Setelah selesai sarapan bersama, sebelum pulang para pria berkumpul dengan para pria. Sedang para wanita juga berkumpul dengan para wanita. "Bagaimana dengan perusahaan? Siapa dari kalian berdua yang akhir nya menjadi direktur utama Gavin E Company? Apakah Tuan Besar Gavin sudah memutuskannya?" Tanya tuan besar Meteo tanpa merasa harus berbasa basi palsu di depan kedua menantunya. Toh memang itulah alasan tuan besar Meteo menerima dua pernikahan ini. Karena siapapun di antara kedua menantunya ini yang menjadi direktur utama Gavin E Company, jatuhnya tetap saja salah satu dari menantunya. Hanya saja tentunya tuan besar Meteo berharap Theodor lah yang mendapat menjabat posisi tersebut. Karena Theodor adalah suami dari anak kesayangannya- Angela. Kalau sampai Aiden yang berhasil menjabat maka tuan besar Meteo tidak akan terlalu diuntungkan, karena hanya namanya saja yang akan naik di di tengah-tengah kelas pembisnis. Sedangkan untuk mengeruk harta keluarga Gavin pasti akan sangat sul
"Gwen, terima kasih atas hadiah yang Aiden berikan pada ku. Aku sangat senang. Kain sutra nya sangat lembut." Ujar Bibi Wen, salah satu istri siri tuan besar Meteo. "Kau benar kak Wen. Kita memang harus berterima kasih pada Gwen sebab karena suami nya sangat mencintai dirinya, kita kecipratan hadiah juga." Tukas Bibi Natalie, istri siri tuan besar Meteo yang lainnya. "Pelayan, tolong bawakan kotak pemberian Theodor yang berisi kain sutra dan tas mewah. Dan bawah meteran kain ke sini sekalian." Perintah Margarette pada pelayannya. "Ibu, apa yang kau lakukan? Apakah kau bermaksud untuk membagi-bagikan hadiah yang Theodor berikan untuk kita ke semua wanita-wanita tidak berguna ini?!" Bisik Angela dengan suara pelan sambil memiringkan tubuhnya ke arah ibunya. "Menurut mu apa lagi yang bisa ibu lakukan untuk menutup mulut-mulut jahat mereka yang terus-terusan menyindir kau dan Theodor sedari tadi." Jawab Margarette dengan suara yang sangat pelan dan hanya bisa di dengar oleh Angela seor
"Diamlah Angela! Jangan rusak rencanaku!!" Balas Margarette yang sudah tidak punya pilihan lain selain mengikhlaskan semua benda berharga milik nya jatuh ke wanita-wanita yang di mata nya tidak lebih sebagai pelacur legal suami nya. "Sial!! sungguh sial! Ini semua karena Roselyn dan Gwen." Rutuk ibu dan anak itu dalam hati. Gwen yang sedari tadi diam dan mengamati pertunjukan yang terjadi, diam-diam merasa sangat bahagia karena akhirnya sang ibu mendapatkan pengakuan dari para wanita yang selama ini merendahkan ibunya. Gwen yakin, walaupun Margarette pagi ini memberikan tiga hadiah sekaligus, tapi para wanita tuan besar Meteo ini tidak ah buta. Mereka pasti bisa melihat siapa yang benar-benar tulus memberi mereka, dan siapa yang memberi mereka hanya karena untuk pamor dan pamer. "Semoga setelah ini ibu baik-baik saja di rumah ini." Seru Gwen dalam hati. Gwen pun kembali menoleh ke Aiden yang terlihat tenang diantara para pria yang sedang berbicara mengenai kekuatan dan kekuasaan m
