Share

Chapter 79

"Kau tidak boleh mati secepat itu." Suara Robert terdengar ketika kesadaran Luna kembali. Aroma obat-obatan membuat indera penciumannya sensitif.

Luna berada di rumah sakit lagi. Terbaring di atas bangkor dengan punggung tangan yang terinfus. Ia merasakan perih dan ngilu pada bagian pergelangan tangan.

Perempuan itu melirik pada perban yang sudah melingkar menutupi luka. Masih jelas teringat bagaimana Luna menggoreskan pecahan vas bunga pada tangannya. Rasa sakit pada hatinya kian nyata begitu darah mengalir deras dari goresan luka itu.

"Ada asetku di dalam perutmu. Jaga kesehatanmu dengan baik." Robert menambahkan.

Luna menghembuskan napasnya. Harus pakai cara apa ia mengatakan agar lekas terbebas dari Robert.

"Kau yakin ini anak Aiden?" tanya Luna dengan wajah datar. Pertanyaan itu langsung membuat Robert yang sudah membalikkan badan kembali menghadapnya.

Luna menaikkan pandangannya pada Robert yang berdiri di samping bangkor. Kini ia harus dapat memasang wajah intimidasi. Dia t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status