Tanya tetap berpura-pura tidur meski Ares telah mengancamnya dengan sebuah ciuman. Ketika kepala Ares mendekat, dia merasa jantungnya berdegup berkali-kali lebih cepat. Tanya menjadi ragu untuk tetap mempertahankan aktingnya. Takut kalau Ares benar-benar akan menciumnya. Dengan suara merdunya Ares berbisik lagi. "Aku tahu Nona sedang pura-pura tidur. Apa ini artinya Nona mengizinkanku mencicipi bib–" "Ja–jangan seenaknya menyimpulkan! Bagaimana kau tahu aku berpura-pura?!" Tanya tidak tahan untuk tidak mendorong lelaki itu, tanpa berani menumbuk mata Ares ia berbaring membelakangi, kemudian melanjutkan, "Aku hanya marah padamu! Jadi jangan menggodaku lagi!"Tanya terlalu gugup berhadapan dengan Ares saat ini. Pipinya mungkin juga sedang memerah, dia harus tetap menyembunyikan ekspresi bagaimana caranya. "Tentu saja aku tahu, semua ikan hanya menyisakan tulangnya saja. Terlalu banyak bukti yang Nona tinggalkan," jelas Ares. "Bisa saja kucing, cicak, atau
Henea meratapi tuannya yang gelisah. Setelah evakuasi besar-besaran yang mereka lakukan dalam semalam untuk meninggal hutan malapetaka. Dia masih tidak tahu kenapa tuannya begitu takut setelah dia melaporkan pertarungan Alltan dengan manusia yang dilihatnya. Dia berpikir tuannya jauh lebih kuat. "Tuan, aku tidak berpikir kita harus meninggalkan hutan malapetaka hanya karena manusia itu!" komentar Henea. . Membawa pasukan monster yang sangat banyak tuannya bergerak ke hutan lain. Di dunia yang masih separuhnya berbentuk kawasan berbahaya. Setidaknya ada 16 kawasan yang tidak mungkin dimasuki manusia. Mereka sedang menuju ke salah satu tempat paling dekat. "Kau tidak mengerti Henea. Dia bukanlah manusia. Orang yang dilawan Alltan adalah keberadaan yang bisa menghancurkan bumi kapanpun dia mau. Satu-satunya alasan kenapa dunia ini masih baik-baik saja sekarang. Itu karena bumi juga dihuni manusia.""Kalau dia sekuat itu. Lalu apa yang bisa kita lakukan?" tanya H
"Sial! Jangan lari kalian!" teriak Tanya yang sudah hampir menghabiskan seluruh napasnya untuk mengejar. Tidak ada satupun kelinci yang berhasil dia tangkap. "Mereka sangat lincah dan juga cepat," keluhnya. "Nona kira mereka bawahan Nona yang siap sedia menyerahkan diri? Bukannya mendapat, mereka akan malah melarikan diri jika diteriaki," sela Ares mendekat pada Tanya yang berbaring menstabilkan napas. Gadis itu menoleh pada Ares yang sudah memegang seekor kelinci, dia kemudian membalas, "Kau tidak curang, kan? Perjanjian batal jika kamu menggunakan kekuatan Dewa-mu!" Sebelum berangkat dia dan Ares memang sudah membuat peraturan permainan. Siapa yang menangkap kelinci paling banyak akan mendapatkan pembagian makanan lebih banyak pula. Agar berjalan dengan adil Tanya mengajukan syarat agar lelaki tersebut tidak boleh menggunakan kemampuan dewanya. Tanya tidak menduga menangkap kelinci akan sangat sulit. Mereka tidak hanya cepat, tapi juga sangat lincah. Padahal di kebun binatang ya
Karena tidak lagi memburu monster di hutan. Waktu yang tersisa setelah berlatih mempertahankan energi roh dipakai oleh Ares untuk melatih Tanya dalam segi teknik gerakkan beladiri. Ares meminta gadis itu untuk diam mempertahan kuda-kuda. Tanya sama sekali tidak menyukai latihan fisik seperti ini. Setiap malam dia merasakan sakit di berbagai bagian tubuhnya. "Latihan yang rutin dilakukan akan membuat gerakan Nona semakin intens.""Berapa lama aku harus seperti ini? Apa hanya ini gerakkan bela diri yang kau tahu? Aku sudah bosan melakukannya setiap hari.""Kuda-kuda yang Nona pakai masih memiliki banyak celah." Ares menyenggol kaki Tanya hingga perempuan tersebut jatuh dan mengumpat, "Sialan! Kau ingin mati, hah?!" Tanya bangun lalu melayangkan pukulan emosi pada Ares. Tentu saja, pukulan payah tersebut dengan mudah ditangkap lelaki itu. Tanya memberontak saat tubuhnya yang kurang sebahu Ares sedikit terangkat. Dia susah payah berjinjit untuk mempertahankan kakinya tetap menginjak ta
Kuitansi waktu berlatih bersama Ares akan Tanya terima satu bulan lagi. Latihan mempertahankan energi roh agar tidak tercuri di hutan mati malapetaka selama dua bulan terakhir berkembang ke tahap yang diharapkan. Tanya sudah berhasil sepenuhnya memasuki hutan mati tanpa kehilangan energi roh. Dengan begitu dia sudah mampu secara bebas menghirup energi dari kehidupan sekitar. Seiring dengan itu, gerakkannya dalam bertarung juga sudah berkembang pesat. Bahkan, dia telah menguasai teknik pedang yang diajarkan Ares.Selanjutnya, Tanya harus menyempurnakan latihan memasukkan energi roh ke tubuh fisik. Lebih tepatnya dia sudah masuk dalam ranah latihan beladiri seperti para ahli beladiri pada umumnya. Hal ini tidak sesederhana yang sebelumnya ia pikirkan. Menurut penjelasan Ares, ada tiga hal utama yang harus lebih didahulukan dalam berlatih.Pertama, seberapa banyak energi yang bisa dimasukkan ke penglihatan. Hal ini penting mengingat mata adalah indra utama seseorang dalam memproyeksikan
Tanya tidak bisa menahan diri untuk tidak menampil wajah bingung. Kata-kata Ares terhenti tiba-tiba sambil menatap dirinya intens. Seolah Ares baru menyadari sesuatu yang besar. "Kenapa?" "Tidak ada apa-apa." Ares memperhatikan tangannya kembali. Tidak ada lagi bekas gigitan atau darah, tangannya sembuh tanpa bekas. Dia bahkan belum sempat menyadari apa yang telah terjadi. "Apa karena luka di tanganmu sudah sembuh?" tanya Tanya. "Nona ingat saat menggigitku barusan?" Ares balik bertanya. "Ya, aku sadar dengan apa yang aku lakukan. Tapi bukan berarti aku mesum! Aku hanya tidak bisa mengendalikannya."Sama seperti penjelasan Ares tadi. Tanya tidak bisa menahan keserakahan untuk terus menyesap energinya. Dia sadar dengan hal tersebut namun tidak bisa menahan keinginan untuk mendapatkan lebih banyak energi. "Nona memiliki kekuatan penyembuhan. Sepertinya tidak hanya terbatas pada tubuh Nona saja. Tapi orang lain juga. Sangat menakjubkan, aku bahkan tidak sempat menyadarinya.""Aku?
Tidak terasa selama tiga bulan Tanya membangun kebersamaan dengan Ares di hutan malapetaka sejak pertama kali mereka bertemu. Dan seminggu dari sekarang klan Quinn akan mengadakan pemilihan pemimpin klan yang baru. Sesuai kesepakatan, Tanya akan pulang hari ini. Dia bertanya-tanya apakah Ares memiliki perasaan untuk terus bersamanya atau tidak. Jujur saja, dia berharap laki-laki itu mau ikut dengannya keluar hutan. Tanya ikut bersiap setelah melihat Ares yang sudah memperagakan kuda-kuda bertarung. Perasaan Tanya sama sekali tidak bisa dijelaskan. Aneh rasanya hari ini telah tiba. Hari di mana mereka harus berpisah. "Kedepannya kita tidak akan bertarung lagi," imbuh Tanya. "Ya, aku tahu. Aku akan mengantarkan Nona keluar hutan setelah kita bertarung. Anggap ini ujian terakhir Nona."Tidak ada ekspresi sedih atau yang lainnya saat Ares menjawab. Dan tentu saja itu membuat Tanya kesal. Dia berharap setidaknya ada sedikit saja rasa sedih yang dirasakan laki-laki itu. Sedikit saja. 'A
Ares dan Tanya akhirnya berlari kecil menuju luar hutan. Tanya memandangi tangannya yang dipegang oleh laki-laki tersebut sambil menyembunyikan senyum. Ares menuntunnya berlari ke depan, punggungnya nampak tegap dan kokoh, jantung Tanya semakin berdegup tidak karuan. 'Sial, apa aku menyukai pria mesum ini?' Tanya setengah ragu dalam hati berkata. Dia semakin mengembangkan senyum di setiap langkah. Bukan hanya dari sisi tarikan Tanya untuk mengambil energinya. Tapi Ares membantu gadis tersebut dengan cara mendorong energinya mengalir masuk lebih deras. Tanya mendapat banyak energi dengan cepat. Energi Ares memang yang terbaik. Sensasi menyerap energinya sangat candu bagi Tanya. Dia sudah menyerap energi kehidupan dari berbagai kehidupan di hutan. Namun, tidak ada yang semanis dan semenyegarkan milik lelaki tersebut. Cukup lama berlari Ares menghentikan langkahnya di tengah jalan. Tanya ikut berhenti sambil menampilkan ekspresi bingung. "Kenapa?" "Lima kilometer lagi kita akan ber
13 tahun kemudianDi sebuah apartemen bertingkat. Seorang wanita bercelemek abu-abu meniyicipi makanan di wajan. Dia tersenyum ketika makanan itu dirasa enak untuk dihidangkan sebagai menu sarapan. Kemudian, gadis kecil berusia kisaran 5 tahun keluar dari kamar mandi. Tanpa sehelai benang dia berjalan mengetuk kamar kakaknya. "Kak Ares! Giliran Kakak!" teriaknya. Tanya jadi menghela napas melihat anak perempuannya. Bagaimana bisa dia berkeliaran tanpa mengenakan handuk selepas mandi. Apa tubuhnya kebal akan rasa dingin? "Aaron!" Tanya berteriak, pagi-pagi begini dia sudah kewalahan menghadapi dua buah hati mereka sendirian. "Alice, keringkan badanmu lalu kenalan pakaianmu. Habis itu panggil papamu," pintanya. Gadis kecil itu menangguk. Setelah keluar dari kamarnya, dia memang mengenakan seragam tk-nya namun belum dikancing. Di tangannya menenteng rumpi biru ketika menuju kamar ayahnya. Ketika kembali, gadis itu sudah rapi dengan dasi dan pita di kepala. Di sampingnya ada seseorang
Flashback ... setelah pertempuran di markas pembunuh ....Cotan mengatakan, jika Aaron ingin mengetahui siapa identitas dirinya, maka dia harus bertanya kepada Ares. Setelah menyelesaikan pertarungan dengan pimpinan pembunuh Aaron benar-benar menanyakan perihal tersebut. Dia bertanya siapa sebenarnya Ares dan apakah dia mengetahui sesuatu tentang apa itu Silva. "Akan aku jelaskan secara sederhana. Sepuluh klan saat ini adalah keluarga bangsawan seribu tahun lalu. Kau seorang Silva, seorang yang seharusnya bertakhta sebagai Kaisar dan berhak memerintah mereka dan dunia.""Bagaimana aku harus mempercayai jawabanmu?" tanya Aaron."Aku tidak begitu peduli soal kepercayaanmu. Kau bertanya siapa dirimu ... dan aku menjawabnya. Aku tidak memiliki bukti selain fakta kau mempunyai elemen api. Tentang siapa aku. Kalau jawabannya aku adalah leluhurmu. Apa kau tidak akan percaya juga?""Sudah jelas, kan? Akan terlalu konyol jika kau mengaku sebagai leluhurku. Lagian elemenmu adalah es."Ares tert
