Beranda / Fantasi / Pengendali Arwah Terakhir / 80| Aku Belum Mencobanya

Share

80| Aku Belum Mencobanya

Penulis: Roe_Roe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Meski menggerutu, Lizard pun tetap melakukan apa yang diperintahkan oleh Black Widow. Summoner kadal itu mulai menggerakkan roh-roh summonnya di sekitar kaki Eryk. Sehingga, mau tidak mau, Eryk pun harus bergerak, jika tidak ingin dimangsa sampai habis oleh para kadal-kadal beracun itu.

Di belakangnya, Barbro juga bernasib serupa. Dia dikelilingi oleh laba-laba besar yang terus memaksa dan mendorongnya untuk bergerak mengikuti Eryk.

Mereka berdua dipaksa menuju ke arah pintu samping. Jika salah satu dari mereka melawan, maka yang lainnya ikut menjadi korban. Tidak ada pilihan bagi keduanya untuk kabur sendirian. Tidak ada jalan keluar.

‘Setidaknya, Sam dan Joker sepertinya berhasil melarikan diri,’ pikir Barbro.

Eryk pikir mereka akan dikirim keluar menuju ke koridor utama. Tapi sebaliknya, dia dan Barbro malah dibawa masuk lebih jauh ke balik pintu samping itu. Di sana ada sebuah ruangan kecil tidak berjendela. Ruangan itu hanya diterangi oleh bohlam kekuningan yang cahayanya remang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengendali Arwah Terakhir   81| Bertukar Tubuh

    “Coba saja kalau kau begitu penasaran,” gumam Barbro dengan wajah acuh tidak acuh. Tampaknya Barbro sudah tidak mampu lagi menjelaskan. ‘Biar Eryk merasakan sendiri dan membuktikannya jika memang dia mampu,’ pikir Barbro.Eryk berpaling dari Barbro. Dia duduk di lantai di tengah-tengah ruangan sambil memejamkan mata seolah-olah tengah bermeditasi. Eryk tidak pernah membayangkan hidupnya akan berubah seolah-olah dia masuk ke dalam dunia Alice.Beberapa bulan yang lalu dia hanya seorang mahasiswa kutu buku yang tidak memiliki teman. Dia bahkan diasingkan oleh keluarganya. Tapi, siapa sangka saat ini dia seorang pengendali roh summon.Sampai beberapa hari yang lalu, Eryk belum bisa memanggil roh-roh summon dari beberapa jenis burung yang berbeda. Hanya White dan Black yang selalu bersamanya. Tapi, setidaknya saat ini Eryk sudah bisa memanggil kawanan roh gagak dan burung hantu dengan keinginan dan kesadarannya sendiri.‘Tentu aku juga bisa mengubah diriku menjadi burung itu sendiri,’ p

  • Pengendali Arwah Terakhir   82| Menjadi Seekor Burung Hantu

    “Eryk?” Kali ini suara Barbro lebih tenang dan lirih.Pusaran angin perlahan mereda. Barbro berlutut di tempatnya sambil menahan sakit luar biasa di punggung pasca terlempar ke dinding. Setelah angin benar-benar hilang, Barbro tidak melihat Eryk di mana pun. Tapi, dia melihat seekor burung hantu putih.“White? Kaukah itu? Di mana Eryk?”“Apa maksudmu Barbro?” Burung hantu putih itu berbicara, namun mengeluarkan suara Eryk. “Aku di sini dari tadi.”“Kau… Eryk?”"Ya! Ini aku, Eryk Wayland!”Barbro tersentak mundur dan jatuh duduk. Dia benar-benar melongo dan membuka mata lebar-lebar.“Tidak mungkin! Kau… berhasil? Kau berhasil berubah menjadi seekor burung hantu persis menyerupai roh summon milikmu?”“Sepertinya konsepmu keliru tentang ‘berubah’,” ujar Eryk agak kecewa. “Pantas saja tidak ada satu pun dari kalian yang bisa berubah ke bentuk roh summon kalian masing-masing. Aku tidak berubah menjadi seekor burung hantu, meski kelihatannya begitu. Aku tetaplah aku–satu sosok manusia. Hany

