Share

Bab 3

Author: Nurleni
last update Last Updated: 2024-05-18 20:10:30

Ilyas menatap pada Naya yang saat ini ada di belakangnya.

"Aku akan coba bujuk." sahut Ilyas.

"Terima kasih." ucap Naya.

Sedangkan di dalam ruangan saat ini Alya bicara tentang niatnya itu pada Lia yang tak lain adalah ibunya.

"Bagaimana Mah?" tanya Alya.

"Tidak mungkin Alya, dia itu sahabat kamu mungkin dia sudah menganggap kamu saudaranya!" sahut Lia.

"Tapi mah, coba mamah pikiran bagaimana perasaan mas Yash saat ini, dia butuh pendamping mah, wanita yang sehat yang bisa buat dia menjadi seorang ayah, bukan wanita seperti aku yang sakit sakitan dan mungkin sebentar lagi aku akan mati." keluh Alya.

"Kamu tau Naya itu siapa, kalau dia sayang pada suami mu, dan dia ingin memiliki suami kamu bagaimana?" tanya Lia menatap sinis.

"Aku gak perduli pada hal itu mah, hanya saja saat ini yang paling penting adalah mas Yash menikah lagi." putus Alya.

"Ck kamu ini, kamu pikir dengan seperti ini Ilyas tidak akan mencampakkan kamu, hah? berpikir logis Alya, kamu sakit sekarang sudah syukur kalau Ilyas mau menerima kamu, kalau Ilyas seperti laki laki di luaran sana mungkin dia akan menikah lagi tanpa sepengetahuan kamu, syukuri hal ini Al." sahut Lia.

"Mah, aku mau menikah kan lagi mas Ilyas Karena aku gak bisa punya anak, aku akan meninggal setidaknya sebelum aku meninggal maka aku sudah carikan calon untuk mas Ilyas, ini sana aja kan seperti turun ranjang." ucap Alya.

"Tapi Naya gak mau, Al buang keinginan kamu itu!" kesal Lia.

"Naya mau mah, walaupun dia sempat menolak." ucap Alya.

"Terserah mamah gak akan ikut campur urusan kamu ini, dan mamah harap kamu tidak akan menyesal nantinya." sahut Lia.

Ilyas datang ke sana.

"Assalamualaikum, Mah kapan datang?" tanya Ilyas yang langsung menyalami tangan Lia mertuanya itu.

"Sejak tadi." sahut Lia.

"Mas kamu lihat Naya gak?" tanya Alya.

"Dia ke counter barusan." jawab Ilyas.

"Ke counter ada apa dia?" tanya Alya yang di balas gelengan kepala oleh Ilyas.

"Oh ya mas aku sudah bicara pada mamah dan mungkin pernikahan kalian akan sebentar lagi." sahut Alya.

"Aku dan Naya sepakat kalau kami tidak akan menikah!" sahut Ilyas.

"Kalian berbincang?" tanya Lia.

"Tidak hanya saja dari yang aku lihat Naya tidak suka pada permintaan Alya." jawab Ilyas.

"Tuh kan Al?" sahut Lia.

"Tapi mas kamu mau kan?" sahut Alya.

"Jangan memaksa Al aku tidak bisa menikah dengan orang lain saat kamu juga masih sehat?" sahut Ilyas.

Alya langsung menangis mendengar hal itu dia merasa sangat kecewa apa lagi dahulu suaminya setuju akan hal itu, dan sekarang suaminya malah menolak mentah mentah permintaan Alya.

"Mas, aku juga mau punya anak, dan aku harap saat Naya mengandung nanti aku masih ada aku bisa merasakan kehadiran anak itu." ucap Alya.

"Baiklah atur saja, apa pun yang kamu mau!" kesal Ilyas.

"Terimakasih mas." sahut Alya.

Tokk

Tokk

Naya masuk ke dalam sana, setelah bicara pada anaknya dia langsung masuk lagi ke sana.

"Al, aku belikan ini untuk kamu." sahut Naya membawa buah lengkeng yang ada di super market.

"Wah kamu dapat dari mana?" tanya Alya tersenyum saat melihat kalau Naya membawa buah lengkeng yang sangat mereka suka.

"Ada di super market, katanya ini buah langka." sahut Naya memberikan buah itu pada Alya.

Alya mencicipi buah yang sangat dia suka itu.

"Oh ya Nay, pernikahan kalian mungkin sekitar beberapa hari lagi." sahut Alya.

