Share

98. Cinta yang Mulai Bersemi

Author: Aprillia D
last update Last Updated: 2024-10-19 15:39:01
Citra masuk ke ruang ICU. Sudah mengenakan pakaian steril berwarna hijau. Air matanya kembali menitik melihat kondisi lelaki itu yang begitu memprihatinkan.

Wajah Atala terdapat bulatan-bulatan berwarna keunguan, lebam dan bengkak di mana-mana.

Lengan dan kakinya dipenuhi perban karena habis dijahit. Tubuhnya dipenuhi tali-tali medis.

Sungguh pemandangan itu terasa begitu menyayat hatinya. Pemandangan ini, kejadian ini tak pernah ada dalam bayangannya. Dan ternyata begini rasanya.

Dia tak menyangka lelaki yang dulu paling dia benci, sekarang dia cintai. Iya benar. Dia akui dia sudah merasakannya. Dia sudah jatuh cinta. Rasa takut kehilangan yang dia rasakan membuktikan semuanya.

Seketika kenangan-kenangan masa lalu bersama lelaki itu terlintas lagi.

Awal mula bagaimana mereka dijodohkan.

"Citra, jadi dokter itu biayanya ndak murah. Hidup kita selama ini pas-pasan. Mending kamu menikah sama Nak Atala. Menikah dengannya lebih dari menjamin kebutuhan hidupmu dan kami yakin dia bisa menj
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    99. Cinta yang Mulai Bersemi (2)

    "Alhamdulillah, akhirnya lo sadar juga," ucap Citra tersenyum menatap Atala yang kini sudah membuka mata. Meski masih terpasang oksigen di hidungnya. Tapi di bagian tubuhnya yang lain tidak ada tali-tali medis lagi. "Padahal gue udah takut banget. Gue takut kalau lo nggak bisa sembuh ....""Lo mulai khawatir sama gue?" Atala bertanya lirih. Dan pertanyaan itu seketika membuat Citra terdiam.Dia mulai khawatir? Bukan khawatir lagi. Tapi sudah cinta. Iya, Citra sadari itu, dia akui itu. Rasa cinta itulah yang membuatnya khawatir. Tapi dia tak mau Atala tahu.Empat hari berlalu setelah hari tragedi itu. Atala berhasil melewati masa kritisnya. Kondisi Atala menunjukkan kemajuan setiap harinya. Karenanya dia dipindahkan ke ruang HCU.Citra lah yang setia menemaninya. Papa Johan sempat datang menjenguk sebentar saat kondisi Atala masih kritis. Namun, sejak dipindahkan ke ruang HCU, papa belum datang menjenguk lagi.Begitu juga dengan Dimas. Waktu dia bilang ingin datang menjenguk, dia benar-

    Last Updated : 2024-10-20
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    100. Dendam Masa Lalu

    Seorang pria berusia empat puluhan tahun itu sedang menatap pemandangan kota dari kaca lebar ruang kantornya. Pandangannya memandang jauh di bawah sana. Sama dengan pikirannya yang melanglang jauh mengingat masa lalunya. Anaknya yang kini terbaring di rumah sakit, yang harus menanggung akibat perbuatannya di masa lalu.Johan sudah tahu siapa pelaku itu. Siapa yang mengeroyok anaknya hingga jadi seperti itu. Informasi yang dia berikan pada menantunya itu tidak sepenuhnya benar. Dulu Johan adalah pribadi yang kejam dan ambisius. Dia harus selalu bisa mendapatkan apa pun yang dia mau. Harus, dengan cara apa pun. Sekali pun harus dengan cara menghilangkan nyawa orang. Dulu Johan mencintai seorang gadis, namanya Rosa. Dia sangat mencintai gadis itu dan ingin memilikinya seakan tiada perempuan lain lagi di dunia ini. Padahal gadis itu sudah ada pemiliknya.Singkat cerita, Johan dengan sifat ambisi dan kekuasaan yang dia miliki, akhirnya berhasil merebut Rosa dari kekasihnya yang sebelumn

