Pada akhirnya semalam Nayla kembali menghabiskan malam panas dengan Arga. Dengan penuh gairah dan juga nafsu yang begitu menggebu, laki-laki itu terus menyerangnya tampa ampun. Hingga Nayla dibuat kualahan dan tidak berdaya olehnya.Ya, katakanlah kalau dirinya itu entah munafik atau apapun juga itu namanya. Karena pada awalnya ia ingin sekali menolak dan melawannya. Namun, pada kenyataanya tubuhnya malah berkata lain. Dengan lambat laun wanita itu malah merespon, ikut terbuai oleh permainannya dan begitu menikmati persatuan mereka.Sehingga membuat keduanya bergumul dengan waktu yang cukup lama. Tenaga Arga yang seakan tiada habisnya itu terus menyerangnya, hingga mereka beberapa kali sampai di puncak kenikamatan bersama.Setelah keduanya sudah merasa terpuaskan, dalam keadaan yang masih polos mereka tertidur dengan saling berpelukan. Hingga keesokan paginya, Nayla yang merasa kelelahan karena aksi panasnya semalam, membuatnya bangun kesiangan.Dengan sedikit linglung wanita itu terb
Dengan raut wajah keheranan, wanita berlesung pipi itu segera membuka map tersebut. Ia melihat ada beberapa lembar kertas yang dipenuhi oleh deretan huruf yang berjejer rapi di sana.Lalu ia mulai membaca tiap tulisan yang tertera di atas kertas itu. Di sana tertulis surat perjanjian."Apa-apaan ini? Apakah dia sudah gila? Berarti dia ingin mengikatku dengan perjajian konyol ini?" batin Nayla yang merasa syok ketika membaca isi surat perjanjian itu.Di mana isi di dalam surat perjanjian tersebut menyatakan.Kalau Nayla harus bersedia menjadi istri sirinya. Dia harus patuh dan tunduk padanya. Dia dilarang berhubungan dengan siapapun terutama dengan laki-laki lain. Dia tidak boleh keluar rumah kecuali atas ijinnya ataupun pergi bersama dirinya.Lalu apa bila ia sampai mengandung dan melahirkan seorang anak, setelah anak itu lahir, ia harus menyerahkan anak itu padanya. Dan selama Arga masih terus menginginkannta maka dia akan tetap menjadi wanitanya.Terkecuali jika lelaki itu sudah mer
"Apa yang akan kau lakukan pada ibuku?" Dengan mata yang melotot tajam, Nayla menatapnya nanar.Namun lelaki itu malah tertawa lantang melihatnya. "Hahaha ... ya mungkin aku bisa saja membuat ibumu menjadi lebih parah lagi dari yang sekarang.""Aku dengar ... ibumu itu sedang sakit, kan? Dan ku rasa kau pasti butuh biaya banyak untuk merawatnya. Bagaimana jika kita melakukan kesepakatan, agar kau bisa membiayai pengobatan ibumu itu?" Sembari mengusap kepalanya, dengan sengaja pria itu tersenyum mengejeknya. Nayla yang sangat marah, langsung menepis tangan itu dari kepalanya. "Jangan sentuh aku! Dasar bajingan, brengsek kau, Arga! Aku tidak butuh uang darimu. Berikan saja uang itu untuk wanitamu, nanti!" ucap Nayla, menatapnya dengan penuh kebencian. Begitu juga dengannya. Laki-laki berbadan atletis itu juga balas menatapnya tajam. Terlihat jelas aura permusuhan di antara keduanya."Ya, aku memang laki-laki brengksek dan bajingan yang akan selalu menyentuhmu dan akan selalu menikmat
Dengan raut wajah datarnya, Nayla hanya terdiam duduk di depan cemin meja rias. Sorot matanya tampak kosong menyorot ke arah cermin yang ada di hadapannya. Dirinya kini terlihat begitu cantik nan anggun, dengan balutan kebaya putih yang melekat indah di tubuh rampingnya. Rambutnya juga disanggul dan wajahnya telah dimake-up oleh kedua orang perias tadi.Sungguh Ia tidak mengerti kenapa ia dirias seperti itu?"Nah, sekarang Nona sudah siap," ucap salah satu orang perias. Yang membuat wanita cantik dengan kebaya putihnya itu terlonjak kaget dan tersadar dari lamunannya."Wah ... lihatlah! Nona benar-benar cantik. Pantas saja Tuan Arga sampai bisa jatuh hati kepada Anda," celetuk orang yang satunya lagi.Nayla hanya tersenyum kecut merespon ucapan keduanya. "Mari kita keluar sekarang, Nona! Pasti Arga sudah tidak sabar menunggu Anda di luar sana," kata si perias itu lagi. Membuat Nayla mengerutkan dahinya semakin merasa kebingungan saja. "Hah! Arga menungguku di luar? Sebenarnya mau
