Share

Bab 98. Pertemuan Emily & Steven

Anwar mengangguk pelan. "Sudah setahun ini, Aira. Dokter menyebutkan kondisi ini memburuk setiap harinya."

Aira merasa dunianya runtuh. Setiap kenangan manis bersama ayahnya melintas dalam benaknya. Ia mencoba menahan air matanya yang mulai menetes.

"Papa, maafkan Aira. Maafkan Aira yang meninggalkan Papa sendiri. Aira tidak tahu bahwa Papa …"

Anwar menyentuh lembut pipi Aira. "Tidak ada yang perlu dimaafkan, Nak. Papa tahu kamu selalu berjuang dengan keras. Ini takdir, dan kita harus menerimanya."

Sari mendekat ke arah Aira, mengelus bahu Aira, ia mencoba menahan tangisnya. "Anakku, kita harus bersama-sama menghadapi semua ini."

"Aira sangat menyesal, Ma. Aira ingin bisa kembali ke waktu dulu dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama Papa."

Anwar tersenyum lemah. "Waktu yang kita miliki bersama sudah sangat berharga, Aira. Jangan menyesal. Papa selalu bangga denganmu."

Mereka berdua terdiam sejenak, membiarkan suasana haru mengisi ruangan. Aira mencoba menguatkan dirinya untuk menj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status