Naya terkejut dia menatap pada Ilyas yang tadi bicara padanya kalau dia akan membujuk Alya untuk tidak menikah.

"Secepat itu?" tanya Naya.

"Ya." ucap Alya.

"Kamu siap Naya?" tanya Lia yang saat ini menatap pada Naya, tapi bagaimana mungkin Naya menolak apa lagi ini adalah sebagai balas budi Naya atas jasa yang di lakukan oleh orang tua Alya.

**

Acara pernikahan sudah siap di dalam ruangan UGD tempat Alya di rawat, saat ini semua orang tengah sibuk dengan acara itu apa lagi acara itu di adakan di rumah sakit.

Naya sudah siap dengan gaun pengantin yang membuat dia terlihat sangat cantik, dengan kerudung putih yang senada dengan gauh pengantin itu.

Riasan natural serta bibir yang merah muda membuat Naya semakin cantik, Alya tersenyum menatap pada Naya yang sudah sangat cantik, Ilyas juga sudah siap dengan kemeja putih dan jas berwarna hitam yang sangat cocok dengan perawakan nya.

Penghulu juga sudah datang ke sana, acara pun akan segera di mulai, kedua keluarga juga datang ke sana.

Ayah dari Ilyas juga datang ke sana, orang tua Alya juga turut hadir di sana.

Tak ada yang berani menolak keinginan keinginan Alya itu apa lagi Alya adalah orang yang paling mereka sayangi.

Adik Ilyas juga bahkan mendukung hal itu apa lagi Ilyas membutuhkan keturunan.

"Saya terima nikah dan kawinnya, Anayah Mardan binti Almarhum bapak Ardan, dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan sepuluh gram emas di bayar tunai." ucap lantang Ilyas mengucapkan ijab qobul yang kedua kalinya.

"Bagaimana saksi?" tanya penghulu.

"Sahhh." teriak orang orang yang ada di sana.

Mereka semua berdoa bersama dengan penghulu yang memimpin doa itu.

"Sekarang aku menjadi istri dari suami sahabat aku, pantaskah pernikahan ini di sebut turun ranjang sedangkan sahabat aku masih hidup sekarang!" Naya membatin.

Ilyas menyodorkan tangannya pada Naya.

Naya paham akan hal itu dia langsung menyalami tangan Ilyas di hadapan semua orang yang ada di sana.

"Cium mas." sahut Alya.

Ilyas menatap pada istrinya dia tak percaya kalau istrinya itu akan melakukan hal itu.

Ilyas mendekat kan wajahnya pada wajah Naya hingga sekarang jarak mereka hanya beberapa centi saja.

Cup

Ilyas mencium kening Naya tak pernah Naya bayangkan kalau saat ini dia akan bersanding dengan seorang lelaki yang tak lain adalah suami sahabatnya.

Acara itu berjalan dengan cepat, penghulu dan saksi sudah pulang dari sana, tinggal keluarga Alya dan Ilyas saja yang belum pulang.

"Naya ini sahabat kamu?" tanya Mijan Ayahnya Ilyas.

"Ya Ayah, tapi dia lebih dari sahabat dia adalah adik aku." ucap Alya.

"Ayah tau ini berat bagi kamu, tapi Ayah yakin kamu melakukan ini karena ada alasannya." ucap Mijan.

"Ya Ayah, aku ingin suami dan sahabat aku bahagia." ucap Alya.

Naya tak bicara dia hanya diam saja mematung layaknya seorang pencuri yang tengah di adili oleh polisi.

Ucapan orang orang itu membuat Naya tersinggung.

"Kak Naya, perkenalkan aku Kirani panggil saja aku Rani." ucap adik Ilyas yang baru saja mengenalkan dirinya pada Naya.

"Ya, aku Naya." ucap Naya tersenyum.

"Mau ganti pakaian aku tau kakak pasti merasa sangat gerah." ucap Rani.

"Ya aku permisi." ucap Naya yang langsung masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam ruangan itu.

"Mas bantu Naya!" titah Alya.

"Kenapa harus aku?" geram Ilyas yang sejak tadi hanya diam saja.

"Biar aku yang bantu dia." sahut Rani.

"Tidak Rani, saat ini mas Ilyas juga suami Naya sudah seharusnya mas Ilyas menemani Naya." ucap Alya.

