Share

Bab 71. Rani Kabur

Penulis: Kariani Sukadi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-17 13:13:50

Bab 71. Rani Kabur

Aku pulang ketika langit sudah mulai gelap. Aisyah masih kutinggalkan di hotel. Tiga hari menginap di ruang VIP membuatku lupa pulang ke rumah. Entah bagaimana kondisi rumah ketika kutinggal pergi. Apa kabar dengan Raniku tersayang? Mungkinkah dia merindukanku?

Sampai di rumah mobil langsung diperkirakan di halaman depan. Rafa menyambutku dengan penuh senyuman bersama Vina. Gadis kecil itu, hanya berdiri di belakang Rafa malu-malu.

"Ayah!" seru Rafa.

"Hai, jagoan Ayah. Apa semua baik-baik saja?"

"Iya, Yah."

"Vina, apa kamu juga baik-baik saja?"

"Iya, Om. Vina baik-baik saja."

"Om punya hadiah untuk kalian. Mau tidak?"

"Mau, Yah," jawab Rafa.

"Vina juga mau, Om."

"Baiklah, sekarang tutup mata dulu, ya."

Oke," jawab keduanya serentak.

Segera kukeluarkan dua batang coklat dari saku kantong jas, lalu memberikan pada Vina dan Rafa. Keduanya tersenyum lebar begitu mendapat hadiah coklat.

"Terima kasih, Ayah."

"Terima kasih, Om," ucap Vina.

"Iya, sekarang kalian main dulu,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengkhianatan Istriku   Bab 72. Pencarian

    Bab 71. PencarianSudah sepanjang kota aku mencari Rani. Bahkan, sampai ke teman-temannya pun ditanya tidak ada yang melihat Rani. Ah, kepalaku rasanya mau pecah. Di tak kunjung ku temui. Sementara, ibunya terus mengirim pesan. Menanyakan kabar Rani bagaimana."Ke mana kau, Rani? Kenapa kamu tiba-tiba saja pergi dari rumah?" tanyaku dalam hati.Menyusuri jalanan membelah langit malam. Membuatku terus melajukan kuda besi dengan kecepatan lambat. Berharap Rani ada di tepi jalan. Sedang menungguku meminta pertolongan.Tak peduli cacing di perutku meriuk-riuk minta diisi. Sebum bertemu Rani, aku tak bisa makan dengan lahap. Tidur pun tak akan nyenyak."Ya Tuhan! Tolong pertemukan aku dengan istriku. Tunjukan di mana dia berada," ucapku dalam doa.Menghentikan mobil di pusat kota. Memandangi indahnya suasana malam. Dipenuhi pedagang keliling yang sengaja mangkal di pinggir jalan. Menatap keramaian berpuluh-puluh pasangan muda dan mudi. Saling duduk berdampingan sambil makan jajanan pasar.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-17
  • Pengkhianatan Istriku   Bab 73. Api Cemburu

    Bab 73. Api CemburuPada saat yang tepat Rani muncul membantuku. Melawan Togar dan anak buahnya. Wanita yang kucari akhirnya tiba juga. Dia menghajar Togar dengan tangan kosong. Tidak butuh waktu lama Togar dan Baron bisa ditaklukkan."Aku tahu sepak terjang mu di belakangku, Baron. Sekarang aku minta kembalikan apa yang sudah kau curi dari wanita itu," ujar Rani. Tangannya masih mencengkram erat lengan Togar."Ba … baik, Rani. Akan ku kembalikan uang wanita itu. Tapi tolong lepaskan aku dulu. Ini sakit sekali," ucap Togar terbata-bata. Meringis kesakitan karena Rani menekannya dengan sekuat tenaga."Baiklah, akan kulepaskan sekarang juga. Tapi ingat, ya. Jika kau mencoba ingkar janji maka akan kupatahkan kedua tanganmu ini. Dasar banci! Beraninya menindas orang lemah."Rani melepaskan tangan Baron. Ah, istriku hebat sekali. Di saat aku tak bisa melawan para berandalan, dia datang tepat waktu. Bahkan, seperti Superhero yang membela kebenaran. Luar biasa!"Ini ambilah uangmu!" Togar me