    Last Updated : 2024-10-21
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    101. Atala Pulang

    Selama Atala pindah ke ruang HCU, teman-teman Atala berbondong-bondong datang menjenguknya mulai dari teman SMA yang mengadakan reunian tersebut, sampai teman kuliahnya. Mereka bersyukur semakin hari keadaan Atala menunjukkan kesembuhan yang signifikan.Atala tersenyum di pembaringannya menatap satu per satu temannya, Tristan, Dian, Tino, Respi dan Andri. Semua itu teman masa SMA-nya."Ini semua juga berkat bantuan kalian," ucapnya. "Kalau nggak ada kalian mungkin sekarang gue udah di alam kubur." Atala terkekeh. "Thanks, ya, Gaes.""Sama-sama, La," jawab Dian. "Belum waktunya lo meninggal, makanya lo masih ditolongin.""Kalau ada Romi di sini pasti dia mengeluarkan kata-kata mutiaranya," celetuk Tristan yang seolah sangat paham dengan kelakuan temannya yang satu itu."Eh iya, Romi ke mana nih, nggak keliatan. Nggak ikut jenguk," sahut Andri."Mungkin lain kali," sahut Atala. "Biasalah orang sibuk."Yang lain hanya terkekeh."Kita juga masih terus berusaha mengungkap pelaku pengeroyoka

    Last Updated : 2024-10-22
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    102. Pertanyaan Baru

    Kabar Menyedihkan Penuh Misteri, Putra Tunggal Johan Sudiharto Kritis di Rumah Sakit Akibat Dikeroyok.Lagi-lagi kita dikejutkan oleh kabar dari keluarga kaya Sudiharto. Putra tunggal Johan Sudiharto yang bernama Atala Putra Sudiharto masuk ke rumah sakit dalam keadaan kritis akibat dikeroyok hingga babak belur.Awalnya Atala dicegat segerombolan anak geng motor saat dia sedang dimobil menuju perjalanan ke kampus. Mereka sempat adu mulut, sebelum akhirnya Atala dikeroyok oleh segerombolan anak geng motor itu.Dan lebih mengejutkan lagi, kabarnya ada seseorang yang sangat berkuasa dibalik tragedi pengeroyokan itu. Ada seseorang yang memang sengaja merencanakan itu. Dia bernama Galang Nabastala.Siapa Galang Nabastala? Kenapa dia bisa ikut terseret dalam masalah ini? Galang Nabastala adalah ....Atala berkernyit membaca isi berita itu."Galang Nabastala?" gumamnya.Selanjutnya di bawa teks itu, Atala melihat foto-foto. Termasuk foto dirinya yang dikeroyok, ada juga foto seorang pria meng

    Last Updated : 2024-10-23
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    103. Eyang Pamit

    Pertanyaan itu bukan pertanyaan baru. Dan Citra tahu setiap dia bersikap perhatian yang berlebihan, lelaki itu pasti bertanya demikian."Lo tuh lagi sakit, masak iya gue abaikan aja?""Gue tahu karena apa?" Atala mengangkat alisnya."Apa?" Citra menantang."Pasti karena udah cinta kan sama gue?"Lagi, lagi Citra tertegun. Tapi kali ini rasanya beda. Karena yang Atala katakan benar dan dia sudah menyadarinya."Kenapa diam? Bener kan yang gue bilang?""Enggak, kok." Citra kekeh tak mau Atala tahu. Dia malu untuk mengakuinya di depan lelaki itu. Selain itu dia juga masih sama Dimas. Tak pantas rasanya dia mengungkapkan rasa dengan lelaki lain sementara dirinya masih ada yang memiliki."Jujur aja kali, jangan gengsi.""Siapa yang gengsi, sih." Citra mulai menatap Atala tak suka. "Gue nggak suka ya lo kayak gini! Udah ini makan aja sendiri!" Citra meletakkan mangkok bubur dengan keras di atas nakas sampai menimbulkan bunyi berisik. Atala terkejut melihat aksi perempuan itu. "Kok galak bang

