Share

Gibran Kecelakaan

Author: Neng Reni
last update Last Updated: 2023-07-30 07:13:43

"Hallo tuan, kita bertemu lagi ternyata dunia ini sempit yah." ucap Windy.

"Daddy kenal dengan kak Windy?" tanya Gibran.

"Tidak." jawab David singkat.

David menatap Windy dengan tatapan yang tak bisa diartikan, Windy sudah pasrah jika David memecat dirinya atas kejadian kemarin.

"Kakak," panggil Gibran.

"Iya adek ganteng? eh, maksudku tuan muda apa kau membutuhkan sesuatu?" tanya Windy.

"Kakak boleh suapi aku?" tanya Gibran.

"Gibran!" tekan David.

David menatap tajam kearah Gibran, Windy bingung harus melakukan apa jika ia pergi seniornya pasti marah padanya, tapi jika dia stay di ruangan VIP rasanya sesak harus berhadapan dengan David.

"Sorry dad." ucap Gibran menunduk.

Gibran menundukkan kepalanya sedih, dia memakan makanannya yang kini langsung tak berselera.

'Daddy aku hanya ingin disuapi oleh kak Windy, aku senang bisa dekat dengannya dia baik seperti seorang ibu' batin Gibran.

"Kau kembali bekerja, dan ingat! urusan kita belum selesai." ucap David dingin.

"I-iya tuan." ucap Windy terbata.

Windy pergi meninggalkan ruang VIP, Gibran menatap kepergian Windy membuat perasaannya semakin sedih. Saat berada di taman tempo hari Windy membelanya ketika Smith mengerjainya, Gibran di traktir es krim dan juga bercerita pada Windy yang menjadi pendengar saat itu. David fokus pada makanannya sedangkan sudut matanya menangkap ekspresi Gibran yang berubah murung, dia tidak tahu sejak kapan Gibran dekat dengan orang lain sampai minta disuapi. Gibran mengaduk-aduk makannya hilang sudah selera makannya, dia memilih diam tak melanjutkan makannya.

"Habiskan makanannya." titah David datar.

"No dad, aku kenyang." ucap Gibran.

David menghela nafasnya panjang, ia meminta Alan mengambilkan laporan dari orang kepercayaannya. Alan datang bersama Teguh yang datang membawa laporan ditangannya, David memeriksa semua laporannya dan dirasa tidak ada masalah ia memberikan kembali laporannya pada Teguh. Setelah itu David pergi mengajak Gibran keluar dari restoran, Alan mengkuti David dari belakang dan ia juga membukakan pintu mobil untuk tuannya.

Windy menatap kepergian David, ia menghela nafasnya lega karena ternyata David tidak memecatnya ataupun membahas kejadian kemarin.

"Fyuhh, syukurlah gue gak di pecat." ucap Windy mengusap dadanya.

"Loe kenapa Win?" tanya Sri.

"Gue lega si boss udah pergi, kirain gue bakal di pecat eh ternyata enggak dong." jawab Windy.

"Wahh, loe orang pertama yang selamat dari kandang singa Win, selamat ya." ucap Sri.

"Seriusan loe?" tanya Windy tak percaya.

Sri menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, Windy melongo dibuatnya entah kenapa perasaannya seketika menjadi tidak tenang.

'Kok perasaan gue gak enak ya?' batin Windy.

Di dalam mobil sangatlah hening tidak ada percakapan antara para manusia di dalamnya, sejak keluar dari restoran Gibran pun tetap murung.

Beberapa menit kemudian.

Mobil yang ditumpangi David sudah sampai di halaman kantor, Alan membukakan pintu mobil untuk David dan mempersilahkan tuannya keluar. Sesampainya di ruangan presdir David mendudukkan tubuhnya di kursi singgasananya, sedangkan Gibran duduk disampingnya.

"Daddy." panggil Gibran.

"Hemm." sahut David.

"Boleh aku bertanya?" tanya Gibran.

"Katakan." ucap David.

"Sejak aku kecil sampai sekarang aku tak pernah menanyakannya, tapi untuk sekarang aku ingin bertanya dimana ibuku? bagaimana rupanya? kenapa selama ini aku tak pernah bertemu dengannya?" tanya Gibran beruntun.