"Aku bisa menjamin seratus persen (100%) kalau Aiden adalah pria yang perkasa, terlepas dari kondisinya yang tidak bisa berjalan saat ini." Sambung Wen yang langsung mendapatkan kan tatapan mata penuh curiga dari orang-orang di tempat itu. Bagaimana mungkin orang-orang tidak menatapnya penuh curiga, secara apa yang keluar dari mulut nya mengundang kecurigaan semua orang. Apa jangan-jangan Wen punya affair dengan Aiden? . Itu bisa saja terjadi toh!!! Secara dulu Aiden memang sering mengunjungi keluarga Meteo. Entah untuk bertemu Angela atau pun Roland. "Apa jangan-jangan kau...." seru Margaret mengambang.Menyadari hal itu, buru-buru Wen mengklarifikasi apa maksud ucapan nya barusan. "Hei! Tunggu! Kalian semua jangan berburuk sangka pada ku! Adapun maksud perkataan ku barusan adalah aku tahu kalau Aiden adalah pria yang perkasa, terlepas dari kondisi yang tidak bisa berjalan saat ini, karena semalam aku dan adik Natalie diam-diam pergi mengintip kamar ke dua pengantin. Yakni kamar An
"Sudah tuan. Aku sudah memastikan nona Gwen tidak ikut pulang bersama kita. Tadi aku sengaja membuat ibu nona Gwen sakit perut." Ucap pria tersebut."Bagus sekali." Ujar Theodor lalu masuk ke dalam mobilnya.Semua kini orang terlihat masuk ke dalam mobil mereka masing, termasuk Aiden juga masuk ke dalam mobil Aiden..Theodor yang melihat Aiden masuk sendirian ke dalam mobil tanpa ada nya Gwen, merasa sangat senang. "Kita jalan duluan."Perintah Theodor setelah yakin Gwen tidak ada di dalam mobil Aiden.***Gwen berlari menuju ke mobil Aiden dan mengatakan pada Aiden kalau ibunya sakit.Aiden yang mendengar hal tersebut tanpa di sangka langsung turun dan memerintahkan supir nya beserta rombongannya untuk pergi lebih dahulu karena dia dan Gwen akan ke rumah sakit untuk mengantar ibu Gwen bersama Rery.Tidak lama selang rombongan Theodor meninggalkan rumah kediaman keluarga Meteo, akhirnya rombongan Aiden pun berangkat, tanpa ada nya Aiden di dalam mobil itu."Jo! Kita berjalan agak santa
Karena ini terlihat sangat rahasia, jadi Gwen memutuskan untuk tidak bertanya apapun pada si penyampai pesan. Apalagi wanita itu tadi mengatakan kalau nyawa Aiden dalam bahaya. Tanpa berkata-kata apapun lagi, Gwen menoleh pada wanita itu sambil mengangguk kecil, menandakan kalau Gwen paham akan pesan yang disampaikan padanya, walaupun sebenarnya dia belum terlalu paham apa yang harus dia lakukan. "Bu, aku akan mengantarkan ibu pulang ke rumah ya. Dan aku minta pada ibu, jangan katakan apapun pada orang-orang mengenai Aiden." "Jangan sampai ada orang -orang yang tahu, kalau Aidenlah yang mengantar kita ke rumah sakit. Karena saat ini nyawa Aiden dalam bahaya bu." "Satu lagi, tolong sesampainya di rumah ibu ingat tiga kata ini DIAM-AMATI -BERAKTINGLAH." bisik Gwen. Ibu Gwen mengernyitkan dahi nya. Tapi seolah tahu situasi sedang urgent, ibu Gwen pun mengangguk, "baiklah, ibu paham." Gwen pun mengantarkan ibu nya pulang ke kediaman keluarga Meteo. Dan setelah meminta orang -orang
