"Gwen? Bangunlah." Untuk ke sekian kali nya Theodor mencoba membangunkan Gwen tapi hasilnya nihil. "Theodor, sebaiknya Gwen kita bawa ke kamar nya. Di sini terlalu banyak orang." Saran Bridgette- terdengar sangat cemas. "Bibi benar." Theodor pun ingin mengangkat tubuh kecil dan mungil Gwen ke kamar Gwen.. "Apa dia mau mengangkat ku sekali lagi?! Tidak-tidak! Aku tidak akan membiarkan tangannya menyentuhku!" Seru Gwen dalam hati. "Aku harus berbuat sesuatu.."Pelan-pelan Gwen membuka mata tepat disaat Theodor akan menyentuh punggung Gwen untuk bersiap akan mengangkat Gwen. "Ahk-! Kepalaku terasa sangat pusing." Ujarnya sambil bergumam kecil dengan mata yang masih belum ingin dia buka dan dahi yang sengaja Gwen buat berkerut. "Kau sudah sadar Gwen?" tanya Theodor dengan sangat lembut. "Aiden? Kau kah itu?" Tanya Gwen, pura-pura menyangka Theodor sebagai Aiden. "Aku Theodor, Gwen. Bukan Aiden. Aiden masih belum ditemukan." Gwen merasa ini lah saat nya untuk membuka matanya. "Ai
"Awalnya aku memang mengira mereka berdualah dalang di balik semua ini, karena merekalah yang mendapatkan keuntungan langsung dari hal buruk yang menimpa ku." Balas Aiden. "Tapi kemudian aku juga berpikiran sama dengan Mr. D mengenai kecelakaan dua tahun lalu. Dan di tambah lagi dengan kecelakaan hari ini. Fix, tidak mungkin ini keluar dari otak minim nya Theodor."Ujar Aiden selanjutnya. "Kau benar Dens, untuk melihat pergerakan musuh ku maka aku harus memancing dia untuk terus mencelakai ku. Dan cara nya hanya satu, aku harus selalu terlihat di hadapan nya." Sambung Aiden dengan wajah serius. "Bak memancing seeokor hiu raksasa di film-film untuk dibidik oleh TIM mu, kau harus bersedia menyayat tanganmu supaya berdarah dan memancing hiu itu keluar dan menghampirimu." Dennis pun membalas tatapan tajam Aiden. "Dan itu lah yang saat ini kau harus lakuan Aiden." Sambung Dennis dengan nada serius. "Aku harus bersedia menjadi target mereka berkali-kali untuk melihat pola mereka dan cara
Di tempat lain terlihat Aiden sedang menikmati teh pagi hari nya sambil memegang handphone melihat apa yang sang istri sedang lakukan setelah tadi malam Aiden secara diam-diam masuk ke dalam kamar dan memindahkan Gwen dari kantung tidur Gwen ke tempat tidur Aiden. Walau tidak sempat berbaring di samping Gwen, paling tidak Aiden sempat mencuri satu kecupan di kening si rubah kecil yang licik itu. "Aku tidak menyangka, Angela sebenci ini pada Gwen." Ucap nya setelah melihat semua drama adik tiri yang dizolimi secara live di handhpone nya itu. Aiden langsung menelpon Rery. "Rery! tolong kau atur kontrak eksklusif untuk model di Berlian Cosmetik. Hubungi dirut nya. Dan katakan untuk merekrut Gwen. Kalau mereka menolak maka ancam mereka. Katakan aku tidak akan meneruskan kontrak ku sebagai penasehat perusahan mereka." Perintah Aiden. "Baik Tuan Muda Aiden." Jawab Rery. "Dan ya! Apa kau sudah melakukan apa yang aku minta?" tanya Aiden memastikan sesuatu. "Sudah tuan! Seharusnya pagi i
