Share

Bab 15 - S2 - Tangisa Seorang Ayah

"Putriku."

Xavier menjatuhkan tubuhnya di atas lantai dingin rumah sakit. Pria itu berlutut tepat di depan pintu ruangan ICU. Ponselnya sedari tadi menjerit, namun tidak ia angkat sebab Xavier tahu jika orang yang meneleponnya adalah sang istri.

Pria itu meremat rambutnya dengan kasar. Meraup wajahnya, air mata perlahan jatuh membasahi pipinya. Abrian menatap iba pada adik iparnya.

"Vier bangun jangan seperti ini. Aku yakin Shei akan baik-baik saja."

Alarich hanya diam menatap ayahnya yang hancur. Andai saja saat itu posisi Alarich tidak sedang membelakangi Shei, mungkin ia bisa mencegah semua ini terjadi.

Ting

Ponsel milik Alarich berbunyi. Ia melihat jika sang ibu yang mengirimkan pesan padanya.

[Nak, apa kalian masih berada di sekolah? Ini sudah hampir sore tetapi kalian belum juga pulang ke rumah. Pulanglah ibu sudah membuat makanan kesukaan kalian bersama mama dan mommy kalian.]

Alarich tidak langsung menjawab pesan sang ibu. Ia bingu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status