Gak ada yang mau ninggalin komen?
Perjalanan yang cukup lama akhirnya membuahkan hasil, Elsa dan Dustin tiba di New York setelah banyak yang harus mereka lewati. Salah satunya menghindari para anak buah yang keluarga Dawson turunkan.Kabar mengenai pertunangan Deon dan Clara sudah diumumkan dan itu akan dilakukan besok.Hal gila yang Dustin sarankan untuk Elsa lakukan sangat mencengangkan. Pria itu akan berpura-pura menjadi Deon dan datang ke perusahaan Dawson. Itu tindakan berbahaya, tapi ini adalah salah satu cara Dustin untuk memastikan apakah yang Elsa katakan benar atau tidak tentang saudara kembar Dustin."Kau yakin ini akan berhasil? Kalau sampai dirimu ketahuan, kita bisa dalam bahaya." ucap Elsa.Dustin menoleh sambil menunjukkan penampilan rapi mengenakan jas hitam dan sebuah dasi. "Menur
Beberapa hari sebelumnya.Elsa sedang memesan sebuah kamar hotel meninggalkan Dustin di luar, tanpa mereka sangka kalau anak buah yang Blenda sebarkan berhasil menemukan Dustin. Sempat terjadi pemberontakan hingga salah satu anak buah Blenda berkata."Kami tidak akan menyakitimu, Sir. Kami hanya diperintah untuk membawa Anda menemui Nyonya.""Siapa dia? Kalian pasti akan membawaku ke pulau itu lagi." tebak Dustin.Namun pria di depannya menggeleng. "Ada hal besar yang hanya Anda dan Nyonya perlu bicarakan, sebagai salah satu pewaris keluarga Dawson maka Anda harus kembali pada mereka.""Sebagai budak?" Dustin kembali menebak."Sebagai pengganti saudara Anda," jawab pria di depan D
"Ini aneh, kenapa tidak ada yang mencariku sampai sekarang? Apa mereka tidak sadar kalau aku yang akan bertunangan hari ini tidak datang?" gumam Deon.Elsa yang ada di ruangan sebelah menoleh, melihat wajah panik Deon yang tidak tenang sejak tadi. Tiba-tiba saja Deon berhenti, lalu menatapnya dengan sorot mata tajam hingga Elsa menjadi canggung."Sepertinya aku pernah melihatmu sebelumnya, ah, aku ingat. Kau pernah bekerja di perusahaan Dawson." ujar Deon. Elsa menghela nafas, ia semakin di buat tidak nyaman karena Deon tampak mengintimidasinya. "Aku sampai tidak tau ada orang lain di ruangan ini, tapi kenapa kau juga di sekap oleh mereka?"Elsa menoleh dengan malas. "Aku tidak tau, mereka menculikku tanpa alasan. Sepertinya diriku telah dikhianati oleh seseorang," jawab Elsa.