Ilyas menghela nafasnya kasar dia langsung masuk ke dalam kamar mandi yang ada di ruangan itu, Ilyas merasa sangat kecewa pada permintaan Alya yang sangat ngada ngada itu.

Naya menatap pada orang yang baru saja datang itu, Ilyas bahkan mengunci pintu agar tidak ada yang masuk ke dalam sana.

"Kamu tidak mengunci pintu?" tanya Ilyas.

"Tidak lagi pula kan aku akan ganti pakaian di toilet nya." sahut Naya menunjuk pada kamat toilet yang ada di sana.

"Ada yang bisa aku bantu?" tanya Ilyas dengan raut wajah yang datar.

"Ehhm tidak ada." sahut Naya.

"Lalu gunanya aku di sini untuk apa?" tanya Ilyas merasa geram pada kenyataan yang terjadi pada kehidupannya itu.

"Lagi pula siapa yang meminta dia masuk ke sini." gumam Naya.

Ilyas mendekat pada Naya, dia langsung mendudukkan Naya pada toilet duduk yang tertutup itu.

"Mas kamu tidak sopan sekali!" geram Naya.

"Aku akan bantu membuka peniti yang ada di kerudung kamu." sahut Ilyas.

Naya tidak bicara lagi dia hanya duduk menunggu Ilyas mencabuti beberapa peniti yang ada di kerudungnya.

"Dia sangat kasar." Naya membatin.

Related chapters

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 4

    Naya menengadah tangannya untuk menerima Ilyas yang sekarang membuka penitinya."Banyak sekali!" gumam Ilyas."Entah, yang masang mua nya." jawab Naya.Ilyas tidak bicara lagi dia hanya diam saja sambil mencabuti peniti."Bolehkah aku membawa putri aku datang ke sini?" tanya Naya."Di mana anak mu?" tanya Ilyas."Di kampung, kira kira dua sampai tiga jam untuk datang kemari." jawab Naya."Bawa saja." ucap Ilyas."Ya, besok aku akan meminta bibi untuk datang kemari membawa Zoya." sahut Naya."Bibi?" tanya Ilyas."Ya bibinya suami aku." ucap Naya namun dia baru ingat kalau dia adalah istri Ilyas bukan istri laki laki yang dahulu meninggalkan dia dan Zoya."Maksudnya, Bibinya mantan suami aku." ucap Naya lagi.Ilyas tidak bicara lagi, dia belum bisa menerima kehadiran Naya, semua perbuatan dia pada Naya itu adalah sebuah perintah dari Alya."Sudah?" sahut Ilyas."Terima kasih mas." ucap Naya."Sama sama." ucap Ilyas.Naya membuka kerudungnya setelah Ilyas pergi dari sana, Naya membuka ga

    Last Updated : 2024-05-18
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 5

    Pagi harinya terlihat kalau jam dinding menunjuk pada pukul empat pagi, Naya saat ini tengah menantikan sholat subuh.Naya melakukan tadarus Al Qur'an untuk mengisi waktu luang selama dia menunggu waktunya adzan.Quran surat Al waqiah terdengar dari suara Naya yang saat ini matanya fokus pada Al Qur'an.Ilyas terbangun karena suara lantunan ayat suci yang Naya lantunkan itu, Naya bukan seorang wanita yang lulusan pesantren, hanya saja Naya bisa membaca Al Qur'an walaupun banyak huruf yang salah saat dia ucapkan.Ilyas langsung menuju ke kamar mandi, dia mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat subuhnya.Jujur saja Ilyas merasa sangat terkejut karena Naya dan Alya begitu banyak berbeda.Selama ini tak pernah Alya melaksanakan sholat, terkadang saat Ilyas meminta Alya sholat dia selalu menolak dengan banyak alasan.Hingga saat itu Ilyas merasa bosan meminta istrinya untuk melaksanakan Sholat, terlalu banyak alasan hingga Ilyas siap menanggung kesalahan Alya bahkan dia juga siap menangg

    Last Updated : 2024-05-18
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 6