"Gwen? Bangunlah." Untuk ke sekian kali nya Theodor mencoba membangunkan Gwen tapi hasilnya nihil. "Theodor, sebaiknya Gwen kita bawa ke kamar nya. Di sini terlalu banyak orang." Saran Bridgette- terdengar sangat cemas. "Bibi benar." Theodor pun ingin mengangkat tubuh kecil dan mungil Gwen ke kamar Gwen.. "Apa dia mau mengangkat ku sekali lagi?! Tidak-tidak! Aku tidak akan membiarkan tangannya menyentuhku!" Seru Gwen dalam hati. "Aku harus berbuat sesuatu.."Pelan-pelan Gwen membuka mata tepat disaat Theodor akan menyentuh punggung Gwen untuk bersiap akan mengangkat Gwen. "Ahk-! Kepalaku terasa sangat pusing." Ujarnya sambil bergumam kecil dengan mata yang masih belum ingin dia buka dan dahi yang sengaja Gwen buat berkerut. "Kau sudah sadar Gwen?" tanya Theodor dengan sangat lembut. "Aiden? Kau kah itu?" Tanya Gwen, pura-pura menyangka Theodor sebagai Aiden. "Aku Theodor, Gwen. Bukan Aiden. Aiden masih belum ditemukan." Gwen merasa ini lah saat nya untuk membuka matanya. "Ai
"Awalnya aku memang mengira mereka berdualah dalang di balik semua ini, karena merekalah yang mendapatkan keuntungan langsung dari hal buruk yang menimpa ku." Balas Aiden. "Tapi kemudian aku juga berpikiran sama dengan Mr. D mengenai kecelakaan dua tahun lalu. Dan di tambah lagi dengan kecelakaan hari ini. Fix, tidak mungkin ini keluar dari otak minim nya Theodor."Ujar Aiden selanjutnya. "Kau benar Dens, untuk melihat pergerakan musuh ku maka aku harus memancing dia untuk terus mencelakai ku. Dan cara nya hanya satu, aku harus selalu terlihat di hadapan nya." Sambung Aiden dengan wajah serius. "Bak memancing seeokor hiu raksasa di film-film untuk dibidik oleh TIM mu, kau harus bersedia menyayat tanganmu supaya berdarah dan memancing hiu itu keluar dan menghampirimu." Dennis pun membalas tatapan tajam Aiden. "Dan itu lah yang saat ini kau harus lakuan Aiden." Sambung Dennis dengan nada serius. "Aku harus bersedia menjadi target mereka berkali-kali untuk melihat pola mereka dan cara
Sementara di kamar, Axeira yang sedang berbaring di tempat tidurnya, bingung setelah mendapatkan panggilan absurd dari Asher barusan."Ni anak ngomong apaan sih? Gak jelas banget!! Nanya sendiri lalu jawab sendiri..!"Axeira melemparkan hpnya kesebelahnya.Tiba-tiba terdengar satu notif Wa masuk di hape Axeira.DRrrtz...(Asher #) Tadi Mama nanyain kamu. Aku bilang ke Mama, kamu mendadak pergi setelah mendapat telpon dari temanmu.Axeira bingung membaca pesan dari Asher, "Lah, bukannya tadi aku bilang mau matiin kompor. Kok dia ngasih alasan lain ya?"Axeira lalu mengetik beberapa kata di Hp ny.(Axeira#) Kenapa kamu berbohong pada Mama?Tidak lama kemudian..DRrrtz.....(Asher#) So, aku mesti bilang kalau kamu pergi untuk matiin kompor??🙄Belum sempat Axeira membalas pesan ter
