Aiden yang mendengar hal itu tentu saja semakin panik."LIhat dan JANGAN DENGARKAN? Apa maksud si rubah kecil licik ini?! Apa yang sebenarnya yang dia rencanakan di dalam otak nya?" Aiden bertanya-tanya dalam hati karena memang sepenasaran itu dirinya saat ini. "Kau tahu! Paling tidak ini bisa kita jadikan bahan rumpi kita besok pagi." Sebut si penguntit itu lagi. "Oh! Jadi kalian ingin menjadikan ini sebagai bahan rumpi kalian besok pagi! Hmm baiklah, akan aku berikan bahan rumpi terbaik untuk kalian. Biar kalian menjadi nara sumber dimana-mana!" kata Gwen pelan, lengkap dengan ekspresi licik yang sangat kental terlihat di wajahnya. Andaikan lampu kamar itu tidak dimatikan oleh Aiden, Aiden pasti akan benar-benar dapat melihat wujud Gwen dalam wujud seekor rubah kecil licik seperti yang Aiden selalu katakan dalam hati. Gwen kemudian mengangkat satu kakinya dan memegang salah satu tonggak penyanggah tempat tidur.. Ya, tempat tidur Gwen modelnya adalah model tempat tidur yang memaka
Mau pergi meninggalkan Gwen, Aiden tidak berani. Bagaimana kalau setelah ini Gwen semakin menggila. Tapi membiarkan Gwen tetap dengan pertunjukan reog nya, juga bukan pilihan yang baik. Setelah berpikir semua baik dan buruk nya, Aiden pun menarik tangan Gwen dan berkata, "bagaimana sayang? Sudah puas? Atau kau ingin hal yang lebih gila lagi?" Tanya Aiden dengan suara yang kuat sambil memandangi wajah Gwen dengan seksama. Sungguh sebuah kalimat yang sangat sempurna dari mulut Aiden. Sempurna karena dapat menghentikan Reog oplosan Gwen, sekaligus manjur membuat para penguntit di luar sana berpikir bahwa sudah tidak ada lagi yang perlu mereka dengar di kamar Gwen dan Aiden.Gwen yang dipegang tangan nya oleh Aiden langsung mingkem. Dalam hati Gwen berkata," dia memang sangat pintar dalam memilih kata-kata." Gwen kemudian merapikan gaun nya dengan satu tangan dan kembali memasang sepatunya. Setelah itu, untuk sesaat Aiden dan Gwen mengheningkan cipta bersama sambil tetap memasang kupi
Setelah selesai mengganti pakaian, Gwen pun memutuskan untuk tidur di lantai saja. Selain kamar mandi Gwen yang tidak sebesar kamar mandi Aiden, tempat tidur Gwen juga tidak sebesar tempat tidur Aiden. Bisa Gwen bayangkan apa yang terjadi jika Gwen satu tempat tidur dengan Aiden. Apalagi setelah pertunjukan reog tadi. Pasti rasanya akan awkward sekali. Gwen mengambil dua selimut tebal lain nya yang ada di dalam lemari.Satu selimut akan Gwen gunakan sebagai alas tidur nya, dan selimut lainnya akan Gwen gunakan sebagai selimut ia tidur. Tidak lupa Gwen mengambil satu bantal dari atas tempat tidur. Gwen membentangkan selimut tadi tepat di bawah tempat tidur di mana Aiden berbaring. Sehingga Aiden yang berbaring sambil memiringkan badan nya ke arah luar, tentu saja dapat melihat Gwen yang berbaring tepat di bawah.***Satu jam.. Dua jam... Dan tiga jam pun berlalu, tapi Aiden tidak bisa tertidur. Karena tidak bisa tidur, pelan-pelan Aiden membuka mata dan saat itu jam dinding di k
