Beranda / Romansa / Pengantin Tuan Haidar / ( S2 ) Bab 119. Tidak Cantik Tapi Menarik

Share

( S2 ) Bab 119. Tidak Cantik Tapi Menarik

Penulis: Nyi Ratu
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-05 17:20:27

“Iya,” jawab wanita itu dengan lembut.

 Jennie menyendokkan sedikit nasi, lalu menyuapkannya ke mulut sang suami. Ia menyuapinya dengan telaten, sedikit demi sedikit, hingga nasi di kotak itu tersisa setengahnya.

Laki-laki tampan itu mengambil sendok dari tangan istrinya. “Kamu juga harus makan, kalau saya mati, kamu juga harus mati.”

“Ogah!” kata Jennie sambil mengunyah makanan yang dimasukkan dengan paksa oleh suaminya.

“Telan dulu makananmu baru bicara.” Gara memukul kening istrinya dengan sendok bekas dia makan.

“Aku udah susah-susah dandan, tapi malah digetok pakai sendok bekas. Itu ‘kan ada minyaknya,” oceh Jennie sambil mengelap keningnya dengan tisu. “Riasanku rusak deh.”

Wanita itu mengerucutkan bibirnya sambil menatap tisu bekas ngelap keningnya. Bukan hanya bekas sendok kotor saja, tapi juga bedaknya ikut tersapu tisu.

  

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 120. Disambut Mertua

    "Siapa takut!" Jennie sudah tidak takut dijebak lagi karena menurutnya pernikahannya merupakan jebakan paling licik yang dilakukan laki-laki yang menikahinya.‘Anda memang cocok dengan Nona Jennie, Tuan. Semoga dia bisa membantumu melupakan rasa sakit pengkhianatan dari adik dan kekasih anda. Saya tahu sebenarnya hati anda terluka. Terima kasih Nona Jennie, saya akan berusaha untuk membuatmu berada di samping Tuan Gara.’Di sepanjang perjalanan kedua pasangan itu selalu berdebat, tapi Yas dan sang pengawal yang mengemudikan mobilnya berpura-pura tidak mendengarnya.Mobil mewah itu berhenti di halaman rumah Anisa, begitu pun dengan dua mobil milik sang tante, mereka sampai bersama-sama di kampung halaman calon istri Bara.“Kita sudah sampai, Tuan.”Ucapan Yas menghentikan perdebatan antara suami istri yang tak kunjung usai.Pria jangkung itu menatap ke luar jendela. Benar saja mereka sudah berada di halaman rumah

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-06
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 121. Mempermalukan Sang Istri

    “Selamat datang Kakak ipar!” Bara dan Anisa sudah menyambut kedatangan Gara dan istrinya.Jennie terbelalak saat melihat Bara. Ia mengucek matanya, lalu menoleh pada sang suami, kemudian kembali menatap Bara. “Kenapa kalian begitu mirip,” ucapnya pelan.“Karena aku saudara kembar suamimu, Kakak ipar,” jawab Bara sambil terkekeh.Anisa mengulurkan tangannya kepada Jennie. “Perkenalkan Kakak ipar, saya Anisa, calon istri Mas Bara.”Jennie menerima uluran tangan calon istri adik iparnya sambil tersenyum manis. “Salam kenal, Anisa, saya Jennie.”“Silakan masuk, Kak Jen, Mas Gara!” ucap Anisa dengan ramah sambil mundur beberapa langkah untuk memberikan jalan kepada pengantin baru itu.“Terima kasih, Anisa.” Jennie tersenyum ramah kepada Anisa sebelum mengikuti suaminya masuk ke dalam rumah sederhana itu.Mereka duduk di ruang tamu bersama dengan

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-06
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 122. Menang Taruhan