Deg.."Mati gue.. " Gumam Axeira dalam hati.“Dia ngenalin gue gak ya?"Axeira hanya diam tanpa mengulurkan tangan, padahal Asher sudah dari tadi mengulurkan tangannya."Ni cewek kenapa..?? Syok dia melihat ketampanan gue?? " Pikir Asher dalam hati.Karna capek terlalu lama tangannya menggantung, Asher langsung berinisiatif mengambil tangan Axeira. "Gue Asher!" ucap Asher setelah meraih tangan Axeira.Deg.. deg... seeeeer.... tiba-tiba jiwa Axeira yang tadi terbang entah kemana mendadak ditarik kembali secara paksa ke tubuh Axeira ketika Asher menarik tangannya untuk bersalaman."Aku Axeira.. " Jawab Axeira singkat dan segera melepaskan tangannya. Axeira yang takut ketahuan oleh Asher mengenai jati dirinya, mulai menundukan kepalanya."Kalian gabung aja makan sama kita di sini. " Ajak Becca ke Gwen sesuai
Axeira segera menyelesaikan mandinya. Begitu keluar kamar mandi, dia pun segera mengambil baju yang sudah disiapkan oleh Mamanya."Kok Mama malah milihin dress sich?? Bukan nya celana jean dan baju kaos..!" Tatap Axeira pada dress itu."Bodo amat ah!! Sesekali nyenangin hati Mama apa salah nya!" Axeira pun mengambil dress yang disiapin oleh Mamanya. Namun ketika dress itu diraih oleh Axeira, tiba-tiba sebuah kalung dengan Liontin Safir terjatuh.Axeira mengambil liontin itu.. "Bram.. " Gumam nya.Digenggamnya liontin itu beberapa saat Axeira tenggelam dalam kenangan masa lalunya ketika dia berada di Paris.Dibukanya lagi telapak tangannya dan dilihatnya kembali liotin itu. "Apakah kamu baik-baik saja di sana Bram?” Gumamnya pelan.Kemudian Axeira berjalan ke meja hiasnya. Dia berniat untuk menyimpan kembali kalung dan liontin itu. Namun ti
Axeira pulang dengan lesu malam itu karena dia sangat sibuk dengan persiapan perlombaan ditempat magangnya.Axeira harus bolak balik mengecek detail hasil rancangannya sewaktu diproduksi. Walaupun dia gak berniat serius mengikuti perlombaan ini tapi Axeira bukanlah orang yang separuh-separuh dalam melakukan sesuatu. Jadi untuk produksi hasil rancangannya dia gak mau ada kesalahan sedikit pun.Sebenarnya Axeira sudah lulus kuliah tahun lalu di Paris mengambil jurusan design pakaian. Tapi karena usaha sang Papa bergerak dibidang permata maka Axeira memutuskan untuk mengulang kuliah di Singapura dan ambil jurusan design perhiasan.Hari sudah menunjukan pukul 8.30 ketika dia pulang."Dek... kok malam kali pulangnya?" Sapa Gwen pada putri nya yang menarik kursi di meja makan."Minggu depan tu, ada perlombaan di tempat adek magang, Ma. Jadi adek kudu mastiin kalau produk yang akan adek
"Asher kontrak yang gue serahin dua minggu lalu untuk ditanda tangan, mana? Besok mau gue bawa ke Surabaya!" Tanya Joshua, hanya menjulurkan kepalanya di pintu ruangan Asher."Waah nich anak emang kagak ada akhlaknya! Minus etika emang ni orang! Ngomong ama bos kayak mesan kopi di warung kaki lima!!" Asher melemparkan bola karet yang selalu ada di meja nya ke arah Joshua."Curut.. masuk lo.. ""Elo ya, kagak pernah ada sopan-sopannya!" celetuk Asher pada Joshua."Gimana kalau ada orang lihat, bisa jatuh martabak eh martabat gue!!!""Tenaang Sher gue udah pastiin, kagak ada orang di luar. Si Tia juga udah pergi istirahat makan siang. Lagian ini kan jam istirahat siang. Lo aja yang masih betah kerja kaya kuda...! " Joshua melangkah ke arah meja Asher."Terus dokumen untuk ke Surabaya besok mana?" Joshua mengulurkan tangannya.
