima kasih." ucap Naya.Sedangkan di dalam ruangan saat ini Alya bicara tentang niatnya itu pada Lia yang tak lain adalah ibunya."Bagaimana Mah?" tanya Alya."Tidak mungkin Alya, dia itu sahabat kamu mungkin dia sudah menganggap kamu saudaranya!" sahut Lia."Tapi mah, coba mamah pikiran bagaimana perasaan mas Yash saat ini, dia butuh pendamping mah, wanita yang sehat yang bisa buat dia menjadi seorang ayah, bukan wanita seperti aku yang sakit sakitan dan mungkin sebentar lagi aku akan mati." keluh Alya."Kamu tau Naya itu siapa, kalau dia sayang pada suami mu, dan dia ingin memiliki suami kamu bagaimana?" tanya Lia menatap sinis."Aku gak perduli pada hal itu mah, hanya saja saat ini yang paling penting adalah mas Yash menikah lagi." putus Alya."Ck kamu ini, kamu pikir dengan seperti ini Ilyas tidak akan mencampakkan kamu, hah? berpikir logis Alya, kamu sakit sekarang sudah syukur kalau

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 4

    Naya menengadah tangannya untuk menerima Ilyas yang sekarang membuka penitinya."Banyak sekali!" gumam Ilyas."Entah, yang masang mua nya." jawab Naya.Ilyas tidak bicara lagi dia hanya diam saja sambil mencabuti peniti."Bolehkah aku membawa putri aku datang ke sini?" tanya Naya."Di mana anak mu?" tanya Ilyas."Di kampung, kira kira dua sampai tiga jam untuk datang kemari." jawab Naya."Bawa saja." ucap Ilyas."Ya, besok aku akan meminta bibi untuk datang kemari membawa Zoya." sahut Naya."Bibi?" tanya Ilyas."Ya bibinya suami aku." ucap Naya namun dia baru ingat kalau dia adalah istri Ilyas bukan istri laki laki yang dahulu meninggalkan dia dan Zoya."Maksudnya, Bibinya mantan suami aku." ucap Naya lagi.Ilyas tidak bicara lagi, dia belum bisa menerima kehadiran Naya, semua perbuatan dia pada Naya itu adalah sebuah perintah dari Alya."Sudah?" sahut Ilyas."Terima kasih mas." ucap Naya."Sama sama." ucap Ilyas.Naya membuka kerudungnya setelah Ilyas pergi dari sana, Naya membuka ga

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 5

    Pagi harinya terlihat kalau jam dinding menunjuk pada pukul empat pagi, Naya saat ini tengah menantikan sholat subuh.Naya melakukan tadarus Al Qur'an untuk mengisi waktu luang selama dia menunggu waktunya adzan.Quran surat Al waqiah terdengar dari suara Naya yang saat ini matanya fokus pada Al Qur'an.Ilyas terbangun karena suara lantunan ayat suci yang Naya lantunkan itu, Naya bukan seorang wanita yang lulusan pesantren, hanya saja Naya bisa membaca Al Qur'an walaupun banyak huruf yang salah saat dia ucapkan.Ilyas langsung menuju ke kamar mandi, dia mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat subuhnya.Jujur saja Ilyas merasa sangat terkejut karena Naya dan Alya begitu banyak berbeda.Selama ini tak pernah Alya melaksanakan sholat, terkadang saat Ilyas meminta Alya sholat dia selalu menolak dengan banyak alasan.Hingga saat itu Ilyas merasa bosan meminta istrinya untuk melaksanakan Sholat, terlalu banyak alasan hingga Ilyas siap menanggung kesalahan Alya bahkan dia juga siap menangg

