Ketika berada di bangku kelas 5 sekolah dasar. Kiren mulai mengagumi anak lelaki bernama Aaron Ryan. Tetapi pada saat itu Aaron malah mengungkapkan perasaannya pada Tanya lewat wawancara pemenang turnamen beladiri yang dia menangkan. Jadi, Kiren hanya bisa memenjarakan cinta, di dadanya. Dia menyukai Aaron sampai-sampai memilih sekolah yang sama dengan remaja tersebut. Selama ini cintanya hanya berlaku seperti bumi yang menjauhi matahari agar tidak terjadi kehancuran. Sampai Kiren mendapat kabar bahwa semua keluarga Tanya sudah musnah. Mungkin saat ini adalah keputusan yang tepat mendekati Aaron. Tapi sayang Aaron langsung menolak bahkan sebelum membaca surat cinta yang ia berikan. "Ayahku bilang keluarga Robert Quinn telah dipastikan mati pada malam tersebut. Hanya satu yang mungkin berhasil selamat, tapi siapa dia masih belum diberitahukan pada sembilan klan terkemuka lain. Klan Quinn masih merahasiakan identitasnya karena dia akan menjadi saksi kunci." Kiren membocorkan informasi
Matahari tidak lagi berada di pekarangan waktu menerangi bumi. Gelap sudah mengusirnya agar berkunjung lain kali saja. Masih seperti malam sebelum-sebelumnya, Ares menatap gadis di depannya dengan pertanyaan yang sama. Apakah seorang putri bisa memiliki kepribadian sepertinya? Gadis tersebut makan lebih banyak daripada manusia normal. Tanya yang dipandangi merasa risih. Dia menghentikan gigitan terhadap ikan yang ia pegang. "Kenapa?!""Nona makan lebih rakus daripada seekor monster.""Ini karena karena aku memuntahkan makananku tadi. Dan kau harus ingat itu karena ulahmu. Jadi, aku harus mendapatkan lebih banyak ikan."Setidaknya Ares mendapati alasan yang berbeda malam ini. Meskipun gadis itu tidak memuntahkan makananya. Dia akan tetap mengambil lebih banyak ikan daripada dirinya.Entah kenapa, Tanya semakin semena-mena terhadap Ares. Tapi Ares juga tidak memiliki langkah yang beragam dalam penanggulangannya. Gadis itu pasti akan menangis dengan suara yang keras jika dia berlaku k
Dalam hubungan manusia sebagai makhluk sosial. Seseorang akan diisolasi atau dipuja ketika memiliki perbedaan yang senjang dengan kebanyakan orang. Diskriminasi terhadap orang yang berbeda, akan semakin kuat jika perbedaan itu berpengaruh negatif terhadap ruang lingkup mayoritas. Termasuk pada anak yang Ares ceritakan. Tanya sendiri sudah merasakan diskriminasi kuat itu. Dia dikucilkan dari dunia beladiri karena tidak memiliki bakat untuk bertarung. Dan ketika kecantikannya lebih dari perempuan lain menjadi perbedaan yang disukai mayoritas orang. Dia cukup terhibur, dan ya, Tanya meyakinkan diri bahwa itu jalur pelarian yang bagus. Dia tidak ingin berbohong pada perasaannya lagi. Tanya sangat berharap bisa menjadi ahli beladiri yang diakui banyak orang. Bukan sebagai manusia yang hanya mengandalkan kecantikan untuk dikagumi. Tapi juga sebagai ahli beladiri yang disegani. "Apa aku akan berakhir menyedihkan seperti anak yang kau ceritakan?" Tanya memasang wajah khawatir. "Orang yang
