Share

Pengorbanan Makmum Kedua
Pengorbanan Makmum Kedua
Penulis: Nurleni

Bab 1

Penulis: Nurleni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-15 19:33:11

Tap

Tap

Langkah seorang wanita berkerudung hitam, serta pakaian hitam itu terlihat sangat panik, bagaimana tidak? Dia baru saja mendapatkan kabar kalau katanya sahabatnya itu tengah sakit keras.

Anayah Mardan adalah seorang janda yang baru saja berusia 20 tahun, selama ini Anayah dan sahabatnya tidak pernah bertemu, namun sekalinya Anayah dapat kabar dia mendengar kalau sahabatnya Alya Rohalia tengah sakit keras.

"Mbak di mana ruangan pasien yang bernama Alya Rohalia, katanya dia ada di UGD?" sahut Anayah pada suster yang ada di sana.

"Sebelah sana Bu." jawab suster itu menunjuk pada salah satu ruangan yang lumayan dekat dari sana.

Anayah yang kerap di panggil Naya itu berjalan ke arah sana.

Naya ragu saat dia sudah ada di depan pintu ruangan UGD itu.

Tokk

Tokk

Naya memutuskan untuk mengetuk pintu terlebih dahulu. namun, saat ini seorang laki laki dengan perawakan tegap tinggi membukakan pintu ruangan itu.

"Siapa?" tanya Ilyas Syafar Marwansyah.

"Siapa mas?" sahut seorang wanita dari dalam sana, dan Naya yakin kalau orang itu adalah Alya Rohalia yang tak lain adalah sahabatnya.

"Assalamualaikum." ucap Naya yang langsung masuk ke dalam ruangan itu melewati Ilyas.

"Al!" sahut Naya dengan tatapan sendu karena melihat Sabahatnya yang sekarang terbaring lemah di atas ranjang ruangan UGD.

Selang Impus menempel di tangan Alya yang sekarang terlihat sangat pucat.

"Nay!" sahut Alya tersenyum menatap pada sahabatnya yang sudah beberapa tahun tidak bertemu dengannya.

"Astaghfirullah Al, ada apa ini? Kenapa kamu jadi begini, Ya Alloh." Naya menangis menatap pada nasib sahabatnya yang terlihat sangat menyedihkan itu.

"Aku sehat hanya saja Tuhan tengah memberikan aku sebuah kenikmatan." sahut Alya.

"Kenapa begini, Al?" ucap Naya yang langsung memeluk sahabatnya itu.

Air mata terus saja membanjiri pipi Naya yang sedikit tembam itu.

"Sudah kamu ini cengeng sekali aku baik baik saja." ucap Alya.

Ilyas langsung duduk di samping istrinya.

"Alya mengidap kanker stadium akhir." sahut Ilyas.

"Astaghfirullah Al." ucap Naya yang menangis semakin menjadi jadi apa lagi Alya sudah Naya anggap sebagai kakaknya sendiri.

"Nay bisa tidak aku minta sesuatu dari kamu, sebelum usia aku habis aku mau kamu mengabulkan keinginan aku ini." pinta Alya.

"Apa?" tanya Naya.

"Kata Dokter aku di vonis tidak bisa punya anak, dan katanya aku akan tiada beberapa minggu lagi, karena perkembangan kanker aku ini begitu cepat." jelas Alya.

"Lantas?" Naya sangat penasaran pada apa yang akan di minta Alya.

"Suami aku sekarang sudah mapan, dia punya pekerjaan tetap, suami aku bisa menjaga aku saat aku sakit, bahkan dia juga rela membersihkan rumah saat dia pulang kerja karena aku gak bisa melakukan, dia suami yang baik tak akan pernah aku dapatkan suami seperti dia di mana pun, hanya saja dia sedikit dingin tapi dia bisa bercanda sampai membuat aku tertawa." Alya memuji muji Ilyas.

"Sebenarnya aku malu mengatakan ini tapi..." Ucapan Alya terpotong, dia menghela nafasnya berat takut sahabatnya itu akan marah apa lagi selama ini mereka tidak pernah bertemu.

"Nay, Nikahi suamiku!" pinta Alya Rohalia.