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 6

    Di rumah sakit Naya baru saja datang bersama dengan Zoya, saat ini Ilyas berada di sana karena tengah bekerja dari laptop."Naya!" sahut Alya."Assalamualaikum Al." ucap Naya."Waalaikum salam." sahut Ilyas yang hanya Ilyas yang menjawab salam dari Naya."Ini anak kamu?" tanya Alya menatap pada gadis kecil."Ya dia Zoya, putri aku." ucap Naya."Wah gadis kecil, sini sama Ibu." ucap Alya meminta Zoya untuk mendekat.Naya mengarahkan Zoya untuk mendekat pada Alya yang saat ini hanya bisa diam di atas ranjang."Tante kenapa?" tanya Zoya gadis kecil itu bertanya."Panggil aku Ibu ya." ucap Alya tersenyum pada Zoya."Ibu gak papa, cuman lagi sakit saja." ucap Alya."Oh." ucap Zoya yang langsung menyalami tangan Alya.Zoya juga mendekat pada Ilyas yang saat ini tengah duduk, Zoya langsung menyodorkan tangannya meminta Ilyas untuk meraih tangan bocah itu supaya Zoya bisa menyalaminya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 7

    Kemoterapi yang di lakukan Alya telah selesai, saat ini Alya mengeluh kalau setelah kemoterapi dia sering merasakan rambutnya yang semakin rontok, bahkan giginya juga ada beberapa yang copot.Naya merasa sangat sedih melihat kondisi sahabatnya, dia tidak yakin kalau Alya bisa sembuh seperti dahulu lagi.Dengan kondisi dirinya yang sangat memburuk semakin harinya.Bahkan penyakitnya semakin cepat berkembang."Nay, rasanya aku mau jalan jalan?" ucap Alya."Kenapa harus jalan jalan?" tanya Ilyas keberatan."Mas aku hanya mau menghirup udara segar, lagian aku lama di sini, aku rindu udara segar." ucap Alya."Baiklah aku akan antar." ucap Naya antusias.Ilyas memutar bola matanya malas dia langsung membantu istrinya itu untuk duduk di kursi roda, "Hati hati!" ucap Ilyas."Ya mas." ucap Alya.Naya mengambil kerudung pashmina panjang, dia langsung memakaikannya pada Alya."Pakai ini supaya kamu tidak d

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 8

    Di apartemen yang akan Naya tempati, Apartemen itu sangat besar bahkan Naya kagum melihat kemewahan apartemen itu."Maaf hanya ini yang bisa aku berikan, oh ya apartemen ini milik perusahaan jadi tetangga di sini adalah teman kerja aku, tolong jangan bilang apa pun pada mereka, usahakan kalau mereka tidak tau kamu siapa." sahut Ilyas."Ya mas." ucap Naya.Naya tersenyum tipis menangapi hal itu."Bukan hanya turun ranjang, aku juga bahkan istri yang di rahasiakan!" batin Naya.Naya menyelimuti Zoya yang baru saja tertidur di kamar apartemen yang besar itu.Naya ingat pada obat yang Alya berikan padanya, saat ini Naya akan memasak untuk suaminya itu."Mas mau makan apa?" tanya Naya."Gak usah aku gak lapar." jawab Ilyas."Tapi mas kamu belum makan." sahut Naya."Baiklah buatkan apa saja!" titah Ilyas.Naya berjalan ke arah dapur dia tadi sempat belanja terlebih dahulu jadi setidaknya dia punya bahan ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 9

    Beberapa hari kemudian Naya tidak bertemu lagi dengan Ilyas, siang hari Naya selalu datang ke rumah sakit karena dia akan merawat Alya.Dan setelah malam dia pulang ke apartemennya bersama dengan Zoya putrinya.Selama beberapa hati itu, Naya tidak bertemu dengan Ilyas bahkan setelah malam itu mereka tidak saling bercengkrama lagi."Al, mau makan yang lain?" tanya Naya."Tidak Nay, terima kasih. Oh ya aku akan bujuk mas Yash agar mau meminta maaf pada kamu." sahut Alya."Tidak apa Al." Naya menyimpan piring bekas makan Alya.Alya di siang hari hanya di temani oleh Naya dan di malam hari di temani bi Yeti dan Ilyas yang setiap hari pulang ke sana.KrettPintu ruangan Alya ada yang membuka dari luar, ternyata Ilyas pulang di sore hari tidak pulang larut malam lagi."Mas?" ujar Alya yang langsung menyambut suaminya dengan senyuman."Bagaimana hari ini ada yang sakit?" tanya Ilyas mencium kening Alya padahal

