Share

Bab 7

Author: Nurleni
last update Last Updated: 2024-06-02 10:00:40

Kemoterapi yang di lakukan Alya telah selesai, saat ini Alya mengeluh kalau setelah kemoterapi dia sering merasakan rambutnya yang semakin rontok, bahkan giginya juga ada beberapa yang copot.

Naya merasa sangat sedih melihat kondisi sahabatnya, dia tidak yakin kalau Alya bisa sembuh seperti dahulu lagi.

Dengan kondisi dirinya yang sangat memburuk semakin harinya.

Bahkan penyakitnya semakin cepat berkembang.

"Nay, rasanya aku mau jalan jalan?" ucap Alya.

"Kenapa harus jalan jalan?" tanya Ilyas keberatan.

"Mas aku hanya mau menghirup udara segar, lagian aku lama di sini, aku rindu udara segar." ucap Alya.

"Baiklah aku akan antar." ucap Naya antusias.

Ilyas memutar bola matanya malas dia langsung membantu istrinya itu untuk duduk di kursi roda,

"Hati hati!" ucap Ilyas.

"Ya mas." ucap Alya.

Naya mengambil kerudung pashmina panjang, dia langsung memakaikannya pada Alya.

"Pakai ini supaya kamu tidak dingin." titah Naya.

"Terimakasih." ucap Alya.

Naya mendorong kursi roda yang Alya duduki, sebenarnya sudah lama Alya tidak bisa berjalan bahkan untuk berdiri saja Alya merasa sangat sakit.

Namun keinginan untuk hidupnya sangat besar, Alya ingin membahagiakan suaminya, tetapi setelah rencananya terlaksana pun suaminya tetap tidak terlihat bahagia.

"Nay apa menurut kamu mas Yash bahagia dengan kehidupannya?" tanya Alya.

"Entah, yang aku tau rasanya sama saja." ucap Naya.

"Kamu tidak mandul kan?" tanya Alya.

"Mandul, bagaimana mungkin aku mandul aku sudah punya Zoya." ucap Naya.

"Tolong berikan mas Ilyas seorang putra." pinta Alya.

Naya yang saat ini tengah mendorong kursi roda pun menghentikan langkahnya beberapa detik, setelahnya dia mendorong lagi membawa Alya ke taman rumah sakit itu.

Naya menghentikan roda Alya di sebelah kursi kayu yang biasa pasien lain duduki jika ke sana.

"Al, sebenarnya berat bagi aku menikah dengan suami dari sahabat aku, kamu sudah aku anggap sebagai kakak aku sendiri, Al jujur aku gak bisa melakukan ini." ucap Naya.

"Nay, tolong kabulkan keinginan mas Ilyas, sampai saat ini aku gak bisa membahagiakan dia, dan aku yakin kamu bisa mewakili aku membahagiakan dia, gak mungkin kan tuhan mentakdirkan ini semua kalau hanya untuk sia sia saja." sahut Alya.

Naya menatap pada sahabatnya itu.

"Ya aku tau hal ini Al, tapi bagaimana mungkin aku melakukan hal itu dalam hati aku selalu saja aku merasa bersalah pada mu, apa lagi kalau aku harus mendekati mas Ilyas." ucap Naya yang saat ini membenarkan letak kerudung Alya.

"Kamu tidak akan tau asal kebahagiaan orang lain itu dari apa, terkadang hal yang paling kecil saja bisa membuat seseorang bahagia." ucap Naya.

"Ya Nay, tapi sampai detik ini aku gak pernah melihat mas Yash bahagia!" ucap Alya.

"Yang sabar ya, aku yakin Alloh punya takdir lain agar kamu bahagia." ucap Naya.

"Terimakasih sudah sejauh ini menemani aku." ucap Alya.

"Ya sama sama." ucap Naya.

Malam ini datang seorang pembantu yang Ilyas tugaskan menemani Alya, malam ini Ilyas akan membawa Naya pulang ke apartemen dan besok mereka akan datang lagi ke sana.

Berat bagi Ilyas meninggalkan Alya di sana bersama dengan pembantunya, tapi mau bagaimana lagi Ilyas harus memberikan tempat pada Naya.

