"Gwen, terima kasih atas hadiah yang Aiden berikan pada ku. Aku sangat senang. Kain sutra nya sangat lembut." Ujar Bibi Wen, salah satu istri siri tuan besar Meteo. "Kau benar kak Wen. Kita memang harus berterima kasih pada Gwen sebab karena suami nya sangat mencintai dirinya, kita kecipratan hadiah juga." Tukas Bibi Natalie, istri siri tuan besar Meteo yang lainnya. "Pelayan, tolong bawakan kotak pemberian Theodor yang berisi kain sutra dan tas mewah. Dan bawah meteran kain ke sini sekalian." Perintah Margarette pada pelayannya. "Ibu, apa yang kau lakukan? Apakah kau bermaksud untuk membagi-bagikan hadiah yang Theodor berikan untuk kita ke semua wanita-wanita tidak berguna ini?!" Bisik Angela dengan suara pelan sambil memiringkan tubuhnya ke arah ibunya. "Menurut mu apa lagi yang bisa ibu lakukan untuk menutup mulut-mulut jahat mereka yang terus-terusan menyindir kau dan Theodor sedari tadi." Jawab Margarette dengan suara yang sangat pelan dan hanya bisa di dengar oleh Angela seor
"Diamlah Angela! Jangan rusak rencanaku!!" Balas Margarette yang sudah tidak punya pilihan lain selain mengikhlaskan semua benda berharga milik nya jatuh ke wanita-wanita yang di mata nya tidak lebih sebagai pelacur legal suami nya. "Sial!! sungguh sial! Ini semua karena Roselyn dan Gwen." Rutuk ibu dan anak itu dalam hati. Gwen yang sedari tadi diam dan mengamati pertunjukan yang terjadi, diam-diam merasa sangat bahagia karena akhirnya sang ibu mendapatkan pengakuan dari para wanita yang selama ini merendahkan ibunya. Gwen yakin, walaupun Margarette pagi ini memberikan tiga hadiah sekaligus, tapi para wanita tuan besar Meteo ini tidak ah buta. Mereka pasti bisa melihat siapa yang benar-benar tulus memberi mereka, dan siapa yang memberi mereka hanya karena untuk pamor dan pamer. "Semoga setelah ini ibu baik-baik saja di rumah ini." Seru Gwen dalam hati. Gwen pun kembali menoleh ke Aiden yang terlihat tenang diantara para pria yang sedang berbicara mengenai kekuatan dan kekuasaan m
"Aku bisa menjamin seratus persen (100%) kalau Aiden adalah pria yang perkasa, terlepas dari kondisinya yang tidak bisa berjalan saat ini." Sambung Wen yang langsung mendapatkan kan tatapan mata penuh curiga dari orang-orang di tempat itu. Bagaimana mungkin orang-orang tidak menatapnya penuh curiga, secara apa yang keluar dari mulut nya mengundang kecurigaan semua orang. Apa jangan-jangan Wen punya affair dengan Aiden? . Itu bisa saja terjadi toh!!! Secara dulu Aiden memang sering mengunjungi keluarga Meteo. Entah untuk bertemu Angela atau pun Roland. "Apa jangan-jangan kau...." seru Margaret mengambang.Menyadari hal itu, buru-buru Wen mengklarifikasi apa maksud ucapan nya barusan. "Hei! Tunggu! Kalian semua jangan berburuk sangka pada ku! Adapun maksud perkataan ku barusan adalah aku tahu kalau Aiden adalah pria yang perkasa, terlepas dari kondisi yang tidak bisa berjalan saat ini, karena semalam aku dan adik Natalie diam-diam pergi mengintip kamar ke dua pengantin. Yakni kamar An
"Sudah tuan. Aku sudah memastikan nona Gwen tidak ikut pulang bersama kita. Tadi aku sengaja membuat ibu nona Gwen sakit perut." Ucap pria tersebut."Bagus sekali." Ujar Theodor lalu masuk ke dalam mobilnya.Semua kini orang terlihat masuk ke dalam mobil mereka masing, termasuk Aiden juga masuk ke dalam mobil Aiden..Theodor yang melihat Aiden masuk sendirian ke dalam mobil tanpa ada nya Gwen, merasa sangat senang. "Kita jalan duluan."Perintah Theodor setelah yakin Gwen tidak ada di dalam mobil Aiden.***Gwen berlari menuju ke mobil Aiden dan mengatakan pada Aiden kalau ibunya sakit.Aiden yang mendengar hal tersebut tanpa di sangka langsung turun dan memerintahkan supir nya beserta rombongannya untuk pergi lebih dahulu karena dia dan Gwen akan ke rumah sakit untuk mengantar ibu Gwen bersama Rery.Tidak lama selang rombongan Theodor meninggalkan rumah kediaman keluarga Meteo, akhirnya rombongan Aiden pun berangkat, tanpa ada nya Aiden di dalam mobil itu."Jo! Kita berjalan agak santa
