Setelah Martis memberikan pidato singkatnya yang menggugah, timnya merasa bersemangat dan siap menghadapi tantangan seperti apa pun. Mereka melanjutkan perjalanan mereka melalui hutan belantara yang lebat, dengan tetap berhati-hati menghindari bahaya yang mungkin ada.Tiba-tiba, mereka mendengar suara gemuruh di kejauhan. Mereka berhenti sejenak, lalu mencoba merasakan getaran di tanah. "Apa itu?" bisik salah satu anggota tim, wajahnya memucat. Martis, dengan mata tajamnya, melihat sesuatu bergerak di balik semak-semak. Dia mengepalkan tinjunya, bersiap untuk bertarung."Diam," bisik Martis, menunjuk ke arah suara itu. Mereka semua menunggu, napas mereka terhenti.Tiba-tiba, seekor binatang buas melompat keluar dari semak-semak, mengaum dengan gigi taring yang tajam terbuka lebar. Tim Martis tetap berdiri tegak dan tidak merasa gentar sama sekali. Mereka telah bersiap untuk hal seperti ini."Bersiap!" teriak Martis, dan dengan cepat mereka membentuk formasi pertempuran. Mereka berdiri
Martis, dengan pedangnya yang berkilauan di tangan, menatap para Bayangan Hitam itu dengan tajam. Dia bisa melihat mereka bergerak dengan sangat cepat, hampir seperti bayangan. Namun, dia tidak gentar. Dia tahu dia harus memimpin timnya melawan mereka."Kita harus bisa bekerja sama lebih kompak lagi," katanya dengan suara rendah. "Kita harus mengalahkan mereka satu per satu. Jangan biarkan mereka memecah belah formasi kita...!" Martis mencoba untuk membakar semangat pasukannya.Timnya mengangguk, memahami strateginya. Mereka membentuk lingkaran, dengan Martis di tengah yang siap untuk menghadapi serangan apa pun. Mereka menatap para Bayangan Hitam dengan tatapan mata yang penuh tekad.Tiba-tiba, salah satu Bayangan Hitam melompat ke arah mereka. Martis, dengan refleks yang sangat cepat, ia melompat ke depan, lalu mengayunkan pedangnya. Dengan suara keras, pedangnya bertemu dengan senjata Bayangan Hitam. Percikan api tercipta, menerangi wajah mereka yang serius."Kalian tidak akan mena
Tubuh Raja Mutan perlahan menghilang. Dan sebelum tubuhnya benar-benar menghilang, Martis merasakan sisa kekuatan Elysium yang ada pada tubuh Raja Mutan, terserap ke dalam Elysium Inti miliknya."Ternyata benar, itu bukanlah tubuh aslinya. Untung saja aku tidak menggunakan semua teknikku tadi. Ternyata dia hanya ingin menguji dan melihat semua trik dan kekuatanku." Martis menggenggam telapak tangannya dengan erat.Setelah itu, Martis menggunakan teknik transportasinya untuk membawa kedua pasukannya kembali ke markas. Sedangkan Martis, ia menetapkan bahwa ia sendirilah yang akan pergi mencari keberadaan Raja Mutan yang sebenarnya. Martis tidak mau kehilangan pasukannya lagi. Sekarang saja, hati Martis sangat merasa terluka karna ia tak mampu melindungi pasukannya yang telah gugur.Setelah selesai menghantarkan dua orang pasukannya itu, Martis kembali ke tempat semula. Dan ia istirahat sejenak sambil mencoba menghubungi Reka melalui sistem yang saling terhubung. Namun, tetap saja Martis