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-17
  • Pengkhianatan Istriku   Bab 74. Dua Hati Wanita

    Bab 74. Dua Hati WanitaNetraku menatap taman yang ditumbuhi pohon cemara. Bunga-bunga tersusun indah bermekaran di musimnya. Melepaskan pandangan kala senja itu. Angin berhembus spoi-spoi basah menyapu wajahku. Memperhatikan bunga mawar yang tertiup angin sore.Ada ketenangan sendiri memandang taman yang dipenuhi tumbuhan. Tukang kebun merawatnya tiap hari. Hingga semua tumbuhan terawat dan terjaga. Sesekali kupu-kupu menghisap madu di atas putik. Pun dengan kumbang ikut menikmati cairan manis.Suasana sore semakin menjadi gelap. Kala azan maghrib terdengar berkumandang. Lamunanku terhenti dan segera melaksanakan salat. Selesai menjalankan kewajiban lima waktu aku duduk membaca buku di ruang kerja, hingga waktu Isya tiba. Ketika itu terdengar suara ketukan pintu dari luar. Membuatku menghentikan aktivitas."Masuk!""Mas Danu, makan malam sudah siap. Ayo, segera menuju ke meja makan. Kakek dan Rafa sudah menunggu kedatanganku," ujar Aisyah berkata. Nada suaranya yang merdu terdengar m

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-17
  • Pengkhianatan Istriku   Bab 75. Aisyah Hamil

    Bab 75. Aisyah HamilKututup jendela ketika malam telah tiba. Setelah puas menikmati sinar bulan purnama yang indah. Angin malam berhembus sepoi-sepoi menyapu kulitku. Membuat bulu kuduk berdiri. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Kulihat Rani sudah terbang ke alam mimpi. Setelah aku selesai menjalankan kewajiban sebagai suami.Dengkuran halus terdengar dari suara tidurnya. Kupandangi wajah cantik Rani yang terlihat memesona. Alis matanya yang tebal membuatku tak pernah bosan memandangnya. Ditambah bibir manis tipis merah jambu.Perlahan ku ayunkan kaki menuju ranjang. Agar tak menimbulkan bunyi. Takut membangunkan tidurnya yang lelap. Baru saja berbaring di atas ranjang, mendadak terdengar suara ketukan pintu.Tok tok tok!Kuacak rambut frustasi. Sial! Baru saja hendak memejamkan mata. Sudah diganggu."Den Danu, tolong buka pintunya! Itu Non Aisyah sedang …."Itu suara bibi asisten rumah tangga. Dia mengetuk pintu menyebutkan nama Aisyah. Buru-buru aku bangkit dari ranjang.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-19
  • Pengkhianatan Istriku   Bab 76. Amarah Rani

    Bab 76. Amarah RaniSudah satu Minggu Rani tidak pulang ke rumah. Dia meminta izin untuk pulang ke rumah orang tuanya. Nyonya Fatma sakit ingin ditemani anak semata wayangnya. Aku dan Aisyah berjalan-jalan menikmati pemandangan sore.Sepanjang jalan tanganku menggenggam jemari Aisyah. Senyumnya membuatku terpatri. Hingga tidak ingin pindah kelain hati. Lesung pipi Aisyah membuatku selalu merindukannya.Saat itu, kakiku sudah terasa pegal bagai ditusuk duri. Namun, tetap tak ingin mengeluh di depan Aisyah. Tidak ingin mengecewakan wanita, yang mengandung benihku. Hingga aku harus berpura-pura tidak lelah. Meski sejujurnya badanku penat, dan remuk redam. Sebisa mungkin membuat Aisyah tetap tersenyum.Hilang sudah rasa lelah, kini diganti dengan kebahagiaan bersama Aisyah dan calon buah hati. Kurangkul pinggang Aisyah. Takut dia akan terpeleset jalan yang kami lalui sedikit licin. Akibat guyuran hujan semalam.Ketika kami sudah mencapai gerbang rumah yang menjulang tinggi. Mataku tertegu

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-19
  • Pengkhianatan Istriku   Bab 77. Demi Tuhan!

