"Benar bu, aku ingin ibu membantu membagikan nya. Aku kan tidak mengenal anggota keluarga Meteo seperti ibu mengenal mereka. Aku yakin ibu pasti bisa menolong ku. Ibu tidak keberatan menolong putra ibu ini kan?" Ungkap Aiden dari kursi roda nya yang di dorong oleh Gwen. "Aiden terima kasih." Ucap Roselyn pada Aiden. "Aku lah yang seharus berterima kasih. Terima kasih, karena diri mu telah membiarkan Gwen tinggal di dalam rahim mu selama sembilan bulan lama. Terima kasih, karena diri mu telah melahirkan nya. Terima kasih, karena diri mu telah membesarkannya. Terima kasih, karena diri mu telah mendidik nya. Aku rasa segudang rasa terima kasih ku tidak akan cukup, karena jasa diri mu lah aku bisa berjodoh dengan nya." Gwen langsung melihat ke arah Aiden untuk memastikan semua kata-kata indah yang barusan dia dengar benar keluar dari mulut nya Aiden. Sebab selama hampir tiga hari bersama nya, selain wajah nya yang datar dan senyum nya yang jarang, kata-kata setajam silet lah yang acap
"Nyonya Gwen, seperti nya anda sudah salah paham akan sesuatu hal." Ujar Rery, berinisiatif menjelaskan seperti apa keadaan yang sebenarnya. "Memang benar apa yang terjadi di dalam ruangan tadi, itu semua telah di rencanakan. Tapi masalah hadiah yang diberikan oleh tuan Muda Aiden ke ibu mu dan juga anggota keluarga mu yang lain, itu bukan properti sandiwara seperti yang katakan tadi. Yang setelah sandiwara selesai lalu di kembalikan." Lanjut Rery. "Semua hal itu benar - benar ada pemberian tuan Muda Aiden untuk pihak keluarga mu nyonya Gwen. Sedang kan hadiah pernikahan untuk mu dari tuan Muda Aiden, telah tuan Muda Aiden siapkan dan tempatkan di kamar kalian." Jelas Rery. "Jadi, semua itu asli? Humps, maksud ku jadi semua benda-benda mahal tadi memang merupakan pemberian dari tuan Muda Aiden untuk keluarga ku?" Ulang Gwen bertanya sekali lagi untuk meyakinkan diri nya bahwa dia tidak sedang di prank oleh Aiden dan juga Rery. "Haruskah kau bertanya sampai berkali-kali seperti itu
"Kak Roland? Ada apa? Apa kau ada perlu dengan ku?" tanya Gwen yang terpaksa berhenti karena Roland memanggil nya. Seperti biasa, Roland tersenyum sangat manis pada Gwen. Dia berjalan mendekat ke arah Gwen dan Aiden kemudian berkata, "tidak! Aku tidak ada perlu dengan Gwen kesayangan ku ini. Aku ada perlu dengan Aiden." Ujar Roland pada Gwen lalu sesaat kemudian menoleh ke Aiden. "Aiden, bisa kah kita bicara empat mata. Hanya kau dan aku." Sambung Roland dengan nada bicara dan intonasi yang sangat berbeda bila dibandingkan saat dia bicara dengan Gwen tadi. "Kau tidak keberatan kan kau Gwen?" Tidak lupa Roland meminta persetujuan dari Gwen. "Aku sih selama Aiden nya bersedia, aku pun tidak masalah." Jawab Gwen sambil melirik pada Aiden yang wajah sudah memetak lagi sejak kedatangan Roland. "Humph! Kau mau bicara dimana?" Tanya Aiden pada Roland, dengan nada tidak suka yang sangat kental. "Bagaimana kalau di ruang kerja ku." Jawab Roland. "Ruang kerja nya kak Roland? itu arti nya