Kewajiban seorang suami adalah memberikan tempat yang layak untuk istrinya, bukan itu saja seorang suami juga harus memberikan nafkah yang cukup, di antara adalah nafkah lahir mau pun nafkah batin.

Bukan hanya berupa uang, nafkah juga bisa berupa kebahagiaan sang istri, hal hal kecil yang bisa membuat istri senang, bahkan seorang suami juga di tuntut kewajibannya membimbing istri menuju jalan Alloh.

Sebagaimana di sebutkan dalam Qur'an surat an-nisa ayat 34, yang artinya:

"Laki laki itu pelindung bagi perempuan...."

Ilyas menatap pada Alya yang saat ini ada di atas ranjangnya.

"Aku akan kembali lagi besok!" ucap Ilyas.

"Ya mas." ucap Alya.

Ilyas mencium kening istrinya itu sebelum dia pergi dari sana.

"Aku akan pergi." ucap Ilyas.

"Bi Yeti, tolong jaga Alya!" pinta Ilyas.

"Baik tuan." ucap Bi Yeti.

Naya mendekat pada Alya.

"Aku pamit ya, besok aku akan datang lagi, mau aku masakin apa?" tanya Naya.

"Aku mau ayam goreng dan sayur sup yang dulu sering kamu buatkan." ucap Alya.

"Baiklah." ucap Naya tersenyum memegang tangan sahabatnya itu.

"Jangan lupakan yang tadi!" ucap Alya.

"Ya." ucap Naya.

Mereka pergi dari sana meninggal kan Alya dan pembantu yang baru saja Ilyas jadikan dia pembantu yang akan menjaga Alya.

Di basemen rumah sakit itu..

"Apa kata Alya?" tanya Ilyas.

"Tidak ada." ucap Naya.

"Jangan bohong!" tanya Ilyas ketus.

Flash back...

"Terimakasih sudah sejauh ini menemani aku." ucap Alya.

"Ya sama sama." ucap Naya.

"Nay, bagaimana kalau malam ini kamu buat mas Yash bahagia!" sahut Alya.

"Bagaimana caranya?" tanya Naya.

"Masakan dia masakan yang sangat enak aku yakin dia akan suka." ucap Alya.

"Baiklah aku akan usahakan." ucap Naya.

"Ambil obat ini, selama ini mas Yash sering mengonsumsi obat ini." ucap Alya.

"Obat apa?" tanya Naya yang langsung melihat obat itu, tapi di sana tertulis vitamin.

"Baiklah aku akan berikan." ucap Naya.

"Jangan bilang apa pun pada mas Yash, kamu hanya perlu memasukan obat ini pada minuman mas Yash, setiap malam aku selalu memberikan dia obat ini." ucap Alya.

"Ya baiklah, aku akan berikan." sahut Naya yang langsung memasukan Obat itu kedalam saku bajunya.

"Maafkan aku mas, aku meminta Naya memberikan kamu obat perangsang" batin Alya.

**

Di dalam ruangan Alya saat ini Alya masih kepikiran dengan obat yang dia berikan pada Naya.

"Apa Naya akan memasukkan obat itu pada minuman mas Yash?" gumam Alya.

Saat kemoterapi Alya meminta obat itu pada dokter walaupun sempat di marahi tapi tetap dokter itu memberikan sedikit obat perangsang pada Alya.

"Bu Alya jangan gunakan obat ini untuk kepentingan pribadi." sahut Dokter itu.

"Maksudnya?" tanya Alya.

"Anda sakit dan akan sangat bahaya jika anda meminum obat ini." ucap Dokter.

"Bukan untuk aku, dok." ucap Alya.

Alya melamunkan kejadian itu, namun saat ini pembantunya membuyarkan lamunan dia.

"Nona!" sahutnya.

"Ya bi ada apa?" tanya Alya tersadar dari lamunannya.

"Nona tidak apa." tanya bi Yeti.

"Tidak bi, memangnya ada apa?" tanya Alya.

"Tidak!" ucap Bi Yeti.

Bi Yeti memberikan minum pada Alya.

"Nona apa anda yakin merelakan tuan dengan wanita itu?" tanya Bi Yeti.

