Home / Fantasi / Pengendali Arwah Terakhir / 77| Membuka Portal ke Negeri Orang-Orang Mati

Share

77| Membuka Portal ke Negeri Orang-Orang Mati

Author: Roe_Roe
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Black Widow terlihat tengah merapal mantra. Suaranya seperti laba-laba yang mendesis, tapi tidak ada satu pun yang mengerti dari makna kata-kata perempuan itu.

“Dia mencoba memanggil jiwa-jiwa yang sudah mati,” ujar Sam di samping telinga Eryk.

“Apa maksudmu, Sam? Apa itu ditujukan untuk memanggil roh summon?”

Sam menggeleng. “Roh summon adalah makhluk yang hidup. Sedangkan jiwa-jiwa yang sudah mati adalah para manusia dan makhluk yang sudah mati; termasuk para roh summon yang sudah mati. Aku pikir Black Widow sedang berkomunikasi dengan Venom melalui ritual itu.”

“Jadi, mantra-mantra yang dirapalkan dan rune-rune yang tertulis di sekeliling Alyssa adalah media untuk berkomunikasi dengan dunia lain?”

Sam mengangguk. “Barbro pernah menjelaskannya padaku. Black Widow pasti sedang mencari Venom melalui suara sebelum menjemputnya kembali ke dunia fana.”

Eryk masih mengintip ke dalam. Alyssa tampak terlihat menikmati perannya untuk mengelabui kedua summoner perusak itu. Lalu, Eryk menatap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pengendali Arwah Terakhir   78| Melintasi Portal

    “Potong selubungnya! Setelah itu, kami akan melepaskan mereka,” kata Black Widow.“Tidak!” teriak Barbro. “Dia tidak boleh kembali.”Eryk mendesah dan berjalan perlahan menuju ke arah rune-rune digambar di permukaan lantai. “Tidak ada pilihan lain,” kata Eryk. “Hanya itu satu-satunya jalan.”Eryk melirik pada Joker yang masih berdiri dan menunduk. Mata perempuan itu terbuka lagi dan kemarahan tampak bergulat di wajahnya.“Jika dia kembali, maka kita semua akan mati,” kata Barbro sambil memberikan tatapan memohon kepada Joker untuk melakukan sesuatu. Barbro terlihat seperti anak kecil saat itu. Dia benar-benar ketakutan.Sedangkan Sam masih bersembunyi di balik pintu. Dia mengintip dan menguping semua yang terjadi di dalam sana dengan ketakutan. Para tikus berkeliling di sekitar kaki Sam. Sam juga tidak ingin mengorbankan para tikusnya hanya untuk terjebak di antara jaring laba-laba yang mematikan itu.Black pun kata, “Kau tidak boleh melakukannya, Eryk. Kau tidak boleh memanggil Veno

  • Pengendali Arwah Terakhir   79| Kecewa dan Kegagalan

    Eryk melongo saking terkejutnya. Tubuhnya tiba-tiba menggigil. Dan di sela-sela gigilan itu, Eryk bisa mendengar seseorang meraung-raung.‘Siapa?’ pikir Eryk. ‘Siapa di saat seperti ini yang akan menangisi kegagalanku dan kepergian Alyssa? Bahkan satu-satunya keluarga Alyssa–Tuan Evan Harris pun sudah tiada. Aku! Aku yang seharusnya meratapi kebodohanku hingga harus mengorbankan Alyssa.’Eryk menoleh ke belakang. Dia melihat Black Widow sedang berlutut sambil berteriak marah. Tangan perempuan itu mencengkeram rambut panjangnya yang kusut. Tiba-tiba, jaring laba-laba berlompatan dari telapak tangannya ke segala arah. Kemarahan perempuan itu terlihat sangat jelas dari mencuatnya jaring-jaring laba-laba itu ke segala arah tidak terkontrol.Sedangkan Lizard, terus menatap ke tempat portal itu sebelumnya berada. Dia menggeleng-geleng tidak percaya. “Tidak! Tidak mungkin. Pasti terjadi kesalahan.”“Kenapa!?” teriak Black Widow. “Kenapa dia melakukan itu dan melompat ke dalam portal? Seharu