Bagaikan serentetan peluru yang di tembakan dalam satu waktu, semua kalimat itu keluar dengan sangat lancar dari mulut Roland. Entah karena memang telah ia konsep terlebih dahulu, atau karena hati yang terlalu panas melihat kebersamaan Aiden dan Gwen. Aiden menarik nafas sedalam yang dia bisa.Lalu mata nya bergerak melihat ke arah Roland yang sudah tremor tangan nya karena saking emosi nya. "Aku benar-benar tidak tahu kalau adik yang kau ceritakan pada ku dua tahun yang lalu itu adalah Arneta Gwen meteo." Jawab Aiden. "Dan mengapa aku hanya pasrah dengan semua ini, alasan sangat simple Roland! Tidak kah kau lihat keadaan ku ini? Semua ketidak berdayaan ku berasal dari kondisi ku ini. Aku bukan Aiden yang kau kenal dulu. Semua hak istimewa ku telah di ambil paksa dari ku." Lanjut nya. "Aku rasa kau tidak buta untuk melihat semua nya secara langsung tadi. Bagaimana keluarga mu mendewakan Theodor lah dan menghinakan diri ku." Kalimat itu menjadi kalimat penutup penjelasan Aiden atas
"Tunggu dulu!" tahan Aiden.Aiden pun menggerakan kursi roda nya menuju meja hias yang ada di dalam kamar tersebut.Kemudian di ambil dari dalam laci meja hias tersebut dan di bawa nya menuju Roland."Benda ini milik mu! Bawa lah kembali. Aku tidak bisa membiarkan istri ku menerima simbol ungkapan cinta dari pria lain. Baik dia sadar bahwa itu adalah simbol ungkapan cinta atau pun dia tidak menyadari nya sama sekali. Aku tidak peduli. Namun yang pasti, aku tidak mengizinkan benda-benda seperti ini ada di tangan istri ku." ucap nya dengan sangat tegas. Aiden sama sekali tidak menyembunyikaan rasa tidak suka nya pada Roland."Dulu orang hanya mengenal mu sebagai seorang pria yang introvert, Aiden. Tapi mulai hari ini, orang -orang akan mengenal mu sebagai seorang introvert yang posesif."Roland mengambil kotak itu dengan kasar dan berkata, "Kalau kau tidak bisa membuat nya bahagia maka aku akan datang kapan saja untuk merebut nya dari mu."Usai mengatakan itu, Roland pun pergi meninggal
"Bagaimana menurut mu Aiden?" tanya Will pada Aiden yang entah karena terlalu hikmat mendengarkan cerita Will maka nya tidak bersuara atau jangan-jangan Aiden benar-benar telah tertidur,"Aiden ? Aiden?? Kau masih bersama ku kan?" Tanya Will yang sempat berpikiran kalau Aiden benar-benar tertidur.Tapi sama sekali tidak ada sahutan balasan dari Aiden."Tuan muda Skyaleden Gavin Junior yang budiman?? Apa kau masih di sini bersana ku?" Panggil Will ulang."Astaga!!! Apa dia kira aku tadi sedang mendongeng? bisa-bisa nya dia malah tertidur!"Fix! Will mengira Aiden saat ini sedang tertidur."Skyaleden Gavin Junior??" Teriak Will di telinga Aiden sambil menggoyang kuat tubuh Aiden."Hmmm.. Tentu saja aku masih di sini Will." Jawab Aiden denag selow, bak tidak terjadi apaa-apa padahal Will sudah berteriak berkali- kali."Aku kira kau ketiduran!!" Seru Will."Nyaris saja." Jawab Aiden dengan gampang nya membuat Will semakin kesal."Astaga! kau ini! Jadi aku cerita panjang kali lebar tadi ti
