Pertarungan antara Martis dan mutan kelas atas itu berlangsung sengit. Martis menyerang mutan itu dengan segala kemampuannya. Dia bergerak dengan lincah, menghindari serangan-serangan mutan sambil melancarkan serangan balik yang kuat.Mutan kelas atas tersebut, meski kuat dan ganas, tampaknya kewalahan dengan kecepatan dan kekuatan Martis. Martis terus menyerang tanpa henti, mendorong mutan tersebut mundur.Namun, mutan itu tidak menyerah begitu saja. Dia melancarkan serangan balik yang ganas pula, ia mencoba untuk melumpuhkan Martis. Tetapi Martis berhasil menghindari serangan-serangan itu dan melanjutkan serangannya. "Aku tidak akan menyerah!" teriak Martis seraya melancarkan serangannya.Dengan serangan itu, Martis berhasil melumpuhkan satu mutan kelas atas. Mutan itu terkapar dan jatuh ke tanah, lalu Martis berdiri di atasnya, menatapnya dengan tatapan tajam. "Kalian tidak akan bisa menghancurkan dunia kami selagi aku masih bernafas," kata Martis lagi, kali ini dengan suara yang l
Melihat betapa kuat dan ganasnya mutan yang bertransformasi ini, Martis mulai merasa curiga. "Ada sesuatu yang tidak beres dengan mutan ini," gumamnya, sambil berusaha menghindari serangan mutan. "Dia terlalu kuat, bahkan untuk standar mutan."Martis mulai mempertimbangkan kemungkinan bahwa mutan ini mungkin adalah hasil dari eksperimen yang sama yang dilakukan oleh Dr. X. Mungkin, pikirnya, Dr. X telah melakukan modifikasi lebih lanjut pada serumnya, membuat mutan ini jauh lebih kuat dan lebih berbahaya dari yang lain.Namun, spekulasi ini tidak mengurangi tekad Martis untuk melawan. Dia tetap harus menemukan cara untuk mengalahkan mutan ini, tidak peduli seberapa kuat dan menakutkannya."Aku harus menemukan kelemahannya," kata Martis kepada dirinya sendiri, sambil berusaha menyerang mutan itu lagi. "Setiap musuh memiliki kelemahan, dan aku harus menemukannya." Martis tahu bahwa menemukan kelemahan mutan itu adalah kunci untuk mengalahkannya. Oleh karena itu, dia mulai memperhatikan
Dr. X yang memperhatikan jalannya pertempuran ini melalui camera di sebuah tempat, ia merasa geram setelah melihat Martis berhasil mengalahkan mutan yang dianggapnya terkuat itu. "Kurang ajar! Apakah serum yang aku buat masih lebih lemah dari miliknya?! Kalau begitu baiklah, aku akan melakukan rencana kedua." Dr. X merasa bahwa ia kalah bersaing dengan Dr. Aeon.Dan setelah Dr. X melihat bahwa pasukan mutan yang menggunakan serum miliknya perlahan dikalahkan oleh pasukan Martis, ia memutuskan untuk menggunakan serum rahasia yang ia kembangkan secara diam-diam tanpa diketahui oleh Pemimpin mutan. "Lihatlah, Martis! Ternyata memang aku sendiri lah yang harus turun tangan untuk membunuhmu." Dr. X menyeringai dengan memandangi serum yang ada di genggamannya.Kemudian Dr. X menyuntikkan serum itu pada tubuhnya sendiri tanpa ragu. Saat serum itu mulai masuk dan menyatu dengan DNA-nya, sekujur tubuh Dr. X terasa sangat menyakitkan. Rasanya seperti ada silet yang menyayat setiap nadi yang ada