    Last Updated : 2024-10-24
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    104. Kabar Baru yang Mengejutkan

    Citra pamit pada Atala untuk mengantar eyang putri ke rumah Kak Shinta. Selagi Citra pergi, Atala memanfaatkan kesempatan itu untuk menelepon papanya, seorang diri, di kamar, duduk di atas kursi roda, menghadap taman yang terlihat dari jendela kamarnya."Papa," panggil Atala begitu telepon tersambung."Bagaimana keadaanmu, Nak?" Suara papa terdengar ramah. "Aku udah mendingan, Pa," jawab Atala. "Sekarang aku udah di rumah, rawat jalan di rumah.""Syukurlah kalau begitu. Jaga diri, ya, Atala. Baik-baik saja di rumah, jangan ke mana-mana dulu. Jangan keluar rumah dulu. Masalahnya belum sepenuhnya beres," jelas papa yang semakin menimbulkan kecurigaan bagi Atala."Iya, Pa. Oh iya, Pa, aku mau tanya sesuatu sama Papa.""Tanya apa?""Papa kenal dengan orang yang namanya Galang?'Senyap. Tak terdengar sahutan dari papa. Atala jadi yakin papa pasti mengenal orang yang bernama Galang itu. Dan Galang bisa terdeteksi karena papa. Tapi bagaimana bisa? Sungguh semuanya membuatnya makin penasaran.

    Last Updated : 2024-10-25
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    105. Pertama Kali Bertemu

    Satu Tahun Lalu.Malam itu, Atala dan Rani menghabiskan waktu di club dengan mengobrol dan menikmati sebotol Vodka.Namun, waktu itu Atala belum mabuk. Dia masih sadar dan asyik tertawa-tawa dengan pacarnya ketika tiba-tiba seorang pria tidak dikenal duduk di sebelahnya, di meja bar.Awalnya Atala pikir lelaki itu pengunjung yang ingin memesan minuman. Namun, tanpa diduga, lelaki asing itu menepuk pundaknya seakan menyapa.Atala pun menoleh heran."Halo, Bro," sapanya sok akrab.Atala semakin mengernyitkan dahi. Sambil memperhatikan lelaki di hadapannya ini hingga ujung kaki. Rambutnya lurus pendek, matanya sipit, hidungnya agak mancung, berkumis dan agar brewokan.Memakai jaket kulit coklat dan celana jins. Walau dia berpenampilan seperti anak muda. Atala tahu perawakannya menunjukkan berapa umurnya. Yang pasti tak semuda dirinya."Hai," jawab Atala akhirnya.Rani di sebelah Atala yang tidak tahu menahu diam saja sambil menikmati minumannya."Kenalin nama gua Galang." Pria asing itu

    Last Updated : 2024-12-09
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    106. Martabak Murahan?

    Citra mengambil sepotong martabak dan memakannya. Rasanya sama seperti yang ada dalam pikirannya. Sama seperti martabak yang dia makan selama ini. "Hmmm enak. Nih, coba." Dia mengulurkan martabak itu pada suaminya.Atala malah menggeleng."Kenapa nggak mau. Enak loh.""Lo belinya di mana sih?" tanyanya kemudian."Di mamang gerobak pinggir jalan," jawab Citra santai sambil menikmati potongan martabak di tangannya."Apa?" Atala melotot."Lebay deh lo, kenapa, sih?""Harganya berapa?" tanyanya lagi."Ini udah yang paling spesial, ya. Harganya empat puluh ribu.""Murang banget."Citra menatap Atala tak percaya. "Murah banget? Ini udah yang paling mahal. Ada lagi yang paling murah tuh dua puluh ribu."Atala menggeleng. "Enggak enggak enggak. Gue nggak pernah makan martabak semurah ini.""Emang biasanya lo makan martabak yang kayak gimana?""Gue tuh biasanya belinya di tempat khusus jual martabak. Yang legendaris gitu atau di restoran gitu. Terus harganya rata-rata di atas seratus ribu. Ras