"Dimana dia?" tanya seorang wanita kepada seorang pria yang berpakaian serba hitam. "Tuan Muda Aiden saat ini sedang berada di rumah keluarga Meteo! Dia akan berada di rumah keluarga Meteo sampai besok siang nyonya." Lapor pria itu. "Bagus! Kalau begitu, besok adalah kesempatan terakhir mu untuk melenyapkan Aiden. Aku tidak ingin dia selamat lagi seperti kejadian dua tahun lalu. Dia masih saja hidup padahal mobil nya sudah terbalik berkali-kali!!" Berang wanita itu pada si Pria yang ada di depannya. "Kalau perlu buat kecelakaan ini di tepi jurang atau apalah terserah pada kalian. Aku yakin kalian tidak perlu diajari lagi." Seru Wanita itu lagi. "Baik nyonya. Kami paham." Jawab si pria lagi dan lagi. "Kalau begitu kau boleh pergi." Pria itu pun pergi meninggalkan wanita yang dia panggil nyonya tadi. Sedangkan si wanita- bos pria tadi saat ini sedang berdiri di depan sebuah cermin besar yang ada di dalam kamarnya. Di tatapnya cermin itu lekat-lekat lalu dia berkata. "Andaikan dahu
Kini teka teki pun menggerayangi kepala Gwen. Benda apa yang Gwen rasakan mengganjal di bawah pahanya? Seingat Gwen, tidak ada apapun sama sekali di bawah sana. Tapi kok ya sekarang ada? “Apa jangan-jangan??” Gwen panik sendiri setelah menemukan jawaban dari pertanyaannya. Hanya saja, setelah teka teki benda apa itu terjawab maka muncul lagi satu masalah lain nya, yakni bagaimana caranya pergi dari posisi yang tidak nyaman ini????? Gwen sungguh ingin segera turun dari pangkuan Aiden. Kalau dipikir-pikir siapa juga yang akan nyaman dengan situasi seperti itu. Gwen yang kebingungan serta merasa tidak nyaman langsung ingin turun dari pangkuan Aiden tapi Aiden malah melarangnya. "Tetaplah di tempat mu sekarang nona Gwen dan jangan terlalu banyak bergerak." Larang Aiden. "Atau akan ku tuntut pertanggung jawabanmu. Dan kau tahu mengapa? Karena kau lah penyebab situasi tidak nyaman ini. Sedari tadi terus saja bergerak - gerak kesana kemari, membuat sesuatu yang tadinya tidak hidup menja
Sementara di kamar, Axeira yang sedang berbaring di tempat tidurnya, bingung setelah mendapatkan panggilan absurd dari Asher barusan."Ni anak ngomong apaan sih? Gak jelas banget!! Nanya sendiri lalu jawab sendiri..!"Axeira melemparkan hpnya kesebelahnya.Tiba-tiba terdengar satu notif Wa masuk di hape Axeira.DRrrtz...(Asher #) Tadi Mama nanyain kamu. Aku bilang ke Mama, kamu mendadak pergi setelah mendapat telpon dari temanmu.Axeira bingung membaca pesan dari Asher, "Lah, bukannya tadi aku bilang mau matiin kompor. Kok dia ngasih alasan lain ya?"Axeira lalu mengetik beberapa kata di Hp ny.(Axeira#) Kenapa kamu berbohong pada Mama?Tidak lama kemudian..DRrrtz.....(Asher#) So, aku mesti bilang kalau kamu pergi untuk matiin kompor??🙄Belum sempat Axeira membalas pesan ter