Deg!

David langsung menghentikkan pekerjaannya, dia memejamkan matanya sejenak. David menatap wajah sanga anak dengan lekat, inilah yang paling ia hindari dari Gibran ketika ia sudah besar.

"Aku adalah ibu sekaligus daddy mu, jadi jangan pernah bertanya seperti itu mengerti!" tekan David.

"Tapi kenapa dad? kenapa aku tidak boleh bertemu dengan ibuku? bukankah semua orang di dunia ini mempunyai ibu? kenapa dad KENAPA?" Gibran memborong pertanyaan dengan dada yang mulai sesak, serta mata yang mulai memanas.

"STOP! kau punya segalanya, jadi kau tidak memerlukan ibumu!" tegas David.

"Kau egois dad! selama ini aku selalu diam, menuruti semua perintahmu. Kau pikir uang diatas segalanya? kau tahu aku selalu merasa sendirian di dunia ini, kau selalu sibuk dengan pekerjaanmu. Kau jahat daddy, KAU JAHAT!" teriak Gibran.

Gibran turun dari kursinya kemudian ia berlari keluar ruangan David, David langsung mengejar Gibran yang sudah melesat lari masuk kedalam lift.

"Alan kejar Gibran!" teriak David.

"HUHUHU.. DADDY JAHAT." teriak gibran sambil menangis sesenggukkan.

Gibran pergi keluar dari perusahaan, dia lebih baik mencari Windy yang bisa membuatnya tenang. Gibran terus berlari di pinggir jalan, David dan Alan terus mengejarnya dari belakang sampai akhirnya Gibran hendak menyebrang karena dari kejauhan ia seperti melihat sosok Windy, dia melangkahkan kakinya melihat ke kanan dan ke kiri kendaraan yang berlalu lalang namun sayang ternyata ada sebuah motor yang melaju kearahnya dengan kecepatan tinggi dan..

Brakk..

"GIBRAN!" teriak David.

Gibran tergeletak di pinggir jalan dengan kepala yang mengeluarkan darah, tangan serta kaki yang terluka dan sedikit berdarah. David meraih tubuh sang anak kedalam pelukannya, Gibran sempat membuka matanya namun tertutup kembali.

"Panggil ambulance, CEPAT! titah David.

"Baik tuan." seru Alan.

Alan langsung menghubungi Ambulance ke lokasi kejadian, David tedus berusaha menepuk pipi Gibran agar membuka matanya.

"Gibran, buka matamu." ucap David.

Penyesalan langsung menyeruak ke dalam hatinya, ia menyesal tak memberitahu siapa ibu kandung Gibran karena ia tidak mau anaknya kecewa.

Prang..

Related chapters

  • Pengasuh Untuk Anakku Gibran   Kecemasan David

    Prangg..Windy tak sengaja menjatuhkan piring yang sedang ia cuci, perasaannya gelisah tak menentu. Senior di restoran langsung berkacak pinggang dihadapan Windy, dia begitu kesal melihat kecerobohan Windy yang memecahkan piring mahal yang sedang di cucinya. "Kamu becus kerja gak sih?! lihat akibat ulahmu piringnya pecah, emangnya kamu sanggup buat menggantinya hah?!" sentak Devi."Maaf mbak, aku tidak sengaja memecahkannya." ucap Windy."Aku tidak mau tahu, kau harus mempertanggung jawabkan ulahmu ini dan mengganti rugi piringnya!" ucap Devi semakin meninggikan suaranya. Windy lantas membersihkan tangannya dikucuran air keran wastafel, dia mengatur nafasnya yang kini mulai tersulut emosi tak terima dibentak oleh Devi selaku senior di tempatnya bekerja. "Bisa gak sih kalau ngomong itu pake cara baik-baik? gue ngerti kok gausah pake nyolot segala, gue ngehargain loe karena loe senior disini, dan satu hal yang harus loe tahu! loe bukan pemilik restoran ini, dan ya tanpa loe suruh gue