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-04
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 10

    "Dia sudah punya Boneka, mas." jawab Naya.Ilyas dengan cepat memakan makanan itu, hingga selesai dia langsung masuk ke dalam kamar Zoya yang saat ini tengah marah pada mamahnya."Zoya?" panggil Ilyas yang langsung membuat bocah kecil itu menatap padanya."Kamu mau boneka yang mana? Biar papah yang akan belikan." ujar Ilyas.Mata Zoya berbinar dia langsung mengambil ponsel Ilyas yang isinya gambar boneka semua."Yang ini bagus pah." ujar Zoya."Yakin mau yang ini?" tanya Ilyas.Zoya mengangguk yakin, dengan cepat Ilyas memesankan boneka yang besar itu, Ilyas sangat sayang pada Zoya. Bahkan dia juga sudah menganggap Zoya bagaikan anaknya sendiri.Ilyas memang sangat menginginkan seorang anak hanya saja sudah beberapa tahun ini dia belum juga mempunyai anak dari Alya.Ilyas tidak memaksakan kehendak. Dia hanya berpikir mungkin belum rezeki dia untuk mempunyai anak.Tak bisa di pungkiri kalau saat ini Ilyas

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-05

Bab terbaru

  • Pengorbanan Makmum Kedua   bab 51

    "Astaga!" gumam Rani.Ilyas panik dia langsung mendekat ke arah Rani, dengan cepat dia langsung mengambil sepucuk surat itu dan langsung membacanya.Ilyas juga tak kalah panik dari Rani, dia langsung menatap pada Naya yang masih bertanya-tanya dengan isi dari secarik kertas yang ditinggalkan oleh laki-laki itu."Ada apa, Mas?" tanya Naya menatap pada Ilyas dan Rani secara bergantian dan sayangnya tak ada jawaban yang bisa dia dapatkan dari keduanya.Naya langsung merebut paksa kertas itu dari tangan Ilyas.(ANAK KAMU AKAN MENINGGAL)Itulah isi dari secarik surat itu, ingin sekali rasanya Naya marah pada orang itu.Seorang ibu mana yang akan rela kalau anaknya mendapatkan ancaman yang begitu kejam dari orang yang bahkan tak dia kenal.Naya meremas sepucuk surat yang masih ada di tangannya itu, "Aku tau siapa yang mengirim surat ini." ucap Naya yang membuat Rani dan Ilyas langsung menatap padanya.**Brakk!Suara pintu didobrak paksa terdengar sangat keras ditelinga yang punya rumah, Al

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 50

    Prak Gelas pecah terdengar memekik di telinga Alya, dengan langkah yang malas dia langsung berjalan ke arah lantai bawah, sejak tadi Ibunya ada di sana tapi sekarang Lia sudah pulang dari kediaman Alya. Alya masih tak percaya kalau Ilyas masih belum pulang juga, rasanya dia sangat ingin menyusul Ilyas ke apartemen Naya. Tapi sayangnya Alya gengsi karena dengan seperti itu dia terlihat mengemis perhatian pada Ilyas. Alya membelalakkan matanya saat melihat sebuah gelas pecah dan pecahannya berserakan di lantai, bukan itu saja. Dia juga menemukan sebuah surat yang tergeletak di lantai. "Surat lagi?" gumam Alya bertanya-tanya. Alya membuka surat itu dengan perlahan dan benar tulisan itu hampir sama dengan tulisan tempo lalu, tapi untuk yang sekarang tulisannya ada yang sedikit berbeda. (KAMU AKAN MATI, KALAU ANAK DALAM KANDUNGAN ANAYAH TETAP HIDUP!) "Apa ini sebuah ancaman? Kenapa padaku? Dan kenapa orang-orang itu tau kalau Naya mengandung? Siapa mereka?" setelah mengucapkan itu