  • Pengendali Arwah Terakhir   80| Aku Belum Mencobanya

    Meski menggerutu, Lizard pun tetap melakukan apa yang diperintahkan oleh Black Widow. Summoner kadal itu mulai menggerakkan roh-roh summonnya di sekitar kaki Eryk. Sehingga, mau tidak mau, Eryk pun harus bergerak, jika tidak ingin dimangsa sampai habis oleh para kadal-kadal beracun itu.Di belakangnya, Barbro juga bernasib serupa. Dia dikelilingi oleh laba-laba besar yang terus memaksa dan mendorongnya untuk bergerak mengikuti Eryk.Mereka berdua dipaksa menuju ke arah pintu samping. Jika salah satu dari mereka melawan, maka yang lainnya ikut menjadi korban. Tidak ada pilihan bagi keduanya untuk kabur sendirian. Tidak ada jalan keluar. ‘Setidaknya, Sam dan Joker sepertinya berhasil melarikan diri,’ pikir Barbro.Eryk pikir mereka akan dikirim keluar menuju ke koridor utama. Tapi sebaliknya, dia dan Barbro malah dibawa masuk lebih jauh ke balik pintu samping itu. Di sana ada sebuah ruangan kecil tidak berjendela. Ruangan itu hanya diterangi oleh bohlam kekuningan yang cahayanya remang

  • Pengendali Arwah Terakhir   81| Bertukar Tubuh

    “Coba saja kalau kau begitu penasaran,” gumam Barbro dengan wajah acuh tidak acuh. Tampaknya Barbro sudah tidak mampu lagi menjelaskan. ‘Biar Eryk merasakan sendiri dan membuktikannya jika memang dia mampu,’ pikir Barbro.Eryk berpaling dari Barbro. Dia duduk di lantai di tengah-tengah ruangan sambil memejamkan mata seolah-olah tengah bermeditasi. Eryk tidak pernah membayangkan hidupnya akan berubah seolah-olah dia masuk ke dalam dunia Alice.Beberapa bulan yang lalu dia hanya seorang mahasiswa kutu buku yang tidak memiliki teman. Dia bahkan diasingkan oleh keluarganya. Tapi, siapa sangka saat ini dia seorang pengendali roh summon.Sampai beberapa hari yang lalu, Eryk belum bisa memanggil roh-roh summon dari beberapa jenis burung yang berbeda. Hanya White dan Black yang selalu bersamanya. Tapi, setidaknya saat ini Eryk sudah bisa memanggil kawanan roh gagak dan burung hantu dengan keinginan dan kesadarannya sendiri.‘Tentu aku juga bisa mengubah diriku menjadi burung itu sendiri,’ p

  • Pengendali Arwah Terakhir   82| Menjadi Seekor Burung Hantu

    “Eryk?” Kali ini suara Barbro lebih tenang dan lirih.Pusaran angin perlahan mereda. Barbro berlutut di tempatnya sambil menahan sakit luar biasa di punggung pasca terlempar ke dinding. Setelah angin benar-benar hilang, Barbro tidak melihat Eryk di mana pun. Tapi, dia melihat seekor burung hantu putih.“White? Kaukah itu? Di mana Eryk?”“Apa maksudmu Barbro?” Burung hantu putih itu berbicara, namun mengeluarkan suara Eryk. “Aku di sini dari tadi.”“Kau… Eryk?”"Ya! Ini aku, Eryk Wayland!”Barbro tersentak mundur dan jatuh duduk. Dia benar-benar melongo dan membuka mata lebar-lebar.“Tidak mungkin! Kau… berhasil? Kau berhasil berubah menjadi seekor burung hantu persis menyerupai roh summon milikmu?”“Sepertinya konsepmu keliru tentang ‘berubah’,” ujar Eryk agak kecewa. “Pantas saja tidak ada satu pun dari kalian yang bisa berubah ke bentuk roh summon kalian masing-masing. Aku tidak berubah menjadi seekor burung hantu, meski kelihatannya begitu. Aku tetaplah aku–satu sosok manusia. Hany