"Gak, gak mungkin, aku gak mau!" bantah Anayah terkejut mendengar hal itu.

"Aku sakit Nay, suami ku butuh seorang istri yang bisa menjaga dia Nay, aku yakin kamu bisa." pinta Alya.

"Mustahil!" sahut Naya.

"Sayang, kamu jangan macam macam." ucap Ilyas marah saat istri meminta sahabatnya untuk menikahi Ilyas.

"Mas kamu butuh seorang istri, kamu harus punya anak." ucap Alya.

"CK Alya aku menerima kamu apa adanya." sahut Ilyas.

"Aku hanya mau kamu bahagia Mas, aku yakin kalau Naya ini bisa menjaga kamu, lihat dia sangat keibu ibuan apa lagi dia sudah punya anak, aku gak akan khawatir dengan kondisi kamu nantinya mas." ucap Alya.

"Aku gak mau, kamu tau kan Al kalau aku bukan wanita yang suka di madu, aku mau jadi satu satunya bukan salah satunya." sahut Naya.

"Aku juga gak mau!" bantah Ilyas.

"Mas lihat aku, dengan Kondisi aku yang seperti ini aku gak mungkin bisa melahirkan seorang anak, aku akan sangat bahagia jika Naya yang menjadi istri kamu." sahut Alya.

"Mustahil!" bantah Naya.

"Aku akan meninggal Nay, maka dari itu aku mau melihat kamu bahagia." ucap Alya.

"Al, dokter itu bukan tuhan! Jodoh, mati, Rezeki udah di atur sama Alloh bukan sama dokter." sahut Naya.

"Dahulu kamu bilang kamu akan membalas Budi padaku karena aku sudah membantu kamu, dan sekarang aku minta balas Budi mu itu." ucap Alya dengan suara yang berat, ada rasa tak rela di hati Alya apa lagi dia meminta suaminya menikah lagi.

Naya terkejut mendengar hal itu, tak pernah dia sangka kalau temannya akan melakukan hal itu padanya.

Naya membenarkan letak kerudungnya, dengan ucapan itu Naya tentu saja merasa sangat berkewajiban untuk membalas budi pada Alya.

"Baiklah, atas dasar balas budi, aku mau menikah dengan suami kamu." ucap Naya.

"Gak mungkin!" bantah Ilyas.

"Mas ayolah demi aku." ucap Alya.

"Tapi sayang?" sahut Ilyas.

"Mas plis ya." pinta Alya.

"Ya terserah lah." putus Ilyas yang sudah kesal pada pemikiran istrinya itu.

Berat rasanya menghadapi suatu kenyataan kalau suaminya akan menikah lagi, tapi Alya tidak bisa egois di sisi lain suaminya butuh seorang anak dan butuh istri yang bisa menjaganya.

Sedangkan Alya dia bahkan sudah di vonis akan meninggal beberapa Minggu lagi.

Alya tak percaya pada hal itu, hanya saja dia takut kalau suaminya akan meminta menikah lagi lalu mencampakkan Alya.

Hingga pemikiran bodoh itu sampai di kepala Alya.

"Kuatkan aku tuhan." batin Alya yang saat ini akan menangis.

Naya merasa sangat kecewa pada temannya itu, suatu kemustahilan kalau Naya bisa suka pada Ilyas yang tak lain adalah suami dari sahabatnya itu.

"Turun ranjang, apa itu yang akan di maksud pada pernikahan ini." Naya membatin.

Naya sebenarnya masih trauma akan pernikahan mengingat kalau dahulu dia di selingkuhi oleh mantan suaminya, bahkan Naya juga sampai mendapatkan kdrt saat dia menikah dahulu.

Dan mungkin saja rasa trauma itu masih membekas di hati Naya yang masih terluka itu.

"Apa ini benar, apa aku tidak akan merasa sakit hati lagi nantinya?" batin Naya menatap pada kondisi sahabatnya yang sangat menghawatirkan.

Rambut Alya bahkan rontok saati ini kulit kepala Alya bahkan sudah hampir terlihat jika saja Alya tidak memakai penutup kepala.

