Melihat betapa kuat dan ganasnya mutan yang bertransformasi ini, Martis mulai merasa curiga. "Ada sesuatu yang tidak beres dengan mutan ini," gumamnya, sambil berusaha menghindari serangan mutan. "Dia terlalu kuat, bahkan untuk standar mutan."Martis mulai mempertimbangkan kemungkinan bahwa mutan ini mungkin adalah hasil dari eksperimen yang sama yang dilakukan oleh Dr. X. Mungkin, pikirnya, Dr. X telah melakukan modifikasi lebih lanjut pada serumnya, membuat mutan ini jauh lebih kuat dan lebih berbahaya dari yang lain.Namun, spekulasi ini tidak mengurangi tekad Martis untuk melawan. Dia tetap harus menemukan cara untuk mengalahkan mutan ini, tidak peduli seberapa kuat dan menakutkannya."Aku harus menemukan kelemahannya," kata Martis kepada dirinya sendiri, sambil berusaha menyerang mutan itu lagi. "Setiap musuh memiliki kelemahan, dan aku harus menemukannya." Martis tahu bahwa menemukan kelemahan mutan itu adalah kunci untuk mengalahkannya. Oleh karena itu, dia mulai memperhatikan
Dr. X yang memperhatikan jalannya pertempuran ini melalui camera di sebuah tempat, ia merasa geram setelah melihat Martis berhasil mengalahkan mutan yang dianggapnya terkuat itu. "Kurang ajar! Apakah serum yang aku buat masih lebih lemah dari miliknya?! Kalau begitu baiklah, aku akan melakukan rencana kedua." Dr. X merasa bahwa ia kalah bersaing dengan Dr. Aeon.Dan setelah Dr. X melihat bahwa pasukan mutan yang menggunakan serum miliknya perlahan dikalahkan oleh pasukan Martis, ia memutuskan untuk menggunakan serum rahasia yang ia kembangkan secara diam-diam tanpa diketahui oleh Pemimpin mutan. "Lihatlah, Martis! Ternyata memang aku sendiri lah yang harus turun tangan untuk membunuhmu." Dr. X menyeringai dengan memandangi serum yang ada di genggamannya.Kemudian Dr. X menyuntikkan serum itu pada tubuhnya sendiri tanpa ragu. Saat serum itu mulai masuk dan menyatu dengan DNA-nya, sekujur tubuh Dr. X terasa sangat menyakitkan. Rasanya seperti ada silet yang menyayat setiap nadi yang ada
Bam! Bam! Bam...!Akhirnya Martis dan Dr. X langsung menyerang satu sama lain.Boom, boom, boom!Dan suara dentuman yang dihasilkan dari setiap serangan mereka berdua terdengar sangat mengerikan. Bahkan, bumi pun sampai bergetar saat kekuatan mereka berdua saling beradu.'Kuat sekali! Apa yang ia lakukan pada tubuhnya sendiri?' Martis bergumam sambil berpikir bagaimana mengalahkan Dr. X yang penampilannya terlihat aneh itu.Selagi Martis bertarung melawan Dr. X, ia ternyata sempat mengirimkan pesan melalui sistemnya kepada Reka dan kepada semua pasukannya yang memiliki sistem tiruan seperti Reka. Pesan itu berisi bahwa memberitahukan situasi yang Martis hadapi saat ini. Martis pun menyuruh mereka semua benar-benar mundur untuk bertahan.Dr. X yang menyadari bahwa pasukan Martis perlahan terlihat mundur pun berkata, "Ada apa, Martis? Kenapa kau menarik mundur pasukannya? Apakah kau mulai takut denganku? Hem?"Martis tidak menjawabnya dengan kata-kata, akan tetapi Martis menjawab pertan
Untuk memperlambat kecepatan regenerasi Dr. X, Martis harus berpikir kreatif dan strategis. Martis berpikir bahwa ia harus mencoba menyerang titik vital Dr. X, seperti jantung atau otak, dengan harapan bahwa kerusakan di area tersebut akan memerlukan waktu lebih lama untuk Dr. X pulih dari regenerasinya.Karena Martis memiliki senjata dan teknik khusus yang dapat memperlambat proses penyembuhan, ia tentu saja memanfaatkannya dengan baik. Martis memutuskan untuk menggunakan senjata yang bisa meracuni atau mengganggu aliran energi dalam tubuh Dr. X.Dalam pertarungannya yang kali ini, Martis juga mencoba melancarkan serangan beruntun, tujuannya adalah agar tidak memberi Dr. X kesempatan untuk pulih. Dengan demikian, dia bisa terus memberikan kerusakan pada Dr. X sebelum dia memiliki kesempatan untuk memulihkan diri. Lalu, Martis juga mencoba mengalihkan perhatian Dr. X, agar membuatnya fokus pada hal lain sementara Martis melancarkan serangan yang mengejutkan.Setelah melakukan banyak h