Gwen pun dengan cepat mendorong semua perkakas tidurnya tadi ke kolong tempat tidur dan hanya mengambil bantal yang dia gunakan semalam untuk alas kepalanya. Setelah itu dengan cepat Gwen menarik kelambu yang ada di dekatnya. Melihat Gwen yang menarik kelambu, Aiden pun menarik kelambu yang satunya sehingga tempat tidur itu pun tertutup dengan kelambu berwarna pink peach yang tipis. Keduanya kemudian saling pandang lalu seolah sedang saling memberi kode. Lalu tidak lama setelahnya, kedua nya saling mengangguk dan langsung berbaring untuk berpura-pura tidur. "Srrrrrreeeeeeeeet..." Pintu kamar Gwen pun terbuka, bersamaan dengan langkah kaki yang melangkah ke dalam kamar. "Gwen, ibu masuk ya." Ucap Roselyn dengan suara pelan, takut mengangggu Gwen dan Aiden. Karena tidak ada jawaban dari Gwen dan Aiden, Roselyn yakin anak dan menantu nya itu pasti masih tidur. Hanya saja karena pintu tidak terkunci, Roselyn yakin anak dan menantunya tidak sedang melakukan hal-hal aneh di dalam kama
Begitu pagi ini dia terbangun dan melihat ternyata Angela lah yang berbaring lemas di samping nya, dia langsung merasa kesal dan marah. Apalagi saat dia teringat ini adalah malam kedua Gwen tidur bersama Aiden. Bagiamana kalau Aiden mampu melakukan itu semua? Bagaimana kalau mereka melakukan hal itu?? Aaaaaaaaaaaargh! Theodor benar-benar frustasi bahkan hanya dengan memikirkan nya saja. Mungkin orang-orang kebanyakan akan berpikir kalau Aiden tidak bisa melakukan hubungan suami istri dengan Gwen. Tapi tidak dengan Theodor. Dalam pikiran Theodor, yang lumpuh itu kan kaki nya Aiden, bukan tongkat kera sakti nya Aiden. Jadi hal itu bisa-bisa saja terjadi. "Sial! Sial! Sial! Bagaimana kalau kesucian Gwen sudah dinikmati oleh Aiden?!!" Seru nya penuh rasa kesal. Theodor seolah tidak rela jika hal itu sampai terjadi. Padahal dirinya dan Gwen tidak memiliki hubungan apapun selain, Gwen adalah istri sepupu Theodor. Jika ada orang -orang yang mengetahui isi pikiran Theodor saat ini, pas
Orang-orang telah mulai berangsur-angsur datang ke ruang makan yang luas itu. Para istri tuan besar Meteo dan putri-putri mereka yang kecil-kecil mulai menduduki kursi mereka masing-masing yang telah disusun sedemikian rupa berdasarkan kedudukan nya di dalam rumah besar itu. Dimana semakin rendah posisi nya sebagai istri, maka akan semakin jauh posisi duduk nya dari tuan Besar Meteo. Aiden dan Gwen yang telah datang ke ruangan itu mulai menikmati jus yang di sajikan sebagai menu pembuka sebelum menu sarapan utama pagi itu di hidangkan, sembari menunggu tuan besar Meteo dan juga dua istri nya yang lain datang. Angela dan Theodor pun belum terlihat batang hidung nya. Namun dari sekian banyak orang yang belum datang, mata Gwen terlihat mencari satu sosok yang biasa duduk di hadapan Gwen. "Loh? Kak Roland kok tidak ada?" seru Gwen dalam hati karena tidak melihat Roland di kursi yang biasa nya menjadi tempat Roland duduk. Kursi itu terlihat kosong. "Apa kak Roland masih tidur?" pikir