"Ya Alloh, aku kasihan pada Alya." batin Naya lagi menangis nasib sahabatnya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Abigail Briel
ngenes banget, tapi harusnya alya gak patah semangat. paling ya minta tolong jagain suaminya kalo dia udah gak ada baru bener
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 2

    Naya masih ada di sana dia membantu sahabatnya itu, bahkan Naya juga membantu Alya mandi dan mengganti pakaian.Mereka tidak merasa canggung apa lagi dahulu mereka sering mandi bersama.Alya dan Naya sudah saling kenal sejak sekolah dasar.Orang tua Naya sudah tiada dan Naya hanya tinggal dengan Neneknya, hingga saat itu orang tua Alya merasa sangat kasihan pada Naya hingga mereka menyayangi Naya seperti Alya."Nay, kalau kamu ada pertanyaan silahkan tanya saja pada mas Yash, takutnya ada yang kamu gak paham." ucap Alya.Naya bingung dia langsung menatap pada suami dari Sabahatnya itu."Boleh?" tanya Naya.Mulai saat ini Naya sudah menyiapkan pertanyaan untuk calon suaminya nanti, dan mungkin sekarang adalah waktunya melontarkan beberapa pertanyaan itu.Naya duduk di sofa yang ada di sana, Yash terlihat sangat canggung menatap pada Naya yang saat ini duduk di sampingnya."Baiklah mas Yash ada beberapa pertanyaan yang mau saya lontarkan pada, Mas." ucap Naya."Apa?" ketus Yash."Berapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 3

    Ilyas menatap pada Naya yang saat ini ada di belakangnya. "Aku akan coba bujuk." sahut Ilyas."Terima kasih." ucap Naya.Sedangkan di dalam ruangan saat ini Alya bicara tentang niatnya itu pada Lia yang tak lain adalah ibunya."Bagaimana Mah?" tanya Alya."Tidak mungkin Alya, dia itu sahabat kamu mungkin dia sudah menganggap kamu saudaranya!" sahut Lia."Tapi mah, coba mamah pikiran bagaimana perasaan mas Yash saat ini, dia butuh pendamping mah, wanita yang sehat yang bisa buat dia menjadi seorang ayah, bukan wanita seperti aku yang sakit sakitan dan mungkin sebentar lagi aku akan mati." keluh Alya."Kamu tau Naya itu siapa, kalau dia sayang pada suami mu, dan dia ingin memiliki suami kamu bagaimana?" tanya Lia menatap sinis."Aku gak perduli pada hal itu mah, hanya saja saat ini yang paling penting adalah mas Yash menikah lagi." putus Alya."Ck kamu ini, kamu pikir dengan seperti ini Ilyas tidak akan mencampakkan kamu, hah? berpikir logis Alya, kamu sakit sekarang sudah syukur kalau

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 4

    Naya menengadah tangannya untuk menerima Ilyas yang sekarang membuka penitinya."Banyak sekali!" gumam Ilyas."Entah, yang masang mua nya." jawab Naya.Ilyas tidak bicara lagi dia hanya diam saja sambil mencabuti peniti."Bolehkah aku membawa putri aku datang ke sini?" tanya Naya."Di mana anak mu?" tanya Ilyas."Di kampung, kira kira dua sampai tiga jam untuk datang kemari." jawab Naya."Bawa saja." ucap Ilyas."Ya, besok aku akan meminta bibi untuk datang kemari membawa Zoya." sahut Naya."Bibi?" tanya Ilyas."Ya bibinya suami aku." ucap Naya namun dia baru ingat kalau dia adalah istri Ilyas bukan istri laki laki yang dahulu meninggalkan dia dan Zoya."Maksudnya, Bibinya mantan suami aku." ucap Naya lagi.Ilyas tidak bicara lagi, dia belum bisa menerima kehadiran Naya, semua perbuatan dia pada Naya itu adalah sebuah perintah dari Alya."Sudah?" sahut Ilyas."Terima kasih mas." ucap Naya."Sama sama." ucap Ilyas.Naya membuka kerudungnya setelah Ilyas pergi dari sana, Naya membuka ga