PoV Tanya QuinnBeberapa bulan setelah perang berlalu... Tiada siapapun yang dapat menghentikan waktu. Ia terus melukis takdir meski beberapa manusia sepertiku enggan mengizinkannya. Dunia yang damai telah tercipta selayaknya keinginan Ares setelah mengorbankan diri. Dan, aku aman serta tetap hidup seperti harapan Ares dan kedua orang tuaku. Tanpa sadar masa-masa bersama mereka kian menjauh setiap detiknya. Sebenarnya banyak hal baik yang terjadi setelah perang berakhir. Mulai dari senyum abadi Kalista usai pernikahannya dengan Gilbert, invasi hutan yang lebih mudah, Imelda yang menemukan cintanya, hingga hal-hal kecil lain yang tidak bisa disebutkan satu-satu. Aku sama sekali tidak membenci keadaan ini, sungguh. Senyum setiap orang semakin mudah diciptakan dan itu juga membuatku senang. Tidak ada lagi hal mengkhawatirkan yang mungkin dapat menyebabkan senyum mereka hilang. Manusia benar-benar berada di puncak kelegaan. Namun, sepertinya ada yang kurang dalam diriku. Ketakutan yang
Pertarungan dasyat di belakang bukit berhenti menggetarkan medan perang. Monster abnormal yang sebelumnya mengarah ke kota Seal berhamburan ke sembarang arah. Sedangkan monster yang dapat berubah wujud sudah dikalahkan semua. Itu semua berkat strategi Gilbert yang luar biasa. Gilbert menghela napas legas karena Ares, Tanya, dan Aaron telah berhasil mengalahkan ratu monster. Dengan begitu perang telah usai, monster yang kehilangan pemimpin mereka kehilangan persatuan mereka. Terutama monster abnormal yang tidak dapat berpikir. "Istirahat!" tegas Kalista pada Gilbert yang berusaha tidak goyah. "Aku ingin tidur," jawab Gilbert memeluk Kalista. Membuat gadis itu menahan senyum. "Tidurlah, aku akan menjagamu."Kemudian beberapa pemimpin klan berkumpul. Di antaranya ada Alex Kairi dan Jivalov Finley. Kalista agak canggung dengan keadaan dirinya dan Gilbert. Apalagi setelah Aiden Quinn menghampiri. "Apa ada hal buruk yang terjadi pada Gilbert?" tanya Aiden Quinn. Kalista sedikit menund
Wajah Ares sama persis seperti Robert ketika meninggal Tanya di bibir hutan malapetaka. Tanya merasa hatinya sangat tidak enak terasa, tetapi dia sudah mencapai batas. Tidak mungkin baginya untuk berusaha mengejar Ares yang kembali melanjutkan pertarungan. Pandangannya kian memudar dan dia merasa tidak akan bertahan di langit. "A—aron? Kau tidak apa-apa?" Tanya bertanya dengan wajah yang khawatir namun lemah. Kepala Aaron dialiri banyak darah. Sorot matanya redup tetapi senyum menampik kelegaan. Dia memeluk Tanya, sayap di punggungnya tidak lagi dapat dipertahankan. Sama seperti Tanya, remaja tersebut sudah mencapai batasnya. Kemudian dia memposisikan tubuhnya di bawah Tanya ketika mereka jatuh. Saat membentur tanah. Aaron sepenuhnya kehilangan kesadaran karena benturan yang keras. Tetapi dia sempat tersenyum karena berhasil melindungi Tanya yang berada di pelukannya saat jatuh. Untuk terakhir kali, dia senang berada di samping gadis itu. "Dia melindungiku?" Tanya berusaha mencapa
