"Gwen?!!" Bridgette yang melihat Gwen datang langsung memeluk erat Gwen. Linangan air mata di pipi Bridgette bahkan sampai membuat blouse Gwen basah. "A-pa kau sudah mende-ngar kabar terba-ru tentang Gavin Junior, s-sayang?" Tanyanya terbata-bata di sela tangisnya yang mengharu biru itu. "Kabar apa bi? Aku sama sekali belum mendengarkan apapun. Aku tadi terpaksa harus keluar sebentar karena ada urusan pekerjaan yang harus aku handle segera. Ada apa bi?" tanya Gwen dengan wajah panik yang memang sudah dia persiapkan sedari tadi. "Oh Gwen, Huahaahaa..!" Tangis sang bibi kembali pecah. Penjelasan yang seharusnya dia berikan pada Gwen tidak dapat dia ucap kan dengan baik. "Bi !!! BIbi!!!" Panggil Gwen dengan wajah panik sambil mengguncang kedua bahu sang bibi. "Katakan padaku bi !! Apa yang terjadi ! Kenapa kau menangis seperti ini ! Kau jangan membuat ku berpikiran yang macam-macam,bi !" "Aiden, Gwen! Aiden, huauahaaaaaa...!" Si bibi kembali tidak bisa meneruskan kata-katanya. "Bi
"Jauhkan tangan mu dariku!" Bentak Gwen pada si pengawal. Pengawal itu pun mundur sejenak dan melihat ke arah Tuan Besar Gavin. "Kau tidak perlu menyentuhku! Aku bisa berjalan sendiri dengan kaki ku." Bentaknya lagi pada pengawal itu. "Ben, mundurlah. Nona Gwen bisa pergi ke kediamannya dengan kakinya sendiri." Ujar si kakek yang sungguh membuat Gwen esmosi tingkat tinggi. "Aku sungguh merasa kasihan pada suami ku karena dia memiliki kakek seperti mu tuan Garrand Gavin. Padahal kau adalah kakeknya. Kau lah yang dianggapnya sebagai orang tuanya setelah orang tuanya tiada." Sembur Gwen, terbawa suasana. "Tapi apa ini, tuan Garrand Gavin! Kau yang dianggapnya sebagai orang tuanya malah menjadi orang pertama yang membuatnya masuk ke dalam kuburnya." Dengan nafas yang tidak beraturan Gwen pergi meninggalkan ruangan itu dan berjalan menuju ke kediamannya. "BaAAMmmmmmmmmmmmmm!!" Gwen menghempaskan pintu kamarnya dan Aiden dengan sangat kuat setelah dia masuk ke dalam kamar itu. Semua
#Gwen POV Ku balikkan lagi tubuh ku setelah sekian lama menelungkup sambil menopangkan dagu, berpikir mengenai pria yang telah aku nikahi beberapa hari ini. "Astaga ! Bisa-bisa nya aku tertidur dalam keadaan seperti tadi?" Gumamku pelan saat sadar, rupanya tadi aku sampai tertidur karena terlalu banyak berpikir mengenai Skyleden Gavin Junior ini. "Lihatlah! Hari sudah malam pun, aku tidak sadar." Ucapku lagi lalu menarik nafas dalam dan panjang. Mataku kini menatap lurus ke depan dan yang terlihat oleh ku saat ini adalah langit-langit kamar yang akan menjadi kamarku, mungkin untuk selamanya. Ku pejamkan mataku dan pikiranku pun mulai kembali berpikir. Berpikir mengenai apa yang aku lakukan beberapa hari ini. Awalnya ku pikir pernikahan ini akan berjalan biasa-biasa saja dan membosankan. Dimana aku harus hidup dengan pria dingin dan kaku. Huff! Memikirkan hal itu saja, sudah membuatku ingin bercerai saja rasanya. Tapi siapa sangka, kehidupan membosankan yang aku bayangkan sebel