    Di rumah sakit Naya baru saja datang bersama dengan Zoya, saat ini Ilyas berada di sana karena tengah bekerja dari laptop."Naya!" sahut Alya."Assalamualaikum Al." ucap Naya."Waalaikum salam." sahut Ilyas yang hanya Ilyas yang menjawab salam dari Naya."Ini anak kamu?" tanya Alya menatap pada gadis kecil."Ya dia Zoya, putri aku." ucap Naya."Wah gadis kecil, sini sama Ibu." ucap Alya meminta Zoya untuk mendekat.Naya mengarahkan Zoya untuk mendekat pada Alya yang saat ini hanya bisa diam di atas ranjang."Tante kenapa?" tanya Zoya gadis kecil itu bertanya."Panggil aku Ibu ya." ucap Alya tersenyum pada Zoya."Ibu gak papa, cuman lagi sakit saja." ucap Alya."Oh." ucap Zoya yang langsung menyalami tangan Alya.Zoya juga mendekat pada Ilyas yang saat ini tengah duduk, Zoya langsung menyodorkan tangannya meminta Ilyas untuk meraih tangan bocah itu supaya Zoya bisa menyalaminya.

    Last Updated : 2024-06-01
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 7

    Kemoterapi yang di lakukan Alya telah selesai, saat ini Alya mengeluh kalau setelah kemoterapi dia sering merasakan rambutnya yang semakin rontok, bahkan giginya juga ada beberapa yang copot.Naya merasa sangat sedih melihat kondisi sahabatnya, dia tidak yakin kalau Alya bisa sembuh seperti dahulu lagi.Dengan kondisi dirinya yang sangat memburuk semakin harinya.Bahkan penyakitnya semakin cepat berkembang."Nay, rasanya aku mau jalan jalan?" ucap Alya."Kenapa harus jalan jalan?" tanya Ilyas keberatan."Mas aku hanya mau menghirup udara segar, lagian aku lama di sini, aku rindu udara segar." ucap Alya."Baiklah aku akan antar." ucap Naya antusias.Ilyas memutar bola matanya malas dia langsung membantu istrinya itu untuk duduk di kursi roda, "Hati hati!" ucap Ilyas."Ya mas." ucap Alya.Naya mengambil kerudung pashmina panjang, dia langsung memakaikannya pada Alya."Pakai ini supaya kamu tidak d

    Last Updated : 2024-06-02
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 8

    Di apartemen yang akan Naya tempati, Apartemen itu sangat besar bahkan Naya kagum melihat kemewahan apartemen itu."Maaf hanya ini yang bisa aku berikan, oh ya apartemen ini milik perusahaan jadi tetangga di sini adalah teman kerja aku, tolong jangan bilang apa pun pada mereka, usahakan kalau mereka tidak tau kamu siapa." sahut Ilyas."Ya mas." ucap Naya.Naya tersenyum tipis menangapi hal itu."Bukan hanya turun ranjang, aku juga bahkan istri yang di rahasiakan!" batin Naya.Naya menyelimuti Zoya yang baru saja tertidur di kamar apartemen yang besar itu.Naya ingat pada obat yang Alya berikan padanya, saat ini Naya akan memasak untuk suaminya itu."Mas mau makan apa?" tanya Naya."Gak usah aku gak lapar." jawab Ilyas."Tapi mas kamu belum makan." sahut Naya."Baiklah buatkan apa saja!" titah Ilyas.Naya berjalan ke arah dapur dia tadi sempat belanja terlebih dahulu jadi setidaknya dia punya bahan ma

    Last Updated : 2024-06-03
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 9

    Beberapa hari kemudian Naya tidak bertemu lagi dengan Ilyas, siang hari Naya selalu datang ke rumah sakit karena dia akan merawat Alya.Dan setelah malam dia pulang ke apartemennya bersama dengan Zoya putrinya.Selama beberapa hati itu, Naya tidak bertemu dengan Ilyas bahkan setelah malam itu mereka tidak saling bercengkrama lagi."Al, mau makan yang lain?" tanya Naya."Tidak Nay, terima kasih. Oh ya aku akan bujuk mas Yash agar mau meminta maaf pada kamu." sahut Alya."Tidak apa Al." Naya menyimpan piring bekas makan Alya.Alya di siang hari hanya di temani oleh Naya dan di malam hari di temani bi Yeti dan Ilyas yang setiap hari pulang ke sana.KrettPintu ruangan Alya ada yang membuka dari luar, ternyata Ilyas pulang di sore hari tidak pulang larut malam lagi."Mas?" ujar Alya yang langsung menyambut suaminya dengan senyuman."Bagaimana hari ini ada yang sakit?" tanya Ilyas mencium kening Alya padahal

    Last Updated : 2024-06-04
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 10