"Memangnya ada apa?" tanya Alya.

"Sebagai seorang perempuan, bibi paham pada kondisi Non Alya, apa lagi istri yang mana yang rela suaminya di madu." ucap Bi Yeti.

"Aku yang meminta dia Menikah!" sahut Alya.

Related chapters

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 8

    Di apartemen yang akan Naya tempati, Apartemen itu sangat besar bahkan Naya kagum melihat kemewahan apartemen itu."Maaf hanya ini yang bisa aku berikan, oh ya apartemen ini milik perusahaan jadi tetangga di sini adalah teman kerja aku, tolong jangan bilang apa pun pada mereka, usahakan kalau mereka tidak tau kamu siapa." sahut Ilyas."Ya mas." ucap Naya.Naya tersenyum tipis menangapi hal itu."Bukan hanya turun ranjang, aku juga bahkan istri yang di rahasiakan!" batin Naya.Naya menyelimuti Zoya yang baru saja tertidur di kamar apartemen yang besar itu.Naya ingat pada obat yang Alya berikan padanya, saat ini Naya akan memasak untuk suaminya itu."Mas mau makan apa?" tanya Naya."Gak usah aku gak lapar." jawab Ilyas."Tapi mas kamu belum makan." sahut Naya."Baiklah buatkan apa saja!" titah Ilyas.Naya berjalan ke arah dapur dia tadi sempat belanja terlebih dahulu jadi setidaknya dia punya bahan ma

    Last Updated : 2024-06-03
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 9

    Beberapa hari kemudian Naya tidak bertemu lagi dengan Ilyas, siang hari Naya selalu datang ke rumah sakit karena dia akan merawat Alya.Dan setelah malam dia pulang ke apartemennya bersama dengan Zoya putrinya.Selama beberapa hati itu, Naya tidak bertemu dengan Ilyas bahkan setelah malam itu mereka tidak saling bercengkrama lagi."Al, mau makan yang lain?" tanya Naya."Tidak Nay, terima kasih. Oh ya aku akan bujuk mas Yash agar mau meminta maaf pada kamu." sahut Alya."Tidak apa Al." Naya menyimpan piring bekas makan Alya.Alya di siang hari hanya di temani oleh Naya dan di malam hari di temani bi Yeti dan Ilyas yang setiap hari pulang ke sana.KrettPintu ruangan Alya ada yang membuka dari luar, ternyata Ilyas pulang di sore hari tidak pulang larut malam lagi."Mas?" ujar Alya yang langsung menyambut suaminya dengan senyuman."Bagaimana hari ini ada yang sakit?" tanya Ilyas mencium kening Alya padahal

    Last Updated : 2024-06-04
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 10

    "Dia sudah punya Boneka, mas." jawab Naya.Ilyas dengan cepat memakan makanan itu, hingga selesai dia langsung masuk ke dalam kamar Zoya yang saat ini tengah marah pada mamahnya."Zoya?" panggil Ilyas yang langsung membuat bocah kecil itu menatap padanya."Kamu mau boneka yang mana? Biar papah yang akan belikan." ujar Ilyas.Mata Zoya berbinar dia langsung mengambil ponsel Ilyas yang isinya gambar boneka semua."Yang ini bagus pah." ujar Zoya."Yakin mau yang ini?" tanya Ilyas.Zoya mengangguk yakin, dengan cepat Ilyas memesankan boneka yang besar itu, Ilyas sangat sayang pada Zoya. Bahkan dia juga sudah menganggap Zoya bagaikan anaknya sendiri.Ilyas memang sangat menginginkan seorang anak hanya saja sudah beberapa tahun ini dia belum juga mempunyai anak dari Alya.Ilyas tidak memaksakan kehendak. Dia hanya berpikir mungkin belum rezeki dia untuk mempunyai anak.Tak bisa di pungkiri kalau saat ini Ilyas

    Last Updated : 2024-06-05
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 11

