Rupanya, satu Cyborg yang Roki kira sudah tumbang tadi masih sanggup untuk bangkit kembali.Bam!Boom, boom, boom!Dengan sekuat tenaga Roki mengerahkan tenaganya untuk menyerang dan juga menangkis serangan dari ketiga lawannya ini.Kalau satu lawan satu, bisa dipastikan Roki lah yang akan menang melawan mereka. Tapi ini berbeda, Roki melawan tiga Cyborg sekaligus. Alhasil, Roki jadi kerepotan. Tapi Roki juga berhasil beberapa kali melukai ketiga musuhnya ini, walaupun tidak fatal."Cyborg satu akan mengaktifkan mode tahap dua." Menyebut dirinya dengan nama Cyborg satu, Cyborg itu mengatakan kepada dua rekannya bahwa ia akan mengaktifkan mode tahap dua.Kedua alis Roki berkedut ketika mendengar Cyborg satu akan mengaktifkan mode tahap dua. Roki tahu tentang apa itu tahapan-tahapan mode pada seorang Cyborg. Semakin tinggi tahapannya, maka akan semakin kuat pula seorang Cyborg dalam bertarung.Cekit, cekit..., cekit!Terdengar suara decitan pada tubuh Cyborg satu.Setalah beberapa detik
Krak!Tangan kanan Roki mencengkram leher Cyborg satu."Kau harus mati!" Teriakan Roki terdengar sangat marah.Siuw...!Roki melompat ke atas langit.Lompatan Roki sangatlah tinggi. Ia mampu melompat puluhan meter ke udara hanya dengan sekali hentakan kaki saja.Setelah dirasa sudah cukup tinggi, Roki menghempaskan tubuh Cyborg satu ke tanah. Saat tubuh Cyborg satu ini menukik, sangking kencangnya sampai-sampai ada api yang dihasilkan dari gesekan antara udara dan tubuh Cyborg satu. Bisa dikatakan tubuh Cyborg satu yang meluncur ke tanah dengan kecepatan sangat tinggi saat ini terlihat sangat mirip dengan komet yang jatuh dari langit lalu menghantam bumi!Ber...!Jediar...!Boom!Ada getaran dan ledakan yang sangat hebat ketika tubuh Cyborg satu benar-benar mendarat di tanah. Dan tanah pun langsung membentuk lubang kawah yang cukup lebar dan juga dalam."Sisa dua lagi! Ayo, kita selesaikan semua ini!" Kemarahan Roki benar-benar berada di puncaknya. Bagaimana tidak? Roki sangat menghar
Satu jam kemudian akhirnya berlalu.Yang membuat kedua mata Roki terbelalak adalah ketika melihat Cyborg satu dan Cyborg dua yang ternyata masih sanggup bangkit kembali. Padahal, tadi Cyborg satu sudah terkapar di dalam lubang. Dan Cyborg dua juga sempat terlihat tidak lagi bergerak setelah menerima serangan terakhir dari Roki."Cyborg satu mengaktifkan mode tahap tiga.""Cyborg dua mengaktifkan mode tahap tiga.""Cyborg tiga mengaktifkan mode tahap tiga." Ketiga Cyborg yang Roki hadapi kembali mengucapkan sesuatu."Sial! Kenapa mereka bisa sampai mengaktifkan mode tahap tiga?! Ini tidak mungkin!" Mendengar tentang mode tahap tiga membuat Roki terkejut.Sebab, sepengetahuan Roki belum ada Cyborg lain yang berhasil mengaktifkan mode sampai ke tahap tiga. Bahkan dirinya yang saat ini saja hanya mampu mengaktifkan sampai mode tahap dua saja. Roki pun merasakan firasat buruk.Cekit..., cekit..., cekit...!Ketiga tubuh Cyborg itu berderit kemudian terlihat berubah.Semula yang memiliki tub
"Tunggu, aku akan langsung pergi menemui Letnan Odele sekarang juga. Kalian berusahalah untuk bertahan." Mia yang tadi masih mengenakan baju tidur langsung menyambar seragam militernya kemudian bergegas menuju tempat Odele.'Semoga mereka baik-baik saja. Kenapa di saat Martis sedang tidak ada malah kembali terjadi penyerangan?! Ah...! Aku harus cepat!' Pikiran Mia langsung kacau saat ia teringat kalau Martis sempat memberitahunya sedang tidak berada di markas Herupa.Yang membuat Mia semakin khawatir lagi, karena baru kali ini Layla sampai menghubunginya untuk meminta bantuan.Selang beberapa puluh menit kemudian akhirnya Mia tiba di kediaman Odele. Tanpa ragu Mia langsung memencet bel yang ada di pagar depan rumah Odele berulang kali. Karena tidak sabar, Mia akhirnya melompati pagar dan langsung masuk ke halaman rumah Odele.Namun tepat saat Mia ingin menggedor pintu rumah Odele, pintu depan rumah Odele terbuka."Mia? Ada apa? Kenapa malam-malam begini kau datang kemari? Apakah ada s