Ternyata martis yang tadi menghubungi Reka, ia meminta Reka untuk mengaktifkan kekuatan Elysium. Mendengar permintaan Martis, Reka langsung bergerak. "Baik, Kak Martis. Aku akan mengaktifkan kekuatan Elysium sekarang," kata Reka melalui sistem komunikasi mereka.Elysium adalah kekuatan khusus yang mereka miliki, sebuah kekuatan yang sangat kuat yang bisa memberi mereka keuntungan besar dalam pertempuran. Namun, menggunakan Elysium juga memerlukan banyak energi dan konsentrasi, jadi mereka biasanya hanya menggunakannya sebagai langkah terakhir atau dalam situasi yang sangat kritis.Reka mulai mengaktifkan kekuatan Elysium, merasakan energi mulai mengalir melalui sistemnya. Dia merasakan kekuatan itu tumbuh dan berkembang, siap untuk digunakan.Sementara itu, Martis terus berjuang melawan Dr. X, menahan serangan-serangan baliknya sambil menunggu Reka mengaktifkan Elysium. Dia tahu bahwa dia harus bertahan, dan dia juga harus terus berjuang hingga Elysium benar-benar siap.Dan saat itu t
Seiring dengan berjalannya waktu, Dr. X semakin tampak lemah dan terdesak. Martis dengan kekuatan Elysium terus menyerang tanpa henti. Setiap serangan yang dilancarkan oleh Martis tampaknya berhasil membuat Dr. X semakin terpojok."Kali ini aku tidak akan memberimu kesempatan untuk memulihkan diri," ujar Martis seraya melihat Dr. X yang tampaknya berusaha keras untuk mempertahankan diri.Dr. X yang biasanya percaya diri dan sombong, kini mulai tampak bingung dan ketakutan. Dia mencoba untuk melawan, tetapi serangannya tidak berdaya melawan kekuatan Martis.Melihat ini, Martis merasa semakin yakin bahwa dia bisa menang. Dia harus terus menyerang dan terus memberikan tekanan pada Dr. X. "Aku akan mengakhiri ini sekarang, Dr. X," kata Martis, sambil mengumpulkan semua kekuatannya untuk serangan terakhir.Dengan serangan yang sangat kuat dan cepat, Martis akhirnya berhasil melukai Dr. X dengan parah. Dr. X terjatuh, tampak lemah dan terluka. Martis, meski ia merasa sangat lelah, ia tetap
Raja Mutan, setelah memperhatikan pertarungan antara Martis dan Dr. X, ia memiliki beberapa rencana di pikirannya. Melihat kekuatan yang dimiliki oleh Martis, Raja Mutan tentu saja merasa terancam dan memutuskan untuk menyerang Martis sebelum dia menjadi ancaman yang lebih besar.Akan tetapi, sebelum menyerang, Raja Mutan memutuskan untuk terus memantau Martis dan mencari informasi lebih lanjut tentang kekuatannya. Dia ingin memahami lebih baik bagaimana Martis bisa mengalahkan Dr. X.Setelah melihat kekuatan Martis, Raja Mutan mungkin melihat potensi dalam bersekutu dengannya. Dia ingin mencoba menawarkan Martis untuk bergabung dengannya dalam pertempuran mendatang.Karena Raja Mutan merasa bahwa dia tidak bisa menghadapi Martis sendirian, ia berencana mencari bantuan dari mutan lain dan juga mencari cara lain untuk meningkatkan kekuatannya.Setelah Dr. X pulih sepenuhnya, dia juga akan mempertimbangkan langkah-langkah berikutnya. Dia memang merasa terpukul oleh kegagalannya mengalah