    Bi Yeti datang ke sana, sore ini Lia pulang karena di sana ada Naya dan Bi Yeti juga.Alya tidak perduli dengan siapa dia di rumah sakit, karena selama ini dia cukup malu untuk menyusahkan orang orang di sekitarnya."Nay, apa ada perubahan pada perut kamu?" tanya Alya.Naya sebenarnya sedikit syok saat mendengar hal itu, Apa maksud Alya bertanya kalau perutnya ada perubahan? Padahal Naya tidak sedang hamil."Maksud kamu apa?" tanya Naya."Kapan kamu punya anak, aku lihat mas Yash suka pada Zoya, makannya aku mau kamu berikan dia anak, Nay." ujar Alya."Aku tidak berjanji Al, aku juga dulu tidak langsung punya Zoya, harus menunggu beberapa bulan dulu." Naya menatap pada Alya yang terlalu berharap padanya."Tidak masalah, yang paling penting kamu harus ikut program kehamilan, aku ingin anak laki laki." Alya memohon pada Naya dengan sedikit memaksa."Aku tidak janji!""Mungkin Nona Naya menghalangi kehamilan No

    Last Updated : 2024-06-06
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 12

    Pagi ini kira kira pukul empat pagi, Naya sudah terbangun dia akan melaksanakan Sholat subuh, tapi saat ini Ilyas mengajak dia ke mushola yang ada di rumah sakit itu. Ilyas sudah ijin lebih dahulu pada Alya, bahkan dia sudah pergi dari sana lebih dahulu. Naya menenteng mukenanya, saat ini dia akan ke mushola. "Naya?" sahut Alya. Naya menatap pada Alya yang memanggilnya. "Ada apa Al?" tanya Naya mendekat pada Alya, Naya tersenyum sambil membenarkan selimut Alya yang tidak menutupi kaki Alya. "Sekarang kamu minta mas Yash mengantarkan kamu pulang, jangan lupa berikan obat yang ada di laci itu di minumannya." pinta Alya. Naya membuka obat yang ada di laci itu. "Apa ini?" tanya Naya. "Obat perangsang, dan yang satunya lagi adalah obat penyubur kandungan." jawab Alya. Naya bingung, entah ada apa dengan sahabatnya itu, sekarang dia merasa kalau Alya memaks

    Last Updated : 2024-06-07
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 13

    Sore harinya...Naya menatap pada Alya yang sejak tadi hanya diam saja sambil menunggu waktu dia minum obat."Al, bisakah aku minta uang pada mas Yash?" Tanya Naya yang langsung di tatap oleh Alya dan Bi Yeti."Untuk apa?" Tanya Alya yang terdengar sangat ketus pada Naya."Untuk aku kirimkan pada bibinya Zoya, sebelumnya Zoya di tanggung oleh Bibinya. Jadi, aku mau ganti uang itu." Ujar Naya.Alya hanya bungkam tidak bicara sepatah kata pun.Namun, saat ini Ilyas baru saja masuk kedalam ruangan Alya karena Ilyas baru saja pulang bekerja."Assalamualaikum." Sahut Ilyas."Waalaikumsalam." Jawab Naya, dan hanya Naya saja yang menjawab.Satu adegan yang tidak bisa Naya hentikan saat ini.Tiba-tiba saja Ilyas mendekat padanya dan langsung menyodorkan tangannya pada Naya.Naya sempat memandang Alya sekilas, tapi dia langsung menyalami tangan suaminya itu dengan takzim.Terlihat kalau saat ini Alya

    Last Updated : 2024-06-08
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 14

    "Ayah, Rani. Makanlah!" Ucap Naya sambil menyajikan makanan pada kedua keluarga Ilyas itu. "Berapa uang yang diberikan Ilyas padamu?" Tanya Pak Mijan. "Ada apa, Ayah?" Tanya Naya heran. "Ilyas kan punya istri dua, apa lagi Alya sakit. Sudah pasti kamu hanya di biayai sedikit kan?" Tanya Pak Mijan. "Alhamdulillah cukup untuk makan, Ayah." Ucap Naya. Pak Mijan menatap sendu pada Naya, jika di bandingkan Naya lebih baik dari pada Alya. Walaupun, Alya juga baik tetapi tetap saja Alya berbeda dengan Naya. "Tolong jaga Ilyas ya." Ucap Pak Mijan. "Ya pak." Ucap Naya. Malam harinya, Naya berbaring di atas kasur yang di sampingnya ada Rani dan Zoya. Sedangkan mertuanya tidur di kamar yang biasa Zoya tempati. "Tidurlah Rani." Ujar Naya. "

