Share

Phantom

Penulis: Agura Senja
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-14 22:48:51

Claudia tidak mengenal keluarga Aldara secara pribadi, tapi mereka termasuk salah satu keluarga yang memimpin bisnis di negara ini. Hanya saja Claudia tanpa sadar tertegun karena perusahaan induk milik Aldara adalah tempat Selena bekerja. Ia ingat saat sepupunya itu berteriak bahagia ketika lolos menjadi salah satu staff sekretaris di kantor pusat Aldara.

Tidak hanya kenyataan jika Selena bekerja di perusahaan itu yang membuat Claudia jadi tidak nyaman, tapi ingatan tentang posisi wanita itu saat ini. Dalam beberapa tahun, Selena dengan cepat naik jabatan dan seingat Claudia, beberapa bulan lalu Selena resmi menjadi salah satu sekretaris Narendra Frandika Aldara, direktur utama sekaligus pemilik saham tertinggi di Aldara saat ini.

‘Apa Selena akan berada di sana juga?’ Claudia membatin cemas, tidak bisa membayangkan harus bertemu Selena sekarang, saat ia sedang melakukan tugas sebagai seorang pengasuh dan tidak bisa melakukan sesuatu yang bisa menjelekkan nama Raga.

“Dari tadi Kakak
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Area Pribadi

    Lupakan tentang Phantom yang sering muncul dan menghilang tiba-tiba, karena pemilik orang-orang aneh itu pun sama anehnya. Claudia baru selesai menidurkan Raga dan memasuki kamar yang disiapkan untuknya, sebuah ruangan yang berada di seberang kamar sang tuan muda, tapi saat Claudia masuk, seseorang yang katanya akan pulang larut malah terlihat santai membaca buku di ranjang."Pak Malven? Kenapa di sini?" Claudia sengaja memanggil dengan sebutan 'Pak', khawatir ada Arfa atau Phantom di sekitar. "Katanya ini kamar saya, tapi kenapa Bapak di sini?"Malven menurunkan bukunya, kacamata yang bertengger di hidung mancung pria itu membuat penampilannya semakin menawan."Tidak perlu akting jadi orang sopan begitu, tidak ada siapa pun di sini. Lalu, kenapa aku di sini? Tentu saja jawabannya karena ini kamar pribadiku," ucap Malven sembari memberi isyarat agar Claudia mendekat.Claudia mengernyit, kenapa dia diarahkan ke sini kalau memang ini kamar pribadi Malven? Jangan bilang bukan hanya Arfa,

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Nona Claudia

    Malven tidak bisa menahan tawanya, cara Claudia mengatakan hal memalukan seperti itu sungguh sangat menghibur."Aku semakin penasaran, apakah ada teknik tertentu yang bisa kamu perlihatkan untuk membuatku melupakan dunia?" Malven bertanya sembari mengelap sudut matanya yang berair. Claudia merengut. Sejak Malven malah menertawakannya padahal Claudia sudah berusaha menjadi wanita penggoda, mood-nya menurun drastis. Kenapa sih harus tertawa mengejek begitu? Claudia juga tahu jika kata-katanya terdengar memalukan!"Lho, mau kemana?!" Malven menahan Claudia yang berusaha meninggalkan pangkuannya. Wajah cemberut dengan kerutan di kening wanita itu membuat Malven kembali terkekeh pelan. Ini pertama kali selama hidupnya Malven tertawa lepas karena tingkah seseorang. "Tertawa saja terus, aku mau tidur!" Claudia menjawab ketus, semakin kesal karena Malven malah tertawa sambil menyembunyikan wajahnya di cekuk leher Claudia. "Ah, tidak, maafkan aku, hanya saja aku tidak bisa menahannya saat k

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-16
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Memilih Gaun

    Saat Malven mengatakan sudah menghubungi desainer kenalannya, Claudia pikir yang akan dikirim adalah gaun untuknya, tapi kedatangan Tabinta siang ini membuat kening wanita itu mengernyit.Padahal baru lusa kemarin bertemu Tabinta, kenapa wanita itu mau datang jauh-jauh ke tempat ini hanya untuk sebuah gaun? Memangnya pemilik brand fashion sepertinya tidak sibuk mempersiapkan desain untuk musim selanjutnya? "Kamu bisa mengirim anak buahmu ke sini, Binta, kenapa malah datang sendiri?" Claudia tidak bisa menahan diri selain bertanya, menatap Tabinta yang kini sudah duduk di hadapannya.Tabinta tersenyum tipis, "Aku tidak bisa mempercayakan pekerjaan sepenting ini pada orang lain," ucapnya sebelum menyesap teh yang disiapkan, senyumnya mengembang saat rasa pahit dan manis menyentuh lidahnya."Pekerjaan penting?""Iya, membawakan gaun dan melihat sendiri apakah ada yang kurang, jadi aku bisa langsung memperbaikinya." Tabinta meletakkan cangkir tehnya sebelum memberi isyarat pada asistenny