    "Jangan marah lagi!" Gara tersenyum sambil mengusap bibir sang istri dengan ibu jarinya setelah ia melepaskan ciuman panas yang singkat itu.'Aku benar-benar terjebak.'Ingin sekali ia menjerit dan berteriak sekencang-kencangnya, memaki sang suami, tapi apalah daya. Ia hanya bisa mengelus dada sambil mengatur napasnya untuk meredakan amarah.'Aku menyerah, nggak mau lagi mencari masalah dengannya.'"Saya yang memenangkan taruhan ini, ingat janjimu," bisik Gara sambil merapikan rambut istrinya."Tapi, nggak di depan semua orang juga kali. Aku malu," ucap Jennie pelan sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.Sejak tadi Bara dan Anisa hanya tersenyum-senyum melihat kelakuan Gara dan Jennie. Bukan hanya pasangan calon pengantin itu, tapi Andin dan Haidar pun sejak tadi memperhatikan anak dan menantunya."Aku baru melihat Gara bersikap begitu kepada perempuan. Ia terlihat bahagia bersama dengan Jennie, kehidup

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-07
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 123. Kepergok

    "Bukan begitu, Sayang?" Bara tersenyum sambil mengedipkan matanya. "Kopi hitam berbekas tanda cinta di perut saya. Apa kamu sudah lupa?""Apaan? Nggak ada ya, kamu tuh lebay banget, Garangan." Jennie mengusap wajah suaminya dengan telapak tangan. "Masa iya cuma kesiram gitu doang jadi berbekas, waktu itu kamu 'kan pakai baju.""Songong!" Gara menyentil kening istrinya dengan keras. 'Wanita ini tidak bisa dijinakkan,' ucap Gara dalam hatinya karena sang istri sama sekali tidak menjaga sikapnya."Sakit ...!" Jennie mengusap keningnya sambil beringsut menjauhi Gara. "Benjolku baru sembuh.""Benjol kenapa?" tanya sang mommy yang baru datang sambil membawa minuman untuk keluarganya.Gara menatap tajam sang istri, mengisyaratkan agar wanita itu tidak menceritakan tentang kejadian ketika di perjalanan pulang dari KUA."Nanti aku ceritain, Mom." Jennie tersenyum sambil melirik suaminya."Kalian ini pakai gaya apaan sih? Abis malam perta

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-08
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 124. Wanita Langka

    "Mom, aku ke depan duluan ya," izinnya kepada sang mertua sambil membawa secangkir kopi hitam untuk sang suami."Iya, Sayang."‘Mertuaku baik banget, tapi sayangnya aku hanya sementara menjadi menantunya. Selama enam bulan ke depan aku akan berusaha menjadi menantu yang baik,’ ucap Jennie dalam hati sambil tersenyum.Ia berjalan sambil tersenyum-senyum, walau suaminya sangat menyebalkan, tapi ia bersyukur keluarga suaminya sangat baik, walaupun mereka tahu tentang pernikahannya dengan Gara hanya sebuah kesepakatan.“Ini kopinya suamiku.” Jennie memberikan cangkir kopi itu kepada suaminya.Gara menerima cangkir kopi itu sambil tersenyum. “Terima kasih, Biggie.”“Sama-sama, Garangan.”“Kopi buatanmu sangat nikmat, istriku. Ternyata ada yang bisa dibanggakan darimu.”Jennie memelototi suaminya sambil bertolak pinggang.“Kak Jen, kita jalan-jalan di sekitar si

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-08
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 125. Menangislah

    "Jangan kasihani aku, Anisa! Aku nggak suka dikasihani.""Bukan seperti itu. Aku juga dulu hidup sebatang kara setelah ibuku meninggal. Aku hidup susah di ibukota karena keluarga ayahku nggak mengakui aku dan ibuku karena kami orang miskin."Jennie menoleh pada Anisa sambil tersenyum. "Ternyata kita senasib, pernah hidup susah bahkan untuk makan saja harus bekerja keras dulu, kalau hari ini nggak kerja ya nggak makan.""Benar. Beruntung aku ketemu Mas Gara, dia memberiku tempat tinggal dan mencarikanku pekerjaan. Kak Jen beruntung mempunyai suami seperti Mas Gara. Dia laki-laki yang baik.""Anisa, aku sudah tahu dari tante Sisil tentang hubungan kalian. Aku dan Gara menikah karena kesepakatan.""Sejak dulu aku menganggapnya sebagai penyelamatku. Aku berharap Kak Jen dan Mas Gara selalu bersama. Kakak sangat cocok dengannya. Hanya dengan Kakak dia bisa tertawa lepas seperti itu. Selama aku mengenalnya dia tidak pernah terlihat sebahagia saat bersama

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-09
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 126. Tak Ada Rasa Lagi