Untuk pertama kalinya Tanya naik ke atas rumah pohon yang dibuat oleh Ares. Tanya sengaja meminta Ares mengantar ia lebih dulu ke atas karena sepertinya membuat tangga akan memakan waktu yang lama. Sambil memperhatikan Ares yang ada di bawah, Tanya bersenandung kecil memainkan kaki jenjangnya yang menjuntai. "Dia tampak sangat terobsesi membuat rumah pohon. Kalau dia mempunyai niat mesum dibalik ini semua. Aku akan menggigit lehernya lagi sampai putus," tekad Tanya jika saja sesuatu terjadi. Ares menghela napas, dia memang tidak lelah. Tapi merangkai serat pohon menjadi tali adalah pekerjaan yang membosankan. Ares merebahkan badanyanya dan tidak sengaja melihat sesuatu yang menarik di atas. Dia menjadikan satu tangannya sebuah teropong. "Aku harus berhasil melihat sesuatu sebelum dia menyadarinya!" seru Ares penuh tekad. Namun, tidak lama setelah itu gadis tersebut menarik kakinya lagi."Sepertinya dewa keberuntungan hanya memberi harapan palsu," gumam Ares kemudian. Dari rumah po
Ares menggunakan pedangnya yang dipinjam dari Tanya untuk menangkis anak panah yang berdatangan. Juga, monster ikan itu dapat memainkan energi roh untuk menciptakan serangan elemen air. Ares kewalahan menghadapi serangan bertumpuk yang datang ke arahnya. Jelas bahwa yang sedang ia lawan saat ini adalah monster tingkat tinggi. Monster itu menangguhkan serangan sejenak. Dia mendongak ke puncak air terjun seolah ada sesuatu, padahal tidak ada seorangpun yang terlihat dengan kasat mata di ujung pandangannya. Ares yang tahu apa yang menjadi perhatian monster tersebut menyela, "Apa kau kecewa temanmu hanya melihat dari sana?" Pandangan monster itu kembali kepada Ares dengan ekspresi terkejut. "Kau menyadarinya? Umumnya manusia tidak akan memiliki kesempatan untuk tahu. Tenyata kau cukup berkemampuan, ya?" "Akhirnya kau tidak mendiamkanku lagi. Tapi penilaian sepihakmu itu terlalu rendah.""Aku belum mengeluarkan semua kemampuan terbaik. Aku tidak berpikir kau adalah lawan yang tidak bis
Alltan sudah memusatkan kekuatan fisik dan rohnya pada dua serangan tadi. Serangan yang dia layangkan barusan menghabiskan tiga perempatan energi rohnya. Dia tidak lagi bisa menggunakan jurus naga air. Sekalipun bisa, itu tidak akan memiliki ukuran yang sama. Dia tidak memiliki serangan yang lebih kuat lagi untuk melawan Ares. Itu artinya kemenangan sudah diputuskan walau Alltan belum benar-benar tumbang. "Sepertinya aku akan berakhir di sini," gumam Alltan menoleh ke atas. "Henea! Jika kau tidak ingin dibunuh olehnya maka segera pergi melapor pada pemimpin. Ucapkan padanya kalau manusia itu lawan yang sangat kuat. Jangan datang padanya tanpa rencana yang matang!" teriak Alltan memperingatkan. Salah satu dari mereka harus ada yang hidup. Henea menelan salivanya, dua serangan memukau tersebut belum mampu membunuh Ares. Dan keberadaannya sedari awal memang sudah disadari. Kalau tidak pergi sekarang, tidak akan ada kesempatan selanjutnya untuk melarikan diri. Henea bergegas pergi deng
Tanya tetap berpura-pura tidur meski Ares telah mengancamnya dengan sebuah ciuman. Ketika kepala Ares mendekat, dia merasa jantungnya berdegup berkali-kali lebih cepat. Tanya menjadi ragu untuk tetap mempertahankan aktingnya. Takut kalau Ares benar-benar akan menciumnya. Dengan suara merdunya Ares berbisik lagi. "Aku tahu Nona sedang pura-pura tidur. Apa ini artinya Nona mengizinkanku mencicipi bib–" "Ja–jangan seenaknya menyimpulkan! Bagaimana kau tahu aku berpura-pura?!" Tanya tidak tahan untuk tidak mendorong lelaki itu, tanpa berani menumbuk mata Ares ia berbaring membelakangi, kemudian melanjutkan, "Aku hanya marah padamu! Jadi jangan menggodaku lagi!"Tanya terlalu gugup berhadapan dengan Ares saat ini. Pipinya mungkin juga sedang memerah, dia harus tetap menyembunyikan ekspresi bagaimana caranya. "Tentu saja aku tahu, semua ikan hanya menyisakan tulangnya saja. Terlalu banyak bukti yang Nona tinggalkan," jelas Ares. "Bisa saja kucing, cicak, atau