    Last Updated : 2023-08-01
  • Pengasuh Untuk Anakku Gibran   Gibran siuman

    Selang beberapa jam kemudian. David menunggu Gibran tersadar dari pengaruh obat biusnya, dia memegang tangan putra semata wayangnya mencurahkan semua kasih sayang lewat sentuhan yang sangat jarang sekali ia lakukan. Gibran mulai menggerakkan matanya, perlahan matanya mulai terbuka lebar menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya."Boy, kau sadar." ucap David. "Da-ddy." panggil Gibran lemah. "Kau butuh sesuatu boy?" tanya David."A-air." ucap Gibran terbata.David mengambilkan segelas aie minum untuk Gibran, dia membantu anaknya untuk meminum minumannya menggunakan sendok."Jika ada yang sakit beritahu daddy." ucap David dingin. "Kakak." ucap Gibran. "Kakak? siapa yang kau panggil kakak?" tanya David bingung. "Tadi aku lihat kakak." jawab Gibran.Ceklek. Katrina dan Sean masuk kedalam ruang rawat Gibran, mereka langsung menghampiri cucu kesayangannya. "Cucu oma sudah sadar." ucap Katrina. "Kamu ini bikin opa khawatir boy." ucap Sean."Aauhhhh, ssshh." ringis Gibran. "Ya a

    Last Updated : 2023-08-03
  • Pengasuh Untuk Anakku Gibran   Mencari Windy

    Alan menjalankan mobilnya menuju restoran milik David, dia mencari manager restoran guna mempermudah ia dalam mencari seseorang yang dimaksud oleh Gibran. "Teguh." panggil Alan.Alan tak sengaja melihat Teguh yang sedang berkeliling mengecek sekeliling restoran. Teguh yang merasa dipanggil pun membalikkan badannya kearah Alan, dia segera menghampiri Alan yang memanggil namanya. "Ada apa Alan?" tanya Teguh. "Tolong panggilkan manager restoran kesini." ucap Alan. "Ada perlu apa kau pada Aksal?" tanya Teguh. "Si boss nyuruh gue nyari perempuan yang tadi ngelayanin dia, sekarang tuan muda kecelakaan terus nanyain perempuan itu makanya gue dateng lagi kesini." jawab Alan. "Waduh Gibran kecelakaan? sebentar, gue panggilin pelayan yang lain aja pastinya mereka tahu siapa perempuan yang loe cari." ucap Teguh. "Yaudah cepetan." ucap Alan.Teguh pergi kebagian dapur dimana para pelayan berkumpul, dia memanggil salah satu pelayan untuk menghadap padanya."Devi." panggil teguh. Devi yang

    Last Updated : 2023-08-04
  • Pengasuh Untuk Anakku Gibran   Hasil pencarian

    Alan menatap foto yang tertera dalam biodata Windy, dia mencoba mengingat wajah Windy agar mempermudah ia dalam pencariannya. "Ada-ada aja nih tuan muda, biasanya kan dia paling anti sama orang baru? lah ini kenapa tiba-tiba pengen ketemu sama cewek ini?" heran Alan. Kruuukkk..Perut Alan sudah memberikan sinyal pertanda lapar, ia melihat kanan kiri jalanan mencari tempat makan, Alan tipikal orang yang tidak pilih-pilih makanan, menurutnya dimanapun ia makan selagi tidak beracun ia pasti akan memakannya. "Nah, itu ada warteg, makan dulu ah." ucap Alan. Alan menepikan mobilnya tepat di depan sebuah warteg, dia membuka pintu mobilnya keluar menuju warteg yang lumayan ramai pengunjung."Bu nasinya satu porsi. Lauknya kangkung, sambel, ikan asin, tempe sama kerupuk," ucap Alan pada pemilik warteg. "Minumnya air mineral, teh tawar, atau teh manis ?" tanya pemilik Warteg. "Teh manis bu." ucap Alan. "Silahkan duduk dulu, ditunggu ya pesanannya." ucap pemilik warteg dengan ramah. Ala

    Last Updated : 2023-08-08
  • Pengasuh Untuk Anakku Gibran   Mengantar Gibran ke sekolah