Nafas Roki semakin terasa berat karena harus terus bergerak menghindari tembakan-tembakan sinar laser dari ketiga musuhnya. Salah satu langkah saja, bisa dipastikan tubuh Roki akan terluka jika terkena sinar laser ini. Sebab, sinar laser ini sama persis dengan yang pernah Roki Lihat seperti milik anaknya.Kali ini, karena ledakan yang dihasilkan sangatlah kerasa, membuat semua warga yang ada disekitar terbangun. Untungnya Herupa sudah bersiaga dan mengarahkan para warga agar mengungsi sementara. Walaupun hati Dehanru sangatlah sedih atas kehilangan Dafantri, namun ia tetap mencoba tegar. Dehanru mengerahkan semua tenaganya untuk membantu mengevakuasi warga. Dehanru tidak mau melihat ada korban lagi yang jatuh.Saat Dehanru dan yang lainnya tengah mengevakuasi warga, mereka melihat ada pasukan Keamanan Pemerintah yang datang. Ternyata itu adalah pasukan elit yang Martanto bawa.Dehanru bergegas ke arah Pemimpin pasukan berseragam militer lengkap ini karena ia mengenalinya."Dehanru? Ba
Nampaknya Cyborg satu mengalami kerusakan yang terbilang sangat parah di sekujur tubuhnya. Peluru meriam jumbo itu bukanlah peluru meriam biasa.Ternyata peluru meriam jumbo ini juga dilengkapi dengan teknologi baru yang sangat canggih, yaitu dilengkapi dengan gelombang suara supersonik bertekanan tinggi saat meledak. Fungsi gelombang suara supersonik adalah untuk mengacaukan sinyal dan jaringan yang ada pada tubuh Cyborg. Oleh sebab itulah Cyborg satu tidak bisa berbuat apa-apa ketika pertama kali peluru meriam jumbo itu mengenai tubuhnya tadi. Dan lagi, peluru meriam jumbo ini memang dirancang secara khusus untuk menghadapi pasukan Cyborg. Jendral Valdo lah orang yang memikirkan tentang inovasi terbaru peluru jenis ini. Karena biaya yang digunakan saat membuatnya sangatlah mahal, Jendral Valdo sengaja tidak mau menggunakan peluru jenis ini kalau bukan dalam keadaan yang sangat mendesak saja. Tapi malam ini, justru Martanto lah yang menggunakannya secara terang-terangan. Yah..., poko
Boom, boom, boom!Tembakan demi tembakan misil kembali mengarah pada Roki."Sialan! Kenapa kau main curang?! Ayolah, kita gunakan otot saja!" Rupanya tembakan misil-misil ini cukup berbahaya. Jika sampai terkena satu tembakan misil saja, tubuh manusia biasa tentu saja akan menjadi seperti kertas yang terbakar oleh api.Sedangkan Martanto, ia terlihat sedang asik memukuli lawannya. Puluhan kali Martanto berhasil memukul Cyborg tiga. Dan hasilnya, tubuh Cyborg tiga mengalami kerusakan yang cukup parah. Roki semakin kagum dengan kekuatan yang Martanto perlihatkan malam ini. Padahal, Martanto hanyalah manusia biasa, tapi kenapa ia bisa melukai Cyborg? Sangat jarang ada orang yang mampu berhadapan dengan Cyborg.***Sedangkan Martis yang jauh di sana, ia masih berbincang ria bersama Reka dan Dion. Reka dan Martis sedang asik menyimak cerita dari Dion tentang kampung halamannya yang terpencil. Rasa tertarik dan penasaran Reka dan Martis semakin tinggi saat Dion mengatakan bahwa Pemimpin des
Martis sempat berpikir untuk mencari cara, bagaimana agar bisa sampai ke markas Herupa tanpa memakan jarak dan waktu yang lama. Namun tentu saja itu hal yang mustahil. Mau berlari secepat apapun, tetap saja akan memakan waktu berjam-jam."Em..., anu, apakah terjadi sesuatu?" Melihat Martis yang raut wajahnya berubah, akhirnya Dion memberanikan diri untuk bertanya."Huft..., sepertinya memang terjadi sesuatu di tempat asalku. Tapi, aku bingung. Dion, bisakah kau membantuku?" Entah kenapa, Martis malah bertanya kepada Dion apakah ia bisa membantunya atau tidak."Yah..., tergantung? Kau katakan saja terlebih dahulu apa yang bisa aku bantu. Jika aku rasa itu bisa, aku pasti akan membantumu Kok." Karena Dion merasakan kebaikan hati yang ada di dalam diri Martis, Dion pun sudah memutuskan bahwa ia akan mencoba membantu Martis. Padahal, ini kali pertamanya mereka bertemu. Sungguh sangat jarang sekali seorang suku pedalaman seperti Dion yang mau membantu orang yang baru saja di kenal."Aku in