Setelah selesai sarapan bersama, sebelum pulang para pria berkumpul dengan para pria. Sedang para wanita juga berkumpul dengan para wanita. "Bagaimana dengan perusahaan? Siapa dari kalian berdua yang akhir nya menjadi direktur utama Gavin E Company? Apakah Tuan Besar Gavin sudah memutuskannya?" Tanya tuan besar Meteo tanpa merasa harus berbasa basi palsu di depan kedua menantunya. Toh memang itulah alasan tuan besar Meteo menerima dua pernikahan ini. Karena siapapun di antara kedua menantunya ini yang menjadi direktur utama Gavin E Company, jatuhnya tetap saja salah satu dari menantunya. Hanya saja tentunya tuan besar Meteo berharap Theodor lah yang mendapat menjabat posisi tersebut. Karena Theodor adalah suami dari anak kesayangannya- Angela. Kalau sampai Aiden yang berhasil menjabat maka tuan besar Meteo tidak akan terlalu diuntungkan, karena hanya namanya saja yang akan naik di di tengah-tengah kelas pembisnis. Sedangkan untuk mengeruk harta keluarga Gavin pasti akan sangat sul
"Gwen, terima kasih atas hadiah yang Aiden berikan pada ku. Aku sangat senang. Kain sutra nya sangat lembut." Ujar Bibi Wen, salah satu istri siri tuan besar Meteo. "Kau benar kak Wen. Kita memang harus berterima kasih pada Gwen sebab karena suami nya sangat mencintai dirinya, kita kecipratan hadiah juga." Tukas Bibi Natalie, istri siri tuan besar Meteo yang lainnya. "Pelayan, tolong bawakan kotak pemberian Theodor yang berisi kain sutra dan tas mewah. Dan bawah meteran kain ke sini sekalian." Perintah Margarette pada pelayannya. "Ibu, apa yang kau lakukan? Apakah kau bermaksud untuk membagi-bagikan hadiah yang Theodor berikan untuk kita ke semua wanita-wanita tidak berguna ini?!" Bisik Angela dengan suara pelan sambil memiringkan tubuhnya ke arah ibunya. "Menurut mu apa lagi yang bisa ibu lakukan untuk menutup mulut-mulut jahat mereka yang terus-terusan menyindir kau dan Theodor sedari tadi." Jawab Margarette dengan suara yang sangat pelan dan hanya bisa di dengar oleh Angela seor
Sementara di kamar, Axeira yang sedang berbaring di tempat tidurnya, bingung setelah mendapatkan panggilan absurd dari Asher barusan."Ni anak ngomong apaan sih? Gak jelas banget!! Nanya sendiri lalu jawab sendiri..!"Axeira melemparkan hpnya kesebelahnya.Tiba-tiba terdengar satu notif Wa masuk di hape Axeira.DRrrtz...(Asher #) Tadi Mama nanyain kamu. Aku bilang ke Mama, kamu mendadak pergi setelah mendapat telpon dari temanmu.Axeira bingung membaca pesan dari Asher, "Lah, bukannya tadi aku bilang mau matiin kompor. Kok dia ngasih alasan lain ya?"Axeira lalu mengetik beberapa kata di Hp ny.(Axeira#) Kenapa kamu berbohong pada Mama?Tidak lama kemudian..DRrrtz.....(Asher#) So, aku mesti bilang kalau kamu pergi untuk matiin kompor??🙄Belum sempat Axeira membalas pesan ter