    Gibran Mahesa, seorang anak kecil berusia 7 tahun mengidap penyakit Alopecia sejak ia berumur 4 tahun karena autoimun. Gibran kini duduk di bangku sekolah dasar internasional, teman satu kelasnya sering sekali membulinya karena rambutnya yang botak akibat penyakit yang di deritanya. Suatu hari, seperti biasanya ayah dari Gibran yang bernama David Giomani Mahesa mengantarnya ke sekolah. David adalah seorang single parents karena ia telah berpisah dengan istrinya sejak Gibran berusia 1 tahun, istrinya lebih memilih mengejar mimpinya dan pergi bersama selingkuhannya dibandingkan hidup dengan keluarga kecilnya. "Gibran, ayo nanti kamu kesiangan." ucap David datar. "Iya dad." sahut Gibran.Gibran duduk di belakang tepat disamping ayahnya yang selalu sibuk dengan tabletnya, supir menjalankan mobilnya meninggalkan rumah mewah milik David menuju sekolah Gibran. Di sepanjang perjalanan tidak ada yang bersuara, David adalah tipikal orang yang dingin dan tegas jadi jarang sekali ia berbicara

    Last Updated : 2023-07-25
  • Pengasuh Untuk Anakku Gibran   Bertemu Windy

    Gibran dan Windy memegang es krim ditangannya masing-masing, Gibran memesan es krim rasa cekelat, sedangkan Windy ia memesan es krim rasa Vanilla. "Terimakasih kak, kau sudah mentraktirku es krim." ucap Gibran. "Sama-sama adek ganteng, jangan sedih lagi ya." jawab Windy. Gibran menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, mereka berdua menikmati es krimnya sambil sesekali tertawa. Katrina mencari Gibran kesana kemari namun tidak juga menemukannya, saat turun dari mobil Katrina melihat Gibran berlari dengan cepat sampai ia kehilangan jejaknya. "Anak ini kemana sih? gatau apa omanya nyariin sampai pegel gini? kalo David tahu , bisa murka dia hiihh membayangkan wajahnya saja sudah ngeri." gumam Katrina bergidik ngeri.Katrina kembali mencari Gibran ke setiap sudut taman, lama mencari akhinya Katrina menangkap sosok Gibran yang sedang memakan es krim bersama seorang gadis disampingnya. Katrina langsung saja menghampiri Gibran, dia tidak ingin kehilangan lagi jejaknya. "Gibran." panggil

    Last Updated : 2023-07-28
  • Pengasuh Untuk Anakku Gibran   Kemarahan David

    Davin jatuh kedalam kubangan air kotor, sang supir langsung berlari membantu tuannya berdiri. Windy tersenyum puas kini ia dan David impas, baginya semua makhluk di muka bumi ini derajatnya sama dimata tuhannyaentah kaya ataupun miskin. "Akhirnya kita impas." ucap Windy tersenyum. "Brengsek!" umpat David. Windy langsung pergi meninggalkan David, dia berjalan dengan santainya meskipun bajunya kotor. David mengepalkan tangannya, wajahnya memerah menahan malunya karena banyak pasang mata yang menatap kearahnya. "Tuan sebaiknya kita masuk, takutnya ada wartawan yang meliput." ucap supir bernama Udin.David menuruti ucapan Udin, dia langsung melangkahkan kakinya masuk kedalam mobiknya dengan perasaan dongkol. 'Awas kau wanita sialan! akan ku balas semua perbuatanmu.' batin David. Udin melihat lampu yang sudah berubah warna menjadi hijau, ia segera melajukan mobilnya menuju kediaman David. Di sepanjang perjalanan David terlihat memasang wajah dinginnya, ia ingin segera sampai ke rumah