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 5

    Pagi harinya terlihat kalau jam dinding menunjuk pada pukul empat pagi, Naya saat ini tengah menantikan sholat subuh.Naya melakukan tadarus Al Qur'an untuk mengisi waktu luang selama dia menunggu waktunya adzan.Quran surat Al waqiah terdengar dari suara Naya yang saat ini matanya fokus pada Al Qur'an.Ilyas terbangun karena suara lantunan ayat suci yang Naya lantunkan itu, Naya bukan seorang wanita yang lulusan pesantren, hanya saja Naya bisa membaca Al Qur'an walaupun banyak huruf yang salah saat dia ucapkan.Ilyas langsung menuju ke kamar mandi, dia mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat subuhnya.Jujur saja Ilyas merasa sangat terkejut karena Naya dan Alya begitu banyak berbeda.Selama ini tak pernah Alya melaksanakan sholat, terkadang saat Ilyas meminta Alya sholat dia selalu menolak dengan banyak alasan.Hingga saat itu Ilyas merasa bosan meminta istrinya untuk melaksanakan Sholat, terlalu banyak alasan hingga Ilyas siap menanggung kesalahan Alya bahkan dia juga siap menangg

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 6

    Di rumah sakit Naya baru saja datang bersama dengan Zoya, saat ini Ilyas berada di sana karena tengah bekerja dari laptop."Naya!" sahut Alya."Assalamualaikum Al." ucap Naya."Waalaikum salam." sahut Ilyas yang hanya Ilyas yang menjawab salam dari Naya."Ini anak kamu?" tanya Alya menatap pada gadis kecil."Ya dia Zoya, putri aku." ucap Naya."Wah gadis kecil, sini sama Ibu." ucap Alya meminta Zoya untuk mendekat.Naya mengarahkan Zoya untuk mendekat pada Alya yang saat ini hanya bisa diam di atas ranjang."Tante kenapa?" tanya Zoya gadis kecil itu bertanya."Panggil aku Ibu ya." ucap Alya tersenyum pada Zoya."Ibu gak papa, cuman lagi sakit saja." ucap Alya."Oh." ucap Zoya yang langsung menyalami tangan Alya.Zoya juga mendekat pada Ilyas yang saat ini tengah duduk, Zoya langsung menyodorkan tangannya meminta Ilyas untuk meraih tangan bocah itu supaya Zoya bisa menyalaminya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 7

    Kemoterapi yang di lakukan Alya telah selesai, saat ini Alya mengeluh kalau setelah kemoterapi dia sering merasakan rambutnya yang semakin rontok, bahkan giginya juga ada beberapa yang copot.Naya merasa sangat sedih melihat kondisi sahabatnya, dia tidak yakin kalau Alya bisa sembuh seperti dahulu lagi.Dengan kondisi dirinya yang sangat memburuk semakin harinya.Bahkan penyakitnya semakin cepat berkembang."Nay, rasanya aku mau jalan jalan?" ucap Alya."Kenapa harus jalan jalan?" tanya Ilyas keberatan."Mas aku hanya mau menghirup udara segar, lagian aku lama di sini, aku rindu udara segar." ucap Alya."Baiklah aku akan antar." ucap Naya antusias.Ilyas memutar bola matanya malas dia langsung membantu istrinya itu untuk duduk di kursi roda, "Hati hati!" ucap Ilyas."Ya mas." ucap Alya.Naya mengambil kerudung pashmina panjang, dia langsung memakaikannya pada Alya."Pakai ini supaya kamu tidak d

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 8

    Di apartemen yang akan Naya tempati, Apartemen itu sangat besar bahkan Naya kagum melihat kemewahan apartemen itu."Maaf hanya ini yang bisa aku berikan, oh ya apartemen ini milik perusahaan jadi tetangga di sini adalah teman kerja aku, tolong jangan bilang apa pun pada mereka, usahakan kalau mereka tidak tau kamu siapa." sahut Ilyas."Ya mas." ucap Naya.Naya tersenyum tipis menangapi hal itu."Bukan hanya turun ranjang, aku juga bahkan istri yang di rahasiakan!" batin Naya.Naya menyelimuti Zoya yang baru saja tertidur di kamar apartemen yang besar itu.Naya ingat pada obat yang Alya berikan padanya, saat ini Naya akan memasak untuk suaminya itu."Mas mau makan apa?" tanya Naya."Gak usah aku gak lapar." jawab Ilyas."Tapi mas kamu belum makan." sahut Naya."Baiklah buatkan apa saja!" titah Ilyas.Naya berjalan ke arah dapur dia tadi sempat belanja terlebih dahulu jadi setidaknya dia punya bahan ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 9