Setelah menenangkan hati dan pikirannya akhirnya Ivan dapat kembali normal."Jadi lo mau pesan apa? ""Buatin gue gaun putri Jasmine donk? Cos minggu depan akan ada fashion show ala-ala Arabian night di tempat gue magang dan gue juga ingin lo yang make up in gue. Tapiii gue inginnya tampilan wajah gue tetap seperti ini." Jelas Axeira panjang kali lebar pada Ivan."Gue gak paham" Sahut Ivan singkat."Gini loh!!Gue mau, lo nyulap gue tetap cantik dengan gaun yang lo buat tapi muka dan poni gue jangan lo apa-apain!!!!""Ye.. mana bisa!!” jawab ivan ketus sambil melempar bantal ke Axeira." Secara ya non...!! segala ketidaksimetrisan dipenampilan lo saat ini berakar dari kaca mata dan poni si Anabelle ini...!!” Rutuk Ivan sambil nunjuk-nunjuk kacamata dan poni Axeira."Pokonya gue gak mau wajah dan tatanan rambut gue di ubah!" Per
Siang ini topik mengenai perlombaan itu masih kencang terdengar dikalangan pegawai perusahan Keanu. Ada yang sibuk cari kandidat. Ada yang sibuk pilih costume Arabian night. Bahkan ada yang sibuk rumpi seperti Lianda Cs."Kayaknya.. saingan kita gak akan banyak nich.. " Ujar Lianda sekretaris wakil Direktur."Yakin amat lo,!" Ujah Tia sekretaris Direktur."Iya nich..!" Timpal Maria staff marketing."Kalau soal desaign mendesign, gue yakin kita semua bisa karena kan background kita semua adalah designer. Tapi kalau soal fashion show gue yakin gak semua pegawai cewek di perusahaan ini bisa karena gak semua nya kayak kita. " Jelas Lianda sambil tertawa."Lagian, kalau gue gak salah ada dua divisi yang bakalan gak akan ikut serta dalam perlombaan ini." Sambung nya"Dua?" Tanya Tia."Iya.. dua! Divisi produksi dan divisi design. Kan beru
Keadaan cafetaria sangat riuh siang itu. Hal ini karena pengumuman tentang lomba design dan fashion show yang akan digelar pada anniversary perusahaan minggu depan."Tahun ini beda ya...? " Ujar salah seorang pegawai wanita bagian Marketing kepada teman yang sedang mengantri makan siang mereka."Iya!!Seperti ada nuansa-nuansa pencarian jodoh ala pangeran di negri dongeng." Jawab teman si wanita sambil memilih menu makan siangnya."Benar!Sudahlah hadiah utama nya perhiasaan yang kita design dan bonus satu bulan gaji tapi yang bikin gegeeer itu, hadiah bonusnya !!!!dinner dengan pak Asher...!! membayangkan makan malam romantis berdua dengan direktur Keanu Fashion Company... " Pikiran kedua wanita itu terbang menembus alam khayal nya masing-masing.Kericuhan mengenai lomba design dan fashion show tidak hanya terjadi dalam antrian makan siang hari itu. Perbincangan mengenai perlombaan design dan fashion
"Kenapa sayang...??! Apakah masa magang mu sudah habis? Atau jangan-jangan perusahaan ini sudah mengeluarkan mu.. ??!" Ny. Maximo yang notabene adalah aunty nya Axeira langsung menerima lakon yang diberikan oleh ponakannya. ia langsung melihat ke arah Asher. Melalui sorot mata nya dia meminta Asher menjelaskan situasi ini padanya."Sepertinya semua yang terjadi hingga pagi ini adalah murni kesalahpahaman. Jadi saya rasa nona Aira tidak perlu berhenti magang di perusahaan ini, benerkan pak Joshua?" Tanya Asher penuh penekanan pada setiap katanya."Bener sekali pak. Nona Aira kamu bisa kembali keruangan mu dan melanjutkan kerjaan mu." Ucap Joshua pada Aira"Tapi bagaimana dengan ini pak?? " Tunjuk Aira pada surat pemberhentian yang diberikan oleh Joshua tadi pagi sambil melihat penuh kemenangan ke Asher."Ini...!! Biar saya yang buang.. !!!" Asher segera merebut surat itu dari tangan Axei