"Seni api, Inferno Dragon!" seru Aaron. Naga lava api putih berkaki empat dengan sayap membentang mengejar Akira. Menyemburkan api sepanjang pergerakan yang menghanguskan semua target. Dari awan turun air bertekanan besar, memotong sayap naga tersebut hingga jatuh. Domain Tanya muncul di ujung perpindahan Akira dan menurunkan petir hitam. Akira terbang lebih tinggi setelah terkena serangan itu, namun tubuhnya dapat kembali pulih. Aaron menyerang bersamaan dengan Tanya. Pertarungan tiga orang di langit layaknya meteor berekor. Dua di antaranya sedangan mengapit satu target.Domain Tanya mengurangi kecepatan musuh sekaligus menambah kecepatannya. Sulit dipercaya Akira tetap bergerak lebih cepat dalam keadaan tersebut. Tanya menggertakkan gigi sebab beberapa moment dia masih bergantung pada perlindungan Aaron. Pedang Tanya mengeluarkan cahaya hijau yang menjalar-jalar. Akira memotong serangan Tanya yang datang dengan gerakan memutar. Ketika Aaron hendak melayangkan tebasan tiba-tiba,
Ares yang berada sedikit di depan Aaron lebih dulu menahan gempuran serangan Akira. Lelaki itu berhasil dijatuhkan ke kabut dingin yang ada di bawah setelah beradu pukulan hebat. Kemudian Akira sadar akan pedang yang dipegang gadis di punggung Aaron, tatapannya yang dingin berubah kebencian, ia beralih menargetkan mereka. Tanya telah memasang domain ke dua untuknya dan Aaron. Kondisi sempurna serta matang itu tetap saja terasa menyulitkan. Aaron berhasil menghindari tebasan pedang beraliran petir hitam. Akan tetapi gagal menyadari pukulan telak yang menyusul kemudian. Dia tidak akan sempat untuk menggerakkan tubuh dari pukulan yang mengarah pada gadis di punggungnya.Untungnya Ares yang kembali datang dari dalam kabut cekatan mengambil pukulan itu menggunakan beberapa gerakan tubuh. Menyelamatkan Tanya sekaligus membuat Akira sepuluh langkah menjauh dari mereka. Ares lanjut menyerang dengan kekuatan serta kecepatan yang ditingkatkan. Mereka terbang ke sana kemari dengan ketinggian y
"I—itu?" Wajah Tanya serius melihat gumpalan kegelapan yang memakan banyak ruang di langit. "Aku merasakan Gilbert serta para tetua ada di dalamnya. Apa mereka bisa mengatasi ini?" lanjutnya. Aiden Quinn langsung khawatir setelah mendengar ucapan cucunya. Ketika sampai di garis paling depan mereka sudah disambangi oleh keadaan tidak mengenakan itu. Apalagi di berbagai sudut perbukitan banyak ledakan akibat pertempuran. Dan dari jalan utama menuju keluarga cabang terus keluar monster abnormal. "Cara bertarung mereka tidak buruk. Masing-masing melawan satu monster kuat. Kemenangan harusnya masih bisa dimiliki manusia," jawab Aaron. "Kau benar. Mereka pasti tidak apa-apa." Walaupun itu adalah kalimat kepercayaan atas semuanya. Tanya menyadari kalau kakeknya masih khawatir.Gumpalan kegelapan tampak bereaksi. Ledakan udara memundurkan mereka bertiga. Kemudian bola lava api biru melobangi gumpalan kegelapan itu dan jatuh ke tengah-tengah ribuan monster di pintu masuk celah bukit ke kelu
Gilbert selalu bergantung pada kemampuan domain dan ragam gerakan efisien ketika bertarung. Belum pernah memikirkan seberapa banyak takaran energi yang bisa dimasukan ke tubuh fisik. Padahal, energi yang masuk ke tubuh fisik berpengaruh terhadap kecepatan dan ketahanan tubuh seseorang. Pertarungan melawan Hiden membuat ia sadar betapa pentingnya aspek itu untuk menjadi tak terkalahkan. Apalagi setelah Ares menjelaskan kalau kekuatan utama monster adalah regenerasi super dan ketahanan tubuh. Oleh karena itu, selagi persiapan perang Gilbert terus menyempatkan diri berlatih memasukan energi roh ke tubuh fisik. Hasil latihan itu langsung dia terapkan ke pertarungan tadi. Kemenangan pasti sulit dilihat jika saja perang dimulai sebelum pengalamannya melawan Hiden. Dia dapat dikatakan sudah menutup lubang kelemahan di gaya bertarungnya yang sekarang. Mezaluna tidak main-main dengan perkataannya yang meminta Gilbert berhati-hati. Elemen kegelapan layaknya badai darinya menyebarkan suasana