  • Pengendali Arwah Terakhir   83| Makam Para Summoner

    Eryk mulai panik ketika Black dan kawanan roh burung malam yang lain mulai mendarat di makam. Black dan yang lain bertengger masing-masing di atas sebuah batu nisan yang terbuat dari batu marmer hitam.Eryk pun mendarat. Tapi dia bertanya-tanya bagaimana caranya kembali menjadi manusia. Eryk berusaha berkonsentrasi keras seperti yang dia lakukan ketika ingin mengubah dirinya menjadi seekor burung.Sesuatu rasanya ditarik keluar dari dadanya. Secara mengejutkan, tiba-tiba saja dia jatuh terduduk dan di depannya White sudah terbang rendah di dekat Eryk.“Wah, ternyata jauh lebih mudah daripada ketika mengubah diriku menjadi seekor burung,” ujar Eryk. “Kali ini juga tidak sesakit sebelumnya.”“Mulai sekarang, kau hanya perlu memanggilku dan memikirkan tentang perubahan apa yang kau inginkan. Maka, aku akan datang menghampirimu. Ingat, aku adalah roh bukan burung biasa.”Eryk menghembuskan napas yang amat sangat dalam. Tidak berapa lama tubuhnya sudah kembali berbobot dan berat. Dia meras

  • Pengendali Arwah Terakhir   84| Memanggil Roh-Roh Burung Malam

    Eryk mulai berbicara dengan cukup keras agar suaranya bisa terdengar oleh seluruh roh summmon yang berkumpul.“Hai, guys!” sapa Eryk dengan penuh kehati-hatian dan canggung. “Terima kasih kalian telah datang.”Seluruh roh summon burung malam itu hanya menatap Eryk dengan pandangan datar. Ssap-asap hitam seperti menguap dari sekujur tubuh mereka setiap kali Eryk menatap mereka. Seolah-olah, asap-asap hitam tidak kasatmata itu adalah bagian dari kehidupan dan setiap tarikan napas mereka. Melihat pemandangan yang mengerikan itu, Eryk tiba-tiba merasa merinding.‘Aku tidak bisa begini,’ pikir Eryk. “Atau White dan Black akan menertawakanku.’Eryk mulai menegakkan badan dan meluruskan pakaiannya yang kumal dan memang sudah kusut. Dia menarik nafas dalam-dalam lalu bergantian menatap para roh summon burung malam itu dengan lekat. “Namaku Eryk Wayland, putra dari Elisabeth Wayland. Aku seorang summoner burung. Dan ini adalah makam ibuku.”Makam itu benar-benar hening. Tidak ada satupun buru

  • Pengendali Arwah Terakhir   85| Rune yang Rusak

    “Tolong, bebaskan kami!” pinta roh seekor mockingbird. “Kami semua sudah mengalami masa yang sulit ketika musim panas kelam dan juga setelahnya. Kami juga kehilangan orang-orang yang kami cintai. Dan dengan kekuatan sisa-sisa yang kami miliki, akhirnya kami bisa menyegel Venom di negeri orang-orang mati. Jika kami membukanya lagi, maka dia akan kembali ke dunia manusia. Resikonya terlalu besar jika dibandingkan hanya untuk menolong seorang gadis manusia.”Eryk tampak kesal. “Dia bukan hanya seorang gadis manusia.”Burung hantu tua berwarna kelabu mendekat pada Eryk. “Dia memang seorang summoner bahkan cucu dari Evan Harris. Seharusnya dia tahu apa yang telah dia lakukan. Dia memiliki kapabilitas yang cukup untuk menyadari pilihan-pilihannya dan konsekuensi yang harus dia terima.”“Tolong, sudahi pertemuan ini dan bebaskan kami. Kami akan membantumu apa pun itu, tapi tidak untuk membuka portal ke negeri orang-orang mati,” ujar yang lain.Eryk tidak berdaya. Dia tidak bisa memaksa para