"Aiden?" Seru Gwen yang benar-benar tidak menyangka kalau di dalam ruangan direktur itu, dia akan bertemu dengan Aiden. "Apa dia- yang telah mengatur kontrak kerja sama ini untuk ku?" Gumam Gwen, dalam hati. "Aaah! Come Gwen! Jangan ke-G-ER-an seperti itu? Masa iya seorang Aiden sebaik itu pada mu? Dia memang sempat baik kemarin waktu di kediaman keluarga Meteo, tapi tidak mungkin dia baik terus meneruskan?" Bisik Gwen kecil ke otak Gwen yang sedang berpikir. "Benar juga! Tidak mungkin dia baik terus-terusan." Gumam Gwen seolah menyetujui bisikin Gwen kecil ke pikiran nya. "Akan aku tinggalkan kalian berdua." Ucap Renaldy yang langsung balik kanan setelah di lirik oleh Aiden. "Apa kau akan berdiri selamanya di sana, nona Gwen?" Tegur Aiden seperti biasanya, selalu datar dan dingin. "Padahal start nya tadi udah bagus! Senyum tipis-tipis menggoda gitu. Eh ujung-ujung nya malah kembali ke model kulkas dua belas pintu lagi." Sungut Gwen dalam hati. "Tentu saja tidak. Walaupun profes
"Well !! SKYLEDEN GAVIN JUNIOR!! APA YANG SEBENARNYA KAU RENCANAKAN, HAH??" Gwen kecil keluar dari atas kepala Gwen lalu berjalan sambil membawa tongkat dan menunjuk-nunjuk ke Aiden. "Awalnya aku sudah sangat curiga dengan perban setebal kitab suci itu yang di jemput biksu Tong ke barat itu!" tunjuk Gwen kecil dengan tongkat nya. "Heei! Gwen! Lihatlah tangannya!! Memangnya luka karena sayatan membuka mangga perlu di perban seperti itu?" Teriak Gwen kecil dengan tongkatnya,tapi kali ini arahnya ke Gwen kecil. "Buka matamu Gwen. Jangan mau di bodoh-bodohi oleh pria tampan ini!!" Gwen kecil terus memaparkan semua kecurigaan nya. "Kemudian dia juga meminta sarapanmu! Apa kau pikir tidak ada yang janggal akan hal itu? PIKIR Gwen! PIKIR!" Teriak Gwen kecil lagi dan lagi. "Nona Gwen?" Panggil Aiden sambil melambai-lambaikan tangan di depan Gwen. "Gwen?" Panggil Aiden lagi, tapi kali ini sambil menyentuh tangan Gwen. "Hah?" Gwen tersentak bersamaan dengan lenyapnya Gwen kecil berongkat
"Tuan Muda-" Ujar Rery yang main masuk saja ke dalam ruangan itu tanpa permisi terlebih dahulu. "Astaga! "Seru nya kaget saat melihat Aiden dan Gwen hampir saja saling berciuman. "Ma-Maaaf! Aku tidak lihat apa-apa." Ucap Rery yang langsung balik kanan dan hendak keluar dari ruangan itu. Aiden dan Gwen yang terkejut dengan kedatangan Rery pun reflek saling menjarak dan jadi salah tingkah. "Rery, kau kesini mencari tuan Muda Aiden? Ayo kemarilah! Aku sudah akan pergi." Ucap Gwen dengan wajah yang sudah semerah tomat karena malu. Rery tidak menjawab perkataan Gwen. Dan jalan melaju ke arah pintu."Ck! Seharusnya aku ketuk dulu." Sesalnya dalam hati. "Kau mencari tuan Muda Aiden kan, Rery? Ayo kemari lah." Panggil Gwen sekali lagi. "Hemm.. Ada keperluan apa Rery?" Rery yang mendengar suara Aiden berbicara pada nya langsung berbalik badan berlari ke arah Aiden. Kemudian dia langsung membisikkan sesuatu pada Aiden yang membuat kening Aiden berkerut dan kedua alis nya bertaut. "Benar