Bam! Bam! Bam...!Akhirnya Martis dan Dr. X langsung menyerang satu sama lain.Boom, boom, boom!Dan suara dentuman yang dihasilkan dari setiap serangan mereka berdua terdengar sangat mengerikan. Bahkan, bumi pun sampai bergetar saat kekuatan mereka berdua saling beradu.'Kuat sekali! Apa yang ia lakukan pada tubuhnya sendiri?' Martis bergumam sambil berpikir bagaimana mengalahkan Dr. X yang penampilannya terlihat aneh itu.Selagi Martis bertarung melawan Dr. X, ia ternyata sempat mengirimkan pesan melalui sistemnya kepada Reka dan kepada semua pasukannya yang memiliki sistem tiruan seperti Reka. Pesan itu berisi bahwa memberitahukan situasi yang Martis hadapi saat ini. Martis pun menyuruh mereka semua benar-benar mundur untuk bertahan.Dr. X yang menyadari bahwa pasukan Martis perlahan terlihat mundur pun berkata, "Ada apa, Martis? Kenapa kau menarik mundur pasukannya? Apakah kau mulai takut denganku? Hem?"Martis tidak menjawabnya dengan kata-kata, akan tetapi Martis menjawab pertan
Untuk memperlambat kecepatan regenerasi Dr. X, Martis harus berpikir kreatif dan strategis. Martis berpikir bahwa ia harus mencoba menyerang titik vital Dr. X, seperti jantung atau otak, dengan harapan bahwa kerusakan di area tersebut akan memerlukan waktu lebih lama untuk Dr. X pulih dari regenerasinya.Karena Martis memiliki senjata dan teknik khusus yang dapat memperlambat proses penyembuhan, ia tentu saja memanfaatkannya dengan baik. Martis memutuskan untuk menggunakan senjata yang bisa meracuni atau mengganggu aliran energi dalam tubuh Dr. X.Dalam pertarungannya yang kali ini, Martis juga mencoba melancarkan serangan beruntun, tujuannya adalah agar tidak memberi Dr. X kesempatan untuk pulih. Dengan demikian, dia bisa terus memberikan kerusakan pada Dr. X sebelum dia memiliki kesempatan untuk memulihkan diri. Lalu, Martis juga mencoba mengalihkan perhatian Dr. X, agar membuatnya fokus pada hal lain sementara Martis melancarkan serangan yang mengejutkan.Setelah melakukan banyak h
Ternyata martis yang tadi menghubungi Reka, ia meminta Reka untuk mengaktifkan kekuatan Elysium. Mendengar permintaan Martis, Reka langsung bergerak. "Baik, Kak Martis. Aku akan mengaktifkan kekuatan Elysium sekarang," kata Reka melalui sistem komunikasi mereka.Elysium adalah kekuatan khusus yang mereka miliki, sebuah kekuatan yang sangat kuat yang bisa memberi mereka keuntungan besar dalam pertempuran. Namun, menggunakan Elysium juga memerlukan banyak energi dan konsentrasi, jadi mereka biasanya hanya menggunakannya sebagai langkah terakhir atau dalam situasi yang sangat kritis.Reka mulai mengaktifkan kekuatan Elysium, merasakan energi mulai mengalir melalui sistemnya. Dia merasakan kekuatan itu tumbuh dan berkembang, siap untuk digunakan.Sementara itu, Martis terus berjuang melawan Dr. X, menahan serangan-serangan baliknya sambil menunggu Reka mengaktifkan Elysium. Dia tahu bahwa dia harus bertahan, dan dia juga harus terus berjuang hingga Elysium benar-benar siap.Dan saat itu t
Seiring dengan berjalannya waktu, Dr. X semakin tampak lemah dan terdesak. Martis dengan kekuatan Elysium terus menyerang tanpa henti. Setiap serangan yang dilancarkan oleh Martis tampaknya berhasil membuat Dr. X semakin terpojok."Kali ini aku tidak akan memberimu kesempatan untuk memulihkan diri," ujar Martis seraya melihat Dr. X yang tampaknya berusaha keras untuk mempertahankan diri.Dr. X yang biasanya percaya diri dan sombong, kini mulai tampak bingung dan ketakutan. Dia mencoba untuk melawan, tetapi serangannya tidak berdaya melawan kekuatan Martis.Melihat ini, Martis merasa semakin yakin bahwa dia bisa menang. Dia harus terus menyerang dan terus memberikan tekanan pada Dr. X. "Aku akan mengakhiri ini sekarang, Dr. X," kata Martis, sambil mengumpulkan semua kekuatannya untuk serangan terakhir.Dengan serangan yang sangat kuat dan cepat, Martis akhirnya berhasil melukai Dr. X dengan parah. Dr. X terjatuh, tampak lemah dan terluka. Martis, meski ia merasa sangat lelah, ia tetap