    Last Updated : 2024-12-09

Latest chapter

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    136. Terbongkar

    Beberapa hari yang lalu. Hari itu pada acara grand opening Senja Cafe Atala. Johan terlihat asyik mengobrol bersama koleganya yang juga datang di acara itu sambil menikmati kopi Senja Cafe. Namun, tiba-tiba sebuah pesawat kertas menghampiri dan jatuh tepat di bahunya membuatnya menoleh. Pesawat kertas itu kemudian jatuh ke lantai. Belum sempat dia mencerna apa yang terjadi, seorang gadis kecil berlari menghampiri, memungut pesawat kertas itu. "Eh, Nuri ... hati-hati, dong, mainnya ...." Seorang wanita datang menghampiri dan menegurnya. "Kena opa, tuh. Minta maaf dulu sama Opa." Gadis kecil itu menatap Johan yang tengah duduk di kursinya sambil memegangi pesawat kertasnya. "Opa, maaf, ya." Alih-alih marah, Johan tersenyum melihat gadis kecil itu. "Its okay." Dia kenal gadis kecil bernama Nuri itu. Anak itu adalah anak Shinta, kakaknya Citra. Jadi Nuri itu keponakannya Citra juga. Gadis kecil itu lalu tersenyum malu-malu. "Maaf, ya, Pak." Sang ibu terlihat tak nyaman. "Ngga

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    135. Surat Perjanjian yang Ditemukan

    Sebelum menemui papa, Citra kembali masuk ke kamar untuk memberitahu suaminya. "Atala, ada Papa di luar." Atala yang masih berbaring santai di atas kasur menanggapi dengan santai. "Temuin, dong." "Menurut kamu kenapa Papa datang ke sini? Mendadak lagi." Bukannya langsung menemui papa, Citra malah bertanya. Atala pun bangun dari pembaringannya. "Emangnya Papa nggak boleh datang ke rumah kita?" "Bukan gitu. Tadi Bi Rahma bilang wajah Papa kayak tegang gitu, kayak marah. Aku takut kalau Eyang udah ngadu sama Papa tentang--" "Kamu temuin Papa aja belum udah mikir ke mana-mana," potong Atala yang membuat Citra langsung terdiam. Wajah Atala begitu terlihat tak suka. Citra merasa dia sudah salah bicara. "Maksud aku tuh ...." Atala lalu berdiri, berjalan keluar kamar. "Biar aku aja yang temui Papa." Citra menghela napas. Gadis mengenakan daster itu memutuskan mengikuti suaminya, menemui papa juga. Waktu Citra keluar, dia mendengar percakapan papa mertua dan suaminya itu s

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    134. Mencari Solusi

    "Atala, kita nggak bisa diam aja. Kita harus cari cara gimana caranya biar Eyang percaya lagi. Aku nggak bisa kaya gini. Aku nggak mau Eyang marah sama aku!" Citra menggeleng. Perasaannya cemas luar biasa. Ingin rasanya dia melakukan apa pun, tapi saat ini dia benar-benar buntu, tak ada ide lagi untuk membujuk eyang. Wajah eyang putri yang kecewa bahkan masih terbayang-bayang di benaknya.Berhari-hari mereka memikirkan solusi masalah itu bagaimana caranya agar eyang percaya sama mereka. Atala dan Citra bahkan juga sudah menelepon eyang putri, tapi eyang tak merespons.Atala yang kini bersandar di kepala kasurnya malah tersenyum miring, terlihat santai saja. "Aku tahu gimana caranya."Mendengar itu, Citra menatap suaminya ingin tahu. "Gimana?""Kita harus buktiin ke Eyang kalau kita udah tidur bareng. Kamu harus cepat-cepat hamil. Kita harus rajin-rajin." Atala mengangkat kedua alisnya."Rajin-rajin apa?" Citra tak mengerti. "Atala yang serius, dong.""Rajin-rajin itu masak nggak ngert

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    133. Niat Bercerai?