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Pergi ke Pesta

    "Wow, bukankah itu sangat sopan?" Malven bersiul pelan saat melihat Claudia akhirnya muncul, sudah siap dengan gaun ungu yang dipilihnya sendiri. Rambut panjang Claudia digelung rapi tanpa ornamen apa pun, bahkan wajahnya juga tanpa make up sama sekali, hanya bibirnya yang terlihat sedikit berkilap karena lip balm. Sederhana, rapi dan sopan, adalah tema yang dipakai Claudia malam ini. Selama ia tidak berpenampilan mencolok dan bersikap sopan sebagai pengasuh Raga, tidak peduli semahal apa gaunnya, orang-orang tidak akan memperhatikan dan Claudia akan melewati pesta dengan aman. "Kakak cantik banget! Kaya tuan putri di buku dongeng!" Raga akhirnya berkomentar dengan suara cerah setelah beberapa saat tertegun menatap Claudia. Dia juga tidak mengerti, tapi penampilan Claudia terlihat sangat lembut dan anggun, persis seperti para putri dan bangsawan yang ada dalam benak Raga. Claudia tersenyum lembut. "Hm, tentu saja, Kakak percaya kamu akan tetap bilang begitu meskipun Kakak pakai baj

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-18
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Bertemu Teman Baru

    Tunangan? Claudia segera memegangi Raga di belakangnya dan gadis kecil yang melompat ke arah mereka saat gadis itu hampir terjerembap. “Freya!”Panggilan dengan suara agak meninggi dan sarat akan kemarahan itu membuat Claudia mendongak, menatap seorang anak lelaki yang menghampiri sambil berlari.“Kamu ini! Aku kan sudah bilang untuk hati-hati! Kalau tadi tidak ditahan bagaimana? Kamu mau aku dimarahi Mama kalau kamu jatuh dan menangis?!” Gadis bernama Freya merengut, “Galak banget Kak El, nggak seru! Aku kan juga nggak sengaja kesandung,” ucapnya dengan bibir melengkung ke bawah. “Tapi, Kakak cantik ini siapa? Makasih ya udah nolongin aku!”Claudia tidak bisa menahan senyumnya saat Freya tersenyum cerah, pipi bulat gadis itu tampak semakin berisi, benar-benar cantik dan menggemaskan.“Sama-sama, Nona Freya, lain kali hati-hati agar tidak jatuh. Nama saya Claudia, di sini untuk menemani Tuan Muda Raga sebagai pengasuhnya.”“Pengasuh?” Freya memiringkan kepala, “Apa itu?” tanyanya de

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-19
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Dia Tidur dengan Tunanganku!

    Claudia tahu cepat atau lambat dia harus berhadapan dengan Selena mau pun Deon, tapi kenapa harus sekarang, saat Claudia sedang berada dalam suasana hati yang baik? Memangnya tidak boleh Claudia memiliki teman baru dan merasa bahagia, hingga takdir membawakan Selena padanya?“Ada apa, Selena?” Zoya bertanya pada Selena yang merupakan salah satu sekretaris ayahnya. Claudia tidak bergerak atau menoleh, wajahnya pucat dan napasnya sedikit sesak. Sedikit keberuntungan yang Claudia punya, tempat duduknya yang berada di antara Zoya dan Mia membuatnya secara otomatis membelakangi arah datang Selena. Kalau Selena tidak menoleh dan memperhatikan, ia pasti tidak akan tahu Claudia di sana.“Maaf, Bu Zoya, tapi Pak Narendra meminta saya untuk memanggil Anda karena ada tamu yang harus dikenalkan,” ucap Selena sopan. Sebenarnya hari ini ia diperbolehkan untuk tidak datang, tapi berada di apartement itu sendirian membuat Selena muak. Pagi ini ia dan Deon bahkan bertengkar lagi, dengan masalah yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Hanya Orang Biasa