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 49

    "Apa laki-lakinya bisa diperbesar?" tanya Naya. "Tentu." Mutia menzoom layar yang ada di hadapannya itu, Naya mengerutkan keningnya saat melihat orang itu. "Kamu mengenalinya?" tanya Mutia. Naya menggelengkan kepalanya. "Aku gak kenal, laki-laki ini asing." "Fiks, kamu sekarang sedang di teror oleh orang itu, aku sudah menduga ini semua! Tapi Nay, kamu jangan khawatir karena ada aku yang akan membantu kamu untuk mencari tau orang ini." duga Mutia sambil memegang tangan Naya. "Terima kasih Mutia, kau baik sekali." "Sama-sama, kita kan teman, jadi aku harus membantu saat temanku kesusahan." Naya baru ingat kalau di apartemennya itu ada Ilyas, "Mutia, maafkan aku! Tapi di sini ada Mas Yash." ujar Naya. "Mas Yash?" tanya Mutia heran. Naya keceplosan mengusapkan hal itu pada Mutia, Naya baru ingat kalau Mutia belum tau tentang kehidupannya itu. Naya terlihat panik saat Mutia menatapnya sambil bertanya. "Ya, Mas Yash suaminya Alya, dia datang karena mau bertemu dengan Rani,

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 48

    Ilyas mengusap kepala Naya dengan lembut, tapi saat Ilyas akan beralih ke pakaian Naya dia langsung terkejut saat mendapati kalau leher Naya seperti ada luka. "Nay, ini kenapa?" tanya Ilyas. Ilyas semakin mendekat pada luka itu, Ilyas rasa kalau luka itu baru saja ada di leher Naya, Ilyas juga memegang luka itu yang seperti ada luka bekas kuku. "Kamu di cekik?" tanya Ilyas menatap Naya penuh tanya. Naya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, Naya juga memegang tangan Ilyas yang sekarang tengah menelisik seluruh badannya. "Mas, ini itu hanya luka biasa." jawab Naya tenang. "Kamu bohong?" tanya Ilyas. Naya hanya diam saja untuk kali ini dia tidak mungkin bicara kalau Alya yang menyebabkan semuanya. "Mas, aku gak bohong, aku beneran!" ucap Naya. "Apa sakit?" tanya Ilyas. "Tidak." Ilyas memeluk Naya dengan sangat erat, dia ingin sekali meminta maaf pada Naya karena ucapan Ilyas sudah menyakiti hati Naya, untuk sekarang Ilyas juga sadar kalau dia seharusnya menghar

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 47

    Pirasat Rani tak enak, dia langsung berlari ke arah apartemennya dan ternyata benar Rani mendapati Naya yang terduduk di lantai. "Kak, kakak kenapa?" tanya Rani yang langsung jongkok di hadapan Naya. Naya hanya menatap kearah depan saja tanpa mengedip sekali pun, Rani mulai curiga pada Alya yang baru saja keluar dari apartemennya itu. "Kak, ada apa?" tanya Rani lagi. Naya menatap pada Rani, dia langsung menangis di hadapan Rani yang semakin merasa bingung dengan kondisi Naya saat ini, Rani membawa Naya ke sofa agar Naya bisa lebih nyaman untuk duduk. Rani juga mengambilkan minuman untuk Naya, dia langsung menyodorkan pada Naya. "Kakak tenang dulu, setelah ini ceritakan padaku apa saja yang terjadi." ujar Rani. Naya membuka hijab yang menutupi kepalanya, Rani baru sadar kalau leher Naya terdapat luka lebam sepertinya luka itu baru saja muncul. "Kakak, kenapa? Apa semua ini Alya yang melakukannya?" tanya Rani tak sabaran untuk mendengar jawaban dari Naya. Namun, tak ada respon

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 46

    "Benarkah Alya? Kamu berbohong padaku?" tanya Jaya. Alya menarik Naya untuk mendekat padanya, "Ya, aku ngaku kalau aku berbohong." ujar Alya. "What? Lalu, kemana anak kita?" tanya Jaya yang langsung membuat Mutia terkejut karena Jaya menanyakan anak mereka. Ternyata benar kalau dahulu Jaya dan Alya pernah akan mempunyai Anak. Alya menatap pada Mutia yang balik menatapnya dengan tatapan penuh benci. "Istrimu yang membuat aku keguguran, anak kita mati karena ulah istrimu." ucap Alya yang semakin mengundang kemarahan Mutia. "Hey, jangan bawa-bawa aku pada masalah ini, kau keguguran karena seorang wanita yang suaminya kau rebut kan? Jangan bawa aku pada masalah ini, lagi pun anak itu akan malu kalau hidup dari rahim wanita jalang sepertimu." Mutia sampai berteriak karena sangat kesal pada Alya. "Dari mana kamu tau?" tanya Jay

