Share

Bab 7. Curiga dia pelakunya

Elsa mengamati Dustin dari lantai dua. Pria itu sedang bersantai di teras, menikmati secangkir teh pagi sambil membaca buku. Setelah menyelesaikan pekerjaannya di lantai dua, Elsa turun ke lantai satu untuk melanjutkan tugas lainnya.

Saat itu, Dustin masuk ke dalam rumah, dan keduanya berpapasan.

"Tidurmu nyenyak di rumah ini?" tanya Dustin, suaranya lembut.

Elsa sedikit heran mengapa Dustin tiba-tiba menyapanya lebih dulu, namun ia menjawab dengan anggukan. "Sepertinya aku mulai terbiasa tinggal di sini," jawabnya dengan senyum tipis.

Dustin tiba-tiba memperhatikan leher Elsa, keningnya mengernyit. "Ada apa dengan lehermu?"

Refleks, Elsa menutup lehernya dengan telapak tangan. "Oh, itu... Aku juga tidak tahu. Mungkin saat tidur ada serangga yang menggigitku," katanya dengan nada tak yakin.

Dustin mengangguk singkat, kemudian melangkah pergi tanpa bertanya lebih lanjut. Elsa memperhatikan bahu lebar Dustin yang menjauh. Tubuh pria itu mirip dengan sosok dalam mimpinya, tubuh tinggi dan besar. Tapi tidak mungkin Dustin diam-diam masuk ke kamarnya saat ia tertidur, kan?

Elsa menggelengkan kepala, menepis pikiran liar itu. Wajar kalau seseorang bermimpi aneh, terlebih sebelum tidur ia sudah memastikan pintu kamarnya terkunci rapat.

"Pasti hanya serangga," pikir Elsa sambil berjalan menuju kamarnya. "Aku perlu membersihkan kamar untuk memastikan."

---

"Kamu sudah berikan obatnya?" tanya Dustin saat Marley masuk ke ruang baca.

Pelayan itu mengangguk. "Sudah saya berikan sesuai instruksi Anda."

"Pastikan gadis itu tidak menyadari sampai dia sadar dengan sendirinya."

"Bagaimana jika kejadian sebelumnya terulang, Tuan?"

Dustin menutup bukunya dengan kasar, membuat Marley terkejut. Pria itu meletakkan buku ke meja, lalu menatap Marley dengan tajam.

"Siapa yang menyuruhmu menasehatiku? Lakukan saja tugasmu, pastikan semua berjalan sesuai perintahku," kecam Dustin.

Marley mengangguk dan segera bergegas keluar. Ia berjalan dengan gelisah hingga tatapannya tak sengaja melihat Elsa sedang membersihkan kamarnya. Marley memutuskan untuk menghampiri.

"Elsa, apa yang kamu lakukan?"

Elsa menoleh sejenak, lalu melanjutkan kegiatannya. "Aku membersihkan kamar. Semalam ada serangga yang menggigit leherku. Lihat ini, bekasnya sampai merah," katanya sambil menunjuk bekas gigitan di lehernya.

"Setelah selesai, segera turun dan bantu aku menyiapkan makan siang," kata Marley, Elsa mengangguk.

Marley berjalan pergi meninggalkan kamar Elsa dengan perasaan campur aduk. Ia berharap kalau Elsa akan betah tinggal di tempat ini.

"Tidak ada serangga, tempat ini sangat bersih. Ventilasi dan jendela semua tertutup dengan rapat." gumam Elsa setelah ia membersihkan kamar dan tidak menemukan apapun.

Ia lantas berjalan keluar sambil membawa teko kaca untuk persediaan air minumnya malam ini agar tak perlu keluar saat gelap.

"Sudah selesai membereskan kamarmu?" tanya pelayan Marley.

"Tapi aku tidak menemukan serangga apapun, apa serangga itu hanya datang saat malam hari?" gumamnya.