Setelah pertempuran dengan Martis dan interaksi dengan Raja Mutan, Dr. X memutuskan untuk kembali ke laboratorium barunya dan melanjutkan penelitian terhadap serum yang dia kembangkan. Dengan pengetahuan dan pengalaman baru yang dia peroleh, dia bisa membuat peningkatan dan beberapa penyesuaian pada serum tersebut.Dr. X akan kembali melakukan berbagai eksperimen, ia mencoba berbagai formula dan teknik baru. Dia akan mencoba untuk memahami lebih baik bagaimana serum tersebut bekerja, dan bagaimana dia bisa memaksimalkan efeknya.Selain itu, Dr. X juga akan mencari cara untuk melindungi dirinya dari efek samping serum tersebut. Dia telah menyadari bahwa serum tersebut memiliki efek samping yang tidak diinginkan, dan dia akan mencari cara untuk meminimalkannya.Dr. X akan mencari cara untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi regenerasinya. Dia merasa bahwa dia perlu menjadi lebih kuat dan lebih cepat jika dia ingin bisa mengalahkan Martis.Dengan kembali ke penelitian serumnya, Dr. X
Ternyata Martis melompat ke dalam bak mandi untuk berendam. Sedangkan yang ada di pikiran Emily bahwa Martis mau melakukan hal mesum padanya. Ternyata pikiran Emily terlalu berlebihan. Emily kemudian tertegun sejenak. 'Eh...? Heh...?' gumam Emily teriak dalam hatinya. Kemudian Emily menutup wajahnya sambil bergumam, 'Emily...! Kenapa kau bisa berpikiran sebodoh itu?!' Kemudian ia menghela nafasnya, 'Huft..., hampir saja. Kalau begitu baiklah, aku akan menyelesaikan pekerjaanku. Iya, benar! Kau harus fokus, Emily! Fokus!' Setelah itu barulah Emily membersihkan tubuh Martis. Kemudian, kondisi Martis yang awalnya nampak kacau kini telah lebih baik. Hanya saja, ia masih terlihat bengong. Namun ada Emily yang terus mengajaknya bicara hingga sampai akhirnya Martis tiba-tiba tersenyum setelah mendengar berbagai cerita lucu dari Emily. 'Eh...? Dia baru saja tersenyum?' gumam Emily. "Mia..., Lancelot...," ucap Martis dengan suara agak serak. "Apa...? Mia dan Lancelot? Ada apa dengan
"Kau memang layak menjadi Istriku, hahaha...!" Terdengar suara Raja Kegelapan tertawa puas.Rupanya, tadi Raja Kegelapan menyerang Isterinya secara tiba-tiba. Dan ternyata, serangan sambutan itu dapat dihindarinya dengan cepat."Masih saja meragukan ku...?!" Wanita itu menatap Raja Kegelapan dengan geram. Namun Raja Kegelapan menanggapinya dengan senyum bahagia yang lalu membuka lebar kedua tangannya.Srek...!Tubuh mungil nan seksi wanita itu pun melesat ke dalam pelukan sang Raja Kegelapan."Suamiku..., aku lindu...," ujar wanita itu dengan manja. Kenapa tiba-tiba ekspresinya berubah dalam sekejap? Apakah wanita ini masih waras? Entahlah, mungkin memang begitu temperatur seseorang saat sedang dalam keadaan jatuh cinta. Saat jatuh cinta, dunia seseorang bisa langsung jungkir balik tak karuan. Ternyata sikap seperti itu berlaku di semua umat."Istriku, aku juga lindu...," Tak disangka! Ternyata Raja Kegelapan yang sosoknya sangat menyeramkan juga bisa menjadi seperti ini ketika dimab
Martis mempercepat langkahnya untuk mendekati Freya dan Alpha. Dan saat Martis berada di sana, ada kejadian yang tak terduga.Srek...!Terdengar suara sesuatu, lalu menyulur aura kegelapan."Martis! Awas!" Alpha meneriaki Martis.Martis mengerutkan kedua alisnya, kemudian kedua matanya terbelalak. "Tidak...! Alpha...!" kini bergantian Martis yang berteriak.Jleb!Aura kegelapan itu menembus tubuh Alpha yang mendorong tubuh Martis.Martis terdiam. Kedua matanya melotot, tubuhnya terasa lemas. Lalu kedua lututnya menyentuh lantai. Tangan kanan Martis angkat ke depan, lalu ia berkata dengan samar-samar. "F—frey..., a...,?" Tangan itu kemudian ikut menyentuh lantai bersamaan dengan tangan Martis yang satunya. "Al—ph—a...? Hiks...!" Air mata pun menetes."Tidak...!" Martis berteriak histeris. "Tidak mungkin...! Kita bertiga akan terus bersama...!" Tubuh Martis bangkit, kemudian ia mendongakkan wajahnya ke langit lalu kembali berteriak. "Tidak mungkin...! Alpha...! Freya...!"Hal yang sanga