Henea meratapi tuannya yang gelisah. Setelah evakuasi besar-besaran yang mereka lakukan dalam semalam untuk meninggal hutan malapetaka. Dia masih tidak tahu kenapa tuannya begitu takut setelah dia melaporkan pertarungan Alltan dengan manusia yang dilihatnya. Dia berpikir tuannya jauh lebih kuat. "Tuan, aku tidak berpikir kita harus meninggalkan hutan malapetaka hanya karena manusia itu!" komentar Henea. . Membawa pasukan monster yang sangat banyak tuannya bergerak ke hutan lain. Di dunia yang masih separuhnya berbentuk kawasan berbahaya. Setidaknya ada 16 kawasan yang tidak mungkin dimasuki manusia. Mereka sedang menuju ke salah satu tempat paling dekat. "Kau tidak mengerti Henea. Dia bukanlah manusia. Orang yang dilawan Alltan adalah keberadaan yang bisa menghancurkan bumi kapanpun dia mau. Satu-satunya alasan kenapa dunia ini masih baik-baik saja sekarang. Itu karena bumi juga dihuni manusia.""Kalau dia sekuat itu. Lalu apa yang bisa kita lakukan?" tanya H
13 tahun kemudianDi sebuah apartemen bertingkat. Seorang wanita bercelemek abu-abu meniyicipi makanan di wajan. Dia tersenyum ketika makanan itu dirasa enak untuk dihidangkan sebagai menu sarapan. Kemudian, gadis kecil berusia kisaran 5 tahun keluar dari kamar mandi. Tanpa sehelai benang dia berjalan mengetuk kamar kakaknya. "Kak Ares! Giliran Kakak!" teriaknya. Tanya jadi menghela napas melihat anak perempuannya. Bagaimana bisa dia berkeliaran tanpa mengenakan handuk selepas mandi. Apa tubuhnya kebal akan rasa dingin? "Aaron!" Tanya berteriak, pagi-pagi begini dia sudah kewalahan menghadapi dua buah hati mereka sendirian. "Alice, keringkan badanmu lalu kenalan pakaianmu. Habis itu panggil papamu," pintanya. Gadis kecil itu menangguk. Setelah keluar dari kamarnya, dia memang mengenakan seragam tk-nya namun belum dikancing. Di tangannya menenteng rumpi biru ketika menuju kamar ayahnya. Ketika kembali, gadis itu sudah rapi dengan dasi dan pita di kepala. Di sampingnya ada seseorang
Flashback ... setelah pertempuran di markas pembunuh ....Cotan mengatakan, jika Aaron ingin mengetahui siapa identitas dirinya, maka dia harus bertanya kepada Ares. Setelah menyelesaikan pertarungan dengan pimpinan pembunuh Aaron benar-benar menanyakan perihal tersebut. Dia bertanya siapa sebenarnya Ares dan apakah dia mengetahui sesuatu tentang apa itu Silva. "Akan aku jelaskan secara sederhana. Sepuluh klan saat ini adalah keluarga bangsawan seribu tahun lalu. Kau seorang Silva, seorang yang seharusnya bertakhta sebagai Kaisar dan berhak memerintah mereka dan dunia.""Bagaimana aku harus mempercayai jawabanmu?" tanya Aaron."Aku tidak begitu peduli soal kepercayaanmu. Kau bertanya siapa dirimu ... dan aku menjawabnya. Aku tidak memiliki bukti selain fakta kau mempunyai elemen api. Tentang siapa aku. Kalau jawabannya aku adalah leluhurmu. Apa kau tidak akan percaya juga?""Sudah jelas, kan? Akan terlalu konyol jika kau mengaku sebagai leluhurku. Lagian elemenmu adalah es."Ares tert