    Bab 77. Demi TuhanWaktu terus berlalu. Kandungan Aisyah kini, memasuki usia tiga bulan. Seringai kehidupan rumah tanggaku yang adem ayem. Tidak lagi ada drama dari Rani seperti biasa. Perempuan yang berkulit kemerah-merahan itu, tak menunjukkan lagi sifat iri dan benci. Dia kelihatan kalem dan lebih banyak memperhatikan Aisyah.Kadang, aku berpikir dengan sikap Rani. Dia terlihat seolah sedang depresi. Mengalami tekanan batin, dan juga mental. Entah terbuat dari apa jiwanya. Di satu sisi dia lembut, tetapi di sisi yang lain kelihatan sifat premannya."Mas Danu, boleh Ais izin ke rumah sakit? Hari ini Bapak diperbolehkan pulang ke rumah. Kondisinya sudah semakin baik,""Iya, boleh. Nanti Mang Dadang yang akan mengantarmu ke rumah sakit.""Makasih, Mas. Kamu sudah mau perhatian sama Bapak.""Maaf, Mas gak bisa ikut kamu ke rumah sakit.""Ndak apa-apa, Mas. Ais ngerti kalau kamu sedang sibuk.""Makasih, Sayang. Jaga diri kamu baik-baik, ya?""Iya, Mas," jawab Aisyah mengulas senyum. Tan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-19
  • Pengkhianatan Istriku   Bab 78. Drama Patah Hati

    Bab 78. Drama Para IstriRasa lelah membuatku ingin segera pulang. Setelah seharian berada di kantor polisi. Juga mengurus administrasi rumah sakit. Terakhir ikut berbela sungkawa ke rumah para korban. Memberikan uang santunan sebesar dua puluh lima juta.Tubuhku rasanya remuk redam. Seolah tulang belulang akan lepas dari engselnya. Pun jiwaku yang terasa rapuh. Berkali-kali aku menghubungi nomor kakek. Namun, sudah sejak tadi siang ponselnya tidak aktif. Membuat hati bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya terjadi dengan kakek? Apakah kakek tidak membaca pesanku.Mungkinkah kakek sudah tahu kejadian itu? Ataukah kakek memang sengaja belum mengklarifikasi masalah ini. Memikirkan masalah perusahaan semakin membuat kepala rasanya mau pecah."Tutup kejadian ini dari semua media massa. Jangan biarkan pers mengupload wajah presdir. Usahakan para wartawan tidak masuk ke dalam gedung," ucap Arga memberi titah pada semua karyawan.Hari itu, semua sibuk menutupi berita kecelakaan yang meruntuhkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-19
  • Pengkhianatan Istriku   Bab 79. Tabir Kepalsuan

    Bab 79. Tabir Kepalsuan"Kakek!" Seruku.Ketika Aisyah diseret Rani, kakek muncul dari arah kamarnya. Saat itu, pandangan tertuju pada Rani. Lelaki yang sudah banyak makan asam garam itu, terlihat tenang. Berdiri sambil menatap wajah kami satu persatu."Kakek kecewa sama kamu, Rani," ucapnya datar. Wajahnya tanpa ekspresi."Kakek, Aisyah adalah wanita pezina. Sudah selayaknya dia diusir dari sini," sahut Rani."Apa yang membuatmu menuduh Aisyah adalah wanita pezina?""Aku punya bukti, Kakek.""Tunjukkan!"Rani mengeluarkan ponselnya, lalu memberikan kepada kakek. Kening kakek mengerut. Ketika menatap foto Aisyah bersama dokter. Dalam keadaan berpelukkan. Jika dipikir secara logika. Foto-foto itu terlihat seperti editan. Akan tetapi, aku tidak bisa mengatakan apa pun sebelum punya bukti.Sesuatu yang kelihatan abu-abu bisa jadi fitnah. Belakangan masalah terus datang silih berganti. Bagaikan hujan yang datang dan diganti dengan musim panas. Begitupun dengan kehidupanku."Kakek sudah me