Deg.."Mati gue.. " Gumam Axeira dalam hati.“Dia ngenalin gue gak ya?"Axeira hanya diam tanpa mengulurkan tangan, padahal Asher sudah dari tadi mengulurkan tangannya."Ni cewek kenapa..?? Syok dia melihat ketampanan gue?? " Pikir Asher dalam hati.Karna capek terlalu lama tangannya menggantung, Asher langsung berinisiatif mengambil tangan Axeira. "Gue Asher!" ucap Asher setelah meraih tangan Axeira.Deg.. deg... seeeeer.... tiba-tiba jiwa Axeira yang tadi terbang entah kemana mendadak ditarik kembali secara paksa ke tubuh Axeira ketika Asher menarik tangannya untuk bersalaman."Aku Axeira.. " Jawab Axeira singkat dan segera melepaskan tangannya. Axeira yang takut ketahuan oleh Asher mengenai jati dirinya, mulai menundukan kepalanya."Kalian gabung aja makan sama kita di sini. " Ajak Becca ke Gwen sesuai
Axeira segera menyelesaikan mandinya. Begitu keluar kamar mandi, dia pun segera mengambil baju yang sudah disiapkan oleh Mamanya."Kok Mama malah milihin dress sich?? Bukan nya celana jean dan baju kaos..!" Tatap Axeira pada dress itu."Bodo amat ah!! Sesekali nyenangin hati Mama apa salah nya!" Axeira pun mengambil dress yang disiapin oleh Mamanya. Namun ketika dress itu diraih oleh Axeira, tiba-tiba sebuah kalung dengan Liontin Safir terjatuh.Axeira mengambil liontin itu.. "Bram.. " Gumam nya.Digenggamnya liontin itu beberapa saat Axeira tenggelam dalam kenangan masa lalunya ketika dia berada di Paris.Dibukanya lagi telapak tangannya dan dilihatnya kembali liotin itu. "Apakah kamu baik-baik saja di sana Bram?” Gumamnya pelan.Kemudian Axeira berjalan ke meja hiasnya. Dia berniat untuk menyimpan kembali kalung dan liontin itu. Namun ti
Axeira pulang dengan lesu malam itu karena dia sangat sibuk dengan persiapan perlombaan ditempat magangnya.Axeira harus bolak balik mengecek detail hasil rancangannya sewaktu diproduksi. Walaupun dia gak berniat serius mengikuti perlombaan ini tapi Axeira bukanlah orang yang separuh-separuh dalam melakukan sesuatu. Jadi untuk produksi hasil rancangannya dia gak mau ada kesalahan sedikit pun.Sebenarnya Axeira sudah lulus kuliah tahun lalu di Paris mengambil jurusan design pakaian. Tapi karena usaha sang Papa bergerak dibidang permata maka Axeira memutuskan untuk mengulang kuliah di Singapura dan ambil jurusan design perhiasan.Hari sudah menunjukan pukul 8.30 ketika dia pulang."Dek... kok malam kali pulangnya?" Sapa Gwen pada putri nya yang menarik kursi di meja makan."Minggu depan tu, ada perlombaan di tempat adek magang, Ma. Jadi adek kudu mastiin kalau produk yang akan adek
"Asher kontrak yang gue serahin dua minggu lalu untuk ditanda tangan, mana? Besok mau gue bawa ke Surabaya!" Tanya Joshua, hanya menjulurkan kepalanya di pintu ruangan Asher."Waah nich anak emang kagak ada akhlaknya! Minus etika emang ni orang! Ngomong ama bos kayak mesan kopi di warung kaki lima!!" Asher melemparkan bola karet yang selalu ada di meja nya ke arah Joshua."Curut.. masuk lo.. ""Elo ya, kagak pernah ada sopan-sopannya!" celetuk Asher pada Joshua."Gimana kalau ada orang lihat, bisa jatuh martabak eh martabat gue!!!""Tenaang Sher gue udah pastiin, kagak ada orang di luar. Si Tia juga udah pergi istirahat makan siang. Lagian ini kan jam istirahat siang. Lo aja yang masih betah kerja kaya kuda...! " Joshua melangkah ke arah meja Asher."Terus dokumen untuk ke Surabaya besok mana?" Joshua mengulurkan tangannya.