    Jennie menoleh ke belakang dan ternyata laki-laki jangkung yang sudah menjadi suaminya datang menyusul bersama dengan adik kembarnya."Kalian kenapa ke sini? Apa kamu takut calon istrimu kabur?" tanya Jennie kepada adik iparnya."Dia nggak akan bisa kabur dari hatiku, Kak. Aku sudah mengikat erat Anisa di dalam hati ini," jawab Bara sambil menunjuk dadanya dengan jari telunjuknya. "Yang takut itu Bang Gara, dia takut istrinya kabur."Bara menoleh pada sang kakak sambil terkekeh. "Kalau suka jangan diam aja, Bang!""Dia tidak akan bisa kabur dari saya!" kata Gara."Kamu benar, aku nggak bisa kabur dari manusia licik kayak kamu," ucap Jennie dengan sinis.Gara melangkah mendekati Jennie. "Istri yang baik." Laki-laki itu mengacak-acak rambut istrinya sambil tersenyum.Jennie menepis tangan suaminya dengan kasar. "Gara, berilah aku waktu sedikit aja untuk tidak melihat wajahmu. Aku benci banget sama kamu.""Nanti malam saya akan me

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-10
  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 127. Ciuman Hangat

    Hari sudah semakin sore, kabut pun sudah terlihat semakin tebal. Udara makin terasa dingin sampai menusuk tulang.Jennie mengusap-usap lengannya karena sudah mulai kedinginan."Biggie, ayo kita pulang!""Kamu pulang duluan aja, aku ingin menghirup udara segar di sini. Jarang-jarang di ibukota mendapatkan udara sebersih ini."Walau sudah merasa kedinginan ia tidak mau pulang. Pemandangan itu sangat langka baginya.Memandang pegunungan dan menghirup udara segar di daerah itu membuat Jennie lebih tenang. Sejenak melupakan permasalahan hidupnya.Bukannya menuruti perintah istrinya, Gara malah menyelimuti istrinya dengan sweter tebal yang ia bawa.Kemudian laki-laki itu memeluk istrinya dari belakang. "Sebagai suami yang baik, saya akan membantu menghangatkanmu," bisiknya.Wanita itu hanya bisa mengembuskan napasnya dengan kasar. Ia tidak mau berontak karena semua akan sia-sia saja.Ia membiarkan tubuh kekar suami

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-10

Bab terbaru

  • Pengantin Tuan Haidar   PENGUMUMAN

    Terima kasih untuk kakak-kakak cantik dan kakak-kakak ganteng yang sudah mendukung novel saya ini. Tak terasa ternyata Haidar sudah menemani kalian selama setahun. Ceritanya memang belum selesai, masih ada kelanjutannya. Bagaimana kehidupan rumah tangga Gara dan Jennie setelah mamanya tahu, dan apakah mereka bisa mempertahankan pernikahannya di saat orang-orang yang membencinya berusaha untuk memisahkan mereka. Kisah si CEO bucin akan dilanjut di buku baru ya, khusus Gara dan Jennie. Novel ini sudah terlalu panjang, takut kalian mual lihat bab yang udah ratusan, hehehe .... Pemenang GA akan diumumkan di sosmed saya, i*, efbe, w*, kalau barangnya sudah datang, wkwwkk. Silakan follow i* @nyi.ratu_gesrek, atau bisa gabung di grup w*. Penilaian akan berlangsung sampai barang datang. Terima kasih banyak kakak-kakak sekalian. Mohon maaf jika cerita saya kurang memuaskan dan membuat kakak-kakak sekalian jengkel. Saya akan terus berusaha m

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 157. I Love You, Biggie ( end )

    “Dia istri saya, kamu telah menghin orang yang saya cintai.”Jennie menatap suaminya sambil tersenyum. Ia senang mendengar Gara mengakui perasaannya di depan orang lain.“Maafkan saya, Tuan. Saya tidak tahu kalau Jennie … maksudnya saya tidak tahu kalau Nona Jennie istri anda.”Sekretaris cantik terus memohon minta ampun sambil berlinang air mata, namun Gara sudah terlanjur sakit hati.“Kalau dia bukan istri saya, apa kamu berhak menghina sesama kaummu seperti itu?”“Maafkan saya, Tuan, tolong jangan pecat saya!”“Saya tidak mau mempekerjakan orang-orang berhati busuk sepertimu.”“Sayang, berilah dia kesempatan sekali lagi, mungkin kalau aku ada di posisi dia, aku akan lebih parah dari itu.”Jennie merasa bersalah kepada sekretaris suaminya karena dirinyalah, wanita itu dipecat.“Saya tahu. Tapi, saya tidak suka melihat orang yang telah

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 156. Kamu Saya Pecat!