    Last Updated : 2024-06-09
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 15

    Pagi harinya... Ilyas sudah bersiap akan pulang ke apartemen Naya, tetapi sayangnya. Saat ini Alya mengeluhkan rasa sakit pada kepalanya. Ilyas sangat cemas karena melihat Alya yang terlihat sangat kesakitan. "Sayang, kamu masih sakit?" Tanya Ilyas panik. Alya hanya mengangguk sambil memegang kepalanya, Ilyas langsung menekan tombol guna memanggil dokter yang akan menangani Alya. Beberapa dokter langsung datang ke sana, mereka langsung mengobati Alya yang katanya sakit di kepalanya. "Aku gak mungkin meninggalkan Alya untuk menemui Naya." Gumam Ilyas yang masih berpikir tentang rencana dia. Ilyas mengambil ponselnya, dia menghubungi nomor rekan kerjanya untuk meminta ijin karena dia tidak akan masuk kerja. Ilyas mendudukkan tubuhnya di atas sofa yang ada di rumah sakit itu. Dia menatap pada Alya yang masih di periksa oleh dokter. **

    Last Updated : 2024-06-10

Latest chapter

  • Pengorbanan Makmum Kedua   bab 51

    "Astaga!" gumam Rani.Ilyas panik dia langsung mendekat ke arah Rani, dengan cepat dia langsung mengambil sepucuk surat itu dan langsung membacanya.Ilyas juga tak kalah panik dari Rani, dia langsung menatap pada Naya yang masih bertanya-tanya dengan isi dari secarik kertas yang ditinggalkan oleh laki-laki itu."Ada apa, Mas?" tanya Naya menatap pada Ilyas dan Rani secara bergantian dan sayangnya tak ada jawaban yang bisa dia dapatkan dari keduanya.Naya langsung merebut paksa kertas itu dari tangan Ilyas.(ANAK KAMU AKAN MENINGGAL)Itulah isi dari secarik surat itu, ingin sekali rasanya Naya marah pada orang itu.Seorang ibu mana yang akan rela kalau anaknya mendapatkan ancaman yang begitu kejam dari orang yang bahkan tak dia kenal.Naya meremas sepucuk surat yang masih ada di tangannya itu, "Aku tau siapa yang mengirim surat ini." ucap Naya yang membuat Rani dan Ilyas langsung menatap padanya.**Brakk!Suara pintu didobrak paksa terdengar sangat keras ditelinga yang punya rumah, Al

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 50

    Prak Gelas pecah terdengar memekik di telinga Alya, dengan langkah yang malas dia langsung berjalan ke arah lantai bawah, sejak tadi Ibunya ada di sana tapi sekarang Lia sudah pulang dari kediaman Alya. Alya masih tak percaya kalau Ilyas masih belum pulang juga, rasanya dia sangat ingin menyusul Ilyas ke apartemen Naya. Tapi sayangnya Alya gengsi karena dengan seperti itu dia terlihat mengemis perhatian pada Ilyas. Alya membelalakkan matanya saat melihat sebuah gelas pecah dan pecahannya berserakan di lantai, bukan itu saja. Dia juga menemukan sebuah surat yang tergeletak di lantai. "Surat lagi?" gumam Alya bertanya-tanya. Alya membuka surat itu dengan perlahan dan benar tulisan itu hampir sama dengan tulisan tempo lalu, tapi untuk yang sekarang tulisannya ada yang sedikit berbeda. (KAMU AKAN MATI, KALAU ANAK DALAM KANDUNGAN ANAYAH TETAP HIDUP!) "Apa ini sebuah ancaman? Kenapa padaku? Dan kenapa orang-orang itu tau kalau Naya mengandung? Siapa mereka?" setelah mengucapkan itu