Pelayan Marley tersenyum simpul, melihat Elsa menuangkan air ke dalam teko dan meletakkannya di meja. "Kamu tidak pernah lupa membawa air ke kamarmu."

"Itu kebiasaanku. Aku sering bangun tengah malam untuk minum, jadi lebih praktis jika menyiapkannya di kamar," jawab Elsa sambil menutup teko yang sudah diisi air.

"Oh ya, Elsa. Tadi aku baru saja menangkap beberapa ikan di kolam belakang, tolong kamu bawa dan bersihkan sebelum kita olah."

"Baik." jawab Elsa. 

Setelah Elsa pergi, Marley mengeluarkan sebuah bungkusan kecil dari sakunya dan menuangkan isinya ke dalam air minum Elsa. "Maaf Elsa, aku tidak bisa banyak membantumu," batinnya merasa bersalah.

*

Malam hari tiba, suasana kembali hening. Sebelum tidur, Elsa meminum air putih yang sudah disiapkannya. Akhir-akhir ini, setelah minum air itu, ia selalu merasa sangat mengantuk.

"Apa air di rumah ini ada campuran obat tidurnya?" gumam Elsa, menguap lebar dan berbaring. Dengan cepat, ia tertidur lelap.

Dalam tidurnya, mimpi aneh itu kembali datang. Awalnya Elsa menganggap semua itu hanya mimpi, tetapi mengapa mimpi yang sama selalu hadir setiap malam? Ketika ia bangun, bagian tengah celananya selalu basah.

Pagi harinya, tubuhnya terasa tidak nyaman. Dadanya nyeri seperti diremas oleh seseorang. "Mimpi aneh itu terus datang berulang, apa yang sebenarnya terjadi padaku?"

Tidak terasa, dua minggu berlalu.

Setiap malam mimpi yang sama terus datang, membuat Elsa semakin curiga. Terlebih sikap Dustin yang perlahan mulai baik padanya, menambah kecurigaannya. Sudah enam minggu berlalu sejak Elsa tinggal, dan selama tiga minggu terakhir ia selalu bermimpi hal yang sama.

Sore itu, Elsa tidak bersantai di halaman belakang seperti biasanya. Ia memutuskan untuk menggeledah kamarnya, memastikan pintu terkunci dari dalam dan tidak bisa dibuka dari luar. Setelah lebih dari satu jam mencari, ia menemukan sebuah pembatas aneh di ujung ruangan.

Tangannya mengetuk perlahan, suara yang timbul menunjukkan ada ruang kosong di balik dinding tersebut. Elsa lalu mencari cara membukanya, berpikir mungkin itu adalah pintu rahasia.

"Apa ini bisa dibuka dari sisi lain?" pikirnya.

Ia keluar dan mencari sisi lain dari dinding tersebut, menemukan bahwa dinding itu bersebelahan dengan ruang baca Dustin. Kenapa Elsa baru menyadarinya? Apa karena ruang baca Dustin sangat besar?

"Tidak ada pintu rahasia di sini," gumamnya.

Elsa kembali ke kamarnya dengan tangan kosong, duduk di pinggir tempat tidur cukup lama karena merasa mimpi yang datang setiap malam itu sangat aneh. Ia penasaran siapa lelaki itu, apa benar hanya mimpi atau memang benar ada yang masuk diam-diam ke kamar ini.

"Kalau itu memang mimpi, kenapa bekas sentuhannya di tubuhku terasa nyata hingga aku terbangun?" batinnya.

Dengan tatapan yakin, Elsa menghembuskan napasnya dalam-dalam. "Baiklah, mari begadang malam ini untuk membuktikannya."

SILAN

Jangan lupa mendukung karya Silan ya, terima kasih :)

| 10
Komen (2)
goodnovel comment avatar
SILAN
Terimakasih :D
goodnovel comment avatar
yani aryani
seru ceritanya..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status