  • Pengendali Arwah Terakhir   83| Makam Para Summoner

    Eryk mulai panik ketika Black dan kawanan roh burung malam yang lain mulai mendarat di makam. Black dan yang lain bertengger masing-masing di atas sebuah batu nisan yang terbuat dari batu marmer hitam.Eryk pun mendarat. Tapi dia bertanya-tanya bagaimana caranya kembali menjadi manusia. Eryk berusaha berkonsentrasi keras seperti yang dia lakukan ketika ingin mengubah dirinya menjadi seekor burung.Sesuatu rasanya ditarik keluar dari dadanya. Secara mengejutkan, tiba-tiba saja dia jatuh terduduk dan di depannya White sudah terbang rendah di dekat Eryk.“Wah, ternyata jauh lebih mudah daripada ketika mengubah diriku menjadi seekor burung,” ujar Eryk. “Kali ini juga tidak sesakit sebelumnya.”“Mulai sekarang, kau hanya perlu memanggilku dan memikirkan tentang perubahan apa yang kau inginkan. Maka, aku akan datang menghampirimu. Ingat, aku adalah roh bukan burung biasa.”Eryk menghembuskan napas yang amat sangat dalam. Tidak berapa lama tubuhnya sudah kembali berbobot dan berat. Dia meras

  • Pengendali Arwah Terakhir   84| Memanggil Roh-Roh Burung Malam

    Eryk mulai berbicara dengan cukup keras agar suaranya bisa terdengar oleh seluruh roh summmon yang berkumpul.“Hai, guys!” sapa Eryk dengan penuh kehati-hatian dan canggung. “Terima kasih kalian telah datang.”Seluruh roh summon burung malam itu hanya menatap Eryk dengan pandangan datar. Ssap-asap hitam seperti menguap dari sekujur tubuh mereka setiap kali Eryk menatap mereka. Seolah-olah, asap-asap hitam tidak kasatmata itu adalah bagian dari kehidupan dan setiap tarikan napas mereka. Melihat pemandangan yang mengerikan itu, Eryk tiba-tiba merasa merinding.‘Aku tidak bisa begini,’ pikir Eryk. “Atau White dan Black akan menertawakanku.’Eryk mulai menegakkan badan dan meluruskan pakaiannya yang kumal dan memang sudah kusut. Dia menarik nafas dalam-dalam lalu bergantian menatap para roh summon burung malam itu dengan lekat. “Namaku Eryk Wayland, putra dari Elisabeth Wayland. Aku seorang summoner burung. Dan ini adalah makam ibuku.”Makam itu benar-benar hening. Tidak ada satupun buru

  • Pengendali Arwah Terakhir   85| Rune yang Rusak

    “Tolong, bebaskan kami!” pinta roh seekor mockingbird. “Kami semua sudah mengalami masa yang sulit ketika musim panas kelam dan juga setelahnya. Kami juga kehilangan orang-orang yang kami cintai. Dan dengan kekuatan sisa-sisa yang kami miliki, akhirnya kami bisa menyegel Venom di negeri orang-orang mati. Jika kami membukanya lagi, maka dia akan kembali ke dunia manusia. Resikonya terlalu besar jika dibandingkan hanya untuk menolong seorang gadis manusia.”Eryk tampak kesal. “Dia bukan hanya seorang gadis manusia.”Burung hantu tua berwarna kelabu mendekat pada Eryk. “Dia memang seorang summoner bahkan cucu dari Evan Harris. Seharusnya dia tahu apa yang telah dia lakukan. Dia memiliki kapabilitas yang cukup untuk menyadari pilihan-pilihannya dan konsekuensi yang harus dia terima.”“Tolong, sudahi pertemuan ini dan bebaskan kami. Kami akan membantumu apa pun itu, tapi tidak untuk membuka portal ke negeri orang-orang mati,” ujar yang lain.Eryk tidak berdaya. Dia tidak bisa memaksa para