  • Pengendali Arwah Terakhir   86| Pergerakan Roh Summon

    Mereka duduk dengan tenang di dalam mobil kemah. Joker mulai menggerakkan jari-jarinya di atas keyboard dan melakukan pencarian di komputer.“Aku akan melakukan pencarian basis data mengenai pergerakan kekuatan roh-roh summon yang tidak biasa akhir-akhir ini. Semoga petunjuk itu bisa membawa kita kepada Alyssa.”Di layar monitor yang Joker tunjukkan, terlihat peta wilayah Kota Rockwool. Ada banyak sekali titik-titik berwarna merah yang menghiasi peta.“Apa maksud dari titik-titik merah itu?” tanya Eryk.“Aku membuat aplikasi. Di mana aplikasi ini bisa membaca pergerakan dan energi para roh summon. Tapi, aplikasi ini belum sempurna. Dia hanya bisa membaca pergerakan energi roh summon dalam ukuran besar. Titik merah pada layar monitor yang kalian lihat adalah para roh summon dengan kekuatan besar yang ada di dalam wilayah Rockwool. Sedangkan yang tidak terbaca di layar monitor, mungkin jumlahnya jauh lebih besar.”“Aku mengerti,” ujar White. “Alyssa adalah summoner kuat. Tentu saja roh

  • Pengendali Arwah Terakhir   87| Portal yang Rusak

    “Penyusup! Penyusup!” Teriak seekor roh kelelawar dengan taring-taring tajam.Tiba-tiba roh kelelawar itu melesat ke arah Eryk dan Joker. Sepasang mata merahnya berkilat tajam. Joker mengayunkan cakarnya untuk menyerang roh kelelawar itu sampai sayapnya koyak.“Tunggu, hentikan!” seru Eryk. “Dia adalah roh summon penjaga di kediaman Evan Harris. Kurasa dia tidak berbahaya.”“Tentu saja dia berbahaya. Karena dia mengira kita sebagai penyusup. Yeah, meskipun secara teknis kita memang menyusup ke sini.”“Mungkin dia masih mengenaliku,” ujar Eryk memohon. Dia tidak tega jika harus menyakiti roh summon yang sudah kehilangan summonernya. “Percuma, dia sudah sekarat,” kata Joker. “Cobalah kalau kau ingin mengantarkan nyawamu padanya.”Eryk berjalan perlahan-lahan mendekati roh kelelawar yang terkapar itu. Dia tidak bisa lagi terbang karena sayapnya robek oleh cakar kucing Joker. Tapi sepasang matanya terus waspada dan memancarkan cahaya inframerah.“Penyusup,” ujar roh kelel

  • Pengendali Arwah Terakhir   88| Para Pencuri Roh Summon

    “Mereka telah mencuri ribuan roh summon liar yang sudah kami taklukan dan kumpulkan selama bertahun-tahun.”Alyssa memperhatikan bekas ruang bawah tanah yang kini menganga dengan lubang besar dan atapnya berbatasan langsung dengan udara bebas. “Sebelumnya, di sini kakek menyimpan para roh summon yang sudah tersegel. Seluruh roh summon itu tidak bisa kami gunakan. Tapi, kami menyegelnya untuk membuat mereka tidak berbahaya.”“Maksudmu, sekarang para destroyer summoner telah mengambil dan menguasai para roh summon yang deaktif itu untuk kepentingan mereka?”Alyssa mengangguk. “Sepertinya itu memang tujuan mereka sedari awal. Mereka muncul bukan untuk mendapatkan kakekku, melainkan ingin merebut koleksi roh summon yang kami miliki di sini. Dan… kakekku ada bonus mereka.”“Rupanya begitu,” gumam Joker. “Mereka juga datang mencariku dan merebut Owl Soul. Karena mereka tahu aku mengumpulkan benda-benda yang berhubungan dengan para summoner, seperti senjata yang pernah mereka gunakan. Sedan