    Last Updated : 2023-07-28
  • Pengasuh Untuk Anakku Gibran   Bertemu kembali

    Windy menenteng tasnya mencari kontrakan untuk tempat tinggalnya, ia berjalan dengan gontai meratapi nasibnya dan menahab rasa sesak di dadanya yang terus menerus merasa terhimpit. "Kenapa nasibku seperti ini ya Allah?" keluh Windy. Saat berjalan menyusuri beberapa rumah Windy melihat tulisan 'Masih kosong kontrakan khusus wanita', Windy langsung saja masuk menanyakan siapa pemiliknya pada penghuni di sekitar kontrakan tersebut. "Permisi, kalau boleh tahu pemilik kontrakan ini dimana ya rumahnya?" tanya Windy pada seorang perempuan paruh baya."Oh itu, yang rumahnya warna kuning" jawab perembuan paruh baya tersebut. "Oh, Terimakasih bu." ucap Windy. Windy berjalan kearah rumah yang ditunjukkan, dia mengetuk pintu beberapa kali sehingga muncullah Wanita paruh baya dengan memakai kacamata diwajahnya. "Permisi, apakah benar ini yang punya kontrakan disini?" tanya Windy. "Betul neng, mau ngontrak disini?" tanyanya. "Emang satu bulannya berapa bu?" tanya Windy. "Satu bulannya 500

    Last Updated : 2023-07-29

Latest chapter

  • Pengasuh Untuk Anakku Gibran   Hasil pencarian

    Alan menatap foto yang tertera dalam biodata Windy, dia mencoba mengingat wajah Windy agar mempermudah ia dalam pencariannya. "Ada-ada aja nih tuan muda, biasanya kan dia paling anti sama orang baru? lah ini kenapa tiba-tiba pengen ketemu sama cewek ini?" heran Alan. Kruuukkk..Perut Alan sudah memberikan sinyal pertanda lapar, ia melihat kanan kiri jalanan mencari tempat makan, Alan tipikal orang yang tidak pilih-pilih makanan, menurutnya dimanapun ia makan selagi tidak beracun ia pasti akan memakannya. "Nah, itu ada warteg, makan dulu ah." ucap Alan. Alan menepikan mobilnya tepat di depan sebuah warteg, dia membuka pintu mobilnya keluar menuju warteg yang lumayan ramai pengunjung."Bu nasinya satu porsi. Lauknya kangkung, sambel, ikan asin, tempe sama kerupuk," ucap Alan pada pemilik warteg. "Minumnya air mineral, teh tawar, atau teh manis ?" tanya pemilik Warteg. "Teh manis bu." ucap Alan. "Silahkan duduk dulu, ditunggu ya pesanannya." ucap pemilik warteg dengan ramah. Ala

  • Pengasuh Untuk Anakku Gibran   Mencari Windy

    Alan menjalankan mobilnya menuju restoran milik David, dia mencari manager restoran guna mempermudah ia dalam mencari seseorang yang dimaksud oleh Gibran. "Teguh." panggil Alan.Alan tak sengaja melihat Teguh yang sedang berkeliling mengecek sekeliling restoran. Teguh yang merasa dipanggil pun membalikkan badannya kearah Alan, dia segera menghampiri Alan yang memanggil namanya. "Ada apa Alan?" tanya Teguh. "Tolong panggilkan manager restoran kesini." ucap Alan. "Ada perlu apa kau pada Aksal?" tanya Teguh. "Si boss nyuruh gue nyari perempuan yang tadi ngelayanin dia, sekarang tuan muda kecelakaan terus nanyain perempuan itu makanya gue dateng lagi kesini." jawab Alan. "Waduh Gibran kecelakaan? sebentar, gue panggilin pelayan yang lain aja pastinya mereka tahu siapa perempuan yang loe cari." ucap Teguh. "Yaudah cepetan." ucap Alan.Teguh pergi kebagian dapur dimana para pelayan berkumpul, dia memanggil salah satu pelayan untuk menghadap padanya."Devi." panggil teguh. Devi yang