Latest chapter

  • Pengendali Arwah Terakhir   115| Ingin Kembali ke Level Seharusnya

    Alyssa dan Joker ditemani Wanda pergi untuk menemui sang Summoner Petir. Dia adalah seorang pria bertubuh tinggi besar dengan senjata tombak yang bisa memancarkan aliran listrik.Pria itu duduk berhadapan dengan Wanda di sebuah kafe. Sedangkan Alyssa dan Joker berdiri tidak jauh dari mereka, tapi tetap bisa mendengar percakapan keduanya.“Benarkah senjata yang dibuat oleh Iron telah membunuh Kayes?”Flash sang Summoner Petir terlihat sangat terkejut dengan informasi yang baru saja disampaikan oleh Wanda.Dengan muram, Wanda mengangguk. “Itu benar.”Tiba-tiba, Flash berdiri dan berteriak marah di hadapan Wnada.“Kenapa Kayes baru dibunuh sekarang? Apakah Iron bermaksud untuk menjebakku dan menjadikanku sebagai pelaku? Apakah Iron juga yang merebut roh summon tersegel itu dari tangan Sandra? Apakah dia yang membunuh Sandra waktu itu?”Wanda sangat geram. Dia pun berdiri tegak membelakangi jendela kafe dan menatap tajam pada Flash.“Kenapa kau bertanya itu padaku? Seharusnya, akulah yang

  • Pengendali Arwah Terakhir   114| Petunjuk dari Penjual Senjata

    “Joker?” kejut Alyssa dan Duri bersama-sama.“Belinda?” tanya Joker yang juga tidak kalah kaget ketika melihat kemunculan Alyssa di toko senjatanya.Alyssa menggeram dan mengepalkan tinju. “Jangan memanggilku dengan nama itu!”“Oh, sorry, aku lupa. Tapi, di antara kalangan Guardian Summoner, kau terkenal dengan nama Belinda si ular berbisa.”“Joker, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Alyssa. “Bukankah kau seharusnya berada di level sembilan?”Joker mengangkat kedua bahunya. “Kau bisa melihat sendiri. Aku sedang berdagang di sini. Mana mungkin aku melewatkan peluang untuk menghasilkan uang? Koleksi benda-benda antikku bisa aku jual dengan mudah di sini. Kau sendiri, maksudku kalian, apa yang membawa kalian sampai ke sini?”Alyssa mengembuskan napas berat. Dia menarik sebuah bangku di depan meja dan langsung duduk begitu saja tanpa dipersilahkan.Joker keluar dari balik meja counter yang memamerkan beragam jenis senjata langka dan pergi ke kulkas mini untuk mengambil sekaleng soda.“K

  • Pengendali Arwah Terakhir   113| Toko Senjata dan Perlengkapan Summoner

    “Aku tidak setuju dengan cara itu!” protes anggota Guardian Summoner yang lain. “Strategi itu akan membahayakan para warga desa.”“Seharusnya itu tidak perlu membuat kalian risau. Karena warga desa yang kalian maksud di sini, tidak lain adalah para summoner itu sendiri. Masing-masing dari mereka seharusnya memiliki kemampuan dan kapabilitas untuk bertarung dan melindungi diri. Dan sudah seharusnya warga desa tersebut tidak berleha-leha melainkan ikut berjuang bersama kita melawan para perusak.”“Tapi–”Alyssa menatap tajam pada pemuda keras kepala itu. “Pertempuran kali ini sepenuhnya diatur olehku–Alyssa Harris, wakil ketua Guardian Summoner. Mohon patuhi perintahku!”Usai pertemuan yang tidak berjalan lancar itu, mereka akhirnya membubarkan diri. Alyssa kembali ke kota, ke tempat penginapannya berada. Dia berjalan didampingi dengan Duri.Duri tampil dengan pakaian kesatria, meski kulitnya tetap berwarna hijau. Tubuh Duri saat berwujud asli tampak sangat kuat dan berotot. Dia selalu