    “Hati-hati, Bos!”“Saya sudah jatuh, Biggie!" kesal Gara.“Ya udah ayo bangun!” Jennie membantu Gara yang tersungkur karena terkejut melihatnya masih bekerja sebagai office girl di kantornya sendiri.“Kenapa kamu ada di sini?” tanya Gara setelah bangun dan berdiri.“Aku kan masih kerja di sini, Bos,” jawab Jennie sambil tersenyum.“Tidak perlu kerja lagi, kamu tunggu saya pulang kerja saja di rumah!”“Aku bosan di rumah terus.”“Kamu bisa jalan-jalan atau belanja bersama Anisa atau Mommy. Kamu cari kegiatan lain, tapi jangan bekerja di sini!”“Kenapa? Kamu malu kalau sampai orang lain tahu kalau istri dari CEO Mannaf Group ternyata hanya seorang office girl?”“Bukan itu maksudnya. Saya hanya tidak ingin kamu kerja lagi. Kamu istirahat saja ya, biar saya yang mencari uang untuk kamu.”“Kontr

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 155. Ambyar

    "Bukan apa-apa," jawab Jennie sambil berjalan keluar dari kamar."Biggie, saya yakin ada yang kamu sembunyikan.""Nggak ada. Besok kamu udah mulai kerja lagi, pasti pulangnya malam dan capek 'kan? Mana mungkin kita bisa bercanda seperti tadi lagi.""Saya akan meluangkan banyak waktu untukmu. Kamu tenang saja, kali ini saya tidak akan pulang malam."Jennie menghentikan langkah kakinya, lalu berbalik menghadap Gara."Jangan kayak gitu. Lakukanlah kegiatanmu seperti sebelumnya. Aku nggak mau menjadi pengganggumu, lagian kita 'kan bisa menghabiskan waktu seharian di akhir pekan."Gara tersenyum menanggapi ucapan istrinya. "Saya bersyukur mempunyai istri sepertimu."Pria yang memakai kaus berwarna putih dengan dipadukan celana panjang berwarna krem menggenggam tangan istrinya, lalu melanjutkan langkahnya menuju ruang makan.Mereka makan sambil suap-suapan yang membuat seisi rumah itu berbahagia melihat Tuan dan nona mudanya be

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 154. Permainan Pengantin Baru

    Jennie juga melakukan hal yang sama seperti suaminya. “Aku juga mencintaimu.”Kedua pasangan pengantin baru itu sedang berbahagia. Mereka menghabiskan waktu di dalam kamar dengan bermain kertas gunting batu. Yang kalah akan menuruti perintah yang menang.“Kamu kalah suamiku,” kata Jennie sambil tertawa.“Apa yang harus saya lakukan?”“Buatkan aku jus jeruk!” titah Jennie.“Baiklah, saya akan melakuknanya.”“Tapi haus kamu yang membutanya, jangan menyuruh Bibi.”“Iya ….” Gara turun dari tempat tidur, lalu pergi ke dapur untuk membuatkan minuman sang istri.“Kapan lagi memerintah CEO,” kata Jennie sambil tertawa setelah suaminya keluar dari kamar. “Belum tentu aku bisa bersamanya terus,” lanjutnya dengan pelan. “Aku takut Mama tahu pernikahan ini?”Beberapa menit kemudian sang suami masuk den