    Beberapa hari kemudian Naya tidak bertemu lagi dengan Ilyas, siang hari Naya selalu datang ke rumah sakit karena dia akan merawat Alya.Dan setelah malam dia pulang ke apartemennya bersama dengan Zoya putrinya.Selama beberapa hati itu, Naya tidak bertemu dengan Ilyas bahkan setelah malam itu mereka tidak saling bercengkrama lagi."Al, mau makan yang lain?" tanya Naya."Tidak Nay, terima kasih. Oh ya aku akan bujuk mas Yash agar mau meminta maaf pada kamu." sahut Alya."Tidak apa Al." Naya menyimpan piring bekas makan Alya.Alya di siang hari hanya di temani oleh Naya dan di malam hari di temani bi Yeti dan Ilyas yang setiap hari pulang ke sana.KrettPintu ruangan Alya ada yang membuka dari luar, ternyata Ilyas pulang di sore hari tidak pulang larut malam lagi."Mas?" ujar Alya yang langsung menyambut suaminya dengan senyuman."Bagaimana hari ini ada yang sakit?" tanya Ilyas mencium kening Alya padahal

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-04

Bab terbaru

  • Pengorbanan Makmum Kedua   bab 51

    "Astaga!" gumam Rani.Ilyas panik dia langsung mendekat ke arah Rani, dengan cepat dia langsung mengambil sepucuk surat itu dan langsung membacanya.Ilyas juga tak kalah panik dari Rani, dia langsung menatap pada Naya yang masih bertanya-tanya dengan isi dari secarik kertas yang ditinggalkan oleh laki-laki itu."Ada apa, Mas?" tanya Naya menatap pada Ilyas dan Rani secara bergantian dan sayangnya tak ada jawaban yang bisa dia dapatkan dari keduanya.Naya langsung merebut paksa kertas itu dari tangan Ilyas.(ANAK KAMU AKAN MENINGGAL)Itulah isi dari secarik surat itu, ingin sekali rasanya Naya marah pada orang itu.Seorang ibu mana yang akan rela kalau anaknya mendapatkan ancaman yang begitu kejam dari orang yang bahkan tak dia kenal.Naya meremas sepucuk surat yang masih ada di tangannya itu, "Aku tau siapa yang mengirim surat ini." ucap Naya yang membuat Rani dan Ilyas langsung menatap padanya.**Brakk!Suara pintu didobrak paksa terdengar sangat keras ditelinga yang punya rumah, Al

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 50

    Prak Gelas pecah terdengar memekik di telinga Alya, dengan langkah yang malas dia langsung berjalan ke arah lantai bawah, sejak tadi Ibunya ada di sana tapi sekarang Lia sudah pulang dari kediaman Alya. Alya masih tak percaya kalau Ilyas masih belum pulang juga, rasanya dia sangat ingin menyusul Ilyas ke apartemen Naya. Tapi sayangnya Alya gengsi karena dengan seperti itu dia terlihat mengemis perhatian pada Ilyas. Alya membelalakkan matanya saat melihat sebuah gelas pecah dan pecahannya berserakan di lantai, bukan itu saja. Dia juga menemukan sebuah surat yang tergeletak di lantai. "Surat lagi?" gumam Alya bertanya-tanya. Alya membuka surat itu dengan perlahan dan benar tulisan itu hampir sama dengan tulisan tempo lalu, tapi untuk yang sekarang tulisannya ada yang sedikit berbeda. (KAMU AKAN MATI, KALAU ANAK DALAM KANDUNGAN ANAYAH TETAP HIDUP!) "Apa ini sebuah ancaman? Kenapa padaku? Dan kenapa orang-orang itu tau kalau Naya mengandung? Siapa mereka?" setelah mengucapkan itu