    "Dia sudah punya Boneka, mas." jawab Naya.Ilyas dengan cepat memakan makanan itu, hingga selesai dia langsung masuk ke dalam kamar Zoya yang saat ini tengah marah pada mamahnya."Zoya?" panggil Ilyas yang langsung membuat bocah kecil itu menatap padanya."Kamu mau boneka yang mana? Biar papah yang akan belikan." ujar Ilyas.Mata Zoya berbinar dia langsung mengambil ponsel Ilyas yang isinya gambar boneka semua."Yang ini bagus pah." ujar Zoya."Yakin mau yang ini?" tanya Ilyas.Zoya mengangguk yakin, dengan cepat Ilyas memesankan boneka yang besar itu, Ilyas sangat sayang pada Zoya. Bahkan dia juga sudah menganggap Zoya bagaikan anaknya sendiri.Ilyas memang sangat menginginkan seorang anak hanya saja sudah beberapa tahun ini dia belum juga mempunyai anak dari Alya.Ilyas tidak memaksakan kehendak. Dia hanya berpikir mungkin belum rezeki dia untuk mempunyai anak.Tak bisa di pungkiri kalau saat ini Ilyas

    Last Updated : 2024-06-05
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 11

    Bi Yeti datang ke sana, sore ini Lia pulang karena di sana ada Naya dan Bi Yeti juga.Alya tidak perduli dengan siapa dia di rumah sakit, karena selama ini dia cukup malu untuk menyusahkan orang orang di sekitarnya."Nay, apa ada perubahan pada perut kamu?" tanya Alya.Naya sebenarnya sedikit syok saat mendengar hal itu, Apa maksud Alya bertanya kalau perutnya ada perubahan? Padahal Naya tidak sedang hamil."Maksud kamu apa?" tanya Naya."Kapan kamu punya anak, aku lihat mas Yash suka pada Zoya, makannya aku mau kamu berikan dia anak, Nay." ujar Alya."Aku tidak berjanji Al, aku juga dulu tidak langsung punya Zoya, harus menunggu beberapa bulan dulu." Naya menatap pada Alya yang terlalu berharap padanya."Tidak masalah, yang paling penting kamu harus ikut program kehamilan, aku ingin anak laki laki." Alya memohon pada Naya dengan sedikit memaksa."Aku tidak janji!""Mungkin Nona Naya menghalangi kehamilan No

    Last Updated : 2024-06-06

Latest chapter

  • Pengorbanan Makmum Kedua   bab 51

    "Astaga!" gumam Rani.Ilyas panik dia langsung mendekat ke arah Rani, dengan cepat dia langsung mengambil sepucuk surat itu dan langsung membacanya.Ilyas juga tak kalah panik dari Rani, dia langsung menatap pada Naya yang masih bertanya-tanya dengan isi dari secarik kertas yang ditinggalkan oleh laki-laki itu."Ada apa, Mas?" tanya Naya menatap pada Ilyas dan Rani secara bergantian dan sayangnya tak ada jawaban yang bisa dia dapatkan dari keduanya.Naya langsung merebut paksa kertas itu dari tangan Ilyas.(ANAK KAMU AKAN MENINGGAL)Itulah isi dari secarik surat itu, ingin sekali rasanya Naya marah pada orang itu.Seorang ibu mana yang akan rela kalau anaknya mendapatkan ancaman yang begitu kejam dari orang yang bahkan tak dia kenal.Naya meremas sepucuk surat yang masih ada di tangannya itu, "Aku tau siapa yang mengirim surat ini." ucap Naya yang membuat Rani dan Ilyas langsung menatap padanya.**Brakk!Suara pintu didobrak paksa terdengar sangat keras ditelinga yang punya rumah, Al

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 50

    Prak Gelas pecah terdengar memekik di telinga Alya, dengan langkah yang malas dia langsung berjalan ke arah lantai bawah, sejak tadi Ibunya ada di sana tapi sekarang Lia sudah pulang dari kediaman Alya. Alya masih tak percaya kalau Ilyas masih belum pulang juga, rasanya dia sangat ingin menyusul Ilyas ke apartemen Naya. Tapi sayangnya Alya gengsi karena dengan seperti itu dia terlihat mengemis perhatian pada Ilyas. Alya membelalakkan matanya saat melihat sebuah gelas pecah dan pecahannya berserakan di lantai, bukan itu saja. Dia juga menemukan sebuah surat yang tergeletak di lantai. "Surat lagi?" gumam Alya bertanya-tanya. Alya membuka surat itu dengan perlahan dan benar tulisan itu hampir sama dengan tulisan tempo lalu, tapi untuk yang sekarang tulisannya ada yang sedikit berbeda. (KAMU AKAN MATI, KALAU ANAK DALAM KANDUNGAN ANAYAH TETAP HIDUP!) "Apa ini sebuah ancaman? Kenapa padaku? Dan kenapa orang-orang itu tau kalau Naya mengandung? Siapa mereka?" setelah mengucapkan itu