Raja Mutan, setelah memperhatikan pertarungan antara Martis dan Dr. X, ia memiliki beberapa rencana di pikirannya. Melihat kekuatan yang dimiliki oleh Martis, Raja Mutan tentu saja merasa terancam dan memutuskan untuk menyerang Martis sebelum dia menjadi ancaman yang lebih besar.Akan tetapi, sebelum menyerang, Raja Mutan memutuskan untuk terus memantau Martis dan mencari informasi lebih lanjut tentang kekuatannya. Dia ingin memahami lebih baik bagaimana Martis bisa mengalahkan Dr. X.Setelah melihat kekuatan Martis, Raja Mutan mungkin melihat potensi dalam bersekutu dengannya. Dia ingin mencoba menawarkan Martis untuk bergabung dengannya dalam pertempuran mendatang.Karena Raja Mutan merasa bahwa dia tidak bisa menghadapi Martis sendirian, ia berencana mencari bantuan dari mutan lain dan juga mencari cara lain untuk meningkatkan kekuatannya.Setelah Dr. X pulih sepenuhnya, dia juga akan mempertimbangkan langkah-langkah berikutnya. Dia memang merasa terpukul oleh kegagalannya mengalah
Martis pun terkejut dengan jawaban tersebut. Bagaimana mungkin Phynoglip yang begitu kuat dan misterius, ternyata hanya sebuah ciptaan manusia biasa? Namun, sistem juga menjelaskan bahwa kekuatan dan keajaiban Phynoglip tidaklah hanya sebatas itu. Ada sesuatu yang lebih dalam dan misterius yang belum terungkap."Jadi, berita tentang Phynoglip yang tersebar selama ini adalah salah? Lalu, apa hubungannya dengan kekuatan 'D' ?"Kemudian, Martis melanjutkan membaca catatan tersebut. Di dalamnya terdapat jawaban atas pertanyaan lainnya yang selama ini menghantuinya. Mengenai kekuatan Phynoglip, asal-usulnya, tujuan sebenarnya, dan bagaimana cara untuk mengungkap misteri di balik keberadaannya. Semua jawaban itu membuat Martis semakin penasaran.Dengan semangat yang baru, Martis memutuskan untuk mencari bantuan dari Phynoglip kecil yang tadi telah menawarkan bantuannya. Dengan bantuan mereka, Martis berharap dapat menemukan cara untuk mengungkap semua misteri yang menyelimuti Phynoglip. Pa
Keesokan harinya, Martis pun siuman. Dia memegang kepalanya yang masih terasa sedikit pusing setelah semalam penuh tak sadarkan diri. Saat dia membuka mata, dia merasa terkejut melihat keadaan di sekelilingnya. "Wow, apa yang terjadi?" tanya Martis sambil mengucek matanya untuk memastikan dia tidak bermimpi. Dia melihat bahwa semua Phynoglip yang tadinya memiliki ukuran cukup besar, kini berubah hanya seukuran telapak tangan pria dewasa. Di hadapannya, ada beberapa Phynoglip kecil yang berserakan di lantai. "Hei, apa yang terjadi? Kenapa kalian semua berubah menjadi kecil seperti ini?" tanya Martis penuh penasaran. Yang tak disangka oleh Martis ternyata ada suara jawaban dari salah satu Phynoglip kecil dengan berwarna hijau menjawab. "Kami juga tidak tahu, Martis. Tiba-tiba saja pagi ini, kami semua berubah ukuran menjadi kecil seperti ini. Kelihatannya ini adalah dampak dari ulahmu kemarin."Martis melompat ke belakang karena sangat terkejut. "Hah...?! Ka-kau..., bisa bersuara...
