Gilbert bersyukur penjelasannya dapat diterima oleh kakek dan yang lainnya. Semua urusan itu selesai dengan lancar. Namun masalah sebenarnya sedang berlangsung. Teror dari energi kuat tiba-tiba menyergap benak mereka yang ada di sana. Kekuatan yang melonjak itu membangunkan setiap sisi ketakutan di hati orang-orang. "Sepertinya di sana sudah mencapai puncak. Apa semua pemimpin klan bisa menangani ini?" tanya Gilbert dalam hati mengetahui dari siapa energi menakutkan itu berasal. Gilbert kemudian menoleh pada Neva serta ibunya yang ada di sana. Dia menghela napas dan berkata, "Kalian tetaplah di sini dan kalau bisa pergi lebih jauh. Takutnya ini perkembangan di luar dari ekspetasiku.""Pe—pedang ini membunuh mereka!" teriakan seseorang mengejutkan semua orang. Gilbert dan padangan orang langsung menolah pada satu tempat. Alastair beserta rekannya yang lain telah pingsan berada di dekat pedang biru itu. Gilbert mengertakkan giginya karena saking fokusnya pada energi yang mencengkam di
"Bukankah itu kelincikan yang aku tiru darimu sebelumnya? Lagi pula, aku tidak memiliki ketakutan seperti yang kau katakan. Pamanmu ini, tidak memiliki rasa takut terhadap apapun," balas Hiden. Gilbert masih tidak dapat mempertahankan ketenangan sebab ini pertama kalinya dia tidak percaya diri. Tatapannya menjadi sedikit lebih pucat ketika aura Hiden masih saja terasa mengintimidasi. Dia memaksakan jawaban, "Kalau begitu, hari ini paman akan merasakannya. Ketakutan yang paman bilang tidak memilikinya.""Sungguh aneh mendengar kesombongan dari anak kemaren sore yang berkeringat sebelum bertarung. Setidaknya, sembunyikan dulu rasa takutmu itu.""Ini bukan rasa takut. Tetapi kewaspadaan karena bagaimanapun yang aku lawan adalah ahli beladiri terbaik dunia. Paman tahu? ini seumpama demam panggung," bantah Gilbert yang membuat Hiden terkekeh. Dari serangan Hiden terhadap Tanya tadi. Informasi yang dapat diserap oleh kapala Gilbert adalah kemampuan Hiden yang memanfaatkan domainnya untuk
Setelah benturan hebat akibat tendangan Hiden dan menabrak salah satu pilar penopang bola lava api putih tadi, Tanya sepenuhnya kehilangan kesadaran. Aaron segera menggendong gadis itu dan terbang membawanya ke sisi Gilbert. Pertarungan jarak dekat tidak mungkin dilakukan Hiden untuk melawan Gilbert. Oleh sebab itu, tempat teraman Tanya saat ini adalah berada di dekatnya. "Tolong lindungi dia," pinta Aaron, pandangannya lurus memperhatikan di mana Hiden melayang. "Kau sudah tenang? Aku cukup khawatir dengan tubuhmu itu," jawab Gilbert memperhatikan kepala hingga kaki Aaron. Aaron terdiam, tubuhnya sebenarnya sudah terasa akan hancur. Bahkan saat memaksakan diri sebelumnya, Itu semua tidak terasa sesakit ini. Retakan-retakan putih dapat terlihat di mana-mana. Itu keadaan yang sangat mengkhawatirkan. "Aku tidak papa," jawabnya. "Aku akan membantu menyerang dari jauh. Kalau kita kalah, bukan hanya kita yang berakhir. Jadi pertahankan ketenanganmu walau sulit."Nasib dunia sedang ada
Paus cahaya besar mengambang di langit lalu turun perlahan tidak jauh dari orang-orang yang berkumpul. Gilbert yang berdiri di atasnya segera melompat ke pasir. Dia dihampiri segerombolan orang penting dari setiap klan termasuk klan Quinn. "Kakak!" panggil Neva setengah berteriak. "Kau tidak apa-apa?""Ya, aku baik-baik saja. Tapi mereka ... " Gilbert menoleh, semua orang mengikuti garis pandangnya. Mulut besar paus cahaya sudah terbuka lebar. Menampilkan mereka yang terluka karena bertarung melawan Hiden. Hanya tiga orang dari mereka yang masih memiliki kesadaran. Mereka yang terluka di turunkan dan segera diberi pertolongan. Paus cahaya terurai dan Gilbert memasukkan kembali pedang yang ditirunya dari Alex Kairi ke dalam Domain hitam. Dia dihujani pertanyaan oleh ibu, bibi, serta anggota klan Quinn yang lain. "Pedang pusakanya dibawa Ares. Apa kau bertemu dengannya tadi?" tanya Roseanne Quinn. Helen Quinn mengangguk dan menambahkan, "Dia mengambilnya begitu saja tanpa memberika