  • Pengasuh Untuk Anakku Gibran   Gibran siuman

    Selang beberapa jam kemudian. David menunggu Gibran tersadar dari pengaruh obat biusnya, dia memegang tangan putra semata wayangnya mencurahkan semua kasih sayang lewat sentuhan yang sangat jarang sekali ia lakukan. Gibran mulai menggerakkan matanya, perlahan matanya mulai terbuka lebar menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya."Boy, kau sadar." ucap David. "Da-ddy." panggil Gibran lemah. "Kau butuh sesuatu boy?" tanya David."A-air." ucap Gibran terbata.David mengambilkan segelas aie minum untuk Gibran, dia membantu anaknya untuk meminum minumannya menggunakan sendok."Jika ada yang sakit beritahu daddy." ucap David dingin. "Kakak." ucap Gibran. "Kakak? siapa yang kau panggil kakak?" tanya David bingung. "Tadi aku lihat kakak." jawab Gibran.Ceklek. Katrina dan Sean masuk kedalam ruang rawat Gibran, mereka langsung menghampiri cucu kesayangannya. "Cucu oma sudah sadar." ucap Katrina. "Kamu ini bikin opa khawatir boy." ucap Sean."Aauhhhh, ssshh." ringis Gibran. "Ya a

  • Pengasuh Untuk Anakku Gibran   Kecemasan David

    Prangg..Windy tak sengaja menjatuhkan piring yang sedang ia cuci, perasaannya gelisah tak menentu. Senior di restoran langsung berkacak pinggang dihadapan Windy, dia begitu kesal melihat kecerobohan Windy yang memecahkan piring mahal yang sedang di cucinya. "Kamu becus kerja gak sih?! lihat akibat ulahmu piringnya pecah, emangnya kamu sanggup buat menggantinya hah?!" sentak Devi."Maaf mbak, aku tidak sengaja memecahkannya." ucap Windy."Aku tidak mau tahu, kau harus mempertanggung jawabkan ulahmu ini dan mengganti rugi piringnya!" ucap Devi semakin meninggikan suaranya. Windy lantas membersihkan tangannya dikucuran air keran wastafel, dia mengatur nafasnya yang kini mulai tersulut emosi tak terima dibentak oleh Devi selaku senior di tempatnya bekerja. "Bisa gak sih kalau ngomong itu pake cara baik-baik? gue ngerti kok gausah pake nyolot segala, gue ngehargain loe karena loe senior disini, dan satu hal yang harus loe tahu! loe bukan pemilik restoran ini, dan ya tanpa loe suruh gue

  • Pengasuh Untuk Anakku Gibran   Gibran Kecelakaan

    "Hallo tuan, kita bertemu lagi ternyata dunia ini sempit yah." ucap Windy. "Daddy kenal dengan kak Windy?" tanya Gibran."Tidak." jawab David singkat. David menatap Windy dengan tatapan yang tak bisa diartikan, Windy sudah pasrah jika David memecat dirinya atas kejadian kemarin. "Kakak," panggil Gibran. "Iya adek ganteng? eh, maksudku tuan muda apa kau membutuhkan sesuatu?" tanya Windy. "Kakak boleh suapi aku?" tanya Gibran. "Gibran!" tekan David. David menatap tajam kearah Gibran, Windy bingung harus melakukan apa jika ia pergi seniornya pasti marah padanya, tapi jika dia stay di ruangan VIP rasanya sesak harus berhadapan dengan David. "Sorry dad." ucap Gibran menunduk. Gibran menundukkan kepalanya sedih, dia memakan makanannya yang kini langsung tak berselera. 'Daddy aku hanya ingin disuapi oleh kak Windy, aku senang bisa dekat dengannya dia baik seperti seorang ibu' batin Gibran."Kau kembali bekerja, dan ingat! urusan kita belum selesai." ucap David dingin."I-iya tuan."

  • Pengasuh Untuk Anakku Gibran   Bertemu kembali

    Windy menenteng tasnya mencari kontrakan untuk tempat tinggalnya, ia berjalan dengan gontai meratapi nasibnya dan menahab rasa sesak di dadanya yang terus menerus merasa terhimpit. "Kenapa nasibku seperti ini ya Allah?" keluh Windy. Saat berjalan menyusuri beberapa rumah Windy melihat tulisan 'Masih kosong kontrakan khusus wanita', Windy langsung saja masuk menanyakan siapa pemiliknya pada penghuni di sekitar kontrakan tersebut. "Permisi, kalau boleh tahu pemilik kontrakan ini dimana ya rumahnya?" tanya Windy pada seorang perempuan paruh baya."Oh itu, yang rumahnya warna kuning" jawab perembuan paruh baya tersebut. "Oh, Terimakasih bu." ucap Windy. Windy berjalan kearah rumah yang ditunjukkan, dia mengetuk pintu beberapa kali sehingga muncullah Wanita paruh baya dengan memakai kacamata diwajahnya. "Permisi, apakah benar ini yang punya kontrakan disini?" tanya Windy. "Betul neng, mau ngontrak disini?" tanyanya. "Emang satu bulannya berapa bu?" tanya Windy. "Satu bulannya 500