  • Pengendali Arwah Terakhir   112| Area Level Khusus

    Usai hadiah utama diberikan yang dimenangkan oleh Eryk, tiba-tiba lapangan luas yang seolah tidak terbatas itu, kini berubah menjadi sebuah kota. Penampakan kota yang serupa dengan kota-kota di level satu dan dua.Eryk dan peserta yang lain baru menyadari, bahwa lapangan yang baru saja mereka lihat adalah pulau melayang tempat arena pertandingan biasanya dilakukan.Lizard segera melarikan diri secepat kakinya bisa melangkah. Tapi, pihak penguji seolah membiarkan hal itu. “Kenapa kau membiarkannya saat tahu dia berbuat curang?” teriak Rosemary pada sang penguji level tiga melalui pengeras suara di hadapannya.“Sesuai aturan yang telah kami jelaskan,” jawab sang penguji. “Aturan yang berlaku di negeri bayangan hanyalah akan menindak para summoner yang saling membunuh. Persoalan tentang pencurian dan kejahatan lain, pihak penguji dan penyelenggara tidak akan melakukan tindakan apa pun. Tapi, karena sekarang kalian masih berada di area level tiga. Meski pertandingan sudah berakhir, aku m

  • Pengendali Arwah Terakhir   111| Pencuri Ramuan Penyembuh

    Rupanya, kembali ke pusat arena kompetisi jauh lebih merepotkan dan sulit daripada pergi meninggalkannya untuk mencari batas terluar lapangan. Eryk sempat tersesat beberapa kali hingga berjalan terlalu jauh. Tapi, mereka mulai menemukan para summoner yang berlari paling akhir dan melambat.“Kita sudah semakin dekat dengan pusat arena. Sebentar lagi seharusnya pusat lapangan terlihat.”“Hey, Anak Muda!” sapa sang summoner kura-kura yang berjalan dengan pelan. Dia mengendarai kura-kuranya. “Kenapa kau kembali ke pusat arena? Apakah kau menemukan batasnya? Seharusnya kau lewati batas itu agar bisa selamat.”“Maaf, Pak Tua, sepertinya kami gagal menemukan batas terluar dari lapangan ini. Terlalu luas dan mustahil. Kami bahkan belum menjangkaunya sama sekali meski sudah satu jam berlari.”“Astaga, jika kalian yang sekuat dan sehebat ini saja tidak bisa menemukannya, bagaimana dengan aku dan kura-kuraku yang berjalan sangat lambat ini? Butuh waktu berapa ratus tahun agar kami bisa sampai k

  • Pengendali Arwah Terakhir   110| Kembali ke Titik Awal

    “Perhatikan semuanya!” seru sang penguji melalui pengeras suara. “Tantangan di level tiga akan langsung kita laksanakan tanpa jeda istirahat. Kalian akan bisa beristirahat setelah melalui tantangan ini.”Semua orang ribut-ribut. Mereka belum usai menenangkan diri pasca ketegangan di tantangan level dua sebelumnya. Dan kini saat tiba di level tiga, mereka berharap bisa beristirahat sejenak tapi malah disodorkan pertempuran berikutnya.“Aku penguji yang baik hati!” ujar sosok melalui pengeras suara. “Aku tidak akan membebani kalian dengan tantangan-tantangan yang berat dan sulit. Tantangan kali ini hanya satu. Kalian harus menemukan batas dari lapangan ini. Hanya akan terpilih 20 peserta pertama yang berhasil menemukan batas terluar dari lapangan yang akan lolos ke tahap berikutnya.”Semuanya berbisik-bisik. Dari sisa 40 summoner akan tereliminasi menjadi separuhnya. Semuanya mulai bersemangat dan mengempaskan rasa lelah serta ketegangan sebelumnya. Kini mereka menyambut tantangan baru