Bab terbaru

  • Pengendali Arwah Terakhir   115| Ingin Kembali ke Level Seharusnya

    Alyssa dan Joker ditemani Wanda pergi untuk menemui sang Summoner Petir. Dia adalah seorang pria bertubuh tinggi besar dengan senjata tombak yang bisa memancarkan aliran listrik.Pria itu duduk berhadapan dengan Wanda di sebuah kafe. Sedangkan Alyssa dan Joker berdiri tidak jauh dari mereka, tapi tetap bisa mendengar percakapan keduanya.“Benarkah senjata yang dibuat oleh Iron telah membunuh Kayes?”Flash sang Summoner Petir terlihat sangat terkejut dengan informasi yang baru saja disampaikan oleh Wanda.Dengan muram, Wanda mengangguk. “Itu benar.”Tiba-tiba, Flash berdiri dan berteriak marah di hadapan Wnada.“Kenapa Kayes baru dibunuh sekarang? Apakah Iron bermaksud untuk menjebakku dan menjadikanku sebagai pelaku? Apakah Iron juga yang merebut roh summon tersegel itu dari tangan Sandra? Apakah dia yang membunuh Sandra waktu itu?”Wanda sangat geram. Dia pun berdiri tegak membelakangi jendela kafe dan menatap tajam pada Flash.“Kenapa kau bertanya itu padaku? Seharusnya, akulah yang

  • Pengendali Arwah Terakhir   114| Petunjuk dari Penjual Senjata

    “Joker?” kejut Alyssa dan Duri bersama-sama.“Belinda?” tanya Joker yang juga tidak kalah kaget ketika melihat kemunculan Alyssa di toko senjatanya.Alyssa menggeram dan mengepalkan tinju. “Jangan memanggilku dengan nama itu!”“Oh, sorry, aku lupa. Tapi, di antara kalangan Guardian Summoner, kau terkenal dengan nama Belinda si ular berbisa.”“Joker, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Alyssa. “Bukankah kau seharusnya berada di level sembilan?”Joker mengangkat kedua bahunya. “Kau bisa melihat sendiri. Aku sedang berdagang di sini. Mana mungkin aku melewatkan peluang untuk menghasilkan uang? Koleksi benda-benda antikku bisa aku jual dengan mudah di sini. Kau sendiri, maksudku kalian, apa yang membawa kalian sampai ke sini?”Alyssa mengembuskan napas berat. Dia menarik sebuah bangku di depan meja dan langsung duduk begitu saja tanpa dipersilahkan.Joker keluar dari balik meja counter yang memamerkan beragam jenis senjata langka dan pergi ke kulkas mini untuk mengambil sekaleng soda.“K

  • Pengendali Arwah Terakhir   113| Toko Senjata dan Perlengkapan Summoner

    “Aku tidak setuju dengan cara itu!” protes anggota Guardian Summoner yang lain. “Strategi itu akan membahayakan para warga desa.”“Seharusnya itu tidak perlu membuat kalian risau. Karena warga desa yang kalian maksud di sini, tidak lain adalah para summoner itu sendiri. Masing-masing dari mereka seharusnya memiliki kemampuan dan kapabilitas untuk bertarung dan melindungi diri. Dan sudah seharusnya warga desa tersebut tidak berleha-leha melainkan ikut berjuang bersama kita melawan para perusak.”“Tapi–”Alyssa menatap tajam pada pemuda keras kepala itu. “Pertempuran kali ini sepenuhnya diatur olehku–Alyssa Harris, wakil ketua Guardian Summoner. Mohon patuhi perintahku!”Usai pertemuan yang tidak berjalan lancar itu, mereka akhirnya membubarkan diri. Alyssa kembali ke kota, ke tempat penginapannya berada. Dia berjalan didampingi dengan Duri.Duri tampil dengan pakaian kesatria, meski kulitnya tetap berwarna hijau. Tubuh Duri saat berwujud asli tampak sangat kuat dan berotot. Dia selalu