Ares menghilang serta muncul di depan Hiden pada waktu yang sampir bersamaan. Kecepatan mengerikan itu membuat Hiden tersentak ke belakang dan melayangkan tendangan menyamping. Serangan spontan itu dihindari dengan mudah. Bahkan Ares membalas dengan pukulan hingga ia kembali dibuat terpental. Hiden masuk di domain yang dia buat sendiri saat jatuh dan keluar dari domain yang muncul di belakang Ares. Dua bilah serangan menyilang mengincar tubuh Ares dilepaskan ketika kapaknya dia ayunkan. Senyum cerah terbit di wajah Hiden saat berpikir Ares tidak menyadarinya. Namun, tidak bergemingnya lelaki itu dapat dengan mutlak bertahan dari serangan. Teratai es menghalangi bilah hitam yang datang kepadanya. Terpaksa Hiden membuat domain kembali untuk mengambil jarak. Ares masih tidak bergeming tetapi banyak teratai es yang tercipta. Hiden mulai menyadari kalau elemen es Ares secara nyata menyerap energi kehidupan di sekitar. Bahkan dia sendiri tidak dapat mempertahankan energinya untuk tidak te
"Kenapa? Apa sekarang kau takut?" Hiden puas akan ekspresi Ares yang berubah setelah mendongak ke atas. "Ini serangan terkuatku yang dapat melenyapkan sebuah kota," tukasnya. Ares mengembalikan perhatiannya pada Hiden dan menjawab dengan tenang, "Tidak perlu khawatir, aku bisa menanganinya. Tapi mungkin memerlukan energi yang cukup banyak.""Lakukan kalau kau memang bisa," tantang Hiden meremehkan. Angin berhembus dan daya tarik besar dari palu yang dia ciptakan membuat Ares terbang terbawa ke atas. Jika serangan palu itu berhasil, Hiden yakin Ares akan langsung terbunuh. Itu serangan luar biasa yang tidak mungkin dihentikan ahli beladiri manapun di dunia ini. Dan kelebihannya, tidak memungkinkan untuk seseorang kabur. Ares tidak terlihat berusaha akan melarikan diri dari serangan Hiden. Malahan, dia memasukan energi roh yang banyak ke dalam satu tangan serta membalutnya dengan es hingga mencapai bagian dada tubuhnya. Memukul palu besar yang datang tepat di tengah. Tindakan konyoln
Ares melempar tubuh Hiden yang sudah tidak lagi bernyawa ke arah semua orang. Dia turun dari teratai es tepat di samping Aaron terbaring. Tanya memiliki kemampuan pasif untuk memperbaiki tubuh seseorang seperti dugaannya. Ares dapat bernapas lega karena Aaron ikut membaik. Ares tidak mencoba menyembunyikan aura yang mencengkam dari orang-orang. Jelas dia sangat kuat. Ada yang langsung pingsan hanya dengan merasakan tekanan itu. Orang-orang jadi tidak berani membuka mulut. Ares telah mengalahkan Hiden yang semua pemimpin klan sendiri tidak mampu mengalahkannya. "Kau benar-benar kuat. Bisakah kau menjelaskan siapa dirimu?" tanya Gilbert hati-hati. "Dewa." Satu kata yang muncul sebagai jawaban membuat Gilbert tertawa kikuk. Dia tidak begitu percaya Dewa berada di dunia fana. Sedangkan orang-orang merespon secara terkejut atas jawabnnya. Alis Ares terangkat satu, ia menyeret ekor mata melirik Gilbert. Sadar kalau lelaki itu sangat mewaspadainya. Gilbert mengetatkan penjagaannya pada
Flasback 1000 tahu silam. Langit yang tadinya berwarna biru seketika berganti mendung dalam hitungan detik. Hampir semua manusia yang sedang menghadiri sebuah acara pernikahan mendongak ke atas karena perubahan yang terjadi. Mereka tahu, itu adalah sinyal buruk yang sebenarnya sudah ditunda lama. Petaka akan datang sekali lagi! "Satu monster masuk!" Santana Quinn berteriak. Domainnya tidak memiliki kapasitas serangan karena fungsi utamanya memang penyembunyian. Yang dia bisa rasakan hanyalah jumlah mereka. "Dua ... tidak! Tiga! Sepuluh! ...."Setiap monster yang memasuki kawasan domain yang dia ciptakan berkilo-kilo meter luasnya. Selalu dibasmi oleh ahli beladiri yang berjaga. Karena banyaknya monster yang hilang, bisa dikatakan itu adalah sinyal bagi musuh untuk mengetahui tempat mereka bersembunyi. Sekarang mereka datang secara bersamaan dengan jumlah yang sulit dikira. "Ares! Apa yang harus kita lakukan?" Alice Quinn bertanya dengan khawatir pada lelaki yang kini menjadi suami