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 153. Benci

    Gara bangun dan berdiri. "Saya mau pakai baju dulu."Laki-laki tampan itu buru-buru masuk ke dalam kamar mandi.Jennie bangun dan terduduk sambil memerhatikan suaminya. "Katanya mau pakai baju, tapi kenapa malah masuk lagi ke dalam kamar mandi?" gumamnya."Kenapa adik saya bangun hanya karena saya menindihnya?" gumam Gara saat berada di bawah pancuran air. Berharap sang adik tenang dan kembali tertidur. "Kalau Biggie tahu, ini sangat memalukan."Setelah beberapa menit Gara keluar dari kamar mandi dan langsung pergi ke ruang ganti. Laki-laki itu menghampiri istrinya setelah berpakaian."Lehermu tidak apa-apa 'kan?" Gara duduk di samping istrinya . "Maafkan saya ya!"Jennie memiringkan duduknya menghadap sang suami. "Gara, apa kamu sadar saat tadi kamu bilang kalau kamu mencintai saya?"Bukannya menjawab laki-laki tampan itu malah menyentil kening istrinya dengan keras."Sakit, Garangan!" Jennie mengusap-usap keningnya samb

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 152. Pengakuan Gara

    "Apa kamu mencoba menukar keperawananku dengan motor ini?"“Kamu itu istri saya, kenapa kamu berbicara seperti itu kepada suamimu?”Gara tersinggung dengan ucapan istrinya karena dia menyiapkan motor itu setelah resmi menjadi suami Jennie.Ia hanya ingin memfasilitasi istrinya supaya wanita yang telah sah menjadi pendamping hidupnya itu bisa aman berkendara dengan motor barunya karena motor lamanya sudah tidak layak pakai."Bukannya kamu bilang nggak mau melakukannya kalau aku belum siap? Kalau ngomong tuh jangan asal keluar terus dilupain, kayak kentut aja.”Gara menatap istrinya dengan tatapan tajam, lalu pergi meninggalkan wanita itu. Ia kembali ke kamar dan langsung berendam air hangat untuk melemaskan otot-ototnya.“Kenapa saya selalu lupa dengan apa yang saya ucapkan padanya. Saya pasti terlihat seperti laki-laki bodoh yang plin plan,” ucapnya sambil menengadahkan kepalanya dengan tangan bersandar pa

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 151. Motor Butut

    "Bukannya kamu rindu dengan keluargamu," sahut Gara sambil berjalan menghampiri istrinya."Mereka ada di mana?" tanya Jennie tanpa mengalihkan pandangannya pada layar ponsel. Ia tersenyum bahagia saat melihat adik satu-satunya."Di rumah keluarga barunya. Ibu kamu sudah menikah lagi dan mereka hidup bahagia bersama adikmu.""Kenapa Mama nggak bilang sama aku kalau mau menikah? Kenapa Mama melupakanku?"Gara mencengkram dagu istrinya dengan lembut. "Hey, Cantik! Apa kamu memberitahu ibumu kalau kamu sudah menikah dengan saya?""Benar juga," sahutnya. "Tapi, aku punya alasan sendiri kenapa nggak bilang sama Mama." Jennie menepis tangan suaminya."Ibu kamu juga punya alasan sendiri.""Kamu tahu dari mana?""Jangan lupakan siapa suamimu ini?""Maaf, aku lupa soal itu," jawabnya sambil melirik dengan sinis suaminya."Jangan bersedih!" Gara membelai lembut rambut sang istri yang tergerai indah."Kenapa dia

  • Pengantin Tuan Haidar   ( S2 ) Bab 150. Sebuah Rekaman

    “Ya saya ingin merekam suara kamu,” jawab Gara pelan sambil tersenyum.“Sejak tadi kamu udah denger ‘kan, apa yang aku katakan?” tukas Jennie yang dijawab dengan anggukkan kepala oleh suaminya. “Kamu memang menyebalkan Gara.”Jennie menggelengkan kepala sambil menggeser duduknya membelakangi sang suami. “Kena kutukan apa aku ini? Bisa-bisanya jatuh cinta kepada laki-laki seperti dia. Laki-laki narsis, dingin, angkuh, dan sangat menyebalkan."“Salah saya apa? Saya hanya ingin merekam suara kamu, itu aja. Saya ingin menyimpannya sebagai pengingat kalau saya sedang merindukanmu.”Jennie menoleh pada suaminya, lalu berkata, “Salah kamu apa? Astaga, ini CEO punya otak apa nggak sih? Tensi darahku bisa naik ini." Jennie menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya perlahan. "Aku harus tetap menjaga kewarasanku," ucapnya sambil mengipasi wajah menggunakan telapak tangan."Biggie, saya ha

DMCA.com Protection Status