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-19

Bab terbaru

  • Pengkhianatan Istriku   Bab 93. Balasan Untuk Istri Pengkhianat

    Bab 93. Balasan Untuk Istri PengkhianatTak lama kemudian, Arga datang membawa surat kontrak CV Anugerah. Menyerahkan kepada Rani, dan mengalihkan tanda tangan padanya. Arga memberikan pena, lalu memintaku untuk tanda tangan."Ini surat pengalihan kontrak kerja dengan CV Anugerah, Rani. Kau boleh membacanya terlebih dahulu sebelum Danu menyerahkan padamu dan menandatangani surat kuasa," ucap Arga menyerahkan dokumen kepada Rani."Baiklah, Arga. Akan kuperiksa lebih dahulu sebelum ditandatangani Danu.""Kau adalah wanita licik yang menggunakan cara kotor untuk meraih kesuksesan," sarkas Arga."Memangnya kenapa jika aku melakukannya. Bukankah dia juga sama melakukan dengan cara curang?""Kau benar-benar wanita iblis, Rani," cibir Arga."Diam! Aku tidak meminta pendapatmu, Arga!" Bentak Rani. Seraya meletakkan dokumen di hadapanku."Tandatangani dokumen pengalihan ini, Danu!""Kau sudah berjanji akan membebaskan Aisyah bila aku memberikan dokumen pengalihan surat kontrak kerja itu, kan?

  • Pengkhianatan Istriku   Bab 92. Syarat

    Bab 92. Syarat"Sial!" Umpatku kesal. Rani langsung memutus sambungan telepon."Ada apa, Danu?" tanya Arga mengernyitkan dahi."Rani memintaku untuk datang sendirian ke gudang tua. Dia menyekap Aisyah, Arga.""Astaga! Kurasa perempuan itu sudah tidak waras, Danu.""Kita harus bagaimana ini, Arga.""Tenangkan dirimu, Danu. Aku akan berusaha untuk membantumu.""Baiklah.""Kau pergilah temui Rani. Bicarakan baik-baik dengan dia.""Oke, aku pergi dulu.""Jaga dirimu baik-baik, Danu!""Iya, Arga.""Den Danu, Mamang ikut, ya." Mang Dadang menyela, ketika aku akan masuk ke dalam mobil."Tidak usah, Mang. Sebaiknya Mang Dadang pulang saja jaga Kakek. Dan jemput Rafa di sekolah. Aku tidak mau terjadi sesuatu pada Rafa.""Baiklah, Den Danu. Mang Dadang akan jemput Rafa di sekolah. Den Danu hati-hati di jalan, ya!""Iya, Mang. Aku titip Rafa, ya!""Inggih, Den. Mamang akan jaga Rafa dengan taruhan nyawa."Aku mengangguk tanpa menjawab, lalu segera masuk ke dalam mobil. Melaju dengan kecepatan ti

  • Pengkhianatan Istriku   Bab 91. Dalang Penculikkan

    Bab 91. Dalang PenculikkanJantungku terasa berdetak kencang. Ketika mendengar suara teriakan Aisyah, sebelum menutup telepon. Sumpah demi Tuhan. Aku takut terjadi sesuatu pada Aisyah dan bayiku.Bentley hitam melaju dengan kecepatan tinggi. Menyalip beberapa mobil yang lewat. Walau mendapat sumpah serapah pada pengendara yang lain, tetapi Arga tetap tak peduli. Aku masih terus meminta agar pulang ke rumah.Sampai di rumah aku tak melihat siapa pun. Ketika masuk kakek hanya memandangku pongah. Memasuki halaman dengan napas ngos-ngosan."Danu, apa yang telah terjadi padamu? Kenapa kau masuk tanpa permisi ataupun mengucap salam. Seperti habis dikejar setan saja," ujar kakek menatap heran."Kakek, di mana Aisyah?"Aisyah?" kening kakek mengernyit."Iya, Aisyah.""Aisyah sudah pergi ke rumah sakit.""Siapa yang sudah mengantarkan Aisyah?""Si Dadang. Memangnya kenapa?""Kakek yakin Mang Dadang yang sudah mengantarkan Aisyah?""Ya tentu saja. Apa kau pikir Kakek ini sudah pikun? Tidak bisa