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 49

    "Apa laki-lakinya bisa diperbesar?" tanya Naya. "Tentu." Mutia menzoom layar yang ada di hadapannya itu, Naya mengerutkan keningnya saat melihat orang itu. "Kamu mengenalinya?" tanya Mutia. Naya menggelengkan kepalanya. "Aku gak kenal, laki-laki ini asing." "Fiks, kamu sekarang sedang di teror oleh orang itu, aku sudah menduga ini semua! Tapi Nay, kamu jangan khawatir karena ada aku yang akan membantu kamu untuk mencari tau orang ini." duga Mutia sambil memegang tangan Naya. "Terima kasih Mutia, kau baik sekali." "Sama-sama, kita kan teman, jadi aku harus membantu saat temanku kesusahan." Naya baru ingat kalau di apartemennya itu ada Ilyas, "Mutia, maafkan aku! Tapi di sini ada Mas Yash." ujar Naya. "Mas Yash?" tanya Mutia heran. Naya keceplosan mengusapkan hal itu pada Mutia, Naya baru ingat kalau Mutia belum tau tentang kehidupannya itu. Naya terlihat panik saat Mutia menatapnya sambil bertanya. "Ya, Mas Yash suaminya Alya, dia datang karena mau bertemu dengan Rani,

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 48

    Ilyas mengusap kepala Naya dengan lembut, tapi saat Ilyas akan beralih ke pakaian Naya dia langsung terkejut saat mendapati kalau leher Naya seperti ada luka. "Nay, ini kenapa?" tanya Ilyas. Ilyas semakin mendekat pada luka itu, Ilyas rasa kalau luka itu baru saja ada di leher Naya, Ilyas juga memegang luka itu yang seperti ada luka bekas kuku. "Kamu di cekik?" tanya Ilyas menatap Naya penuh tanya. Naya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, Naya juga memegang tangan Ilyas yang sekarang tengah menelisik seluruh badannya. "Mas, ini itu hanya luka biasa." jawab Naya tenang. "Kamu bohong?" tanya Ilyas. Naya hanya diam saja untuk kali ini dia tidak mungkin bicara kalau Alya yang menyebabkan semuanya. "Mas, aku gak bohong, aku beneran!" ucap Naya. "Apa sakit?" tanya Ilyas. "Tidak." Ilyas memeluk Naya dengan sangat erat, dia ingin sekali meminta maaf pada Naya karena ucapan Ilyas sudah menyakiti hati Naya, untuk sekarang Ilyas juga sadar kalau dia seharusnya menghar

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 47

    Pirasat Rani tak enak, dia langsung berlari ke arah apartemennya dan ternyata benar Rani mendapati Naya yang terduduk di lantai. "Kak, kakak kenapa?" tanya Rani yang langsung jongkok di hadapan Naya. Naya hanya menatap kearah depan saja tanpa mengedip sekali pun, Rani mulai curiga pada Alya yang baru saja keluar dari apartemennya itu. "Kak, ada apa?" tanya Rani lagi. Naya menatap pada Rani, dia langsung menangis di hadapan Rani yang semakin merasa bingung dengan kondisi Naya saat ini, Rani membawa Naya ke sofa agar Naya bisa lebih nyaman untuk duduk. Rani juga mengambilkan minuman untuk Naya, dia langsung menyodorkan pada Naya. "Kakak tenang dulu, setelah ini ceritakan padaku apa saja yang terjadi." ujar Rani. Naya membuka hijab yang menutupi kepalanya, Rani baru sadar kalau leher Naya terdapat luka lebam sepertinya luka itu baru saja muncul. "Kakak, kenapa? Apa semua ini Alya yang melakukannya?" tanya Rani tak sabaran untuk mendengar jawaban dari Naya. Namun, tak ada respon