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 45

    Ilyas bangun pagi sekali dia menatap pada ponselnya yang banyak sekali pesan dari Naya.Ilyas masih marah dia masih merasa kalau Naya tak menghargainya.Alya mengambil ponsel Ilyas dan melihat pesan dari Naya.Alya membaca satu persatu pesan itu dengan teliti, dari pesan itu Alya bisa tau kalau Naya dan Ilyas sedang tidak baik-baik saja."Mas kenapa tidak di bales?" tanya Alya sengaja bertanya hal demikian."Tidak perlulah," Ilyas sepertinya enggan membahas masalah itu.Alya hanya tersenyum saja, "Bagus Mas, semakin kamu bersalah maka kamu akan semakin cepat berpisah dengan Naya." Alya membatin.Alya tetap saja menginginkan mereka berpisah padahal sudah jelas-jelas kalau Naya sudah sangat membantu dirinya.Dengan melahirkan seorang keturunan untuk keluarga Alya.Walaupun belum Alya belum tau betul jenis kelamin bayi yang tengah Naya kandung, tetapi Alya yakin kalau bayi itu laki-laki.**Mutia datang

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 44

    "Ayah siapa?" tanya Naya yang mulai penasaran pada ucapan Zoya itu."Ayah. Mah, om yang membelikan aku mainan." ujar Zoya kekeuh."Kamu tau siapa namanya?" tanya Naya.Zoya menggelengkan kepalanya, dia fokus lagi pada layar ponselnya yang tengah menampilkan video pendek."Tadi kamu bilang Bu Alya tidur sama laki-laki itu? Di mana?" tanya Naya."Di kamar bagus sekali, aku tidur di kursi dan Bu Alya tidur di kasur." Naya tak percaya pada celotehan Zoya, tapi mau membantah pun Naya tau kalau Zoya tak mungkin berbohong.Naya hanya bisa diam sambil berpikir, laki-laki siapa yang tidur bersama dengan Alya? Dan ada hubungan apa mereka?Kemudian... Naya ingat pada Mutia yang katanya suaminya pernah selingkuh dengan Alya.Naya merasa kalau semua ini ada hubungannya dengan suaminya Mutia, Naya mengambil ponselnya dari Zoya."Mamah pinjam sebentar ya sayang." pinta Naya.Naya mengetik pesan dan

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 43

    Naya dan Ilyas menatap pada layar monitor yang menampilkan rekaman cctv tadi malam, bagai di sambar petir di tempat itu juga.Naya syok dengan apa yang baru saja dia lihat itu, " Ini gak mungkin!" bantah Naya.Naya memegang tangan Ilyas dengan sangat erat."Mana laki-laki yang mau membunuh kamu itu, Nay?" tanya Ilyas menatap tajam pada Naya yang sekarang masih tak percaya pada rekaman yang baru saja dia lihat itu.Di sana jelas terlihat kalau Naya berlari dari apartemennya dan menuju ke apartemen Raka, tak ada laki-laki yang katanya akan membunuh Naya itu.Padahal Naya masih sangat ingat kejadian malam tadi, laki-laki itu memang nyata dan ketakutan Naya itu bukanlah halusinasi atau pun mimpi semata."Tolong Mas, percaya padaku." pinta Naya memohon."Aku harus percaya? Mana laki-laki yang katanya mau membunuh kamu? Nay, lihat lah itu! Di sana jelas saja terlihat kalau kamulah yang berlari dan masuk ke apartemen Raka." Ilyas terlihat sangat marah pada Naya.Naya memegangi kepalanya kare

DMCA.com Protection Status