Tiba-tiba Eve sangat merindukan sosok ayah meskipun apa yang sudah dilakukannya bisa di bilang kejam bahkan sulit untuk dimaafkan namun mau bagaimana pun juga hubungan darah yang kental sangat susah untuk dipisahkan.
Kebetulan juga suaminya pulang awal dan beberapa hari ke depan libur bekerja, jadinya mereka bisa melakukan quality time berduaan.
“Bolehkah aku meminta sesuatu?” tanya Eve dengan wajah penuh harap.
“Katakan apa maumu, istriku?” tanya balik Arsenio mengusap rambut Eve dengan lembut.
“Aku ingin sekali mengunjungi Papah, apa boleh?” jawab Eve memohon membuat Arsenio kaget lantaran tumben sekali istrinya meminta hal seperti itu.
“Tumben sekali sayang?” tanya Arsenio heran.
“Entahlah aku juga tidak tahu, tiba-tiba ingin sekali bertemu papah. Lagian kalau bukan aku, siapa lagi yang menjenguknya?” jawab Eve juga bingung.
“Besok pagi kita ke sana ya, kamu nantinya
“Katakan, Eve! Bagaimana bisa kamu keguguran?” desak Saputra Wijaya.“Semua karena aku tidak sengaja mendengar percakapan suamiku dengan ayah mertua yang dimana tengah membicarakan aku. Ternyata dulu suamiku hanya mempermainkan aku saja dengan bersikap seolah-olah mencintaiku, tujuannya melakukan itu untuk balas dendam terhadap Papah yang terus menerus mengusik suamiku. Karena tidak bisa menerima ini, akhirnya aku berlari menuju tangga dan tidak sengaja tergelincir, kandunganku yang menjadi korbannya.” Jawab Eve sembari menangis.Saputra bergegas berdiri dengan menggebrakkan meja sangat kencang, “Kurang ajar sekali! Beraninya mempermainkan anakku untuk balas dendam! Masalahmu kepadaku, jangan korbankan anakku untuk merasakan kesakitannya!!! Sekarang kalian bercerai lah! Saya tidak terima jika anakku nantinya kembali mengalami hal yang membuatnya trauma, mencintai pria yang menjebaknya bahkan menghancurkannya!!” pekik Saputra tidak te
Hari ini sesuai rencana, Eve mendatangi kantor kepolisian untuk menjenguk ayahnya dengan ditemani suami tercinta. Tujuan lain mengantarkan istrinya adalah untuk memastikan dan melihat bagaimana reaksi seorang Saputra Wijaya yang biasanya selalu angkuh itu.“Pah….” Sapa Eve berusaha tersenyum.“Sudah Papah katakan, datang ke sini jangan ada dia.” Sindir Saputra membuat menantunya hanya tersenyum tipis saja.“Pah, tidak ada waktu untuk berdebat hal yang tidak penting. Ada masalah lain yang harus segera di selesaikan, itu yang membuatku datang ke sini.” Tegur Eve malas mendengar perdebatan suami dengan ayahnya.“Ada apa?” tanya Saputra sangat penasaran.“Mengenai perusahaan, kemarin Rino menghubungiku untuk menyampaikan beberapa informasi yang sangat tidak mengenakan, dimana perusahaan sudah tidak ada harapan lagi untuk berjalan karena tidak ada pemaskan sama sekali dan banyak penanam saham
Sedangkan di dalam pikiran Arsenio tengah berusaha memikirkan bagaimana caranya meluluhkan hati istirnya kembali. Kepercayaan yang sempat diberikan nyatanya selama ini di sia-siakannya. Ketika tengah memikirkan solusi, ada panggilan dari anak buahnya yang sepertinya sangat penting. “Halo, ada apa?” tanya Arsenio sembari menyetir. “Ada kabar gawat, bos. Segera datang ke markas!” perintah anak buahnya membuat Arsenio penasaran. “Ada apa? Kalian bisa mengatakannya di sini!” desak Arsenio. “Intinya ini gawat, bos! Ada dua berita yang harus segera anda ketahui. Jika mengatakan di telepon rasanya tidak sopan,” ucap anak buahnya. “Jangan membuat saya penasaran!!! Sebentar lagi saya ke sana!” pekik Arsenio lalu memutus panggilan dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi yang membuat istrinya sangat ketakutan. “Hal penting apa yang membuatmu sampai harus mengorbankan nyawa?” teriak Eve emosi “Maaf, jika tidak segera ke sana