  • Pengkhianatan Istriku   Bab 90. Mati Kutu

    Bab 90. Mati KutuSetelah kepergian Sakira, Jodi dalam pengasuhan ku. Walau kadang dia terlihat bersedih, lambat lain Jodi kembali ceria. Meski tidak seperti dulu lagi. Kadang, aku memergoki Jodi melamun. Memperhatikan teman-temannya bermain. Juga orang tua yang menggendong anaknya.Untuk menghilangkan rasa kesepiannya, Jodi didaftarkan di sekolah Paud. Mungkin dengan begitu dia sedikit melupakan kesedihan kehilangan ibunya.Tiga bulan kemudian, kasus kebakaran terungkap. Bukti-bukti mengarah kepada Rani. Polisi menemukan satu anting yang jatuh di dekat area halaman. Saat itu, pihak petugas menelpon. Memberi tahu penemuan barang bukti."Selamat siang, Tuan Danu," ucap Briptu Zidan."Selamat siang, Pak.""Kami menemukan barang bukti satu buah anting mutiara di halaman depan. Apakah ini milik korban?""Bukan, Pak. Sepertinya, aku mengenal pemilik anting ini.""Bisa Anda jelaskan siapa pemiliknya?""Anting itu milik mantan istriku. Aku sendiri mengenalnya karena itu hadiah ulang tahunnya

  • Pengkhianatan Istriku   Bab 89. Burung Gagak Hitam

    Bab 89. Burung Gagak HitamWajah Rani membeku seketika saat Tanaka berakhir di penjara. Mungkin dia juga tidak menyangka. Kalau aku adalah pemilik perusahaan Anugerah. Saat itu, usahanya untuk membuatku bangkrut sia-sia. Benar apa pepatah mengatakan, 'apa yang kau tanam itulah yang kau petik.'Tanaka telah memetik buah dari keserakahannya. Dia mendapatkan hukuman tujuh tahun kurungan. Terbukti melakukan tindak pidana. Kini, tinggal Rani yang masih gencar untuk menjatuhkan perusahaanku."Ingat, Danu. Aku pasti akan membalas dendam atas semua perbuatanmu. Kau telah membuat kakakku masuk ke dalam penjara. Rasakan pembalasanku nanti," ucap Rank dengan nada mengancam"Sadarlah, Rani. Balas dendam itu tidak baik. Jadilah dirimu sendiri seperti dulu. Aku suka Rani yang manis dan imut seperti bintang film India.""Cih! Najis!" Cemooh Rani.Aku menarik napas. Memijat dahi yang terasa sakit. Berkali-kali menahan dada yang sesak. Tidak kusangka secepat itu Rani berubah. Seolah beberapa tahun keb

  • Pengkhianatan Istriku   Bab 88. Kalah Telak

    Bab 88. Kalah Telak"Celaka, Danu. Pabrik kita yang meproduksi mei instans terbakar pada bagian Utara," ucap Arga pongah. Seketika datang dengan napas tersengal-sengal."Apa?""Tidak ada satu barang pun yang bisa diselamatkan dari sana. Semua telah ludes terbakar.""Apa yang terjadi di sana, Arga?""Menurut satpam penjaga kebakaran terjadi karena adanya korsleting listrik.""Kalau begitu ayo, kita segera melihat ke sana," ujarku."Ayo!"Arga mengikuti langkahku dari belakang. Kami segera menuju ke pabrik mie instan, yang beroperasi pada jam malam. Pabrik itu, tak pernah sepi karena terbagi menjadi dua sip. Ada karyawan yang masuk jam kerja pagi. Ada juga yang masuk pada jam enam malam hingga jam enam pagi. Semua berjalan normal ketika aktivitas para karyawan dimulai.Bentley hitam menuju ke arah pinggiran kota. Ketika aku dan Arga sudah sampai di tempat itu, seluruh pabrik telah ludes terbakar. Hanya tinggal sisa sedikit saja pada bagian pengemasan."Apa yang telah terjadi?" tanyaku p