    Claudia menegakkan tubuh setelah mendengar kata-kata Mia. Matanya mengerjap heran karena Mia terlihat kesal, padahal yang diselingkuhi adalah Claudia, dan lagi ini pertemuan pertama mereka. Rasanya agak aneh ada seseorang yang marah untuk Claudia saat mereka baru saja berkenalan. "Benar, caramu terlalu lembut, Claudia. Tapi, itu juga lumayan." Grace ikut menimpali, sikapnya masih sangat tenang dan menikmati tehnya tanpa kesalahan. Claudia tersenyum, berterima kasih pada mereka yang mau menunjukkan kepedulian padanya, padahal masalah seperti itu harusnya tidak dibawa ke tempat umum, apalagi tempat di mana Selena bekerja. "Jadi, siapa kamu sebenarnya, Claudia?" Pertanyaan yang Mia ajukan membuat Claudia tergagap. Kenapa tiba-tiba menanyakan sesuatu yang sudah jelas? "Aku pengasuh tuan muda Raga," jawab Claudia cepat, untungnya tidak gagap dan ragu-ragu dalam menjawab. "Bukankah aku sudah mengenalkan diri tadi?" Mia berdecih, berbeda dengan Grace yang tersenyum simpul. "Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Tidak Pantas Dicintai

    Kenapa Claudia harus bertemu dengan Selena lagi? Jangan bilang wanita itu sengaja menunggu hingga Claudia meninggalkan taman? “Kenapa aku harus menjawab pertanyaanmu? Siapa pun yang mewakili yayasan ke sini atau sebagai ‘siapa’ aku di sini, itu bukan urusanmu sama sekali. Enyahlah, Selena, aku sedang tidak ingin melihat wajahmu.”Kata-kata dingin yang Claudia lontarkan membuat Selena geram. Bagaimana bisa wanita itu masih saja bersikap sombong dan penuh percaya diri setelah kehilangan Deon?“Yaah, tentu saja. Aku mengerti kenapa kamu tidak mau melihat wajahku. Pasti sulit menghadapi wanita yang dicintai oleh tunanganmu, kan? Ups, maksudku mantan tunangan!” Selena menutup mulutnya dengan satu tangan, bibirnya menyeringai, mengejek terang-terangan pada Claudia.Claudia menghela napas, tidak menanggapi ucapan Selena dan berlalu begitu saja, keluar dari toilet dan meninggalkan wanita itu.“Kamu tahu apa yang menyebabkan Deon lebih memilihku? Karena kamu tidak mampu memberikan apa yang di

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-22

Bab terbaru

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Orang Baik

    Pria yang wajahnya nyaris tidak lagi bisa dikenali itu, Deon, semakin gemetar saat Malven berjalan mendekat. Malven memang menangkap dan menyerahkan Deon pada pihak berwajib, tapi tidak ada yang tahu jika yang akan ‘mengadili’ Deon adalah Malven sendiri. “Ugh! Ggh!”“Hm? Kau bilang apa? Coba katakana dengan jelas agar aku mengerti keinginanmu,” ucap Malven sembari berjalan menuju sebuah meja panjang, di atasnya terdapat banyak alat yang biasa Malven gunakan untuk bermain.Pria itu memilih sebuah belati kecil hari ini. Kemarin ia bermain menggunakan besi panjang yang dipanaskan, berpikir jika itu menyenangkan, tapi nyatanya tidak. Malven lebih suka jika ada warna merah yang menghiasi mainannya, itulah kenapa ia hanya sempat menggunakan besi panas itu satu kali. Alat itu membosankan.Malven melepas jas hitamnya, menukarnya dengan sebuah padding hitam panjang yang tersedia di gantungan. Pria itu tidak lupa menggulung lengan kemejanya, khawatir akan ada noda yang menempel seperti kemari

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Tempat Bermain

    Claudia tersenyum canggung. Sejak awal ia memang hanya berniat memberikan kartu khusus itu untuk Raga agar anak itu tidak perlu khawatir tidak bisa bertemu Claudia lagi. Sejak bertemu, ketika Raga mengetahui tentang Claudia yang bukan pengasuh biasa, wanita itu sudah berjanji bahwa ia akan tetap memperlakukan Raga dengan spesial meski Claudia tidak lagi menjadi pengasuhnya."Maaf, mana kutahu kalau kartu nama khusus itu akan digunakan sebagai tiket masuk ke sini," Claudia berbisik sembari mengusap pelan lengan Malven."Kau masih di sini?"Suara tajam itu membuat Claudia dan Malven terdiam. "Aku akan antar Malven keluar!" ujar Claudia cepat, menarik Malven untuk bergegas dan tidak mengizinkan pria itu untuk mengatakan hal lain yang akan membuat emosi Regan meningkat.Meski begitu, Malven tetap membungkuk sopan pada Regan sebelum benar-benar berbalik, kembali menyusuri lorong menuju ruang tamu di bagian luar rumah bersama Claudia."Kamu tidak marah karena langsung diusir, kan?" Claudia