"Marilah kita merayakan malam pertama kita, Nayla!" bisik Arga di dekat telinganya.Nayla merinding mendengar ucapan Arga. Sungguh kali ini ia sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Meskipun hatinya dipenuhi kebencian dan amarah yang begitu kuat. Pada akhirnya ia hanya bisa pasrah membiarkan Arga berbuat semaunya.Dengan lembut laki-laki itu mulai menelusuri leher jenjang Nayla dengan bibirnya. Sesekali ia memberikan gigitan-gigitan kecil di leher itu. Dan meninggalkan kismark yang tampak kontras di kulit putihnya. Membuat Nayla meringis kesakitan sekaligus nikmat.Arga membuka sanggul Rania dengan hati-hati. Setelah itu dia membuka kebaya bagian bawah yang masih dikenakan oleh wanita itu.Nayla memasang wajah datarnya, berusaha untuk tidak terpengaruh olehnya. Sudah cukup dia merasa bodoh, ketika dirinya sangat terpengaruh dengan percintaan mereka yang terakhir kali.Meskipun dia kemarin sudah berusaha menolaknya, tapi kenyataanya dia malah terlena dan ikut terbuai oleh permaianan panasn
Nayla terbangun seorang diri. Dia menatap ke arah samping. Tempa itu tampak kosong melompong tidak berpenghuni. Tidak ada laki-laki itu di sana.Entah mengapa wanita itu merasa sangat kecewa. Dia merasa bagai sebuah barang, yang apabila telah selesai dipakai, maka sudah saatnya untuk dibuang.Seharusnya dia merasa senang, karena laki-laki itu tidak ada di sampingnya lagi. Dia begitu membenci Arga. Karena laki-laki itu telah menculiknya, memperkosanya, menyekap dan memaksanya untuk menjadi simpanannya.Selain itu laki-laki itu juga mengancamnya akan menyakiti teman dan juga ibunya bila tidak menuruti semua kemauannya. Benar-benar sikap yang kasar, egois, jahat, sombong dan angkuhnya itu tidak ada yang bagus dari semua sifat-sifatnya.Tapi mengapa ketika dia tidak mendapati lelaki itu ada di sana, ia merasa sangat kecewa. Apakah laki-laki itu kini telah mempengaruhinya? Jangan bilang percintaan mereka semalam telah mempengaruhi pikirannya."Argh ...." Nayla berteriak kesal, ketika mengin
Nayla masih diam tertegun, terus menatap ke arah televisi itu. Di mana di dalam layar televisi tersebut sedang menyiarkan acara perayaan ulang tahun seorang anak kecil yang baru berusia 1 tahun itu adalah anak dari Arga dan Larissa.Entah mengapa hatinya terasa teriris ketika melihat betapa tampak bahagiannya pasangan suami istri itu. "Oh, jadi dia sudah mempunyai anak dari Non Larissa, yang sekarang sedang berulang tahun?Pantas saja laki-laki itu tadi pagi sudah langsung menghilang dari tempat ini," ucapnya membatin merasa pilu.Tanpa terasa air matanya mengalir semakin deras membasahi kedua pipinya. Kesedihan yang ia rasakan kini berlipat ganda, menjadi semakin terasa sakit saja hatinya di saat mengetahui kenyataan itu."Hahaha ...." Nayla tertawa miris, menertawai dirinya sendiri di dalam batin."Kenapa kamu harus merasa sakit seperti ini, Nayla? Jangan bilang kalau kau merasa cemburu dan iri melihatnya bahagian keluarga itu?""Jangan nglunjak, Nayla! Ingat posisimu ini sebagai apa
Ceklik!"Hai, Sayang!" ucap Larissa sembari membuka pintu."La-larissa!" pekik ketiga orang yang ada di dalam kamar itu, secara bersamaan membelalakan mata melihat ke arahnya.Raut wajah mereka tampak syok dan juga tegang. Takut jika wanita itu sampai mendengar pembicaraan mereka tadi."Kalian ini kenapa?" Perempua cantik bergaun merah itu mengerurkan dahinya balas menatap mereka dengan keheranan."Kayak kaget benget ngelihat aku masuk sini? Udah kaya ngelihat setan aja deh, kalian! Sampai-sampai mukanya pada tegang gitu!" celetuknya."Hehehe ...." Dengan saling melirik, ketiga lelaki itu memasang senyum cengir kudanya untuk mencairkan suasana di ruangan tersebut."E-enggak, kami hanya kaget aja. Tau-tau kamu main masuk aja ke sini, sih!" ucap Daniel."Iya, biasalah cowok kalau lagi ngobrol, 'kan suka serius banget. Jadi, ketika melihatmu yang tiba-tiba dah nonggol aja di sini, pastilah kitanya kaget," sahut Arga."Oh begitu, ya! Ya maaf, kirain gak ada kalian berdua di sini. Jadi ya,