Share

Bab 108. Pamit

 Haidar bangun, lalu membopong Andin. “Ayo, ke kamar kita!”

Andin mengalungkan tangannya pada leher Haidar. Lalu ia mengecup bibir suaminya dengan lembut.

“Bee, jangan coba-coba bangunin jagoanku ya, bahaya kalau dia bangun dan nyari sumur keramatnya,” kata Haidar sambil menggelitiki pinggang istrinya.

“Ampun, Bee!” Andin meronta dalam gendongan suaminya sambil tertawa terbahak-bahak.

“Diam, Bee! Nanti kamu jatuh, di bawah banyak pecahan gelas.” Haidar berjalan sangat hati-hati saat melewati pintu.

“Bi!” teriak Haidar pada pelayan di rumahnya.

Bi Narti yang kebetulan sedang membersihkan ruangan keluarga, langsung menghampiri tuannya. “Iya, Tuan,” sahut Bi Narti dengan napas yang ngos-ngosan karena sehabis lari tergopoh-gopoh agar cepat menghadap majikannya.

&ldqu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status