  • Pengkhianatan Istriku   Bab 87. Iri Bilang, Bos

    Bab 87. Iri Bilang, BosAku pulang dengan raut yang gusar. Tidak disangka mereka berdua telah menipuku habis-habisan. Bagaimana Rani bisa setenang itu, pura-pura mencintaiku. Padahal, dia wanita pengkhianat.Sampai di rumah aku segera membuka jas, lalu melemparkannya asal. Aisyah yang melihatku kesal menatap heran."Mas, apa yang terjadi? Kenapa wajahmu seperti habis kalah judi?""Aku sedang tidak bercanda, Ais. Tolong tinggalkan aku sendiri. Aku tidak ingin diganggu.""Katakan kalau kamu punya masalah. Aku akan coba membantumu.""Tidak ada," jawabku ketus. Membuka dasi, lalu mencampakkan asal.Aisyah yang melihatku geram masih bergeming. Menatapku dengan pandangan heran. Mungkin dia sedang berpikir aku lagi punya masalah.Lama kami terdiam tanpa saling berbicara. Namun, Aisyah dengan sabar menungguku. Hingga emosi menjadi reda. Saat itu, dia kembali lagi sambil membawa segelas jus buah naga."Minumlah! Biar mood kamu bagus, Mas," ujarnya. Meletakkan gelas berisi jus buah naga di atas

  • Pengkhianatan Istriku   Bab 86. Rahasia Terungkap

    Bab 86. Rahasia TerungkapHatiku terasa mencelos. Ketika mendengar ucapan Sakira. Ada yang disembunyikan. Namun, Sakira tak ingin mengatakan ada rahasia apa antara Rani dan juga Tanaka. Jujur, aku merasa ketar ketir saat melihat mereka datang ke pesta pernikahan Naina. Bergandengan tangan layaknya pasangan kekasih.Berkali-kali kutarik napas. Untuk menghirup oksigen dalam rongga dada. Barangkali bisa mengurangi rasa sesak yang sedari tadi menghimpit. Mungkin dengan melonggarkan dasi bisa membuatku lebih rilex. Akan tetapi, tetap saja suasana hati terasa kaku. Seolah sedang mati rasa. Duduk salah berdiri pun juga salah."Danu, celaka dua belas!" ujar Arga. Tiba-tiba saja dia masuk ke dalam ruangan tanpa mengetuk pintu. Membuatku mengernyitkan dahi."Ada apa? Kenapa kau seperti melihat hantu, Arga?""Apa kau belum tau kalau perusahaan yang ada di distrik Selatan sudah diambil alih?""Maksudnya?""Para karyawan tadi menelponku kalua PT Adikarya sudah beralih tangan.""Beralih tangan?""I

  • Pengkhianatan Istriku   Bab 85. Talak Tiga

    Bab 85. Talak TigaDadaku terasa sesak. Bagaimana dihimpit batu besar. Ketika mendengar Rani meminta talak. Siang itu, selesai makan kami bertiga kumpul di ruang keluarga. Dengan disaksikan kakek dan Aisyah, aku menjatuhkan talak untuk Rani.Sebuah bukti baru yang kudapat dari nomor tak dikenal, telah mengirimkan foto-foto Rani bersama selingkuhannya. Rasa sesak di dalam dada memenuhi rongga paru-paru. Bagai ditimpa beban berton-ton. Sakitnya hingga ke tulang belulang."Rani, pikirkan baik-baik permintaanmu. Benar kamu ingin meminta talak pada Danu?" tanya kakek menatapnya."Iya, Kek. Keputusanku sudah bulat. Hari ini aku akan angkat kaki dari sini untuk selamanya. Aku langsung meminta talak tiga," jawab Rani tanpa ragu."Sudahlah, Kakek. Untuk apalagi Kakek membujuk wanita seperti dia. Wanita yang tidak pantas menjaga kehormatan dirinya, dia tidak pantas untuk dipertahankan," ucapku menyela."Sabar, Danu. Semua bisa kita selesaikan secara baik-baik. Tidak harus memakai kekerasan fisi

DMCA.com Protection Status