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 49

    "Apa laki-lakinya bisa diperbesar?" tanya Naya. "Tentu." Mutia menzoom layar yang ada di hadapannya itu, Naya mengerutkan keningnya saat melihat orang itu. "Kamu mengenalinya?" tanya Mutia. Naya menggelengkan kepalanya. "Aku gak kenal, laki-laki ini asing." "Fiks, kamu sekarang sedang di teror oleh orang itu, aku sudah menduga ini semua! Tapi Nay, kamu jangan khawatir karena ada aku yang akan membantu kamu untuk mencari tau orang ini." duga Mutia sambil memegang tangan Naya. "Terima kasih Mutia, kau baik sekali." "Sama-sama, kita kan teman, jadi aku harus membantu saat temanku kesusahan." Naya baru ingat kalau di apartemennya itu ada Ilyas, "Mutia, maafkan aku! Tapi di sini ada Mas Yash." ujar Naya. "Mas Yash?" tanya Mutia heran. Naya keceplosan mengusapkan hal itu pada Mutia, Naya baru ingat kalau Mutia belum tau tentang kehidupannya itu. Naya terlihat panik saat Mutia menatapnya sambil bertanya. "Ya, Mas Yash suaminya Alya, dia datang karena mau bertemu dengan Rani,

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 48

    Ilyas mengusap kepala Naya dengan lembut, tapi saat Ilyas akan beralih ke pakaian Naya dia langsung terkejut saat mendapati kalau leher Naya seperti ada luka. "Nay, ini kenapa?" tanya Ilyas. Ilyas semakin mendekat pada luka itu, Ilyas rasa kalau luka itu baru saja ada di leher Naya, Ilyas juga memegang luka itu yang seperti ada luka bekas kuku. "Kamu di cekik?" tanya Ilyas menatap Naya penuh tanya. Naya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, Naya juga memegang tangan Ilyas yang sekarang tengah menelisik seluruh badannya. "Mas, ini itu hanya luka biasa." jawab Naya tenang. "Kamu bohong?" tanya Ilyas. Naya hanya diam saja untuk kali ini dia tidak mungkin bicara kalau Alya yang menyebabkan semuanya. "Mas, aku gak bohong, aku beneran!" ucap Naya. "Apa sakit?" tanya Ilyas. "Tidak." Ilyas memeluk Naya dengan sangat erat, dia ingin sekali meminta maaf pada Naya karena ucapan Ilyas sudah menyakiti hati Naya, untuk sekarang Ilyas juga sadar kalau dia seharusnya menghar

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 47

    Pirasat Rani tak enak, dia langsung berlari ke arah apartemennya dan ternyata benar Rani mendapati Naya yang terduduk di lantai. "Kak, kakak kenapa?" tanya Rani yang langsung jongkok di hadapan Naya. Naya hanya menatap kearah depan saja tanpa mengedip sekali pun, Rani mulai curiga pada Alya yang baru saja keluar dari apartemennya itu. "Kak, ada apa?" tanya Rani lagi. Naya menatap pada Rani, dia langsung menangis di hadapan Rani yang semakin merasa bingung dengan kondisi Naya saat ini, Rani membawa Naya ke sofa agar Naya bisa lebih nyaman untuk duduk. Rani juga mengambilkan minuman untuk Naya, dia langsung menyodorkan pada Naya. "Kakak tenang dulu, setelah ini ceritakan padaku apa saja yang terjadi." ujar Rani. Naya membuka hijab yang menutupi kepalanya, Rani baru sadar kalau leher Naya terdapat luka lebam sepertinya luka itu baru saja muncul. "Kakak, kenapa? Apa semua ini Alya yang melakukannya?" tanya Rani tak sabaran untuk mendengar jawaban dari Naya. Namun, tak ada respon