    Pasca malam pertama itu, hubungan Atala dan Citra semakin harmonis saja. Mereka bahkan melakukan hubungan suami-istri nyaris setiap hari, bahkan mereka juga melakukannya di siang hari saat keduanya tidak ada kesibukan. Hal itu membuat Citra jadi sering menghabiskan waktu di kamar Atala. Bi Rahma seringkali mendapati Citra keluar dari kamar Atala. Citra tahu mungkin ART-nya itu berpikir yang aneh-aneh tentangnya. Meskipun begitu Citra tetap tak mau mereka tahu bahwa dia dan Atala sudah melakukan malam pertama.Karenanya hari itu semua pakaian yang kotor akibat malam pertama itu seperti selimut yang telah dia jadikan handuk, atau seprai yang terkena noda darah dan juga piyamanya dia cuci sendiri menggunakan tangan. Dia mencucinya di kamar mandi Atala. Dia tak mau membawa pakaian kotor itu keluar, tak ingin menimbulkan kecurigaan. Karena dia tahu, para ART-nya itu tak akan membiarkannya mencuci sendiri.Ketika tugasnya mencuci sudah selesai, dia meminta Atala untuk menjemurnya di tempa

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    132. Pagi Harinya

    Suara burung yang merdu terdengar nyaring, menembus ruang kamar Atala yang kedap. Cicit burung yang terdengar samar membuat Citra membuka matanya perlahan.Yang pertama kali dia lihat adalah plafon kamar yang amat dia kenali. Gadis itu lalu mengerjap-ngerjap dan melirik tubuhnya yang berbungkus selimut. Tangan kekar yang amat dia kenali menindih tubuhnya. Citra membelalak dan spontan menoleh ke samping. Awalnya lagi-lagi dia terkejut. Tapi dia terdiam sebentar, berpikir, sebelum akhirnya sadar apa yang terjadi, apa yang dia lakukan tadi malam. Mengingat kejadian itu, Citra tersenyum malu. Dia sampai menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ternyata begini rasanya bercinta. Citra melirik jam yang sudah menunjukkan pukul enam. Lantas dia mengusap tangan suaminya di atas perutnya. "Sayang, bangun udah pagi," bisiknya.Bukannya bangun, Atala hanya bergumam dan semakin mempererat pelukannya di tubuh istrinya.Citra tersenyum. "Serius masih mau tidur?""Hmm." Atala bergumam tidak

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    131. Malam Pertama

    "Aku mau bilang sama kamu kalau aku ... bahagia banget hari ini." Citra tersenyum mengungkapkan isi hatinya pada suaminya itu. Gadis itu berbicara menghadap jendela, menatap gorden. Dan Atala di belakangnya, memandangnya dengan heran. Namun, ketika Atala sudah mendengar ungkapan dari istrinya itu, Atala pun mengerti dan tersenyum. "Bahagia kenapa memangnya?" tanyanya kemudian. Citra spontan berbalik, mendapati Atala sudah mengenakan baju kaos putih dan celana pendek. Gadis itu lalu berjalan mendekati suaminya. Berhenti ketika jarak tubuh mereka hanya beberapa senti. "Ya, bahagia karena kamu udah wujudin mimpi-mimpi aku." "Mimpi bangun kafe?" "Selain itu kamu juga menghargai aku. Kamu baik banget sama aku." Citra masih tersenyum. "Hmm ...." Atala mengangguk-angguk. "Jadi ke kamar aku cuman mau bilang itu? Kayak penting banget." "Itu penting buat aku. Dan karena kamu udah baik banget sama aku ...." Citra lalu mengelus dada bidang Atala yang berbungkus kaos tipis, hingga b