Hari pun telah semakin malam saat Aiden menyelesaikan sesi terapi berjalannya seorang diri di dalam terowongannya. Dan kini saatnya dia mengunjungi sang istri tercinta yang menurut nya pasti sedang tertidur pulas di dalam kamar. Untuk memastikan situasi kamar saat ini aman, Aiden mengecek CCTV. Ia harus tahu kondisi terbaru kamar sebelum muncul dari pintu ajaib miliknya. Dan ya! seperti dugaannya, Gwen sedang tidur lelap di dalam kantong tidur yang membuat Gwen mirip sekali seperti kepompong raksasa. Aiden tersenyum melihat sang istri yang tertidur pulas itu. Setelah yakin kondisi aman maka sama seperti malam sebelumnya, malam ini pun Aiden akan menyelinap ke dalam kamarnya melalui jalan rahasia hanya untuk memindahkan Gwen dari kantung tidur Gwen ke tempat tidur. Aiden kemudian berjalan menuju kamarnya setelah menutup aplikasi CCTV di handphone nya. "Srrrrrrret..." Suara pintu rahasia terbuka. Suaranya terdengar sangat- sangat pelan. Dari balik pintu itu maka keluarlah Aiden
#Eitt!! Vote dulu baru baca ...panjang ini Bab nya!!!!# edisi malak pembaca di SENIN pagi..*Happy Reading****Pagi pun menjelma, Gwen yang terbangun langsung meraba ke samping tapi sepertinya apa yang dia cari sudah tidak ada lagi. "Dia sudah pergi ternyata." Ujar Gwen dalam hati dengan mata terpejam "Skyleden Gavin Junior, kau membuatku benar-benar harus menguras otak ku untuk memahami caramu mencintaiku." Gumam Gwen masih dengan mata tertutup. Gwen kemudian tersenyum. Meski Aiden belum pernah satu kalipun mengatakan bahwa dia mencintai Gwen, tapi Gwen yakin seratus persen, pria yang telah berstatus sebagai suaminya itu, mencintai dirinya. "Setiap orang punya cara yang berbeda dalam mengekspresikan cintanya. Mungkin beginilah caramu mencintaiku." Ucapnya dengan jutaan rasa bahagia di hati.. Gwen berencana melanjutkan tidurnya, tapi sayangnya- "ToKKk.. " "ToKKk.. " "ToKKk.. " "Nona Gwen, nona sudah bangun?" Panggil seorang pelayan kediaman Aiden dari luar kamar. "Biar aku
"Benar! Ak juga sangat penasaran mengapa keluargaku begitu tergesa-gesa menggumumkan kematianku?" Semua orang reflek menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang sedang berbicara barusan. "Tuan Muda Skyleden Gavin Junior?" Sorak mereka semua serentak dan langsung berbalik, menghampiri Aiden yang datang menggunakan kursi roda bersama asistennya. "Tuan Muda Aiden- ternyata anda masih hidup? Bagaimana bisa?" "Tolong anda jelaskan pada kami, apa yang sebenarnya terjadi pada saat itu, tuan Muda Skyleden Gavin Junior." "Tuan Muda Skyleden Gavin Junior, di mana anda dua hari ini? Dan mengapa anda baru muncul saat ini?" "Apakah anda telah mengetahui kalau akan ada orang yang berniat mencelakai anda makanya anda tidak ikut dengan rombongan anda?" "Tuan Muda Skyleden Gavin Junior- tolong jawab pertanyaan-pertanyaan kami." Pertanyaan langsung bertubi-tubi muncul tepat setelah Aiden muncul. "Teman-Teman wartawan, harap tenang. Tuan Muda Aiden akan menjawab semuanya. Tapi mohon kerja sama