Martis tersenyum puas, melihat usahanya berbuahkan hasil dengan cepat. Dia merasa bangga dengan apa yang dilihatnya saat ini. Namun, tiba-tiba ada suara aneh yang terdengar di kejauhan. Suara-suara itu semakin lama semakin keras, seperti suara kehancuran yang mendekat dengan cepat. Martis dan Martis Dua pun segera menyadari bahwa mereka sedang terancam oleh kekuatan gelap yang tidak mereka ketahui sebelumnya. "Martis, kita harus segera melawan kekuatan gelap ini!" kata Martis Dua dengan suara serius. Martis mengangguk, lalu ia mulai bersiap untuk melawan kekuatan gelap yang terasa mengancam itu. Dia mengumpulkan kekuatan dan bersiap untuk bertempur. Rupanya, ada beberapa sosok yang diselimuti aura hitam yang sangat pekat. Dan sosok-sosok itu memancarkan aura membunuh yang tertuju pada Martis. Dan anehnya, sosok-sosok itu ternyata dapat melihat Martis Dua dan dapat menyerangnya. Hal ini sangat tak terduga oleh mereka berdua. Mereka kira, sosok Martis Dua tidak dapat diserang
Martis menatap sosok dirinya yang lain dengan penuh kagum. Mereka berdua saling tersenyum lega karena telah berhasil mengalahkan Edmiral Kaziru dengan kekuatan ganda mereka. Martis merasa terharu karena kini memiliki Sekutu yang dapat membantunya dalam pertempuran demi melawan kejahatan. Martis Dua tersenyum pada Martis, "Kita berdua adalah satu kesatuan yang kuat. Dengan Sistem Ganda ini, aku yakin kita pasti dapat mengalahkan siapa pun." Martis Satu mengangguk setuju,"Ya, benar sekali. Kita akan menjadi tim yang tak terkalahkan. Kita akan melindungi orang-orang dari kejahatan dan kita harus bersumpah untuk membela kebenaran dengan kekuatan ganda kita ini." Mereka berdua kemudian kembali ke markas mereka, merencanakan strategi untuk pertempuran berikutnya. Setidaknya sekarang Martis merasa senang bahwa ia tidak sendirian lagi, kini ia memiliki Sekutu yang selalu setia mendampinginya. Mereka bekerja sama dengan sempurna, saling melengkapi satu sama lain dalam setiap pertempuran. Ya
'apa itu Sistem Ganda?' tanya Martis dalam hatinya. Di tengah pertempuran yang sangat sengit, Martis melawan Edmiral Kaziru. Namun ia merasakan sesuatu yang aneh. Kekuatannya berdenyut dengan intensitas yang baru, dan ia merasakan seperti sebuah kekuatan lain lagi yang bersemayam di dalam dirinya. Ia merasa bingung dan penasaran. Ia tidak tahu apa yang terjadi. Ia tidak tahu dari mana kekuatan baru ini berasal. Martis menarik napas dalam-dalam dan berusaha untuk mengendalikan emosinya. Ia tidak boleh terlena oleh kebingungan. Martis melanjutkan pertempurannya melawan Edmiral Kaziru. Ia menyerang dengan kecepatan yang menakutkan, menggerakkan pedangnya dengan kecepatan kilat, mencoba untuk menyerang Edmiral Kaziru seperti sebelumnya. Begitu pula dengan Edmiral Kaziru, ia menghindar dengan cepat dan menyerang balik. Ia menggerakkan pedangnya dengan kecepatan yang sama, mencoba untuk menyerang Martis.Namun tiba-tiba ada satu lagi pemberitahuan dari sistem Martis. Kali ini Martis
Martis dan Edmiral Kaziru, dua sosok yang dipenuhi amarah dan ambisi,saat ini mereka sedang berhadapan di garis depan pertempuran. Tatapan mereka bertemu, menghasilkan percikan api yang mengancam untuk meledak. "Akhirnya kita bertemu lagi," ucap Martis, suaranya bergetar karena amarah dan kesedihan. "Aku bersumpah akan membalaskan dendam Anak dan Istriku! Dan aku juga akan sekalian merebut Phynoglip yang ada di sini." Edmiral Kaziru menanggapi dengan seringai yang menjijikkan. "Coba saja. Cih! Apa katamu?! Merebut Phynoglip...?" Kaziru terkekeh, suaranya menggelegar. "Asal kau tahu saja, tujuanku kemari justru ingin merampas Phynoglip dan aku berniat untuk menggunakannya untuk diriku sendiri." Martis tidak heran, ia sudah menduga bahwa Kaziru akan berkhianat dari The World Goverment. "Sejak awal, aku sudah menduganya," kata Martis dengan nada yang dingin. "Kau selalu berambisi untuk menguasai dunia, Edmiral Kaziru. Kau tidak akan pernah puas dengan kekuasaan yang kau miliki sekar