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    130. Hadiah Untuk Atala

    Malam harinya pasca grand opening itu. Di kamarnya, Citra merenung sambil duduk di pinggir kasur. Dia mengingat kejadian-kejadian hari ini. Dan bagaimana kejadian-kejadian di acara grand opening tadi. Bagaimana Atala memperlakukannya dengan baik dan istimewa di depan orang-orang. Atala juga sangat menghargainya. Terlebih papa mertuanya itu. Percakapannya dengan sang papa mertua pun kembali terngiang. "Jujur Papa senang dan bangga sekali melihat perubahan dalam sikap Atala. Dan itu pasti karena jasamu. Papa tahu itu." "Atala mau berubah pun karena kamu, Citra. Karena dia merasa sudah memiliki istri. Dan apa pun itu Papa percaya semua ada andil kamu di belakangnya, termasuk kesuksesan Atala kelak." "Kamu tahu ada kata-kata terdahulu yang mengatakan 'Di balik kesuksesan seorang pria, ada wanita yang hebat' kamu percaya? Kalau Papa sangat percaya." "Papa titip Atala sama kamu, ya, Citra. Terima kasih jika kamu mau menerima anak Papa yang masih punya banyak kekurangan. Ka

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    129. Andil Citra

    "Jujur Papa senang dan bangga sekali melihat perubahan dalam sikap Atala." Papa Johan memulai bicaranya saat dia duduk di kursi yang ada di ruang kerja Citra. Menatap Citra yang masih duduk di kursi kerjanya. Citra tersenyum. "Iya, Pa. Alhamdulillah Atala udah ada perkembangan sekarang." "Dan itu pasti karena jasamu. Papa tahu itu." Johan tersenyum. Citra terdiam. Dia merasa tidak melakukan apa pun. Tapi dia ingat ucapan papa dulu yang pernah mempercayainya kalau dia bisa mengubah perilaku Atala. "Tapi kamu harus percaya, Citra. Atala nggak seburuk yang kamu pikirkan. Atala jadi begitu gara-gara Papa. Papa nggak bisa jadi orang tua tunggal untuknya. Atala hanya butuh sosok perempuan yang lembut yang bisa mendidiknya. Dan dia sudah kehilangan sosok itu semenjak ibunya meninggal. Makanya Papa menikahkan dia dengan kamu. Papa berharap kamu bisa mengubahnya, mendidiknya layaknya ibu mendidik anaknya." "Tapi, Pa, aku juga nggak yakin aku bisa melakukannya." "Papa yakin kamu

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    128. Grand Opening Senja Cafe

    Sejak malam di mana Citra mendapati dirinya dipeluk Atala untuk pertama kali, terlewati. Hari-hari terus berlalu. Sepasang pengantin baru itu semakin harmonis saja. Citra tak dapat menghindar atas perlakuan manis Atala terhadapnya. Atala memperlakukannya dengan begitu manis. Dan itu membuat perasaan Citra membesar kian hari. Meski Citra belum mengizinkan Atala untuk menyentuhnya. Atala pun semangat menjalani hari-harinya, walau kadang terasa berat dan melelahkan. Karena setiap dia mengeluh karena lelah, ada Citra yang selalu menyemangatinya, memberinya wejangan, dan kata-kata mutiara yang memotivasi, tidak lupa Citra juga memberinya ciuman tiap kali Atala mengeluh, sesuatu yang paling Atala sukai dari semua yang telah Citra beri. Mereka menjalani rutinitas bersama. Proses membangun kafe bersama pun pelan-pelan terwujud. Kafe Citra dan Atala telah resmi berdiri. Sudah lengkap dengan alat dan bahan kopi, serta beberapa karyawan yang siap bekerja. Citra bahkan juga merekrut seseo

DMCA.com Protection Status