Deg.."Mati gue.. " Gumam Axeira dalam hati.“Dia ngenalin gue gak ya?"Axeira hanya diam tanpa mengulurkan tangan, padahal Asher sudah dari tadi mengulurkan tangannya."Ni cewek kenapa..?? Syok dia melihat ketampanan gue?? " Pikir Asher dalam hati.Karna capek terlalu lama tangannya menggantung, Asher langsung berinisiatif mengambil tangan Axeira. "Gue Asher!" ucap Asher setelah meraih tangan Axeira.Deg.. deg... seeeeer.... tiba-tiba jiwa Axeira yang tadi terbang entah kemana mendadak ditarik kembali secara paksa ke tubuh Axeira ketika Asher menarik tangannya untuk bersalaman."Aku Axeira.. " Jawab Axeira singkat dan segera melepaskan tangannya. Axeira yang takut ketahuan oleh Asher mengenai jati dirinya, mulai menundukan kepalanya."Kalian gabung aja makan sama kita di sini. " Ajak Becca ke Gwen sesuai
Axeira segera menyelesaikan mandinya. Begitu keluar kamar mandi, dia pun segera mengambil baju yang sudah disiapkan oleh Mamanya."Kok Mama malah milihin dress sich?? Bukan nya celana jean dan baju kaos..!" Tatap Axeira pada dress itu."Bodo amat ah!! Sesekali nyenangin hati Mama apa salah nya!" Axeira pun mengambil dress yang disiapin oleh Mamanya. Namun ketika dress itu diraih oleh Axeira, tiba-tiba sebuah kalung dengan Liontin Safir terjatuh.Axeira mengambil liontin itu.. "Bram.. " Gumam nya.Digenggamnya liontin itu beberapa saat Axeira tenggelam dalam kenangan masa lalunya ketika dia berada di Paris.Dibukanya lagi telapak tangannya dan dilihatnya kembali liotin itu. "Apakah kamu baik-baik saja di sana Bram?” Gumamnya pelan.Kemudian Axeira berjalan ke meja hiasnya. Dia berniat untuk menyimpan kembali kalung dan liontin itu. Namun ti
Axeira pulang dengan lesu malam itu karena dia sangat sibuk dengan persiapan perlombaan ditempat magangnya.Axeira harus bolak balik mengecek detail hasil rancangannya sewaktu diproduksi. Walaupun dia gak berniat serius mengikuti perlombaan ini tapi Axeira bukanlah orang yang separuh-separuh dalam melakukan sesuatu. Jadi untuk produksi hasil rancangannya dia gak mau ada kesalahan sedikit pun.Sebenarnya Axeira sudah lulus kuliah tahun lalu di Paris mengambil jurusan design pakaian. Tapi karena usaha sang Papa bergerak dibidang permata maka Axeira memutuskan untuk mengulang kuliah di Singapura dan ambil jurusan design perhiasan.Hari sudah menunjukan pukul 8.30 ketika dia pulang."Dek... kok malam kali pulangnya?" Sapa Gwen pada putri nya yang menarik kursi di meja makan."Minggu depan tu, ada perlombaan di tempat adek magang, Ma. Jadi adek kudu mastiin kalau produk yang akan adek
"Asher kontrak yang gue serahin dua minggu lalu untuk ditanda tangan, mana? Besok mau gue bawa ke Surabaya!" Tanya Joshua, hanya menjulurkan kepalanya di pintu ruangan Asher."Waah nich anak emang kagak ada akhlaknya! Minus etika emang ni orang! Ngomong ama bos kayak mesan kopi di warung kaki lima!!" Asher melemparkan bola karet yang selalu ada di meja nya ke arah Joshua."Curut.. masuk lo.. ""Elo ya, kagak pernah ada sopan-sopannya!" celetuk Asher pada Joshua."Gimana kalau ada orang lihat, bisa jatuh martabak eh martabat gue!!!""Tenaang Sher gue udah pastiin, kagak ada orang di luar. Si Tia juga udah pergi istirahat makan siang. Lagian ini kan jam istirahat siang. Lo aja yang masih betah kerja kaya kuda...! " Joshua melangkah ke arah meja Asher."Terus dokumen untuk ke Surabaya besok mana?" Joshua mengulurkan tangannya.