Tampaknya Dr. X berencana untuk mengambil keuntungan dari Raja Mutan dalam beberapa cara. Mungkin, ia berencana untuk memanfaatkan kekuatan dan juga sumber daya yang dimiliki Raja Mutan untuk kepentingan pribadinya. Ia berencana untuk melakukan eksperimen ilmiah yang akan memberinya keuntungan lain.Dr. X ingin melakukan eksperimen langka yang melibatkan kekuatan dan sumber daya dari Raja Mutan. Dr. X ingin menguji batas kekuatan Raja Mutan dan lalu mencoba menggali lebih dalam tentang sifat dan asal-usul kekuatannya. Eksperimen ini pasti akan memberinya keuntungan dalam bentuk pengetahuan baru dan juga kekuatan baru.Untuk menghentikan rencana Dr. X, Raja Mutan memerlukan beberapa langkah strategis. Pertama, Raja Mutan harus sepenuhnya menyadari niat jahat Dr. X dan berusaha untuk tidak terjebak dalam rencananya. Dia bisa meminta bantuan dari sekutu yang dapat dipercaya untuk membantu melindungi dirinya dan sumber dayanya.Kedua, mereka perlu mencari cara untuk mengekspos Dr. X dan r
Reka kemudian berjalan dengan santainya mengitari ruangan laboratorium itu. Ia mengamati semua benda dan bahan apa saja yang ada di sana.Kemudian, sepertinya Reka akan melakukan eksperimen baru."Apakah ini yang di namakan serum-serum itu?" Reka menerawang sebotol kaca kecil serum yang ia apitkan di antara jari telunjuk dan jempolnya ke arah lampu."Tunggu! Siapa aku sebenarnya? Argh...!" akan tetapi, tiba-tiba kepala Reka terasa sakit, dan akhirnya ia terjatuh ke lantai.***Sedangkan jauh di sana, Martis masih terus berusaha mencari cara untuk menemukan keberadaan Reka yang sebenarnya. Martis sudah melakukan banyak cara, dari menyebarkan energi Elysium bahkan sampai komunikasi melalui sistem guna melacak keberadaan Reka. Martis berharap, bisa mengetahui walau hanya setitik kecil pun lokasi Reka, pasti ia akan menemukannya. Namun sayangnya, Martis juga belum menemukan informasi apapun tentang Reka.Tring!"Sistem merekomendasikan Martis satu misi penting. Misi penyelamatan dunia dari
Saat Martis mengaktifkan teknik Perisai Penetral Elemen, lalu tempat di mana Martis berada itu langsung berubah. Ada sebuah lingkaran yang membuka lapisan Ozon itu, kemudian Martis tanpa pikir panjang langsung masuk melalui lubang itu."Ternyata di sinilah Istana Raja Mutan itu berada. Kekuatan elemen udara yang ia gunakan sangatlah hebat. Jujur saja, aku kagum karena Raja Mutan dapat menggunakan teknik kekuatan elemen sehebat ini. Baiklah, sekarang aku harus fokus mencari keberadaan Reka." Ketika Martis sudah masuk ke wilayah Istana Raja Mutan, ia berniat langsung mencari Reka. Akan tetapi, Martis justru melihat sesuatu yang di luar perkiraannya. Martis melihat ada seperti sebuah gedung yang terlihat sedang terjadi insiden kebakaran. Martis melihat asap hitam yang membumbung tinggi."Apa yang terjadi di sana? Dan lagi..., kenapa para Mutan itu terlihat berlari ketakutan?" Martis pun merasa heran.Karena penasaran, sementara waktu Martis ingin melihat terlebih dahulu, seperti apa sit
Reka yang saat ini penampilannya jauh berbeda dari sebelumnya, membuat Martis merasa sedih dan bertambah marah juga tentunya."Tidak akan pernah aku maafkan kalian semua! Kalian telah merubah Reka menjadi seperti ini!" Dan akhirnya, karena merasa tidak tahan lagi, Martis keluar dan langsung menerjang masuk ikut ke dalam pertarungan antara Reka dan Raja Mutan.Bam!Martis berhasil memukul punggung Raja Mutan dari belakang sehingga tubuh Raja Mutan terpental sangat jauh.Tapi sayangnya, setelah itu justru Martis yang kini mendapat giliran menerima satu serangan tembakan sinar laser dari Reka.Swing...!Suara sinar laser itu membesit di telinga Martis."Reka...?!" Martis tambah terkejut lagi karena menyaksikan bahwa Reka menyerangnya juga."Siapa kau?! Siapa Reka?!" Kali ini Martis mendengar suara Reka. Dan itu, terdengar sangat aneh bagi Martis."Reka, sadarlah! Ini aku! Aku adalah Martis! Kakakmu..., iya Reka! Aku Kakakmu! Aku datang untuk menyelamatkanmu." Sekuat tenaga Martis mencoba