Satu jam kemudian "Apa maksud semua ini, Skyleden Gavin Junior?" Berang Garrand Gavin pada cucu nya itu setelah semua wartawan bubar. "Ayah! Apa yang ayah katakan? Mengapa ayah malah marah pada Aiden?!" Bentak Bridgette, yang seperti biasa selalu pasang badan bila Aiden terkena masalah di rumah. "Bridgette! Jaga ucapanmu! Kau tahu dengan siapa kau yang bicara?!" Teriak Danieta sambil menyentak kasar tangan Bridgette. "Lepaskan tanganku! Aku tidak sudi di pegang olehmu Danieta!" Seru Bridgette marah dan menepis tangan Danieta. "Aku peringatkan kalian! Sudah cukup kalian semua mengingikan kematian Aidenku!" Serunya lalu mengambil alih kursi roda Aiden yang tadi nya dipegang Rery, kini sudah berada di tangan nya. "Jangan kau bawa dia kemana-mana Bridgette?!! Aku masih belum selesai bicara!" Aum Garrand Gavin. "Apa lagi yang ingin ayah bicarakan?!" Bentak Bridgette pada ayahnya. "Selama ini Aiden selalu saja diam dengan semua yang kalian katakan padanya! Dengan semua ketidak adilan
"Glek..."Gwen bersusah payah menelan saliva nya."Gwen! Seharusnya bukan kau yang saat ini takut! Tapi Aiden lah yang seharusnya takut!" BisikGwen kecil di telingaGwen."Benar! Bukan aku yang seharusnya takut! Tapi dia !"Gwen pun mengumpulkan segenap keberanian nya dan mencuri lihat ke arah Aiden."Apa lagi yang kau tunggu nonaGwen?" Ulang Aiden."Baik!" JawabGwen tanpa protes dan langsung mengunci pintu itu dari dalam kamar.Aiden berdiri dari kursi roda nya dan menarik lampu hias yang ada di bagian atas rak buku milik nya.Dan seperti kejadian semalam, rak buku itu pun bergeser dan setelah Aiden dorong, terilhat lah ruangan menuju terowong yang semalamGwen masuki."Ayo, tunggu apa lagi?" Ujar Aiden yang kemudian berjalan lebih dulu untuk masuk ke dalam ruangan menuju pintu keluar rahasia itu setelah mendorong serta kursi roda nya ke dalam ruang rahasia.Gwen melangkah pelan dan meng
Sementara di kamar, Axeira yang sedang berbaring di tempat tidurnya, bingung setelah mendapatkan panggilan absurd dari Asher barusan."Ni anak ngomong apaan sih? Gak jelas banget!! Nanya sendiri lalu jawab sendiri..!"Axeira melemparkan hpnya kesebelahnya.Tiba-tiba terdengar satu notif Wa masuk di hape Axeira.DRrrtz...(Asher #) Tadi Mama nanyain kamu. Aku bilang ke Mama, kamu mendadak pergi setelah mendapat telpon dari temanmu.Axeira bingung membaca pesan dari Asher, "Lah, bukannya tadi aku bilang mau matiin kompor. Kok dia ngasih alasan lain ya?"Axeira lalu mengetik beberapa kata di Hp ny.(Axeira#) Kenapa kamu berbohong pada Mama?Tidak lama kemudian..DRrrtz.....(Asher#) So, aku mesti bilang kalau kamu pergi untuk matiin kompor??🙄Belum sempat Axeira membalas pesan ter