Setelah menenangkan hati dan pikirannya akhirnya Ivan dapat kembali normal."Jadi lo mau pesan apa? ""Buatin gue gaun putri Jasmine donk? Cos minggu depan akan ada fashion show ala-ala Arabian night di tempat gue magang dan gue juga ingin lo yang make up in gue. Tapiii gue inginnya tampilan wajah gue tetap seperti ini." Jelas Axeira panjang kali lebar pada Ivan."Gue gak paham" Sahut Ivan singkat."Gini loh!!Gue mau, lo nyulap gue tetap cantik dengan gaun yang lo buat tapi muka dan poni gue jangan lo apa-apain!!!!""Ye.. mana bisa!!” jawab ivan ketus sambil melempar bantal ke Axeira." Secara ya non...!! segala ketidaksimetrisan dipenampilan lo saat ini berakar dari kaca mata dan poni si Anabelle ini...!!” Rutuk Ivan sambil nunjuk-nunjuk kacamata dan poni Axeira."Pokonya gue gak mau wajah dan tatanan rambut gue di ubah!" Per
Siang ini topik mengenai perlombaan itu masih kencang terdengar dikalangan pegawai perusahan Keanu. Ada yang sibuk cari kandidat. Ada yang sibuk pilih costume Arabian night. Bahkan ada yang sibuk rumpi seperti Lianda Cs."Kayaknya.. saingan kita gak akan banyak nich.. " Ujar Lianda sekretaris wakil Direktur."Yakin amat lo,!" Ujah Tia sekretaris Direktur."Iya nich..!" Timpal Maria staff marketing."Kalau soal desaign mendesign, gue yakin kita semua bisa karena kan background kita semua adalah designer. Tapi kalau soal fashion show gue yakin gak semua pegawai cewek di perusahaan ini bisa karena gak semua nya kayak kita. " Jelas Lianda sambil tertawa."Lagian, kalau gue gak salah ada dua divisi yang bakalan gak akan ikut serta dalam perlombaan ini." Sambung nya"Dua?" Tanya Tia."Iya.. dua! Divisi produksi dan divisi design. Kan beru
Keadaan cafetaria sangat riuh siang itu. Hal ini karena pengumuman tentang lomba design dan fashion show yang akan digelar pada anniversary perusahaan minggu depan."Tahun ini beda ya...? " Ujar salah seorang pegawai wanita bagian Marketing kepada teman yang sedang mengantri makan siang mereka."Iya!!Seperti ada nuansa-nuansa pencarian jodoh ala pangeran di negri dongeng." Jawab teman si wanita sambil memilih menu makan siangnya."Benar!Sudahlah hadiah utama nya perhiasaan yang kita design dan bonus satu bulan gaji tapi yang bikin gegeeer itu, hadiah bonusnya !!!!dinner dengan pak Asher...!! membayangkan makan malam romantis berdua dengan direktur Keanu Fashion Company... " Pikiran kedua wanita itu terbang menembus alam khayal nya masing-masing.Kericuhan mengenai lomba design dan fashion show tidak hanya terjadi dalam antrian makan siang hari itu. Perbincangan mengenai perlombaan design dan fashion
"Kenapa sayang...??! Apakah masa magang mu sudah habis? Atau jangan-jangan perusahaan ini sudah mengeluarkan mu.. ??!" Ny. Maximo yang notabene adalah aunty nya Axeira langsung menerima lakon yang diberikan oleh ponakannya. ia langsung melihat ke arah Asher. Melalui sorot mata nya dia meminta Asher menjelaskan situasi ini padanya."Sepertinya semua yang terjadi hingga pagi ini adalah murni kesalahpahaman. Jadi saya rasa nona Aira tidak perlu berhenti magang di perusahaan ini, benerkan pak Joshua?" Tanya Asher penuh penekanan pada setiap katanya."Bener sekali pak. Nona Aira kamu bisa kembali keruangan mu dan melanjutkan kerjaan mu." Ucap Joshua pada Aira"Tapi bagaimana dengan ini pak?? " Tunjuk Aira pada surat pemberhentian yang diberikan oleh Joshua tadi pagi sambil melihat penuh kemenangan ke Asher."Ini...!! Biar saya yang buang.. !!!" Asher segera merebut surat itu dari tangan Axei