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 49

    "Apa laki-lakinya bisa diperbesar?" tanya Naya. "Tentu." Mutia menzoom layar yang ada di hadapannya itu, Naya mengerutkan keningnya saat melihat orang itu. "Kamu mengenalinya?" tanya Mutia. Naya menggelengkan kepalanya. "Aku gak kenal, laki-laki ini asing." "Fiks, kamu sekarang sedang di teror oleh orang itu, aku sudah menduga ini semua! Tapi Nay, kamu jangan khawatir karena ada aku yang akan membantu kamu untuk mencari tau orang ini." duga Mutia sambil memegang tangan Naya. "Terima kasih Mutia, kau baik sekali." "Sama-sama, kita kan teman, jadi aku harus membantu saat temanku kesusahan." Naya baru ingat kalau di apartemennya itu ada Ilyas, "Mutia, maafkan aku! Tapi di sini ada Mas Yash." ujar Naya. "Mas Yash?" tanya Mutia heran. Naya keceplosan mengusapkan hal itu pada Mutia, Naya baru ingat kalau Mutia belum tau tentang kehidupannya itu. Naya terlihat panik saat Mutia menatapnya sambil bertanya. "Ya, Mas Yash suaminya Alya, dia datang karena mau bertemu dengan Rani,

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 48

    Ilyas mengusap kepala Naya dengan lembut, tapi saat Ilyas akan beralih ke pakaian Naya dia langsung terkejut saat mendapati kalau leher Naya seperti ada luka. "Nay, ini kenapa?" tanya Ilyas. Ilyas semakin mendekat pada luka itu, Ilyas rasa kalau luka itu baru saja ada di leher Naya, Ilyas juga memegang luka itu yang seperti ada luka bekas kuku. "Kamu di cekik?" tanya Ilyas menatap Naya penuh tanya. Naya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, Naya juga memegang tangan Ilyas yang sekarang tengah menelisik seluruh badannya. "Mas, ini itu hanya luka biasa." jawab Naya tenang. "Kamu bohong?" tanya Ilyas. Naya hanya diam saja untuk kali ini dia tidak mungkin bicara kalau Alya yang menyebabkan semuanya. "Mas, aku gak bohong, aku beneran!" ucap Naya. "Apa sakit?" tanya Ilyas. "Tidak." Ilyas memeluk Naya dengan sangat erat, dia ingin sekali meminta maaf pada Naya karena ucapan Ilyas sudah menyakiti hati Naya, untuk sekarang Ilyas juga sadar kalau dia seharusnya menghar

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 47

    Pirasat Rani tak enak, dia langsung berlari ke arah apartemennya dan ternyata benar Rani mendapati Naya yang terduduk di lantai. "Kak, kakak kenapa?" tanya Rani yang langsung jongkok di hadapan Naya. Naya hanya menatap kearah depan saja tanpa mengedip sekali pun, Rani mulai curiga pada Alya yang baru saja keluar dari apartemennya itu. "Kak, ada apa?" tanya Rani lagi. Naya menatap pada Rani, dia langsung menangis di hadapan Rani yang semakin merasa bingung dengan kondisi Naya saat ini, Rani membawa Naya ke sofa agar Naya bisa lebih nyaman untuk duduk. Rani juga mengambilkan minuman untuk Naya, dia langsung menyodorkan pada Naya. "Kakak tenang dulu, setelah ini ceritakan padaku apa saja yang terjadi." ujar Rani. Naya membuka hijab yang menutupi kepalanya, Rani baru sadar kalau leher Naya terdapat luka lebam sepertinya luka itu baru saja muncul. "Kakak, kenapa? Apa semua ini Alya yang melakukannya?" tanya Rani tak sabaran untuk mendengar jawaban dari Naya. Namun, tak ada respon