Karena ini terlihat sangat rahasia, jadi Gwen memutuskan untuk tidak bertanya apapun pada si penyampai pesan. Apalagi wanita itu tadi mengatakan kalau nyawa Aiden dalam bahaya. Tanpa berkata-kata apapun lagi, Gwen menoleh pada wanita itu sambil mengangguk kecil, menandakan kalau Gwen paham akan pesan yang disampaikan padanya, walaupun sebenarnya dia belum terlalu paham apa yang harus dia lakukan. "Bu, aku akan mengantarkan ibu pulang ke rumah ya. Dan aku minta pada ibu, jangan katakan apapun pada orang-orang mengenai Aiden." "Jangan sampai ada orang -orang yang tahu, kalau Aidenlah yang mengantar kita ke rumah sakit. Karena saat ini nyawa Aiden dalam bahaya bu." "Satu lagi, tolong sesampainya di rumah ibu ingat tiga kata ini DIAM-AMATI -BERAKTINGLAH." bisik Gwen. Ibu Gwen mengernyitkan dahi nya. Tapi seolah tahu situasi sedang urgent, ibu Gwen pun mengangguk, "baiklah, ibu paham." Gwen pun mengantarkan ibu nya pulang ke kediaman keluarga Meteo. Dan setelah meminta orang -orang
"Gwen? Bangunlah." Untuk ke sekian kali nya Theodor mencoba membangunkan Gwen tapi hasilnya nihil. "Theodor, sebaiknya Gwen kita bawa ke kamar nya. Di sini terlalu banyak orang." Saran Bridgette- terdengar sangat cemas. "Bibi benar." Theodor pun ingin mengangkat tubuh kecil dan mungil Gwen ke kamar Gwen.. "Apa dia mau mengangkat ku sekali lagi?! Tidak-tidak! Aku tidak akan membiarkan tangannya menyentuhku!" Seru Gwen dalam hati. "Aku harus berbuat sesuatu.."Pelan-pelan Gwen membuka mata tepat disaat Theodor akan menyentuh punggung Gwen untuk bersiap akan mengangkat Gwen. "Ahk-! Kepalaku terasa sangat pusing." Ujarnya sambil bergumam kecil dengan mata yang masih belum ingin dia buka dan dahi yang sengaja Gwen buat berkerut. "Kau sudah sadar Gwen?" tanya Theodor dengan sangat lembut. "Aiden? Kau kah itu?" Tanya Gwen, pura-pura menyangka Theodor sebagai Aiden. "Aku Theodor, Gwen. Bukan Aiden. Aiden masih belum ditemukan." Gwen merasa ini lah saat nya untuk membuka matanya. "Ai
"Awalnya aku memang mengira mereka berdualah dalang di balik semua ini, karena merekalah yang mendapatkan keuntungan langsung dari hal buruk yang menimpa ku." Balas Aiden. "Tapi kemudian aku juga berpikiran sama dengan Mr. D mengenai kecelakaan dua tahun lalu. Dan di tambah lagi dengan kecelakaan hari ini. Fix, tidak mungkin ini keluar dari otak minim nya Theodor."Ujar Aiden selanjutnya. "Kau benar Dens, untuk melihat pergerakan musuh ku maka aku harus memancing dia untuk terus mencelakai ku. Dan cara nya hanya satu, aku harus selalu terlihat di hadapan nya." Sambung Aiden dengan wajah serius. "Bak memancing seeokor hiu raksasa di film-film untuk dibidik oleh TIM mu, kau harus bersedia menyayat tanganmu supaya berdarah dan memancing hiu itu keluar dan menghampirimu." Dennis pun membalas tatapan tajam Aiden. "Dan itu lah yang saat ini kau harus lakuan Aiden." Sambung Dennis dengan nada serius. "Aku harus bersedia menjadi target mereka berkali-kali untuk melihat pola mereka dan cara
Di tempat lain terlihat Aiden sedang menikmati teh pagi hari nya sambil memegang handphone melihat apa yang sang istri sedang lakukan setelah tadi malam Aiden secara diam-diam masuk ke dalam kamar dan memindahkan Gwen dari kantung tidur Gwen ke tempat tidur Aiden. Walau tidak sempat berbaring di samping Gwen, paling tidak Aiden sempat mencuri satu kecupan di kening si rubah kecil yang licik itu. "Aku tidak menyangka, Angela sebenci ini pada Gwen." Ucap nya setelah melihat semua drama adik tiri yang dizolimi secara live di handhpone nya itu. Aiden langsung menelpon Rery. "Rery! tolong kau atur kontrak eksklusif untuk model di Berlian Cosmetik. Hubungi dirut nya. Dan katakan untuk merekrut Gwen. Kalau mereka menolak maka ancam mereka. Katakan aku tidak akan meneruskan kontrak ku sebagai penasehat perusahan mereka." Perintah Aiden. "Baik Tuan Muda Aiden." Jawab Rery. "Dan ya! Apa kau sudah melakukan apa yang aku minta?" tanya Aiden memastikan sesuatu. "Sudah tuan! Seharusnya pagi i