PoV Tanya QuinnBeberapa bulan setelah perang berlalu... Tiada siapapun yang dapat menghentikan waktu. Ia terus melukis takdir meski beberapa manusia sepertiku enggan mengizinkannya. Dunia yang damai telah tercipta selayaknya keinginan Ares setelah mengorbankan diri. Dan, aku aman serta tetap hidup seperti harapan Ares dan kedua orang tuaku. Tanpa sadar masa-masa bersama mereka kian menjauh setiap detiknya. Sebenarnya banyak hal baik yang terjadi setelah perang berakhir. Mulai dari senyum abadi Kalista usai pernikahannya dengan Gilbert, invasi hutan yang lebih mudah, Imelda yang menemukan cintanya, hingga hal-hal kecil lain yang tidak bisa disebutkan satu-satu. Aku sama sekali tidak membenci keadaan ini, sungguh. Senyum setiap orang semakin mudah diciptakan dan itu juga membuatku senang. Tidak ada lagi hal mengkhawatirkan yang mungkin dapat menyebabkan senyum mereka hilang. Manusia benar-benar berada di puncak kelegaan. Namun, sepertinya ada yang kurang dalam diriku. Ketakutan yang
Pertarungan dasyat di belakang bukit berhenti menggetarkan medan perang. Monster abnormal yang sebelumnya mengarah ke kota Seal berhamburan ke sembarang arah. Sedangkan monster yang dapat berubah wujud sudah dikalahkan semua. Itu semua berkat strategi Gilbert yang luar biasa. Gilbert menghela napas legas karena Ares, Tanya, dan Aaron telah berhasil mengalahkan ratu monster. Dengan begitu perang telah usai, monster yang kehilangan pemimpin mereka kehilangan persatuan mereka. Terutama monster abnormal yang tidak dapat berpikir. "Istirahat!" tegas Kalista pada Gilbert yang berusaha tidak goyah. "Aku ingin tidur," jawab Gilbert memeluk Kalista. Membuat gadis itu menahan senyum. "Tidurlah, aku akan menjagamu."Kemudian beberapa pemimpin klan berkumpul. Di antaranya ada Alex Kairi dan Jivalov Finley. Kalista agak canggung dengan keadaan dirinya dan Gilbert. Apalagi setelah Aiden Quinn menghampiri. "Apa ada hal buruk yang terjadi pada Gilbert?" tanya Aiden Quinn. Kalista sedikit menund
Wajah Ares sama persis seperti Robert ketika meninggal Tanya di bibir hutan malapetaka. Tanya merasa hatinya sangat tidak enak terasa, tetapi dia sudah mencapai batas. Tidak mungkin baginya untuk berusaha mengejar Ares yang kembali melanjutkan pertarungan. Pandangannya kian memudar dan dia merasa tidak akan bertahan di langit. "A—aron? Kau tidak apa-apa?" Tanya bertanya dengan wajah yang khawatir namun lemah. Kepala Aaron dialiri banyak darah. Sorot matanya redup tetapi senyum menampik kelegaan. Dia memeluk Tanya, sayap di punggungnya tidak lagi dapat dipertahankan. Sama seperti Tanya, remaja tersebut sudah mencapai batasnya. Kemudian dia memposisikan tubuhnya di bawah Tanya ketika mereka jatuh. Saat membentur tanah. Aaron sepenuhnya kehilangan kesadaran karena benturan yang keras. Tetapi dia sempat tersenyum karena berhasil melindungi Tanya yang berada di pelukannya saat jatuh. Untuk terakhir kali, dia senang berada di samping gadis itu. "Dia melindungiku?" Tanya berusaha mencapa
"Seni api, Inferno Dragon!" seru Aaron. Naga lava api putih berkaki empat dengan sayap membentang mengejar Akira. Menyemburkan api sepanjang pergerakan yang menghanguskan semua target. Dari awan turun air bertekanan besar, memotong sayap naga tersebut hingga jatuh. Domain Tanya muncul di ujung perpindahan Akira dan menurunkan petir hitam. Akira terbang lebih tinggi setelah terkena serangan itu, namun tubuhnya dapat kembali pulih. Aaron menyerang bersamaan dengan Tanya. Pertarungan tiga orang di langit layaknya meteor berekor. Dua di antaranya sedangan mengapit satu target.Domain Tanya mengurangi kecepatan musuh sekaligus menambah kecepatannya. Sulit dipercaya Akira tetap bergerak lebih cepat dalam keadaan tersebut. Tanya menggertakkan gigi sebab beberapa moment dia masih bergantung pada perlindungan Aaron. Pedang Tanya mengeluarkan cahaya hijau yang menjalar-jalar. Akira memotong serangan Tanya yang datang dengan gerakan memutar. Ketika Aaron hendak melayangkan tebasan tiba-tiba,