Deg.."Mati gue.. " Gumam Axeira dalam hati.“Dia ngenalin gue gak ya?"Axeira hanya diam tanpa mengulurkan tangan, padahal Asher sudah dari tadi mengulurkan tangannya."Ni cewek kenapa..?? Syok dia melihat ketampanan gue?? " Pikir Asher dalam hati.Karna capek terlalu lama tangannya menggantung, Asher langsung berinisiatif mengambil tangan Axeira. "Gue Asher!" ucap Asher setelah meraih tangan Axeira.Deg.. deg... seeeeer.... tiba-tiba jiwa Axeira yang tadi terbang entah kemana mendadak ditarik kembali secara paksa ke tubuh Axeira ketika Asher menarik tangannya untuk bersalaman."Aku Axeira.. " Jawab Axeira singkat dan segera melepaskan tangannya. Axeira yang takut ketahuan oleh Asher mengenai jati dirinya, mulai menundukan kepalanya."Kalian gabung aja makan sama kita di sini. " Ajak Becca ke Gwen sesuai
Axeira segera menyelesaikan mandinya. Begitu keluar kamar mandi, dia pun segera mengambil baju yang sudah disiapkan oleh Mamanya."Kok Mama malah milihin dress sich?? Bukan nya celana jean dan baju kaos..!" Tatap Axeira pada dress itu."Bodo amat ah!! Sesekali nyenangin hati Mama apa salah nya!" Axeira pun mengambil dress yang disiapin oleh Mamanya. Namun ketika dress itu diraih oleh Axeira, tiba-tiba sebuah kalung dengan Liontin Safir terjatuh.Axeira mengambil liontin itu.. "Bram.. " Gumam nya.Digenggamnya liontin itu beberapa saat Axeira tenggelam dalam kenangan masa lalunya ketika dia berada di Paris.Dibukanya lagi telapak tangannya dan dilihatnya kembali liotin itu. "Apakah kamu baik-baik saja di sana Bram?” Gumamnya pelan.Kemudian Axeira berjalan ke meja hiasnya. Dia berniat untuk menyimpan kembali kalung dan liontin itu. Namun ti
Axeira pulang dengan lesu malam itu karena dia sangat sibuk dengan persiapan perlombaan ditempat magangnya.Axeira harus bolak balik mengecek detail hasil rancangannya sewaktu diproduksi. Walaupun dia gak berniat serius mengikuti perlombaan ini tapi Axeira bukanlah orang yang separuh-separuh dalam melakukan sesuatu. Jadi untuk produksi hasil rancangannya dia gak mau ada kesalahan sedikit pun.Sebenarnya Axeira sudah lulus kuliah tahun lalu di Paris mengambil jurusan design pakaian. Tapi karena usaha sang Papa bergerak dibidang permata maka Axeira memutuskan untuk mengulang kuliah di Singapura dan ambil jurusan design perhiasan.Hari sudah menunjukan pukul 8.30 ketika dia pulang."Dek... kok malam kali pulangnya?" Sapa Gwen pada putri nya yang menarik kursi di meja makan."Minggu depan tu, ada perlombaan di tempat adek magang, Ma. Jadi adek kudu mastiin kalau produk yang akan adek
"Asher kontrak yang gue serahin dua minggu lalu untuk ditanda tangan, mana? Besok mau gue bawa ke Surabaya!" Tanya Joshua, hanya menjulurkan kepalanya di pintu ruangan Asher."Waah nich anak emang kagak ada akhlaknya! Minus etika emang ni orang! Ngomong ama bos kayak mesan kopi di warung kaki lima!!" Asher melemparkan bola karet yang selalu ada di meja nya ke arah Joshua."Curut.. masuk lo.. ""Elo ya, kagak pernah ada sopan-sopannya!" celetuk Asher pada Joshua."Gimana kalau ada orang lihat, bisa jatuh martabak eh martabat gue!!!""Tenaang Sher gue udah pastiin, kagak ada orang di luar. Si Tia juga udah pergi istirahat makan siang. Lagian ini kan jam istirahat siang. Lo aja yang masih betah kerja kaya kuda...! " Joshua melangkah ke arah meja Asher."Terus dokumen untuk ke Surabaya besok mana?" Joshua mengulurkan tangannya.