"Jadi menurut nyonya, Tuan Muda Aiden belum mati?" Seru si pengawal, terkejut mendengar apa yang baru saja nyonya nya katakan. "Ck! Kau pun rupa nya sama bodoh nya dengan orang-orang dari keluarga Gavin itu."Sinis nya, memandang sebelah mata pada si pengawal. Si pengawal pun memperhatikan dengan seksama penjelasan yang akan si nyonya berikan. "Aku sangat yakin Aiden sama sekali tidak mati. Bahkan mungkin saja dia saat ini sedang menikmati makan siang sambil menunggu apa yang akan keluarga Gavin lakukan." Sebut si nyonya sambil tersenyum. "Tapi nyonya, jurang itu dalam sekali ! Dan di bawahnya, banyak sekali batu - batuan karang yang besar -besar dan tajam. Selain itu, mobil tuan Muda Aiden ditemukan di dasar laut." Tegas pria berbaju hitam itu. "Supirnya saja, ditemukan tewas di dalam mobil tersebut nyonya. Rasanya sangat kecil sekali kemungkinan kalau tuan Muda Aiden selamat. Apalagi dengan kondisi kakinya yang lumpuh seperti itu. Rasanya sangat tidak mungkin, dia bisa selamat se
"Gwen?!!" Bridgette yang melihat Gwen datang langsung memeluk erat Gwen. Linangan air mata di pipi Bridgette bahkan sampai membuat blouse Gwen basah. "A-pa kau sudah mende-ngar kabar terba-ru tentang Gavin Junior, s-sayang?" Tanyanya terbata-bata di sela tangisnya yang mengharu biru itu. "Kabar apa bi? Aku sama sekali belum mendengarkan apapun. Aku tadi terpaksa harus keluar sebentar karena ada urusan pekerjaan yang harus aku handle segera. Ada apa bi?" tanya Gwen dengan wajah panik yang memang sudah dia persiapkan sedari tadi. "Oh Gwen, Huahaahaa..!" Tangis sang bibi kembali pecah. Penjelasan yang seharusnya dia berikan pada Gwen tidak dapat dia ucap kan dengan baik. "Bi !!! BIbi!!!" Panggil Gwen dengan wajah panik sambil mengguncang kedua bahu sang bibi. "Katakan padaku bi !! Apa yang terjadi ! Kenapa kau menangis seperti ini ! Kau jangan membuat ku berpikiran yang macam-macam,bi !" "Aiden, Gwen! Aiden, huauahaaaaaa...!" Si bibi kembali tidak bisa meneruskan kata-katanya. "Bi
Sementara di kamar, Axeira yang sedang berbaring di tempat tidurnya, bingung setelah mendapatkan panggilan absurd dari Asher barusan."Ni anak ngomong apaan sih? Gak jelas banget!! Nanya sendiri lalu jawab sendiri..!"Axeira melemparkan hpnya kesebelahnya.Tiba-tiba terdengar satu notif Wa masuk di hape Axeira.DRrrtz...(Asher #) Tadi Mama nanyain kamu. Aku bilang ke Mama, kamu mendadak pergi setelah mendapat telpon dari temanmu.Axeira bingung membaca pesan dari Asher, "Lah, bukannya tadi aku bilang mau matiin kompor. Kok dia ngasih alasan lain ya?"Axeira lalu mengetik beberapa kata di Hp ny.(Axeira#) Kenapa kamu berbohong pada Mama?Tidak lama kemudian..DRrrtz.....(Asher#) So, aku mesti bilang kalau kamu pergi untuk matiin kompor??🙄Belum sempat Axeira membalas pesan ter