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 46

    "Benarkah Alya? Kamu berbohong padaku?" tanya Jaya. Alya menarik Naya untuk mendekat padanya, "Ya, aku ngaku kalau aku berbohong." ujar Alya. "What? Lalu, kemana anak kita?" tanya Jaya yang langsung membuat Mutia terkejut karena Jaya menanyakan anak mereka. Ternyata benar kalau dahulu Jaya dan Alya pernah akan mempunyai Anak. Alya menatap pada Mutia yang balik menatapnya dengan tatapan penuh benci. "Istrimu yang membuat aku keguguran, anak kita mati karena ulah istrimu." ucap Alya yang semakin mengundang kemarahan Mutia. "Hey, jangan bawa-bawa aku pada masalah ini, kau keguguran karena seorang wanita yang suaminya kau rebut kan? Jangan bawa aku pada masalah ini, lagi pun anak itu akan malu kalau hidup dari rahim wanita jalang sepertimu." Mutia sampai berteriak karena sangat kesal pada Alya. "Dari mana kamu tau?" tanya Jay

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 45

    Ilyas bangun pagi sekali dia menatap pada ponselnya yang banyak sekali pesan dari Naya.Ilyas masih marah dia masih merasa kalau Naya tak menghargainya.Alya mengambil ponsel Ilyas dan melihat pesan dari Naya.Alya membaca satu persatu pesan itu dengan teliti, dari pesan itu Alya bisa tau kalau Naya dan Ilyas sedang tidak baik-baik saja."Mas kenapa tidak di bales?" tanya Alya sengaja bertanya hal demikian."Tidak perlulah," Ilyas sepertinya enggan membahas masalah itu.Alya hanya tersenyum saja, "Bagus Mas, semakin kamu bersalah maka kamu akan semakin cepat berpisah dengan Naya." Alya membatin.Alya tetap saja menginginkan mereka berpisah padahal sudah jelas-jelas kalau Naya sudah sangat membantu dirinya.Dengan melahirkan seorang keturunan untuk keluarga Alya.Walaupun belum Alya belum tau betul jenis kelamin bayi yang tengah Naya kandung, tetapi Alya yakin kalau bayi itu laki-laki.**Mutia datang

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 44

    "Ayah siapa?" tanya Naya yang mulai penasaran pada ucapan Zoya itu."Ayah. Mah, om yang membelikan aku mainan." ujar Zoya kekeuh."Kamu tau siapa namanya?" tanya Naya.Zoya menggelengkan kepalanya, dia fokus lagi pada layar ponselnya yang tengah menampilkan video pendek."Tadi kamu bilang Bu Alya tidur sama laki-laki itu? Di mana?" tanya Naya."Di kamar bagus sekali, aku tidur di kursi dan Bu Alya tidur di kasur." Naya tak percaya pada celotehan Zoya, tapi mau membantah pun Naya tau kalau Zoya tak mungkin berbohong.Naya hanya bisa diam sambil berpikir, laki-laki siapa yang tidur bersama dengan Alya? Dan ada hubungan apa mereka?Kemudian... Naya ingat pada Mutia yang katanya suaminya pernah selingkuh dengan Alya.Naya merasa kalau semua ini ada hubungannya dengan suaminya Mutia, Naya mengambil ponselnya dari Zoya."Mamah pinjam sebentar ya sayang." pinta Naya.Naya mengetik pesan dan

  • Pengorbanan Makmum Kedua   Bab 43

    Naya dan Ilyas menatap pada layar monitor yang menampilkan rekaman cctv tadi malam, bagai di sambar petir di tempat itu juga.Naya syok dengan apa yang baru saja dia lihat itu, " Ini gak mungkin!" bantah Naya.Naya memegang tangan Ilyas dengan sangat erat."Mana laki-laki yang mau membunuh kamu itu, Nay?" tanya Ilyas menatap tajam pada Naya yang sekarang masih tak percaya pada rekaman yang baru saja dia lihat itu.Di sana jelas terlihat kalau Naya berlari dari apartemennya dan menuju ke apartemen Raka, tak ada laki-laki yang katanya akan membunuh Naya itu.Padahal Naya masih sangat ingat kejadian malam tadi, laki-laki itu memang nyata dan ketakutan Naya itu bukanlah halusinasi atau pun mimpi semata."Tolong Mas, percaya padaku." pinta Naya memohon."Aku harus percaya? Mana laki-laki yang katanya mau membunuh kamu? Nay, lihat lah itu! Di sana jelas saja terlihat kalau kamulah yang berlari dan masuk ke apartemen Raka." Ilyas terlihat sangat marah pada Naya.Naya memegangi kepalanya kare

DMCA.com Protection Status