Rupanya Martis sejak tadi tidak hanya menghindar dan menghindar saja. Ternyata Martis telah menyiapkan strategi singkat untuk pertempurannya melawan Archon."Apa yang kau serang? Hem?" tanya Martis seraya menghindari satu serangan dari Archon."Kau hanya bisa lari, lari, dan lari...! Dasar Martis sialan! Akan aku habisi kau sekarang juga!" Archon terus menyerang sesuai kehendaknya. Tanpa disadari Oleh Archon, rupanya tiap titik tempat di mana ia menyerang adalah sesuai yang Martis inginkan. Ternyata Martis telah membaca secara detail tentang area sekitar dan ingin memanfaatkannya dalam pertarungan. Dan benar saja, saat ini sudah terlihat dengan jelas jejak pertarungan antara Martis melawan Archon terlihat banyak sekali lubang-lubang yang ukurannya bervariasi. Ada yang besar, kecil, bahkan sangat besar.Rupanya, Martis melakukan hal ini untuk membuat benteng perlindungan bagi mereka di sekitarnya. Dengan adanya area yang berlubang, maka dapat digunakan untuk bersembunyi ketika ada hem
Saat Martis maju menerjang sekelompok musuhnya, ia sempat terkejut ketika merasakan hawa keberadaan sosok yang sangat menyeramkan. 'Aura ini...?' gumam Martis seraya menatap ke arah kanan. 'Archon! Aku bisa merasakan aura kekuatan Archon. Akan tetapi..., kenapa sepertinya berbeda? Apakah dia melakukan hal buruk pada tubuhnya sendiri hanya demi kekuatan sesaat?' Martis menggelengkan kepalanya. 'Cih! Tidak heran, manusia-manusia yang serakah seperti Archon memang banyak di dunia ini. Inilah takdirku, takdir untuk menyelamatkan orang lemah dari kejahatan para orang serakah itu!' Martis menggunakan pukulan cahayanya untuk melindungi sekelompok anak kecil. Mereka tak menyangka karena akan adanya kejadian seperti ini. Anak-anak yang tak berdosa hampir saja menjadi korban keganasan para Iblis terkutuk yang haus akan wilayah kekuasaan. Setelah Martis membawa anak-anak itu ke tempat yang aman, ia segera bergegas ke arah di mana ia merasakan hawa keberadaan Archon yang seakan-akan sengaj
Martis dan Alpha saat ini masih tertegun, karena melihat ekspresi wajah dan sikap Freya yang tidak seperti biasanya. Setelah sempat hening dalam beberapa detik, akhirnya ada suara seseorang yang memecahkan heningnya suasana itu. "Sebenarnya Freya itu jatuh cinta kepada Alpha." Terdengar suara seseorang yang tak diketahui siapa dia. Mereka semua bingung. "Suara siapa tadi itu?" tanya Alpha seraya celingukan ke kanan dan ke kiri. Namun, setelah mereka sadar dari situasi yang aneh itu, mereka bertiga kompak berteriak. "Apa...?! Jatuh cinta...?!" Mereka tak sadar jika teriakan mereka menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka sudah sejak awal tadi. Alhasil, saat orang-orang mendengar kata "Jatuh Cinta" mereka mengira sedang ada dalam moment bahagia. Sontak langsung ramai terdengar suara tepuk tangan dan bisikan-bisikan para penduduk setempat yang saat ini sedang saling bahu membahu untuk membangun pertahanan wilayah yang dihuni oleh mereka semua jika terjadi penyerangan nanti.