Reka tampaknya memiliki kekuatan yang cukup kuat untuk mengguncang Raja Mutan. Sangat mengejutkan bahwa kekuatan elemen cahaya Reka bisa memperlambat teknik Regenerasi Raja Mutan.Sementara itu, Martis saat ini tengah berada dalam dilema. Dia tidak ingin melukai Reka, tapi dia juga harus melindungi dirinya sendiri. 'Apa yang harus lakukan?' gumam Martis bingung.Martis kemudian berpikir dan ia sadar bahwa ia memiliki pemahaman yang baik tentang kekuatan Reka. Dia berpikir mungkin bisa membantu Reka untuk mengendalikan dan menstabilkan kekuatannya. Ia berharap, dengan mencoba cara Ini bisa mencegah Reka merusak dirinya sendiri karena tak dapat mengendalikan kekuatan yang terlalu besar di tubuhnya."Reka...! Lihat wajahku baik-baik!""Aku tidak perduli! Kalian semua harus mati...! Aku akan memusnahkan kalian semua...! Hargh...!" Reka berteriak, ia meraung. Suara teriakan yang sangat histeris itu memberikam Martis sebuah isyarat bahwa saat ini jiwa Reka sedang menangis dan menjerit kesak
Martis dengan cepat menebas kepala pemimpin hewan liar itu."Memangnya, apa yang aku dapatkan jika aku mengalahkanmu, hah?" tanya Martis seraya menendang kepala iblis yang mirip kepala anjing.Berp...!Akan tetapi, Martis mendengar suara berderap.Ketika Martis berbalik badan, ia melihat semua hewan liar iblis di sana tunduk padanya."Eh...? Kok, kalian...?" Martis menggaruk kepalanya karena bingung dengan adegan ini.Kemudian, munculah sesosok iblis wanita dengan penampilan yang menawan."Hormat, Hamba, pada Bos...!"Martis semakin bingung, tapi ia segera menemukan ide cemerlang."Kalian semua, bangunlah."Setelah Martis memerintahkan mereka bangkit dari sujudnya, barulah mereka berdiri."Namaku adalah Martis! Aku Bos di sini sekarang! Bagi siapa yang menentangku, silahkan temui aku, dan aku siap menghadapinya!"Ternyata, Martis tiba pertama kali di alam iblis berada di sebuah desa yang lumayan besar. Kawanan hewan yang nampak liat tadi ternyata adalah salah satu garis pertahanan des
Setelah menempuh ruang dimensi yang sistem ciptakan, akhirnya Martis Tiba di dunia iblis."Wah..., pemandangannya tidak jauh beda dengan dimensi kami.""Roar...! Hargh...!"Tiba-Tiba Martis di seruduk oleh sekor binatang buas."Wow...! A-apakah semua hewan liar di alam iblis ini semuanya besar seperti ini?" ujar Martis seraya menghindari serangan dari hewan liar tadi."Baru juga sampai, langsung disambut dengan beginian...? Hadeh...!" Martis sedikit mengeluh.Awalnya, Martis berharap saat tiba di alam iblis akan mendapatkan suatu hal menarik yang berbeda dari dunianya. Dan ternyata..., ya memang benar berbeda. Sungguh sangat berbeda sekali dengan keadaan di dunianya.Martis yang diserang hewan liar tentunya tidak akan diam saja. Dia memperhatikan area sekitarnya sesaat, kemudian mengatur siasat untuk pertarungan. "Ternyata benar dugaanku...," ujar Martis, di mana saat ini ia tengah di kelilingi oleh gerombolan hewan liar yang penampilannya sedikit mirip seperti anjing, tapi ada yang
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah ku
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang