Ares dan Tanya akhirnya berlari kecil menuju luar hutan. Tanya memandangi tangannya yang dipegang oleh laki-laki tersebut sambil menyembunyikan senyum. Ares menuntunnya berlari ke depan, punggungnya nampak tegap dan kokoh, jantung Tanya semakin berdegup tidak karuan. 'Sial, apa aku menyukai pria mesum ini?' Tanya setengah ragu dalam hati berkata. Dia semakin mengembangkan senyum di setiap langkah. Bukan hanya dari sisi tarikan Tanya untuk mengambil energinya. Tapi Ares membantu gadis tersebut dengan cara mendorong energinya mengalir masuk lebih deras. Tanya mendapat banyak energi dengan cepat. Energi Ares memang yang terbaik. Sensasi menyerap energinya sangat candu bagi Tanya. Dia sudah menyerap energi kehidupan dari berbagai kehidupan di hutan. Namun, tidak ada yang semanis dan semenyegarkan milik lelaki tersebut. Cukup lama berlari Ares menghentikan langkahnya di tengah jalan. Tanya ikut berhenti sambil menampilkan ekspresi bingung. "Kenapa?" "Lima kilometer lagi kita akan ber
Tanya membuka kelopak matanya yang diterpa angin secara perlahan-lahan. Kepala serta sekujur tubuhnya terasa remuk dan dia tidak lagi memiliki banyak energi. Padahal, sebelumnya dia sudah banyak mengumpulkan energi yang didapat dari Ares maupun makhluk hidup lain di hutan. Yang bisa Tanya ingat saat Ares pergi, ia mendapat kekecewaan yang mendalam. Terpaksa melangkah ke luar hutan tanpa ditemani Ares namun sesaat setelah itu—Dia tidak ingat! "Nona sudah bangun? Serap energiku sebanyak yang Nona bisa! Aku akan mengantar Nona ke luar hutan," jelas Ares membuat Tanya tersadar sedang berada di mana. "Kenapa aku ada di punggungmu? Bukankah kau tidak peduli padaku? Apa kau setuju menjagaku di luar hutan? Apa kau berubah pikiran?" Rentetan pertanyaan antusias gadis itu merambat samar ke pendengaran Ares. Lelaki itu menjadi terdiam, sebab tahu banyak harapan terkandung dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tetapi dia masih tetap ragu apakah harus ikut bersamanya ke luar hutan atau tidak.
Addison–kepala pelayanan klan Quinn–langsung melaporkan kepada tuannya tentang kabar baik yang baru saja dia terima. Aiden melonjak senang dengan kabar tersebut hingga berniat untuk pergi malam itu juga untuk bertemu cucunya tanpa memperhatikan kesehatannya. Pada akhirnya Hiden meyakinkan ayahnya tersebut untuk menunggu Tanya pulang esok hari. "Apa cucuku baik-baik saja?" tanya Aiden, suaranya terdengar parau dan berat. "Nona muda sedikit terluka, tapi tidak dalam luka yang parah." Addison menjelaskan. "Atur kepulangannya ke kediaman utama. Dia saksi kunci tentang kejadian yang menimpa klan kita. Minta Alastair dan yang lainnya untuk mengawalnya dengan ketat!" perintah Hiden pada Addison. "Baik tuan!" Addison keluar pintu ruangan. Kini Hiden hanya berdua saja dengan ayahnya yang sakit. Faktor umur dan kabar pembantaian itu membebani pikiran dan tubuhnya yang tua. Semakin hari ke hari dalam tiga bulan terakhir kesehatan menjadi menurun drastis. "Ayah tolong sedikit bersabar. Tany
"Di–diserang?! Bagaimana bisa?" Mata Ainsley membulat dalam keterkejutan. Selama ini, belum ada satupun tindakan klan lain yang berani menyinggung klan Quinn. Siapa yang memiliki nyali besar hingga menyerang mereka yang merupakan keluarga cabang klan Quinn? "Tidak ada waktu untuk aku menjelaskan. Jalur masuk dan keluar pasti sudah mereka kuasai. Satu-satunya jalan hanyalah masuk ke hutan malapetaka yang luas. Pergilah ke sana dan jangan masuk terlalu jauh ke dalam sana. Aku akan menahan mereka," desak Robert. Akses jalan menuju kediaman keluarga cabang mereka hanya ada satu. Jalan tersebut diapit oleh dua gunung. Serangan besar-besaran malam ini pasti sudah melewati rencana matang hingga dapat melewati mereka yang berjaga di sana. Jika ke hutan malapetaka, setidaknya Tanya sulit untuk dikejar. "Tuan, musuh terlalu banyak, kita harus cepat!" Seorang pengawal berpakaian serba hitam datang melapor, di tangannya terdapat luka sayatan yang cukup parah. "Bertahanlah Niel. Kau lari bers
Cukup lama berjalan Tanya dan Ares akhirnya sampai di depan pemakaman. Ada dua pilar yang menjadi pintu gerbang tempat tersebut. Dan ada 2 pasang pilar gerbang lainnya jika masuk semakin ke dalam. Pilar-pilar itu menandakan sebuah jabatan di keluar cabang klan Quinn yang tinggal di dekat hutan malapetaka ini. Gerbang pertama, tepatnya yang ada di depan Tanya saat ini, adalah pintu masuk pemakaman para pelayan dan pengawal setia dari masa ke masa. Pemakaman selanjutnya memuat para tetua berserta orang-orang yang memiliki 'Quinn' di belakang nama mereka. Dan yang terakhir, makam putri-putri penjaga pedang terdahulu bersama keluarganya dari setiap generasi. Di sanalah Tanya sekarang berada setelah menaiki cukup banyak anak tangga. "Ibu ... Ayah ... Kenapa kalian tidak pernah kembali? Tanya jadi sendirian. Tanya tidak ingin menjadi seperti sang putri yang kehilangan segalanya. Tanya tidak ingin mengemban nasib sial ini!"Batu Nisan bertuliskan nama Robert Quinn dan Ainsley Quinn itu b
Iring-iringan mobil yang mengawal Tanya sedang menyusuri jalur hutan yang diapit oleh dua gunung. Dapat dipastikan bahwa tidak ada mobil lain yang lalu lalang di sana. Sebab, tidak ada yang diizinkan masuk ke kediaman keluarga cabang selain mobil-mobil mereka. Akses jalan tersebut hanya dimiliki oleh klan Quinn.Kepala Ares keluar dari jendela mobil. Berteriak tidak jelas dengan binar mata dan kekaguman yang luas di hati. Pepohonan di pinggir jalan serta angin yang menerpa, menjadi saksi betapa konyolnya Ares. Dewa? Sekarang dia hanya seorang yang udik. "Manusia yang menciptakan alat ini pasti berada di puncak kepintaran. Benda ini sangat cepat dan nyaman," imbuh Ares setelah menarik kepalanya lagi ke dalam mobil.Tanya menghela napas kemudian meminta, "Berbahaya kalau terserempet mobil lain. Jangan lakukan ini lagi saat kita sudah sampai di kota." Apakah Ares akan terluka karena terserempet mobil? Tentu saja tidak akan. Tanya mengatakan itu hanya karena tidak ingin malu. Kalau di k
"Selama tiga bulan tidak ada hasil. Apa artinya semuanya tidak akan pernah terungkap? Aku tidak biasa membiarkannya begitu saja." Ada ke kekecewaan yang mendalam di raut wajah Tanya. Kakeknya dan pamannya mungkin tidak akan membantu banyak dalam perkembangan masalah ini. Buktinya tiga bulan berlalu mereka sama sekali tidak menemukan siapa pelakunya. "Kalau kita mengetahui motif mereka. Kita bisa menyeleksi kemungkinan siapa pelakunya," imbuh Hiden. "Itu benar. Elemen seperti apa yang sempat kamu lihat?" Kakek Tanya memikirkan sesuatu. Ada ciri khas yang mencolok pada setiap klan tertentu. Contohnya klan Kairi sebagai pengguna elemen cahaya. Klan Brea sebagai pengguna elemen angin. Klan Finley pengguna elemen petir. Serta masih banyak Klan lain yang memiliki kemampuan khas. Tanya coba mengingat apa yang terjadi. Saat itu sekitar dua puluh orang yang mengejarnya dan ayahnya. Mereka memiliki berbagai elemen kuat, yang paling mencolok di antara mereka adalah dia yang memiliki elemen
"Aku rasa seperti ini sudah bagus. Apa masih perlu dipotong?!" tanya Ares sibuk menghadap cermin. Rambutnya diikat dan menyisakan satu helai menjuntai di dahi. Saat ini disamping Ares ada Tanya yang lebih dulu rapi dengan setelan dress biru muda. Setelan jas hitam yang gadis itu pilihkan begitu sesuai di perawakan Ares yang bagus. Beberapa pelayan perempuan bahkan diam dalam kekaguman mereka. Tanya memindai wajah tersebut dengan kedua tangannya yang dibuat seperti kamera. Mau dilihat dari kutub manapun, celah tidak bisa ditemukan. Ares adalah sosok sempurna untuk dijadikan seorang artis. Dia akan menjadi tambang emas jika sebuah agensi merekrutnya. "Yah, meskipun kamu keren dengan rambut seperti itu. Tapi aku lebih menyukai jika dipendekkan," jawab Tanya setelah berpikir. "Rambut pendek mungkin akan lebih nyaman. Kalau begitu kita akan memotongnya," putus Ares. Addison datang di saat yang tepat dan kemudian menunduk hormat, "Nona, mobilnya sudah siap. Alastair yang akan mengemudi
13 tahun kemudianDi sebuah apartemen bertingkat. Seorang wanita bercelemek abu-abu meniyicipi makanan di wajan. Dia tersenyum ketika makanan itu dirasa enak untuk dihidangkan sebagai menu sarapan. Kemudian, gadis kecil berusia kisaran 5 tahun keluar dari kamar mandi. Tanpa sehelai benang dia berjalan mengetuk kamar kakaknya. "Kak Ares! Giliran Kakak!" teriaknya. Tanya jadi menghela napas melihat anak perempuannya. Bagaimana bisa dia berkeliaran tanpa mengenakan handuk selepas mandi. Apa tubuhnya kebal akan rasa dingin? "Aaron!" Tanya berteriak, pagi-pagi begini dia sudah kewalahan menghadapi dua buah hati mereka sendirian. "Alice, keringkan badanmu lalu kenalan pakaianmu. Habis itu panggil papamu," pintanya. Gadis kecil itu menangguk. Setelah keluar dari kamarnya, dia memang mengenakan seragam tk-nya namun belum dikancing. Di tangannya menenteng rumpi biru ketika menuju kamar ayahnya. Ketika kembali, gadis itu sudah rapi dengan dasi dan pita di kepala. Di sampingnya ada seseorang
Flashback ... setelah pertempuran di markas pembunuh ....Cotan mengatakan, jika Aaron ingin mengetahui siapa identitas dirinya, maka dia harus bertanya kepada Ares. Setelah menyelesaikan pertarungan dengan pimpinan pembunuh Aaron benar-benar menanyakan perihal tersebut. Dia bertanya siapa sebenarnya Ares dan apakah dia mengetahui sesuatu tentang apa itu Silva. "Akan aku jelaskan secara sederhana. Sepuluh klan saat ini adalah keluarga bangsawan seribu tahun lalu. Kau seorang Silva, seorang yang seharusnya bertakhta sebagai Kaisar dan berhak memerintah mereka dan dunia.""Bagaimana aku harus mempercayai jawabanmu?" tanya Aaron."Aku tidak begitu peduli soal kepercayaanmu. Kau bertanya siapa dirimu ... dan aku menjawabnya. Aku tidak memiliki bukti selain fakta kau mempunyai elemen api. Tentang siapa aku. Kalau jawabannya aku adalah leluhurmu. Apa kau tidak akan percaya juga?""Sudah jelas, kan? Akan terlalu konyol jika kau mengaku sebagai leluhurku. Lagian elemenmu adalah es."Ares tert
PoV Tanya QuinnBeberapa bulan setelah perang berlalu... Tiada siapapun yang dapat menghentikan waktu. Ia terus melukis takdir meski beberapa manusia sepertiku enggan mengizinkannya. Dunia yang damai telah tercipta selayaknya keinginan Ares setelah mengorbankan diri. Dan, aku aman serta tetap hidup seperti harapan Ares dan kedua orang tuaku. Tanpa sadar masa-masa bersama mereka kian menjauh setiap detiknya. Sebenarnya banyak hal baik yang terjadi setelah perang berakhir. Mulai dari senyum abadi Kalista usai pernikahannya dengan Gilbert, invasi hutan yang lebih mudah, Imelda yang menemukan cintanya, hingga hal-hal kecil lain yang tidak bisa disebutkan satu-satu. Aku sama sekali tidak membenci keadaan ini, sungguh. Senyum setiap orang semakin mudah diciptakan dan itu juga membuatku senang. Tidak ada lagi hal mengkhawatirkan yang mungkin dapat menyebabkan senyum mereka hilang. Manusia benar-benar berada di puncak kelegaan. Namun, sepertinya ada yang kurang dalam diriku. Ketakutan yang
Pertarungan dasyat di belakang bukit berhenti menggetarkan medan perang. Monster abnormal yang sebelumnya mengarah ke kota Seal berhamburan ke sembarang arah. Sedangkan monster yang dapat berubah wujud sudah dikalahkan semua. Itu semua berkat strategi Gilbert yang luar biasa. Gilbert menghela napas legas karena Ares, Tanya, dan Aaron telah berhasil mengalahkan ratu monster. Dengan begitu perang telah usai, monster yang kehilangan pemimpin mereka kehilangan persatuan mereka. Terutama monster abnormal yang tidak dapat berpikir. "Istirahat!" tegas Kalista pada Gilbert yang berusaha tidak goyah. "Aku ingin tidur," jawab Gilbert memeluk Kalista. Membuat gadis itu menahan senyum. "Tidurlah, aku akan menjagamu."Kemudian beberapa pemimpin klan berkumpul. Di antaranya ada Alex Kairi dan Jivalov Finley. Kalista agak canggung dengan keadaan dirinya dan Gilbert. Apalagi setelah Aiden Quinn menghampiri. "Apa ada hal buruk yang terjadi pada Gilbert?" tanya Aiden Quinn. Kalista sedikit menund
Wajah Ares sama persis seperti Robert ketika meninggal Tanya di bibir hutan malapetaka. Tanya merasa hatinya sangat tidak enak terasa, tetapi dia sudah mencapai batas. Tidak mungkin baginya untuk berusaha mengejar Ares yang kembali melanjutkan pertarungan. Pandangannya kian memudar dan dia merasa tidak akan bertahan di langit. "A—aron? Kau tidak apa-apa?" Tanya bertanya dengan wajah yang khawatir namun lemah. Kepala Aaron dialiri banyak darah. Sorot matanya redup tetapi senyum menampik kelegaan. Dia memeluk Tanya, sayap di punggungnya tidak lagi dapat dipertahankan. Sama seperti Tanya, remaja tersebut sudah mencapai batasnya. Kemudian dia memposisikan tubuhnya di bawah Tanya ketika mereka jatuh. Saat membentur tanah. Aaron sepenuhnya kehilangan kesadaran karena benturan yang keras. Tetapi dia sempat tersenyum karena berhasil melindungi Tanya yang berada di pelukannya saat jatuh. Untuk terakhir kali, dia senang berada di samping gadis itu. "Dia melindungiku?" Tanya berusaha mencapa
"Seni api, Inferno Dragon!" seru Aaron. Naga lava api putih berkaki empat dengan sayap membentang mengejar Akira. Menyemburkan api sepanjang pergerakan yang menghanguskan semua target. Dari awan turun air bertekanan besar, memotong sayap naga tersebut hingga jatuh. Domain Tanya muncul di ujung perpindahan Akira dan menurunkan petir hitam. Akira terbang lebih tinggi setelah terkena serangan itu, namun tubuhnya dapat kembali pulih. Aaron menyerang bersamaan dengan Tanya. Pertarungan tiga orang di langit layaknya meteor berekor. Dua di antaranya sedangan mengapit satu target.Domain Tanya mengurangi kecepatan musuh sekaligus menambah kecepatannya. Sulit dipercaya Akira tetap bergerak lebih cepat dalam keadaan tersebut. Tanya menggertakkan gigi sebab beberapa moment dia masih bergantung pada perlindungan Aaron. Pedang Tanya mengeluarkan cahaya hijau yang menjalar-jalar. Akira memotong serangan Tanya yang datang dengan gerakan memutar. Ketika Aaron hendak melayangkan tebasan tiba-tiba,
Ares yang berada sedikit di depan Aaron lebih dulu menahan gempuran serangan Akira. Lelaki itu berhasil dijatuhkan ke kabut dingin yang ada di bawah setelah beradu pukulan hebat. Kemudian Akira sadar akan pedang yang dipegang gadis di punggung Aaron, tatapannya yang dingin berubah kebencian, ia beralih menargetkan mereka. Tanya telah memasang domain ke dua untuknya dan Aaron. Kondisi sempurna serta matang itu tetap saja terasa menyulitkan. Aaron berhasil menghindari tebasan pedang beraliran petir hitam. Akan tetapi gagal menyadari pukulan telak yang menyusul kemudian. Dia tidak akan sempat untuk menggerakkan tubuh dari pukulan yang mengarah pada gadis di punggungnya.Untungnya Ares yang kembali datang dari dalam kabut cekatan mengambil pukulan itu menggunakan beberapa gerakan tubuh. Menyelamatkan Tanya sekaligus membuat Akira sepuluh langkah menjauh dari mereka. Ares lanjut menyerang dengan kekuatan serta kecepatan yang ditingkatkan. Mereka terbang ke sana kemari dengan ketinggian y
"I—itu?" Wajah Tanya serius melihat gumpalan kegelapan yang memakan banyak ruang di langit. "Aku merasakan Gilbert serta para tetua ada di dalamnya. Apa mereka bisa mengatasi ini?" lanjutnya. Aiden Quinn langsung khawatir setelah mendengar ucapan cucunya. Ketika sampai di garis paling depan mereka sudah disambangi oleh keadaan tidak mengenakan itu. Apalagi di berbagai sudut perbukitan banyak ledakan akibat pertempuran. Dan dari jalan utama menuju keluarga cabang terus keluar monster abnormal. "Cara bertarung mereka tidak buruk. Masing-masing melawan satu monster kuat. Kemenangan harusnya masih bisa dimiliki manusia," jawab Aaron. "Kau benar. Mereka pasti tidak apa-apa." Walaupun itu adalah kalimat kepercayaan atas semuanya. Tanya menyadari kalau kakeknya masih khawatir.Gumpalan kegelapan tampak bereaksi. Ledakan udara memundurkan mereka bertiga. Kemudian bola lava api biru melobangi gumpalan kegelapan itu dan jatuh ke tengah-tengah ribuan monster di pintu masuk celah bukit ke kelu
Gilbert selalu bergantung pada kemampuan domain dan ragam gerakan efisien ketika bertarung. Belum pernah memikirkan seberapa banyak takaran energi yang bisa dimasukan ke tubuh fisik. Padahal, energi yang masuk ke tubuh fisik berpengaruh terhadap kecepatan dan ketahanan tubuh seseorang. Pertarungan melawan Hiden membuat ia sadar betapa pentingnya aspek itu untuk menjadi tak terkalahkan. Apalagi setelah Ares menjelaskan kalau kekuatan utama monster adalah regenerasi super dan ketahanan tubuh. Oleh karena itu, selagi persiapan perang Gilbert terus menyempatkan diri berlatih memasukan energi roh ke tubuh fisik. Hasil latihan itu langsung dia terapkan ke pertarungan tadi. Kemenangan pasti sulit dilihat jika saja perang dimulai sebelum pengalamannya melawan Hiden. Dia dapat dikatakan sudah menutup lubang kelemahan di gaya bertarungnya yang sekarang. Mezaluna tidak main-main dengan perkataannya yang meminta Gilbert berhati-hati. Elemen kegelapan layaknya badai darinya menyebarkan suasana