"Kaziru berada di area penyimpanan Phynoglip," kata salah satu prajurit yang sengaja Martis buat tetap sadarkan diri. "Ia sedang mengumpulkan kekuatan untuk menyerang kerajaan-kerajaan." Martis terkejut mendengar informasi tersebut. Ia tahu bahwa area penyimpanan Phynoglip adalah tempat terlarang yang menyimpan rahasia tentang Kekuatan D. Ia cemas bahwa saat ini Edmiral Kaziru sedang merencanakan sesuatu yang besar secara terang-terangan. "Kita harus segera menghentikannya," kata Martis dengan wajah cemas. Kemudian Martis memerintahkan pasukannya untuk kembali bersiap menuju tempat baru. Namun, saat dalam perjalanannya, Martis mendapatkan satu kabar buruk. Kabar ini adalah kabar terburuk yang pernah ia dengar seumur hidupnya. Kabar itu adalah kabar tentang pasukan Edmiral Kaziru yang ternyata berhasil membunuh istri Martis, yaitu Mia. Tentu saja Martis terkejut dan sedih mendengar kabar tersebut. Ia merasa hancur. Ia tidak percaya bahwa Mia juga telah pergi meninggalkannya untu
Dengan tubuh yang terasa lemas, Martis berjalan mendekati tubuh Lancelot yang telah kaku. Ia merasakan kesedihan dan amarah yang membara menyerbu jiwanya. Ia tidak percaya bahwa Lancelot dan beberapa sahabatnya telah pergi untuk selamanya. Martis berlutut di samping tubuh Lancelot, menatap wajahnya yang pucat. Ia menelusuri garis-garis halus di wajah Lancelot, mengingat saat-saat indah yang mereka lalui bersama. Ia mengingat keberanian Lancelot, kebaikan hatinya, dan tekadnya untuk melindungi dunia. Air mata mengalir deras di pipi Martis. Ia memeluk tubuh Lancelot erat-erat, mencoba untuk menghilangkan rasa sakit yang menyerbu jiwanya. Ia berbisik kata-kata lembut kepada Lancelot, mencoba untuk menenangkan jiwanya yang terluka. "Anakku," bisik Martis, suaranya bergetar karena kesedihan. "Aku sangat mencintaimu. Aku sangat bangga padamu. Kau adalah pahlawan sejati. Kau telah berjuang dengan gagah berani untuk melindungi dunia ini. Kau telah mengorbankan hidupmu untuk mencapai tujuan
Lancelot, Jendral Salim, dan Kolonel Rizal, meskipun mereka bertiga terluka parah, mereka sudah memantapkan tekad mereka untuk tetap berjuang dengan gigih melawan Edmiral Kaziru. Mereka sudah bersumpah untuk tidak akan menyerah begitu saja. Lalu Lancelot, dengan sisa kekuatannya, ia berusaha melancarkan serangan terakhir kepada Edmiral Kaziru. Ia mengayunkan pedangnya dengan penuh kekuatan, mencoba untuk setidaknya mampu melukai Edmiral Kaziru walau hanya sedikit. Namun, Edmiral Kaziru dengan mudah menghindar dan melancarkan serangan balik. Serangan Edmiral Kaziru mengenai tubuh Lancelot dengan keras, membuat Lancelot kembali tersungkur ke tanah. Jendral Salim dan Kolonel Rizal yang melihat Lancelot terjatuh, berteriak sedih. Mereka tahu bahwa Lancelot telah kalah. Mereka merasa bahwa mereka akan mati hari ini. Kemudian Edmiral Kaziru dengan penuh senyum sinis, mendekati Jendral Salim dan Kolonel Rizal. Kali ini, sepertinya Jendral Salim dan Kolonel Rizal sudah pasrah atas nyawa