Deg.."Mati gue.. " Gumam Axeira dalam hati.“Dia ngenalin gue gak ya?"Axeira hanya diam tanpa mengulurkan tangan, padahal Asher sudah dari tadi mengulurkan tangannya."Ni cewek kenapa..?? Syok dia melihat ketampanan gue?? " Pikir Asher dalam hati.Karna capek terlalu lama tangannya menggantung, Asher langsung berinisiatif mengambil tangan Axeira. "Gue Asher!" ucap Asher setelah meraih tangan Axeira.Deg.. deg... seeeeer.... tiba-tiba jiwa Axeira yang tadi terbang entah kemana mendadak ditarik kembali secara paksa ke tubuh Axeira ketika Asher menarik tangannya untuk bersalaman."Aku Axeira.. " Jawab Axeira singkat dan segera melepaskan tangannya. Axeira yang takut ketahuan oleh Asher mengenai jati dirinya, mulai menundukan kepalanya."Kalian gabung aja makan sama kita di sini. " Ajak Becca ke Gwen sesuai
Axeira segera menyelesaikan mandinya. Begitu keluar kamar mandi, dia pun segera mengambil baju yang sudah disiapkan oleh Mamanya."Kok Mama malah milihin dress sich?? Bukan nya celana jean dan baju kaos..!" Tatap Axeira pada dress itu."Bodo amat ah!! Sesekali nyenangin hati Mama apa salah nya!" Axeira pun mengambil dress yang disiapin oleh Mamanya. Namun ketika dress itu diraih oleh Axeira, tiba-tiba sebuah kalung dengan Liontin Safir terjatuh.Axeira mengambil liontin itu.. "Bram.. " Gumam nya.Digenggamnya liontin itu beberapa saat Axeira tenggelam dalam kenangan masa lalunya ketika dia berada di Paris.Dibukanya lagi telapak tangannya dan dilihatnya kembali liotin itu. "Apakah kamu baik-baik saja di sana Bram?” Gumamnya pelan.Kemudian Axeira berjalan ke meja hiasnya. Dia berniat untuk menyimpan kembali kalung dan liontin itu. Namun ti
Axeira pulang dengan lesu malam itu karena dia sangat sibuk dengan persiapan perlombaan ditempat magangnya.Axeira harus bolak balik mengecek detail hasil rancangannya sewaktu diproduksi. Walaupun dia gak berniat serius mengikuti perlombaan ini tapi Axeira bukanlah orang yang separuh-separuh dalam melakukan sesuatu. Jadi untuk produksi hasil rancangannya dia gak mau ada kesalahan sedikit pun.Sebenarnya Axeira sudah lulus kuliah tahun lalu di Paris mengambil jurusan design pakaian. Tapi karena usaha sang Papa bergerak dibidang permata maka Axeira memutuskan untuk mengulang kuliah di Singapura dan ambil jurusan design perhiasan.Hari sudah menunjukan pukul 8.30 ketika dia pulang."Dek... kok malam kali pulangnya?" Sapa Gwen pada putri nya yang menarik kursi di meja makan."Minggu depan tu, ada perlombaan di tempat adek magang, Ma. Jadi adek kudu mastiin kalau produk yang akan adek
"Asher kontrak yang gue serahin dua minggu lalu untuk ditanda tangan, mana? Besok mau gue bawa ke Surabaya!" Tanya Joshua, hanya menjulurkan kepalanya di pintu ruangan Asher."Waah nich anak emang kagak ada akhlaknya! Minus etika emang ni orang! Ngomong ama bos kayak mesan kopi di warung kaki lima!!" Asher melemparkan bola karet yang selalu ada di meja nya ke arah Joshua."Curut.. masuk lo.. ""Elo ya, kagak pernah ada sopan-sopannya!" celetuk Asher pada Joshua."Gimana kalau ada orang lihat, bisa jatuh martabak eh martabat gue!!!""Tenaang Sher gue udah pastiin, kagak ada orang di luar. Si Tia juga udah pergi istirahat makan siang. Lagian ini kan jam istirahat siang. Lo aja yang masih betah kerja kaya kuda...! " Joshua melangkah ke arah meja Asher."Terus dokumen untuk ke Surabaya besok mana?" Joshua mengulurkan tangannya.