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Tiket Masuk

    Seperti yang Claudia katakan pada Shouki dan Aira, hari ini ia benar-benar keluar dari rumah sakit. Shouki mengantar hingga ke lobi, juga menemani dalam diam sampai mobil yang dikendarai Arfa datang. “Aku akan ke sini lagi sore nanti untuk menjenguk Zenis, jadi kamu tidak perlu mengikutiku. Lalu, kalau Opa atau Ayah menghubungi, jangan mengatakan sedikit pun tentang masalah ini, mengerti?” Claudia memberikan perintah untuk ke sekian kalinya sejak kemarin, yang tentu saja Shouki tetap menjawab dengan sopan.“Hati-hati, Nona. Tuan Malven, pastikan mengantar Nona Claudia sampai dia masuk ke rumah,” ucap Shouki sembari membungkuk hormat pada Malven dan Claudia.“Tentu saja.” Malven menjawab acuh tak acuh. Sebenarnya agak iri dengan Shouki yang sudah mengenal Claudia sejak sangat lama, tapi karena pria itu sudah punya istri dan anak meskipun melayani Claudia yang sangat cantik, sepertinya Malven bisa mempercayainya.Mobil yang Claudia dan Malven tumpangi meninggalkan pelataran rumah sakit

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Claudia Raline Elvina

    Claudia kembali memeluk Malven, menyembunyikan wajahnya di bahu pria itu. “Itu aku,” ucapnya pelan, suaranya sedikit teredam di bahu Malven.“Bicaralah yang jelas, aku tidak mendengarmu.” Malven mengusap lembut kepala Claudia, meminta agar wanita itu kembali mengangkat wajah dan menatapnya.“Kubilang itu aku! Direktur utama yayasan yang menolak proposalmu, itu aku!” ujar Claudia akhirnya, tidak mau tahu bagaimana reaksi Malven setelah mendengarnya. Claudia tidak mau menyembunyikan apa pun lagi karena hubungan mereka harus segera diresmikan, jadi Malven harus tahu semua tentang Claudia. Pria itu harus menyiapkan alasan yang kuat untuk bisa menikahi Claudia di depan Regan dan Adhamar.Malven benar-benar terdiam. Ia ingin menanyakan lagi untuk meyakinkan telinganya, tapi yang didengarnya tadi sudah sangat jelas. Claudia adalah direktur utama Yayasan Gemilang? Malven mengerutkan kening, mencoba mengingat nama seseorang yang tidak pernah ditemuinya secara langsung.“C.R. Elvina?” Malven be

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Memulai Obrolan

    Claudia tidak bisa bertanya lebih jauh saat Malven mengatakan dengan yakin jika noda yang ada di ujung lengan kemejanya adalah saus. Pria itu segera beranjak ke kamar mandi setelah meraih paper bag berisi pakaian ganti yang sebelumnya dibawakan Arfa.Di dalam kamar mandi, wajah lembut Malven perlahan memudar, berganti menjadi raut datar tanpa emosi. Pria itu menghela napas pelan saat membuka kancing kemejanya satu per satu dan melihat ada beberapa bercak merah di ujung kemeja putihnya. Padahal ia menggunakan alat pelindung dan berhati-hati agar tidak ada noda yang merusak penampilannya, tapi tidak menyangka jika beberapa cipratan merusak pakaiannya.“Untung saja yang terkena noda cukup banyak bisa disembunyikan,” gumam Malven sembari berjalan mnuju shower, membasahi tubuhnya dengan air dingin. Air yang mengalir juga turut membasuh warna merah yang ada di tangan pria itu.Selesai membersihkan dirinya dan memastikan tidak ada noda atau bau darah yang menempel, Malven keluar kamar mandi