  • Pengendali Arwah Terakhir   112| Area Level Khusus

    Usai hadiah utama diberikan yang dimenangkan oleh Eryk, tiba-tiba lapangan luas yang seolah tidak terbatas itu, kini berubah menjadi sebuah kota. Penampakan kota yang serupa dengan kota-kota di level satu dan dua.Eryk dan peserta yang lain baru menyadari, bahwa lapangan yang baru saja mereka lihat adalah pulau melayang tempat arena pertandingan biasanya dilakukan.Lizard segera melarikan diri secepat kakinya bisa melangkah. Tapi, pihak penguji seolah membiarkan hal itu. “Kenapa kau membiarkannya saat tahu dia berbuat curang?” teriak Rosemary pada sang penguji level tiga melalui pengeras suara di hadapannya.“Sesuai aturan yang telah kami jelaskan,” jawab sang penguji. “Aturan yang berlaku di negeri bayangan hanyalah akan menindak para summoner yang saling membunuh. Persoalan tentang pencurian dan kejahatan lain, pihak penguji dan penyelenggara tidak akan melakukan tindakan apa pun. Tapi, karena sekarang kalian masih berada di area level tiga. Meski pertandingan sudah berakhir, aku m

  • Pengendali Arwah Terakhir   111| Pencuri Ramuan Penyembuh

    Rupanya, kembali ke pusat arena kompetisi jauh lebih merepotkan dan sulit daripada pergi meninggalkannya untuk mencari batas terluar lapangan. Eryk sempat tersesat beberapa kali hingga berjalan terlalu jauh. Tapi, mereka mulai menemukan para summoner yang berlari paling akhir dan melambat.“Kita sudah semakin dekat dengan pusat arena. Sebentar lagi seharusnya pusat lapangan terlihat.”“Hey, Anak Muda!” sapa sang summoner kura-kura yang berjalan dengan pelan. Dia mengendarai kura-kuranya. “Kenapa kau kembali ke pusat arena? Apakah kau menemukan batasnya? Seharusnya kau lewati batas itu agar bisa selamat.”“Maaf, Pak Tua, sepertinya kami gagal menemukan batas terluar dari lapangan ini. Terlalu luas dan mustahil. Kami bahkan belum menjangkaunya sama sekali meski sudah satu jam berlari.”“Astaga, jika kalian yang sekuat dan sehebat ini saja tidak bisa menemukannya, bagaimana dengan aku dan kura-kuraku yang berjalan sangat lambat ini? Butuh waktu berapa ratus tahun agar kami bisa sampai k

  • Pengendali Arwah Terakhir   110| Kembali ke Titik Awal

    “Perhatikan semuanya!” seru sang penguji melalui pengeras suara. “Tantangan di level tiga akan langsung kita laksanakan tanpa jeda istirahat. Kalian akan bisa beristirahat setelah melalui tantangan ini.”Semua orang ribut-ribut. Mereka belum usai menenangkan diri pasca ketegangan di tantangan level dua sebelumnya. Dan kini saat tiba di level tiga, mereka berharap bisa beristirahat sejenak tapi malah disodorkan pertempuran berikutnya.“Aku penguji yang baik hati!” ujar sosok melalui pengeras suara. “Aku tidak akan membebani kalian dengan tantangan-tantangan yang berat dan sulit. Tantangan kali ini hanya satu. Kalian harus menemukan batas dari lapangan ini. Hanya akan terpilih 20 peserta pertama yang berhasil menemukan batas terluar dari lapangan yang akan lolos ke tahap berikutnya.”Semuanya berbisik-bisik. Dari sisa 40 summoner akan tereliminasi menjadi separuhnya. Semuanya mulai bersemangat dan mengempaskan rasa lelah serta ketegangan sebelumnya. Kini mereka menyambut tantangan baru