Setelah menenangkan hati dan pikirannya akhirnya Ivan dapat kembali normal."Jadi lo mau pesan apa? ""Buatin gue gaun putri Jasmine donk? Cos minggu depan akan ada fashion show ala-ala Arabian night di tempat gue magang dan gue juga ingin lo yang make up in gue. Tapiii gue inginnya tampilan wajah gue tetap seperti ini." Jelas Axeira panjang kali lebar pada Ivan."Gue gak paham" Sahut Ivan singkat."Gini loh!!Gue mau, lo nyulap gue tetap cantik dengan gaun yang lo buat tapi muka dan poni gue jangan lo apa-apain!!!!""Ye.. mana bisa!!” jawab ivan ketus sambil melempar bantal ke Axeira." Secara ya non...!! segala ketidaksimetrisan dipenampilan lo saat ini berakar dari kaca mata dan poni si Anabelle ini...!!” Rutuk Ivan sambil nunjuk-nunjuk kacamata dan poni Axeira."Pokonya gue gak mau wajah dan tatanan rambut gue di ubah!" Per
Siang ini topik mengenai perlombaan itu masih kencang terdengar dikalangan pegawai perusahan Keanu. Ada yang sibuk cari kandidat. Ada yang sibuk pilih costume Arabian night. Bahkan ada yang sibuk rumpi seperti Lianda Cs."Kayaknya.. saingan kita gak akan banyak nich.. " Ujar Lianda sekretaris wakil Direktur."Yakin amat lo,!" Ujah Tia sekretaris Direktur."Iya nich..!" Timpal Maria staff marketing."Kalau soal desaign mendesign, gue yakin kita semua bisa karena kan background kita semua adalah designer. Tapi kalau soal fashion show gue yakin gak semua pegawai cewek di perusahaan ini bisa karena gak semua nya kayak kita. " Jelas Lianda sambil tertawa."Lagian, kalau gue gak salah ada dua divisi yang bakalan gak akan ikut serta dalam perlombaan ini." Sambung nya"Dua?" Tanya Tia."Iya.. dua! Divisi produksi dan divisi design. Kan beru
Keadaan cafetaria sangat riuh siang itu. Hal ini karena pengumuman tentang lomba design dan fashion show yang akan digelar pada anniversary perusahaan minggu depan."Tahun ini beda ya...? " Ujar salah seorang pegawai wanita bagian Marketing kepada teman yang sedang mengantri makan siang mereka."Iya!!Seperti ada nuansa-nuansa pencarian jodoh ala pangeran di negri dongeng." Jawab teman si wanita sambil memilih menu makan siangnya."Benar!Sudahlah hadiah utama nya perhiasaan yang kita design dan bonus satu bulan gaji tapi yang bikin gegeeer itu, hadiah bonusnya !!!!dinner dengan pak Asher...!! membayangkan makan malam romantis berdua dengan direktur Keanu Fashion Company... " Pikiran kedua wanita itu terbang menembus alam khayal nya masing-masing.Kericuhan mengenai lomba design dan fashion show tidak hanya terjadi dalam antrian makan siang hari itu. Perbincangan mengenai perlombaan design dan fashion
"Kenapa sayang...??! Apakah masa magang mu sudah habis? Atau jangan-jangan perusahaan ini sudah mengeluarkan mu.. ??!" Ny. Maximo yang notabene adalah aunty nya Axeira langsung menerima lakon yang diberikan oleh ponakannya. ia langsung melihat ke arah Asher. Melalui sorot mata nya dia meminta Asher menjelaskan situasi ini padanya."Sepertinya semua yang terjadi hingga pagi ini adalah murni kesalahpahaman. Jadi saya rasa nona Aira tidak perlu berhenti magang di perusahaan ini, benerkan pak Joshua?" Tanya Asher penuh penekanan pada setiap katanya."Bener sekali pak. Nona Aira kamu bisa kembali keruangan mu dan melanjutkan kerjaan mu." Ucap Joshua pada Aira"Tapi bagaimana dengan ini pak?? " Tunjuk Aira pada surat pemberhentian yang diberikan oleh Joshua tadi pagi sambil melihat penuh kemenangan ke Asher."Ini...!! Biar saya yang buang.. !!!" Asher segera merebut surat itu dari tangan Axei