Sambil menahan takut, Clara menunjukkan apa yang sering kali dia dan Deon lakukan."Aku dan Deon sering membahas pekerjaan tiap kali kami bertemu, kamu mungkin juga ingin melakukannya denganku? Apa pekerjaanmu selama ini? Mengapa aku baru tau kalau Deon punya saudara kembar?" Clara mendekat sambil membawa MacBook.Dustin tidak ingin menunjukkan kalau dia tidak tau cara mengoperasikan MacBook yang Clara bawa. Dustin lantas berkata."Tunjukkan padaku," ucap Dustin."Katakan lebih dulu, kau pernah bekerja dimana agar aku bisa tau apa yang perlu aku beritahu padamu."Dengan tatapan tajamnya, Dustin menghela nafas. "Aku tidak bekerja dimanapun, hidupku sangat santai. Apa kau mau tau jawaban yang lainnya?" katanya dengan suara taja
Deon mulai bosan di dalam ruangan seperti penjara, begitu pula yang Elsa rasakan. Bosan menghinggapi mereka sehingga Deon mulai membanting apapun di sekitarnya. Tidak lama pintu terbuka, dua orang berjalan masuk membuka pintu di tempat Elsa, Deon melebarkan matanya karena mereka hanya mengeluarkan Elsa. "Bagaimana denganku, cepat buka pintunya sekarang?!" Dua penjaga hanya melihatnya, mereka membawa Elsa keluar tanpa banyak bicara. "Hei kalian, kenapa hanya wanita itu yang dibawa, keluarkan aku juga dari sini!" Namun teriakan Deon tidak digubris sama sekali, sementara Elsa juga tidak tau dia akan dibawa kemana. Kedua tangannya di ikat, saat akan dibawa masuk ke dalam mobil, kepalanya di tutupi oleh kain hitam sehingga membuat pandangan Elsa hanya kegelapan. "Kalian akan membawaku kemana?" tanya Elsa. "Tuan menyuruh untuk menjemputmu." jawab penjaga itu. Elsa diam sampai dia tiba di tempat tujuan, penjaga menarik Elsa dan membawa masuk ke sebuah rumah. Para penjaga menyuruh Elsa
"Ikut denganku," Elsa ditarik paksa, mereka pergi ke sebuah tempat dan di sebuah ruangan. Katrina menutup pintu sebelum memeluk Elsa dengan erat. "Aku sudah mencarimu kemana-mana, saat kau tiba-tiba hilang aku sangat khawatir."Elsa juga merasakan hal yang sama, ia mendorong Katrina pelan. "Suamimu, Emilio. Dia bukan pria yang baik, Katrina. Emilio yang mengirimku pada mereka untuk dibawa ke pulau asing itu lagi, jauhi dia, Emilio berbahaya.""Aku tau, Elsa. Tenanglah, aku sudah tau kalau Emilio hanya berpura-pura baik padaku. Diam-diam aku memasang kamera tersembunyi di rumah, dan aku melihat kelakuan buruknya seperti apa. Maafkan aku karena baru menyadarinya sekarang."Katrina memastikan tubuh Elsa. "Kau baik-baik saja, kan? Mereka tidak menyakitimu dan membuatmu tidak nyaman?" Katrina memastikan.
Elsa tidak kunjung bisa tidur, pikirannya dipenuhi oleh ketakutan dan kekhawatiran. Dia tidak tahu berapa lama lagi harus bersembunyi seperti ini. Cepat atau lambat, orang-orang suruhan Dustin pasti akan menemukannya dan menangkapnya kembali."Aku kira kamu sudah tidur," Katrina menyela saat membuka pintu kamar.Elsa menoleh, berjalan melewati Katrina dan duduk di tepi tempat tidur. "Mau sampai kapan aku harus bersembunyi? Mereka yang sedang mencariku pasti sudah dekat. Jika aku tertangkap dan dibawa ke pulau itu lagi, aku mungkin tidak akan pernah bisa keluar."Kecemasan Elsa terasa begitu nyata bagi Katrina. Hidup dalam ketakutan seperti ini sangat tidak menyenangkan. Entah sampai kapan situasi ini akan terus menghantui ketenangan mereka."Bertahanlah beb
Dustin memperhatikan Clara membersihkan bibirnya dan juga merapikan pakaian. Perempuan itu menoleh, tersenyum malu-malu. Melihat Dustin hanya bisa menahan tawa geli, tunangannya ini ternyata lumayan juga."Kau tidak keberatan kalau mengandung anakku?" tanya Dustin memastikan."Aku tidak akan keberatan kalau dirimu punya status sosial yang lebih tinggi dari saudara kembarmu." jawab Clara.Dustin menyeringai, sementara Clara menambahkan lipstik di bibirnya yang hampir hilang. "Aku rasa sudah cukup untuk kita hari ini, aku masih ada pekerjaan lain sore nanti.""Datanglah ke tempat tinggalku, kau tau kan dimana tempatnya. Aku rasa permainan kita hari ini tidak cukup sampai disini saja," ujar Dustin.Clara kembali me