Ares yang berada sedikit di depan Aaron lebih dulu menahan gempuran serangan Akira. Lelaki itu berhasil dijatuhkan ke kabut dingin yang ada di bawah setelah beradu pukulan hebat. Kemudian Akira sadar akan pedang yang dipegang gadis di punggung Aaron, tatapannya yang dingin berubah kebencian, ia beralih menargetkan mereka. Tanya telah memasang domain ke dua untuknya dan Aaron. Kondisi sempurna serta matang itu tetap saja terasa menyulitkan. Aaron berhasil menghindari tebasan pedang beraliran petir hitam. Akan tetapi gagal menyadari pukulan telak yang menyusul kemudian. Dia tidak akan sempat untuk menggerakkan tubuh dari pukulan yang mengarah pada gadis di punggungnya.Untungnya Ares yang kembali datang dari dalam kabut cekatan mengambil pukulan itu menggunakan beberapa gerakan tubuh. Menyelamatkan Tanya sekaligus membuat Akira sepuluh langkah menjauh dari mereka. Ares lanjut menyerang dengan kekuatan serta kecepatan yang ditingkatkan. Mereka terbang ke sana kemari dengan ketinggian y
"I—itu?" Wajah Tanya serius melihat gumpalan kegelapan yang memakan banyak ruang di langit. "Aku merasakan Gilbert serta para tetua ada di dalamnya. Apa mereka bisa mengatasi ini?" lanjutnya. Aiden Quinn langsung khawatir setelah mendengar ucapan cucunya. Ketika sampai di garis paling depan mereka sudah disambangi oleh keadaan tidak mengenakan itu. Apalagi di berbagai sudut perbukitan banyak ledakan akibat pertempuran. Dan dari jalan utama menuju keluarga cabang terus keluar monster abnormal. "Cara bertarung mereka tidak buruk. Masing-masing melawan satu monster kuat. Kemenangan harusnya masih bisa dimiliki manusia," jawab Aaron. "Kau benar. Mereka pasti tidak apa-apa." Walaupun itu adalah kalimat kepercayaan atas semuanya. Tanya menyadari kalau kakeknya masih khawatir.Gumpalan kegelapan tampak bereaksi. Ledakan udara memundurkan mereka bertiga. Kemudian bola lava api biru melobangi gumpalan kegelapan itu dan jatuh ke tengah-tengah ribuan monster di pintu masuk celah bukit ke kelu
Gilbert selalu bergantung pada kemampuan domain dan ragam gerakan efisien ketika bertarung. Belum pernah memikirkan seberapa banyak takaran energi yang bisa dimasukan ke tubuh fisik. Padahal, energi yang masuk ke tubuh fisik berpengaruh terhadap kecepatan dan ketahanan tubuh seseorang. Pertarungan melawan Hiden membuat ia sadar betapa pentingnya aspek itu untuk menjadi tak terkalahkan. Apalagi setelah Ares menjelaskan kalau kekuatan utama monster adalah regenerasi super dan ketahanan tubuh. Oleh karena itu, selagi persiapan perang Gilbert terus menyempatkan diri berlatih memasukan energi roh ke tubuh fisik. Hasil latihan itu langsung dia terapkan ke pertarungan tadi. Kemenangan pasti sulit dilihat jika saja perang dimulai sebelum pengalamannya melawan Hiden. Dia dapat dikatakan sudah menutup lubang kelemahan di gaya bertarungnya yang sekarang. Mezaluna tidak main-main dengan perkataannya yang meminta Gilbert berhati-hati. Elemen kegelapan layaknya badai darinya menyebarkan suasana