Setelah menenangkan hati dan pikirannya akhirnya Ivan dapat kembali normal."Jadi lo mau pesan apa? ""Buatin gue gaun putri Jasmine donk? Cos minggu depan akan ada fashion show ala-ala Arabian night di tempat gue magang dan gue juga ingin lo yang make up in gue. Tapiii gue inginnya tampilan wajah gue tetap seperti ini." Jelas Axeira panjang kali lebar pada Ivan."Gue gak paham" Sahut Ivan singkat."Gini loh!!Gue mau, lo nyulap gue tetap cantik dengan gaun yang lo buat tapi muka dan poni gue jangan lo apa-apain!!!!""Ye.. mana bisa!!” jawab ivan ketus sambil melempar bantal ke Axeira." Secara ya non...!! segala ketidaksimetrisan dipenampilan lo saat ini berakar dari kaca mata dan poni si Anabelle ini...!!” Rutuk Ivan sambil nunjuk-nunjuk kacamata dan poni Axeira."Pokonya gue gak mau wajah dan tatanan rambut gue di ubah!" Per
Siang ini topik mengenai perlombaan itu masih kencang terdengar dikalangan pegawai perusahan Keanu. Ada yang sibuk cari kandidat. Ada yang sibuk pilih costume Arabian night. Bahkan ada yang sibuk rumpi seperti Lianda Cs."Kayaknya.. saingan kita gak akan banyak nich.. " Ujar Lianda sekretaris wakil Direktur."Yakin amat lo,!" Ujah Tia sekretaris Direktur."Iya nich..!" Timpal Maria staff marketing."Kalau soal desaign mendesign, gue yakin kita semua bisa karena kan background kita semua adalah designer. Tapi kalau soal fashion show gue yakin gak semua pegawai cewek di perusahaan ini bisa karena gak semua nya kayak kita. " Jelas Lianda sambil tertawa."Lagian, kalau gue gak salah ada dua divisi yang bakalan gak akan ikut serta dalam perlombaan ini." Sambung nya"Dua?" Tanya Tia."Iya.. dua! Divisi produksi dan divisi design. Kan beru
Keadaan cafetaria sangat riuh siang itu. Hal ini karena pengumuman tentang lomba design dan fashion show yang akan digelar pada anniversary perusahaan minggu depan."Tahun ini beda ya...? " Ujar salah seorang pegawai wanita bagian Marketing kepada teman yang sedang mengantri makan siang mereka."Iya!!Seperti ada nuansa-nuansa pencarian jodoh ala pangeran di negri dongeng." Jawab teman si wanita sambil memilih menu makan siangnya."Benar!Sudahlah hadiah utama nya perhiasaan yang kita design dan bonus satu bulan gaji tapi yang bikin gegeeer itu, hadiah bonusnya !!!!dinner dengan pak Asher...!! membayangkan makan malam romantis berdua dengan direktur Keanu Fashion Company... " Pikiran kedua wanita itu terbang menembus alam khayal nya masing-masing.Kericuhan mengenai lomba design dan fashion show tidak hanya terjadi dalam antrian makan siang hari itu. Perbincangan mengenai perlombaan design dan fashion
"Kenapa sayang...??! Apakah masa magang mu sudah habis? Atau jangan-jangan perusahaan ini sudah mengeluarkan mu.. ??!" Ny. Maximo yang notabene adalah aunty nya Axeira langsung menerima lakon yang diberikan oleh ponakannya. ia langsung melihat ke arah Asher. Melalui sorot mata nya dia meminta Asher menjelaskan situasi ini padanya."Sepertinya semua yang terjadi hingga pagi ini adalah murni kesalahpahaman. Jadi saya rasa nona Aira tidak perlu berhenti magang di perusahaan ini, benerkan pak Joshua?" Tanya Asher penuh penekanan pada setiap katanya."Bener sekali pak. Nona Aira kamu bisa kembali keruangan mu dan melanjutkan kerjaan mu." Ucap Joshua pada Aira"Tapi bagaimana dengan ini pak?? " Tunjuk Aira pada surat pemberhentian yang diberikan oleh Joshua tadi pagi sambil melihat penuh kemenangan ke Asher."Ini...!! Biar saya yang buang.. !!!" Asher segera merebut surat itu dari tangan Axei