  • Pengendali Arwah Terakhir   109| Lapangan Tanpa Batas

    “Mencoba membunuh kami dengan barang ini?” sindir salah seorang summoner. Tapi, dia tetap nekat membuka kotak hadiahnya. Matanya langsung berbinar-binar ketika melihat sebuah gaun yang sangat cantik di sana. “Wah! Bagaimana kau tahu kalau aku sangat menginginkan gaun yang cantik ini?”“Saatnya membuka kotak hadiah!” seru seorang summoner makanan. Dia menjerit karena mendapatkan banyak sekali koin emas.“Eryk, kau mendapatkan apa?” tanya White.Eryk membuka kotak hadiahnya dan dia mendapat sebuah cangkang kerang besar yang terbuat dari kristal. “Aku tidak tahu apakah benda ini bisa berguna? Bagaimana denganmu?” balas Eryk.White membuka kotak hadiahnya dan menunjukkan sebuah pena yang terbuat dari bulu angsa. Pena itu memiliki tinta beracun dengan kadar yang sangat kuat.“Oh, aku mendapatkan beberapa penjepit rambut emas di sini. Tidak terlalu buruk,” ujar Rosemary.Lalu mereka menoleh kepada Black. “Kenapa kau belum membuka kotak hadiahmu, Black?”“Aku terlalu takut untuk membukan

  • Pengendali Arwah Terakhir   108| Hadiah di Level Dua

    “Kompetisi baru saja dimulai,” gumam seseorang yang berada di depan monitor pengawas area level dua.Sosok dalam jubah hitam itu menekan sebuah tombol.Usai menyelamatkan para summoner yang hampir terperosok ke dalam lubang kawah, Eryk dan yang lain mulai bergegas berlari untuk mencari tempat lain yang tidak begitu banyak jebakan. “Menurutku memang sebaiknya kita kembali ke kota. Hutan ini sama sekali tidak aman. Dan aku tidak yakin akan ada pintu keluar di hutan ini.”“Maafkan aku,” ujar Rosemary. “”Aku sudah memberikan saran yang keliru.”“Tidak ada yang perlu disesali, Rose. Kita semua sedang berjuang dan mencoba usaha yang terbaik.” Mereka pun kembali ke kota. Saat dalam perjalanan menuju ke alun-alun, mereka melihat ada banyak sekali summoner yang mati, terjebak dalam sebuah pertempuran, maupun dengan saling serang dengan rekan satu tim. Semuanya seolah sudah disiapkan oleh penguji di level dua ini.“Aku malah curiga area level dua ini sama sekali tidak memiliki jalan keluar,”

  • Pengendali Arwah Terakhir   107| Tantangan Tanpa Aturan

    “Mata-mata summoner gagak?” tanya Eryk. “Kurasa itu sedikit mustahil. Jika memang benar negeri bayangan ini menjunjung tinggi peraturan dan keadilan.”Percakapan mereka terpotong oleh sebuah pengumuman.“Peserta sekalian, di malam yang sangat menegangkan ini, kami akan memberikan sedikit kejutan untuk kalian. Kompetisi akan dilakukan lebih awal dari jadwal yang seharusnya.”Kedua roh summon Eryk dan juga Rosemary terkejut mendengar suara dari pengeras suara. Padahal mereka yakin kompetisi baru akan dilakukan besok pagi. Tiba-tiba saja jadwal dipercepat malam ini dan mereka belum ada persiapan.“Pengujian pada level dua kali ini sedikit berbeda. Kalian tidak perlu datang ke arena. Kita akan melakukannya di tempat terbuka.”Tidak hanya Eryk, para summoner yang ada di lantai level dua pun dengan jelas mendengar pengumuman tersebut. Mereka semua mulai berhamburan keluar dari rumah dan tempat nyamannya masing-masing. Para summoner tersebut berkumpul di alun-alun dan memenuhi jalan-jalan d

DMCA.com Protection Status