Share

Bab 76. Amarah Rani

Bab 76. Amarah Rani

Sudah satu Minggu Rani tidak pulang ke rumah. Dia meminta izin untuk pulang ke rumah orang tuanya. Nyonya Fatma sakit ingin ditemani anak semata wayangnya. Aku dan Aisyah berjalan-jalan menikmati pemandangan sore.

Sepanjang jalan tanganku menggenggam jemari Aisyah. Senyumnya membuatku terpatri. Hingga tidak ingin pindah kelain hati. Lesung pipi Aisyah membuatku selalu merindukannya.

Saat itu, kakiku sudah terasa pegal bagai ditusuk duri. Namun, tetap tak ingin mengeluh di depan Aisyah. Tidak ingin mengecewakan wanita, yang mengandung benihku. Hingga aku harus berpura-pura tidak lelah. Meski sejujurnya badanku penat, dan remuk redam. Sebisa mungkin membuat Aisyah tetap tersenyum.

Hilang sudah rasa lelah, kini diganti dengan kebahagiaan bersama Aisyah dan calon buah hati. Kurangkul pinggang Aisyah. Takut dia akan terpeleset jalan yang kami lalui sedikit licin. Akibat guyuran hujan semalam.

Ketika kami sudah mencapai gerbang rumah yang menjulang tinggi. Mataku tertegu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status