  • Pengasuh Untuk Anakku Gibran   Kemarahan David

    Davin jatuh kedalam kubangan air kotor, sang supir langsung berlari membantu tuannya berdiri. Windy tersenyum puas kini ia dan David impas, baginya semua makhluk di muka bumi ini derajatnya sama dimata tuhannyaentah kaya ataupun miskin. "Akhirnya kita impas." ucap Windy tersenyum. "Brengsek!" umpat David. Windy langsung pergi meninggalkan David, dia berjalan dengan santainya meskipun bajunya kotor. David mengepalkan tangannya, wajahnya memerah menahan malunya karena banyak pasang mata yang menatap kearahnya. "Tuan sebaiknya kita masuk, takutnya ada wartawan yang meliput." ucap supir bernama Udin.David menuruti ucapan Udin, dia langsung melangkahkan kakinya masuk kedalam mobiknya dengan perasaan dongkol. 'Awas kau wanita sialan! akan ku balas semua perbuatanmu.' batin David. Udin melihat lampu yang sudah berubah warna menjadi hijau, ia segera melajukan mobilnya menuju kediaman David. Di sepanjang perjalanan David terlihat memasang wajah dinginnya, ia ingin segera sampai ke rumah

  • Pengasuh Untuk Anakku Gibran   Bertemu Windy

    Gibran dan Windy memegang es krim ditangannya masing-masing, Gibran memesan es krim rasa cekelat, sedangkan Windy ia memesan es krim rasa Vanilla. "Terimakasih kak, kau sudah mentraktirku es krim." ucap Gibran. "Sama-sama adek ganteng, jangan sedih lagi ya." jawab Windy. Gibran menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, mereka berdua menikmati es krimnya sambil sesekali tertawa. Katrina mencari Gibran kesana kemari namun tidak juga menemukannya, saat turun dari mobil Katrina melihat Gibran berlari dengan cepat sampai ia kehilangan jejaknya. "Anak ini kemana sih? gatau apa omanya nyariin sampai pegel gini? kalo David tahu , bisa murka dia hiihh membayangkan wajahnya saja sudah ngeri." gumam Katrina bergidik ngeri.Katrina kembali mencari Gibran ke setiap sudut taman, lama mencari akhinya Katrina menangkap sosok Gibran yang sedang memakan es krim bersama seorang gadis disampingnya. Katrina langsung saja menghampiri Gibran, dia tidak ingin kehilangan lagi jejaknya. "Gibran." panggil

  • Pengasuh Untuk Anakku Gibran   Mengantar Gibran ke sekolah

    Gibran Mahesa, seorang anak kecil berusia 7 tahun mengidap penyakit Alopecia sejak ia berumur 4 tahun karena autoimun. Gibran kini duduk di bangku sekolah dasar internasional, teman satu kelasnya sering sekali membulinya karena rambutnya yang botak akibat penyakit yang di deritanya. Suatu hari, seperti biasanya ayah dari Gibran yang bernama David Giomani Mahesa mengantarnya ke sekolah. David adalah seorang single parents karena ia telah berpisah dengan istrinya sejak Gibran berusia 1 tahun, istrinya lebih memilih mengejar mimpinya dan pergi bersama selingkuhannya dibandingkan hidup dengan keluarga kecilnya. "Gibran, ayo nanti kamu kesiangan." ucap David datar. "Iya dad." sahut Gibran.Gibran duduk di belakang tepat disamping ayahnya yang selalu sibuk dengan tabletnya, supir menjalankan mobilnya meninggalkan rumah mewah milik David menuju sekolah Gibran. Di sepanjang perjalanan tidak ada yang bersuara, David adalah tipikal orang yang dingin dan tegas jadi jarang sekali ia berbicara

DMCA.com Protection Status