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 46

    "Benarkah Alya? Kamu berbohong padaku?" tanya Jaya. Alya menarik Naya untuk mendekat padanya, "Ya, aku ngaku kalau aku berbohong." ujar Alya. "What? Lalu, kemana anak kita?" tanya Jaya yang langsung membuat Mutia terkejut karena Jaya menanyakan anak mereka. Ternyata benar kalau dahulu Jaya dan Alya pernah akan mempunyai Anak. Alya menatap pada Mutia yang balik menatapnya dengan tatapan penuh benci. "Istrimu yang membuat aku keguguran, anak kita mati karena ulah istrimu." ucap Alya yang semakin mengundang kemarahan Mutia. "Hey, jangan bawa-bawa aku pada masalah ini, kau keguguran karena seorang wanita yang suaminya kau rebut kan? Jangan bawa aku pada masalah ini, lagi pun anak itu akan malu kalau hidup dari rahim wanita jalang sepertimu." Mutia sampai berteriak karena sangat kesal pada Alya. "Dari mana kamu tau?" tanya Jay

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 45

    Ilyas bangun pagi sekali dia menatap pada ponselnya yang banyak sekali pesan dari Naya.Ilyas masih marah dia masih merasa kalau Naya tak menghargainya.Alya mengambil ponsel Ilyas dan melihat pesan dari Naya.Alya membaca satu persatu pesan itu dengan teliti, dari pesan itu Alya bisa tau kalau Naya dan Ilyas sedang tidak baik-baik saja."Mas kenapa tidak di bales?" tanya Alya sengaja bertanya hal demikian."Tidak perlulah," Ilyas sepertinya enggan membahas masalah itu.Alya hanya tersenyum saja, "Bagus Mas, semakin kamu bersalah maka kamu akan semakin cepat berpisah dengan Naya." Alya membatin.Alya tetap saja menginginkan mereka berpisah padahal sudah jelas-jelas kalau Naya sudah sangat membantu dirinya.Dengan melahirkan seorang keturunan untuk keluarga Alya.Walaupun belum Alya belum tau betul jenis kelamin bayi yang tengah Naya kandung, tetapi Alya yakin kalau bayi itu laki-laki.**Mutia datang

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 44

    "Ayah siapa?" tanya Naya yang mulai penasaran pada ucapan Zoya itu."Ayah. Mah, om yang membelikan aku mainan." ujar Zoya kekeuh."Kamu tau siapa namanya?" tanya Naya.Zoya menggelengkan kepalanya, dia fokus lagi pada layar ponselnya yang tengah menampilkan video pendek."Tadi kamu bilang Bu Alya tidur sama laki-laki itu? Di mana?" tanya Naya."Di kamar bagus sekali, aku tidur di kursi dan Bu Alya tidur di kasur." Naya tak percaya pada celotehan Zoya, tapi mau membantah pun Naya tau kalau Zoya tak mungkin berbohong.Naya hanya bisa diam sambil berpikir, laki-laki siapa yang tidur bersama dengan Alya? Dan ada hubungan apa mereka?Kemudian... Naya ingat pada Mutia yang katanya suaminya pernah selingkuh dengan Alya.Naya merasa kalau semua ini ada hubungannya dengan suaminya Mutia, Naya mengambil ponselnya dari Zoya."Mamah pinjam sebentar ya sayang." pinta Naya.Naya mengetik pesan dan

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 43

    Naya dan Ilyas menatap pada layar monitor yang menampilkan rekaman cctv tadi malam, bagai di sambar petir di tempat itu juga.Naya syok dengan apa yang baru saja dia lihat itu, " Ini gak mungkin!" bantah Naya.Naya memegang tangan Ilyas dengan sangat erat."Mana laki-laki yang mau membunuh kamu itu, Nay?" tanya Ilyas menatap tajam pada Naya yang sekarang masih tak percaya pada rekaman yang baru saja dia lihat itu.Di sana jelas terlihat kalau Naya berlari dari apartemennya dan menuju ke apartemen Raka, tak ada laki-laki yang katanya akan membunuh Naya itu.Padahal Naya masih sangat ingat kejadian malam tadi, laki-laki itu memang nyata dan ketakutan Naya itu bukanlah halusinasi atau pun mimpi semata."Tolong Mas, percaya padaku." pinta Naya memohon."Aku harus percaya? Mana laki-laki yang katanya mau membunuh kamu? Nay, lihat lah itu! Di sana jelas saja terlihat kalau kamulah yang berlari dan masuk ke apartemen Raka." Ilyas terlihat sangat marah pada Naya.Naya memegangi kepalanya kare

DMCA.com Protection Status