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Terlalu Lembut

    Claudia meletakkan telunjuknya di bibir, matanya melirik ke arah ranjang--menunjukkan keberadaan Raga yang tertidur lelap.Aira segera membelap mulutnya, "Maaf," ucapnya pelan. Ia menghela napas sebelum melanjutkan, "Jadi, apa kamu sudah mengatakannya pada Shouki tentang kejadian kemarin?" tanyanya sembari menatap ke arah Shouki.Shouki menggeleng, "Nona bilang akan menunggu sampai Nona Aira datang," ucap pria itu, mengalihkan tatapnya ke arah Claudia dan bertanya dalam diam.Claudia mengangguk. Sejujurnya ia khawatir akan meledak dan dipenuhi emosi saat menceritakannya jika pada Shouki, itu sebabnya Claudia tidak menelpon atau mengatakan apa pun pada pengawalnya itu saat ia melihat Deon berselingkuh. Dulu Claudia masih memikirkan Selena, karena jika ia mengadu pada Shouki, entah apa yang akan pria itu lakukan pada Deon dan Selena, tapi sekarang Claudia tidak bisa menahannya sendirian.Wanita itu menceritakan segalanya, dimulai dari perjalanannya ke kediaman sang kakek untuk menolak p

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Empat Pria

    Claudia terkejut atas kedatangan Malven. Bukankah pria itu sudah pergi dari tadi?!Shouki segera menarik tangannya dari kepala Claudia dan bergegas berdiri, membungkuk sopan pada Malven yang tampak mematung di dekat pintu.Sepertinya Malven tidak tahu jika sedang ada Shouki di sini, melihat dari raut tegang Sean dan Vall di belakangnya."Malven? Bukankah kamu bilang ada urusan?" Claudia bertanya pelan, entah kenapa merasa gugup, padahal tidak melakukan sesuatu yang salah.Malven menghela napas setelah mencoba menjernihkan kepalanya. Melihat Claudia yang kikuk dan gugup, Malven tahu jika wanita itu tidak tahu cara menjelaskan kehadiran pria asing di kamarnya."Aku meninggalkan sesuatu," ucap Malven sembari berjalan mendekat. Matanya berubah tajam saat menatap Shouki. "Selamat siang, Tuan Malven, saya Shouki."Malven menaikkan satu alis melihat pria di hadapannya bersikap sopan dan tampak percaya diri. "Selamat siang, Tuan Shouki. Maaf mengganggu waktu Anda dan kekasih saya--Claudia. S

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Rasa Syukur

    Claudia menutup buku cerita dengan perlahan, memastikan tidak ada suara yang mengganggu tidur Raga. Anak itu sudah tertidur pulas dengan posisi meringkuk di samping Claudia, napasnya yang tenang membuat Claudia tersenyum lembut. Wanita itu membenarkan posisi kepala Raga ke bantal dan menyelimutinya agar lebih nyaman, lalu menatap wajah polos anak itu sejenak sebelum menghela napas lega.Saat Claudia hendak meletakkan buku di meja kecil, pintu kamar rawatnya terdengar diketuk. Namun, bukannya langsung terbuka, ketukan itu disusul dengan suara pelan dari luar--sepertinya ada perdebatan kecil. Claudia mengerutkan kening, merasa bingung, hingga ia mendengar suara rendah dan penuh tekanan dari Shouki."Apa Sho sudah datang? Cepat juga, padahal belum dua puluh menit."Claudia segera mengambil ponselnya dan menghubungi Sean, lupa jika wanita itu dan Vall sedang berjaga atas titah Malven. Awalnya Claudia khawatir Sean tidak akan mengangkat telpon darinya karena wa

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Tidak Akan Melepaskan

    Saat Claudia tengah asyik membacakan buku cerita untuk Raga, tiba-tiba pikirannya tersentak. Ia teringat sesuatu yang membuat alisnya berkerut. Claudia sama sekali belum memberi kabar pada siapa pun tentang dirinya yang dirawat di rumah sakit, apalagi soal kejadian yang membuatnya ada di sini.Claudia berhenti membaca, membuat Raga menatapnya dengan bingung. "Kak Cla, kenapa berhenti? Ceritanya lagi seru!"Claudia tersenyum kecil, mencoba menenangkan Raga. "Sebentar, Raga. Kakak baru ingat ada sesuatu yang harus dilakukan. Bisa tolong ambilkan tas Kakak? Sepertinya ada di lemari kecil di dekat ranjang."Raga mengangguk antusias, melompat turun dari tempat tidur, lalu bergegas menuju lemari kecil. Ia membuka pintu lemari dan mengambil tas tangan Claudia dengan hati-hati. "Ini, Kak." Raga menyerahkan tas tersebut dengan senyuman bangga."Terima kasih, Raga. Kamu memang hebat." Claudia mengacak rambut anak itu sebelum membuka tasnya dengan buru-buru. Ia mengeluarkan ponsel yang langsun

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status