“Setelah ini akan aku antarkan kamu ke apartemen milikku, tinggal lah di sana beberapa hari sampai keadaan dipastikan aman. Tenang saja, kamu tidak akan sendirian di sana, akan aku minta beberapa pekerja menemanimu.” Jawab Arsenio yang tidak disetujui oleh Eve. “Gak mau! Mending aku tinggal di mansion papah saja! Di apartemen seorang diri sangat membosankan!” tolak Eve. “Mansion ayahmu dalam tinjauan developer, jika kamu tinggali itu artinya kamu menjadi penanggung jawab untuk menanggung tunggakannya. Sudahlah, turuti perintah suamimu ini. Semuanya akan aku pastikan aman, aku takut saja jika Jack memiliki rencana lain. Bisa saja dia memang menginginkan kami bertemu di markas namun di tengah itu ia memerintahkan anak buahnya untuk menculikmu. Dulu aku pernah melakukan siasat begitu, jadi aku hanya antisipasi.” Ucap Arsenio. “Baiklah, asalkan kamu nanti yang menjemputku.” Pinta Eve yang disanggupi oleh Arsenio. Sedangkan di sisi lain, Jack tengah menjalankan rencana untuk memantau pe
Setelah pertemuan dengan mantan anak buahnya, kini Arsenio langsung menuju apartemen untuk menemui istri tercintanya.Sebelum memasuki apartemen, ia memastikan apakah situasi aman.Tit… tit…. Tit…. Tit…. Suara bunyi pin pintu masuk apartemen yang dibuka seseorang.“Siapa yang datang?” gumam Eve penasaran lalu menghampiri pintu.Betapa bahagianya ketika mengetahui suami yang sejak tadi di khawatirkan kini berada di depan matanya dengan kondisi sehat dan bisa tersenyum manis untuknya.“Arsenio………..” panggil Eve lalu menghambur dalam pelukan suaminya, air matanya langsung menetes karena saking bersyukur dan bahagianya jika sang suami baik-baik saja.“Sudah aku katakan jika semua akan aman, percayalah padaku.” Ucap Arsenio memeluk istrinya erat sembari mengusap rambut halus istrinya dan sesekali menciumnya.“Aku takut…… t
Eve yang merasa jika perjalanan mereka sudah sangat jauh dari apartemen bahkan kini memasuki wilayah luar kota dengan berani menanyakan kepada suaminya, “Kita mau kemana? Ini sudah sangat jauh.”“Kamu berpikir jika kita ke luar kota?” tanya Arsenio memastikan dan Eve menganggukkan kepala.“Kita memang akan ke luar kota tepatnya di Puncak, di sana suasananya sejuk dan jauh dari keramaian. Bahkan sinyal juga susah di sana jadi kemungkinan besar akan aman dari dia.” Jawab Arsenio membuat Eve hanya bisa pasrah saja karena dia tahu sendiri bagaimana mengerikannya Jack untuk mendapatkannya.“Nanti tiba di sana kita beli ponsel sekaligus nomor baru dan hanya orang tertentu saja yang tahu, ponsel lama tetap kita simpan di mobil. Kita gunakan jika suasana sudah kondusif,” ucap Arsenio lagi yang tak berselang lama ada toko handphone. Mereka mampir untuk membeli tanpa melihat berapa harganya, yang terpenting bagi Arsenio adal
Sebenarnya Robert merasa janggal dengan sikap Jack yang tiba-tiba menghubunginya menanyakan siapa yang berada di villanya, jika hubungan antara dia dengan Arsenio baik-baik saja sudah pasti tanpa dia sebut orangnya pun dia tahu siapa yang menghuni.Untuk memastikan, ia menghubungi Arsenio menggunakan nomor baru yang diketahuinya, “Halo, kawan… apakah gue ganggu? Ada hal yang ingin ditanyakan.” Tanya Robert tanpa basa-basi.“Kebetulan baru bangun tidur, ada apa kawan sepertinya penting sekali?” jawab Arsenio penasaran.“Tadi anak buahmu, si Jack telpon gue. Dia mau sewa villa buat minggu ini,” ucap Robert membuat Arsenio merasa heran.“Terus hubungannya sama gue apa?” tanya Arsenio heran.“Ya gue ngerasa aneh aja, pas bilang kalau minggu ini villa udah ada yang menepati malah dia mendesak ingin tahu siapa orangnya, harusnya tanpa perlu dijelaskan pun dia sudah tahu kalau yang sewa villa it
Eve yang melihat suaminya lebam di pipi hanya bisa menangis sesengukkan karena dirinya pun sudah berjaniji untuk tetap di sini sampai suami menjemputnya. Namun entah hari apes atau bagaimana, suara isak tangisnya terdengar salah satu anak buah yang tengah beroperasi di belakang villa.Untuk memastikan apakah itu suara tangis manusia atau makhluk tak kasat mata, anak buah Jack kembali menajamkan pendengaran untuk mencari sumber suara tersebut hingga akhirnya tertujulah di villa sebelah yang membuat anak buah Jack berusaha membuka pintu namun sayang sekali terkunci. “Sial! Padahal gue yakin banget itu suara manusia, jangan-jangan wanita yang dimaksud bos ada di dalam sini? Mengingat halaman belakangnya menjadi satu seperti ini.” Gumam anak buah Jack yang terpaksa mendobrak pintu villa hingga akhirnya terbuka.Dengan sigap ia membawa paksa Eve yang terus menerus memberontak.“Tolong lepassssss……” teriak histeris Eve yang sangat