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang
Mia berjalan ke arah Martis, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu ingin lakukan, Mia?" tanya Martis dengan suara yang keras. Mia tetap tersenyum lembut, kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku ingin menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu maksud?!" tanya Martis dengan suara yang keras. Dengan senyum lembutnya, Mia kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita hanya memiliki puisi yang tidak berharga," ucap Mia dengan suara yang masih sama pelannya. Mia kemudian mengambil kertas yang memiliki puisi yang tertulis di dalamnya dari Emily, kemudian memberikannya kepada Martis. Martis menatap kertas tersebut dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang
Mia memimpin mereka ke arah mesin tersebut, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Saat mereka mendekati mesin tersebut, mereka melihat bahwa mesin tersebut memiliki sebuah layar yang besar dan beberapa tombol yang berkilauan. Mia menekan salah satu tombol tersebut, dan layar mesin tersebut langsung menyala. Phynoglip dan Emily terkejut melihat bahwa layar tersebut menampilkan sebuah gambar yang aneh, seperti sebuah peta yang kompleks. "Apa ini?" tanya Phynoglip dengan suara yang penasaran. Mia menjawab, "Ini adalah peta sistem yang kita gunakan untuk mengontrol dunia ini," ucap Mia dengan suara yang pelan. "Dengan peta ini, kita dapat melihat bagaimana sistem tersebut bekerja dan bagaimana kita dapat mengubahnya." Emily kemudian menatap peta tersebut dengan rasa penasaran. "Bagaimana kita dapat mengubahnya?" tanya Emily dengan suara yang pelan. Mia memandang Emily dengan mata yang berbinar. "Kita dapat mengubahnya dengan menggunakan kode yang tepat," ucap Mia
Phynoglip mengangguk, kemudian menatap sekeliling tempat mereka berada. "Tempat ini aneh," ucap Phynoglip dengan suara yang pelan. "Aku merasa seperti berada di dalam komputer atau sesuatu." "Aku juga merasa seperti itu. Sepertinya kita berada di dalam sistem atau dimensi lain." jawab Emily dengan nada yang sama dengan Phynoglip. Keduanya terdiam sejenak, kemudian Phynoglip bertanya lagi. "Kamu pikir apa yang disembunyikan oleh Martis?" Emily memandang Phynoglip dengan serius. "Aku pikir Tuan Martis menyembunyikan sesuatu hal yang sangat penting." Phynoglip mengangguk, kemudian keduanya terdiam lagi. Akan tetapi, kali ini tiba-tiba, Phynoglip berbicara dengan nada yang berbeda. "Emily, aku merasa ada sesuatu yang aneh di sini. Sepertinya kita tidak sendirian." Emily menatap Phynoglip dengan heran, kemudian menoleh ke sekeliling. Tiba-tiba, dia melihat bayangan yang bergerak di kejauhan. "Apa itu?" bisik Emily dengan suara yang pelan. Kemudian Phynoglip berjalan menuju bayangan te
Martis hari ini dipusingkan dengan tingkah laku kedua bayi besarnya, yaitu Emily dan Phyno. Dan tanpa diduga, saat Martis menatap wajah Emily, lagi-lagi ia teringat akan raut wajah istrinya. Sampai tanpa sadar dia berucap, "Mia...?" Martis kemudian tiba-tiba memeluk tubuh Emily. "Maafkan aku, Mia..., aku pasti akan kembali," ucap Martis yang mempererat pelukannya pada Emily. "Aku bersumpah! Akan menemukan cara untuk kembali pada mereka. Tapi kira-kira, apakah mereka masih mengingatku?" Emily yang tidak mengerti apa yang terjadi, menatap wajah Martis dengan heran. la merasa tidak nyaman dengan pelukan Martis yang terlalu erat. Sementara itu, Phyno yang ada di sebelahnya, menatap Martis dengan rasa penasaran. "Martis, apa yang terjadi?" tanya Phyno dengan suara yang pelan. Martis tersadar dari lamunannya dan melepaskan pelukannya pada Emily. la memandang wajah Emily dan tersenyum. "Maaf, Emily," ucap Martis dengan suara yang lembut. "Aku hanya..., teringat pada seseorang yang