Setelah menenangkan hati dan pikirannya akhirnya Ivan dapat kembali normal."Jadi lo mau pesan apa? ""Buatin gue gaun putri Jasmine donk? Cos minggu depan akan ada fashion show ala-ala Arabian night di tempat gue magang dan gue juga ingin lo yang make up in gue. Tapiii gue inginnya tampilan wajah gue tetap seperti ini." Jelas Axeira panjang kali lebar pada Ivan."Gue gak paham" Sahut Ivan singkat."Gini loh!!Gue mau, lo nyulap gue tetap cantik dengan gaun yang lo buat tapi muka dan poni gue jangan lo apa-apain!!!!""Ye.. mana bisa!!” jawab ivan ketus sambil melempar bantal ke Axeira." Secara ya non...!! segala ketidaksimetrisan dipenampilan lo saat ini berakar dari kaca mata dan poni si Anabelle ini...!!” Rutuk Ivan sambil nunjuk-nunjuk kacamata dan poni Axeira."Pokonya gue gak mau wajah dan tatanan rambut gue di ubah!" Per
Siang ini topik mengenai perlombaan itu masih kencang terdengar dikalangan pegawai perusahan Keanu. Ada yang sibuk cari kandidat. Ada yang sibuk pilih costume Arabian night. Bahkan ada yang sibuk rumpi seperti Lianda Cs."Kayaknya.. saingan kita gak akan banyak nich.. " Ujar Lianda sekretaris wakil Direktur."Yakin amat lo,!" Ujah Tia sekretaris Direktur."Iya nich..!" Timpal Maria staff marketing."Kalau soal desaign mendesign, gue yakin kita semua bisa karena kan background kita semua adalah designer. Tapi kalau soal fashion show gue yakin gak semua pegawai cewek di perusahaan ini bisa karena gak semua nya kayak kita. " Jelas Lianda sambil tertawa."Lagian, kalau gue gak salah ada dua divisi yang bakalan gak akan ikut serta dalam perlombaan ini." Sambung nya"Dua?" Tanya Tia."Iya.. dua! Divisi produksi dan divisi design. Kan beru
Keadaan cafetaria sangat riuh siang itu. Hal ini karena pengumuman tentang lomba design dan fashion show yang akan digelar pada anniversary perusahaan minggu depan."Tahun ini beda ya...? " Ujar salah seorang pegawai wanita bagian Marketing kepada teman yang sedang mengantri makan siang mereka."Iya!!Seperti ada nuansa-nuansa pencarian jodoh ala pangeran di negri dongeng." Jawab teman si wanita sambil memilih menu makan siangnya."Benar!Sudahlah hadiah utama nya perhiasaan yang kita design dan bonus satu bulan gaji tapi yang bikin gegeeer itu, hadiah bonusnya !!!!dinner dengan pak Asher...!! membayangkan makan malam romantis berdua dengan direktur Keanu Fashion Company... " Pikiran kedua wanita itu terbang menembus alam khayal nya masing-masing.Kericuhan mengenai lomba design dan fashion show tidak hanya terjadi dalam antrian makan siang hari itu. Perbincangan mengenai perlombaan design dan fashion
"Kenapa sayang...??! Apakah masa magang mu sudah habis? Atau jangan-jangan perusahaan ini sudah mengeluarkan mu.. ??!" Ny. Maximo yang notabene adalah aunty nya Axeira langsung menerima lakon yang diberikan oleh ponakannya. ia langsung melihat ke arah Asher. Melalui sorot mata nya dia meminta Asher menjelaskan situasi ini padanya."Sepertinya semua yang terjadi hingga pagi ini adalah murni kesalahpahaman. Jadi saya rasa nona Aira tidak perlu berhenti magang di perusahaan ini, benerkan pak Joshua?" Tanya Asher penuh penekanan pada setiap katanya."Bener sekali pak. Nona Aira kamu bisa kembali keruangan mu dan melanjutkan kerjaan mu." Ucap Joshua pada Aira"Tapi bagaimana dengan ini pak?? " Tunjuk Aira pada surat pemberhentian yang diberikan oleh Joshua tadi pagi sambil melihat penuh kemenangan ke Asher."Ini...!! Biar saya yang buang.. !!!" Asher segera merebut surat itu dari tangan Axei