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 46

    "Benarkah Alya? Kamu berbohong padaku?" tanya Jaya. Alya menarik Naya untuk mendekat padanya, "Ya, aku ngaku kalau aku berbohong." ujar Alya. "What? Lalu, kemana anak kita?" tanya Jaya yang langsung membuat Mutia terkejut karena Jaya menanyakan anak mereka. Ternyata benar kalau dahulu Jaya dan Alya pernah akan mempunyai Anak. Alya menatap pada Mutia yang balik menatapnya dengan tatapan penuh benci. "Istrimu yang membuat aku keguguran, anak kita mati karena ulah istrimu." ucap Alya yang semakin mengundang kemarahan Mutia. "Hey, jangan bawa-bawa aku pada masalah ini, kau keguguran karena seorang wanita yang suaminya kau rebut kan? Jangan bawa aku pada masalah ini, lagi pun anak itu akan malu kalau hidup dari rahim wanita jalang sepertimu." Mutia sampai berteriak karena sangat kesal pada Alya. "Dari mana kamu tau?" tanya Jay

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 45

    Ilyas bangun pagi sekali dia menatap pada ponselnya yang banyak sekali pesan dari Naya.Ilyas masih marah dia masih merasa kalau Naya tak menghargainya.Alya mengambil ponsel Ilyas dan melihat pesan dari Naya.Alya membaca satu persatu pesan itu dengan teliti, dari pesan itu Alya bisa tau kalau Naya dan Ilyas sedang tidak baik-baik saja."Mas kenapa tidak di bales?" tanya Alya sengaja bertanya hal demikian."Tidak perlulah," Ilyas sepertinya enggan membahas masalah itu.Alya hanya tersenyum saja, "Bagus Mas, semakin kamu bersalah maka kamu akan semakin cepat berpisah dengan Naya." Alya membatin.Alya tetap saja menginginkan mereka berpisah padahal sudah jelas-jelas kalau Naya sudah sangat membantu dirinya.Dengan melahirkan seorang keturunan untuk keluarga Alya.Walaupun belum Alya belum tau betul jenis kelamin bayi yang tengah Naya kandung, tetapi Alya yakin kalau bayi itu laki-laki.**Mutia datang

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 44

    "Ayah siapa?" tanya Naya yang mulai penasaran pada ucapan Zoya itu."Ayah. Mah, om yang membelikan aku mainan." ujar Zoya kekeuh."Kamu tau siapa namanya?" tanya Naya.Zoya menggelengkan kepalanya, dia fokus lagi pada layar ponselnya yang tengah menampilkan video pendek."Tadi kamu bilang Bu Alya tidur sama laki-laki itu? Di mana?" tanya Naya."Di kamar bagus sekali, aku tidur di kursi dan Bu Alya tidur di kasur." Naya tak percaya pada celotehan Zoya, tapi mau membantah pun Naya tau kalau Zoya tak mungkin berbohong.Naya hanya bisa diam sambil berpikir, laki-laki siapa yang tidur bersama dengan Alya? Dan ada hubungan apa mereka?Kemudian... Naya ingat pada Mutia yang katanya suaminya pernah selingkuh dengan Alya.Naya merasa kalau semua ini ada hubungannya dengan suaminya Mutia, Naya mengambil ponselnya dari Zoya."Mamah pinjam sebentar ya sayang." pinta Naya.Naya mengetik pesan dan

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 43

    Naya dan Ilyas menatap pada layar monitor yang menampilkan rekaman cctv tadi malam, bagai di sambar petir di tempat itu juga.Naya syok dengan apa yang baru saja dia lihat itu, " Ini gak mungkin!" bantah Naya.Naya memegang tangan Ilyas dengan sangat erat."Mana laki-laki yang mau membunuh kamu itu, Nay?" tanya Ilyas menatap tajam pada Naya yang sekarang masih tak percaya pada rekaman yang baru saja dia lihat itu.Di sana jelas terlihat kalau Naya berlari dari apartemennya dan menuju ke apartemen Raka, tak ada laki-laki yang katanya akan membunuh Naya itu.Padahal Naya masih sangat ingat kejadian malam tadi, laki-laki itu memang nyata dan ketakutan Naya itu bukanlah halusinasi atau pun mimpi semata."Tolong Mas, percaya padaku." pinta Naya memohon."Aku harus percaya? Mana laki-laki yang katanya mau membunuh kamu? Nay, lihat lah itu! Di sana jelas saja terlihat kalau kamulah yang berlari dan masuk ke apartemen Raka." Ilyas terlihat sangat marah pada Naya.Naya memegangi kepalanya kare

DMCA.com Protection Status