Ternyata, Ritual kegelapan yang dilakukan oleh Raja Kegelapan adalah dengan cara memakan tubuh manusia dan meminum darah yang masih perawan. Sungguh, ini adalah ritual paling keji yang pernah ada. Dan setelah Raja Kegelapan menyelesaikan Ritual itu, kekuatannya dengan sekejap langsung meningkat. "Argh...! Hahaha...! Hahaha...!" suara tawa Raja Kegelapan ini terdengar hingga ke seluruh kekuasaannya. Tawa dari Raja Kegelapan itu ternyata membangkitkan kembali para Roh Iblis dari tidur panjangnya yang dulu pernah dikalahkan oleh tiga Kesatria Suci. Dan pada saat ini, Di suatu tempat yang amat jauh dan jarang diketahui oleh manusia, ternyata ada sebuah pulau besar yang di mana semua penghuninya adalah prajurit dari Raja Kegelapan. Sebenarnya nama asli Raja Kegelapan ini ialah Dajjal Al-masih. Dia mendapatkan julukan yaitu The Lord Kitler. Nama The Lord Kitler ini sangat sensitif jika diucapkan di Pulau misterius ini. Dan hari ini, setelah sekian lamanya mereka menunggu, akhirnya me
Setelah mendapatkan suplai tambahan kekuatan dari benih yang ia tanam dengan rahasia pada simbol Konsorsium Umbra, Raja Kegelapan kembali menghubungi Archon untuk menagih persyaratan yang telah mereka sepakati beberapa hari yang silam. "Archon! Apakah kenapa kau tidak langsung menghubungiku?!" Raja Kegelapan membentak Archon karena kesal. "Maafkan Hamba, Yang Mulia. Tenang saja, syarat yang telah saya setujui kemarin sudah siap. Ke mana saya harus mengantarkan para Gadis perawan ini, Yang Mulia?" Archon berkata dengan sangat sopan, padahal dalam hatinya ia merasa jengah terhadap Raja Kegelapan. "Tinggalkan semua Gadis perawan itu di dalam ruangan ini setelah kau pergi. Ingat! Jangan biarkan ada seorangpun yang mendekati ruangan itu selama aku melakukan proses ritual kegelapan nanti," ujar Raja Kegelapan menegaskan pada Archon. "Dan kau juga jangan berada terlalu jauh dari sini. Karena setelah ritual kegelapan itu selesai, aku harus segera memasukkan inti kekuatan ke dalam tubuhmu
Saat Martis sudah berada tepat di hadapan musuhnya, tiba-tiba Martis mendapatkan peringatan dari sistem bahwa ada tanda bahaya dari pria itu. Awalnya Martis mengira ia telah berhasil mengalahkannya. Namun ternyata pria itu masih memiliki satu trik tersembunyi. "Aku masih punya ini...!" Pria itu merobek bajunya, dan kemudian menggigit jari telunjuknya agar mengeluarkan tetesan darah. Setelah itu, ia menempelkan tetesan darah itu ke dadanya, yang di mana terdapat simbol yang diberikan oleh Konsorsium Umbra. Tubuh pria itu yang memang tadinya sudah berotot, kini otot-ototnya semakin membesar. Kedua matanya melotot, raut wajahnya sangat menyeramkan. Tubuhnya menggeliat kesakitan sambil meraung. Raungan itu membuahkan telinga Martis sakit. 'Apa yang terjadi padanya?' tanya Martis dalam batinnya. 'Kekuatan macam apa ini? Tapi tunggu! Sepertinya aku tidak asing dengan aura yang dipancarkan dari kekuatan itu.' Martis berpikir sejenak, dan akhirnya ia mengingatnya. 'Sudah kuduga, ternyata