Rupanya, Raja Kegelapan telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi Martis. Saat ini ia memutuskan bahwa dia dan anaknya masih harus berada di dalam gunung berapi tempat mereka berada saat ini untuk sementara waktu. Nampaknya Raja Kegelapan kali ini lebih waspada dalam menghadapi Martis. Dia telah kehilangan Black Rose karena kala itu telah meremehkan Martis. Padahal ia berpikir bahwa Black Rose akan dapat mengalahkan Martis dengan mudah. Namun kenyataannya, justru sebaliknya. Kekalahan Black Rose sangat membuatnya rugi besar. Sebab, Black Rose beserta semua pengikutnya telah diberantas habis oleh Martis sampai tak tersisa satupun. Sementara Raja Kegelapan masih bersembunyi di dalam gunung berapi, beberapa Minggu kemudian Martis dan yang lainnya kini telah kembali pulih. Dan ternyata, Martis tengah berusaha memisahkan aura kegelapan yang tersisa dalam tubuh Phynoglip. Namun usahanya belum membuahkan hasil. Memang benar, dalam beberapa hari ini ia telah berhasil membuang sebagian
Raja Kegelapan sangat marah karena merasakan hawa keberadaan Black Rose yang terhubung dengan jiwanya kini telah menghilang."Black Rose...? Ti-tidak...!" Raja Kegelapan berteriak histeris di dalam ruangan persembunyiannya."Tidak akan aku maafkan! Black Rose mati dikalahkan oleh manusia bernama Martis itu! Aku tidak boleh bersantai-santai. Yah..., aku akan membalaskan semua yang telah dilakukan oleh Martis! Terutama atas kematian Black Rose!" Raja Kegelapan kemudian bangkit dari tempatnya. Kali ini amarahnya benar-benar berada di puncaknya. Hal yang membuat ia sangat marah tentu saja atas kematian Black Rose, wanita yang sangat dicintainya.Kemudian Raja Kegelapan pergi ke suatu tempat. Tempat itu adalah gunung berapi yang ada di ujung wilayah barat. Gunung berapi ini adalah tempat di mana Raja Kegelapan pernah berlatih bersama Black Rose.Dan rupanya, di gunung berapi ini juga Black Rose pernah menyimpan benih. Benih itu adalah hasil dari perkawinan mereka berdua. Dan selama ini, be
Dan akhirnya, Martis tumbang juga. Setelah energi dan stamina terkuras habis, waktu kembali normal. Dan mereka tetap berada di tempat terakhir kalinya. Gedebugh...! Tubuh Martis yang terkulai lemas akhirnya terkapar di lantai. Karena mendengar ada suara aneh, Emily yang ada di atas ranjang menoleh ke arah sumber suara. Dan ia melihat di sana ada tubuh Martis yang tergeletak di lantai tak sadarkan diri. "Tu-tuan Martis...?" ucap Emily yang kemudian ia turun dari ranjang dan segera memeriksa keadaan Martis. Ia sudah ingat dengan apa yang terjadi. "Martis...? Wah, iya, aku harus membantunya." Begitu pula dengan Phynoglip yang baru sadar dan ingat semaunya. Ia bergegas membantu Emily untuk mengangkat tubuh Martis ke atas ranjang. "Hey, tubuhku masih terluka, tapi aku bisa kok, menjaga Martis agar tetap stabil. Aku akan berbaring di sampingnya sampai ia kembali pulih. Aku tidak keberatan berbagi energi dengan dirinya. Aku bisa melakukan teknik Transfer Energi melalui genggaman
Akhirnya Martis menunda untuk menyelidiki apa yang terjadi sebenarnya.Dan pada esok paginya, barulah Martis kembali menemui mereka berdua di kamar yang sama."Kalian sudah membaik?" sapa Martis seraya mengambil kursi untuk duduk di dekat ranjang yang mereka berdua gunakan untuk tidur."Menurutmu?" Phynoglip menjawab, namun malah balik bertanya."Kalau aku, sudah merasa lebih baik dari kemarin. Rasa pusing di kepala sudah hilang. Kalau kemarin, saat melirik saja kepala langsung terasa pusing." Namun tidak dengan Emily, ia menjawab dan menjalankan keadaannya dengan apa yang ia rasakan saat ini."Baiklah, syukur kalau memang kau merasa lebih baik. Nah sekarang, aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian berdua," ungkap Martis menjelaskan maksud dan tujuannya hari ini datang pada mereka berdua.Martis mengatakan bahwa dia telah memiliki sebuah teknik yang dapat memutar waktu. Namun ada resiko yang sangat besar, yaitu kehabisan stamina dan energi setelah berhasil menggunakan teknik itu. Kon