  • Pengendali Arwah Terakhir   109| Lapangan Tanpa Batas

    “Mencoba membunuh kami dengan barang ini?” sindir salah seorang summoner. Tapi, dia tetap nekat membuka kotak hadiahnya. Matanya langsung berbinar-binar ketika melihat sebuah gaun yang sangat cantik di sana. “Wah! Bagaimana kau tahu kalau aku sangat menginginkan gaun yang cantik ini?”“Saatnya membuka kotak hadiah!” seru seorang summoner makanan. Dia menjerit karena mendapatkan banyak sekali koin emas.“Eryk, kau mendapatkan apa?” tanya White.Eryk membuka kotak hadiahnya dan dia mendapat sebuah cangkang kerang besar yang terbuat dari kristal. “Aku tidak tahu apakah benda ini bisa berguna? Bagaimana denganmu?” balas Eryk.White membuka kotak hadiahnya dan menunjukkan sebuah pena yang terbuat dari bulu angsa. Pena itu memiliki tinta beracun dengan kadar yang sangat kuat.“Oh, aku mendapatkan beberapa penjepit rambut emas di sini. Tidak terlalu buruk,” ujar Rosemary.Lalu mereka menoleh kepada Black. “Kenapa kau belum membuka kotak hadiahmu, Black?”“Aku terlalu takut untuk membukan

  • Pengendali Arwah Terakhir   108| Hadiah di Level Dua

    “Kompetisi baru saja dimulai,” gumam seseorang yang berada di depan monitor pengawas area level dua.Sosok dalam jubah hitam itu menekan sebuah tombol.Usai menyelamatkan para summoner yang hampir terperosok ke dalam lubang kawah, Eryk dan yang lain mulai bergegas berlari untuk mencari tempat lain yang tidak begitu banyak jebakan. “Menurutku memang sebaiknya kita kembali ke kota. Hutan ini sama sekali tidak aman. Dan aku tidak yakin akan ada pintu keluar di hutan ini.”“Maafkan aku,” ujar Rosemary. “”Aku sudah memberikan saran yang keliru.”“Tidak ada yang perlu disesali, Rose. Kita semua sedang berjuang dan mencoba usaha yang terbaik.” Mereka pun kembali ke kota. Saat dalam perjalanan menuju ke alun-alun, mereka melihat ada banyak sekali summoner yang mati, terjebak dalam sebuah pertempuran, maupun dengan saling serang dengan rekan satu tim. Semuanya seolah sudah disiapkan oleh penguji di level dua ini.“Aku malah curiga area level dua ini sama sekali tidak memiliki jalan keluar,”

  • Pengendali Arwah Terakhir   107| Tantangan Tanpa Aturan

    “Mata-mata summoner gagak?” tanya Eryk. “Kurasa itu sedikit mustahil. Jika memang benar negeri bayangan ini menjunjung tinggi peraturan dan keadilan.”Percakapan mereka terpotong oleh sebuah pengumuman.“Peserta sekalian, di malam yang sangat menegangkan ini, kami akan memberikan sedikit kejutan untuk kalian. Kompetisi akan dilakukan lebih awal dari jadwal yang seharusnya.”Kedua roh summon Eryk dan juga Rosemary terkejut mendengar suara dari pengeras suara. Padahal mereka yakin kompetisi baru akan dilakukan besok pagi. Tiba-tiba saja jadwal dipercepat malam ini dan mereka belum ada persiapan.“Pengujian pada level dua kali ini sedikit berbeda. Kalian tidak perlu datang ke arena. Kita akan melakukannya di tempat terbuka.”Tidak hanya Eryk, para summoner yang ada di lantai level dua pun dengan jelas mendengar pengumuman tersebut. Mereka semua mulai berhamburan keluar dari rumah dan tempat nyamannya masing-masing. Para summoner tersebut berkumpul di alun-alun dan memenuhi jalan-jalan d

DMCA.com Protection Status