Share

Bidadari Jutek

Penulis: Rosa Rasyidin
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-14 19:37:25

POV Ale

Sejak SD aku memang sering berantem sama dia. Terus tamat dan misah jalani hidup sesuai keputusan orang tua masing-masing.

Aku yang dipilihkan SMP deket rumah pun menjalani serangkaian perawatan yang dipercaya oleh mamaku.

Soal gigi memang dulu berantakan banget. Dan beberapa tahun menggunakan kawat akhirya wajahku jadi enak dipandang, alias handsome dikit.

Sejak SMP aku nggak ada kabar apa pun soal siru abc, kecuali iklan di bulan puasa yang sliweran terus. Tapi sesekali aku lihat wajahnya yang nongol di TV.

“Hebat kamu, ya, jadi apa yang kamu mau,” gumamku ketika Iqis dapat juara lagi setelah SD juga pernah.

Aku jadi minder kalau ketemu dia. Kemudian kedua orang tuaku memintaku melatih fisik. Katanya daripada aku ngelamun.

Memasuki SMA, takdir mempertemukan kami berdua lagi. Iqis satu SMA denganku. Jilbab putih yang dia kenakan berkibar dan terbang terbawa angin sambi dia memandangku.

“Hai,” sapaku sama dia.

Tapi nggak jumpa beberapa tahun sama dia, banyak banget per
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pengantin Dadakan    Embeeeek

    Bus berhenti di desa yang tak seharusnya aku kunjungi. Terpaksa aku ikut turun daripada ditinggal sama orang asing nggak dikenal. Heh, Bang Ale satu SMA sama aku, tapi nggak ada satu pun ingatan bahwa kami pernah ketemu. Sekaku itu aku jadi orang. Emang, sih, temen-temenku bilang aku kurang menikmati masa muda. Tahunya belajar sama masak doank. Dibilang udah kayak ibu-ibu. Aminin aja, belum tahu aja enaknya jadi ibu-ibu yang mandiri finansial. “Kamu kuat jalan kaki, kan, Qis?” tanya Bang Ale. “Kuat, tenang aja, aku udah biasa jalan ke pasar cari bahan.” Kemudian aku pun mengikuti rombongan cogan abdi negara yang kerap dipasangkan sama nakes. Kalau foto studio yang satu pakai baju dinas sesuai cabang yang satu baju putih sambil pegang teleskop. Bang Ale dan teman-temannya liburan simpel banget. Bawa tas ransel sebijik doank. Apa muat semua baju di dalamnya? Pemandangan di desa ini masih sangat asri. Tapi uppps, kenapa ada eek sapi dan kambing di sepanjang jalan. Adoheei gimana ko

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-15
  • Pengantin Dadakan    Kunang-Kunang

    Sakit banget pantat aku diseruduk domba. Tapi, setidaknya aku bisa melihat senyum Iqis disertai gigi gingsulnya yang langka. Katanya cewek kalau punya gigi lebihan, tandanya setia. Terus kalau gingsulnya dicabut, hilang setianya gitu?“Kalau gigimu dicabut semua jadi gimana, Qis?” tanyaku iseng.“Jadi ompong kayak nenek-nenek, ngapain nanya gituan, Bang?” Dia melirikku sambil menaikkan alis. “Nanya aja, mana tahu, kan, ada niat jual gigi gingsulmu.” Plak! Satu pukulannya melayang ke bahuku. Udahlah diseruduk domba sekarang ditempeleng sama cewek. Untung aja cantik dan aku sayang. “Nanya lagi aneh-aneh, gigi gingsulku ini pemanis. Mending aku jadi jomlo daripada harus jual gigi.” “Terus pacar kamu dari India, gimana?” Akhirnya aku tahu tipu daya Iqis. Nama pacar yang berarti kunyit. Agak lain otak anak ini aku rasa. “Ya, gak gimana-gimana. Terus gimana ini, aku tinggal di mana? Ada hotel nggak di sini?” Sudah jauh kami berjalan tapi belum juga sampai di penginapan yang aku booki

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Pengantin Dadakan    Ketan Kelapa

    Kamar mandi yang luar biasa dengan percampuran lendir bekicot dan cicak-cicak di dinding, diam-diam merayap. Tapi, aku nggak punya pilihan lain, pulang nggak juga bisa. Sinyal bener-bener nggak ada di sini. Mana perut laper banget. Mau cari makan ke mana aku nggak tahu juga. Bang Ale juga nggak nongol. Nggak peka banget jadi orang. Sampai sore aku nggak bisa tidur karena cacing demo di dalam perut. Aku lihat ponsel entar lagi maghrib. Aku intip dari kaca ternyata suasana sepi. Aku takut kalau asal keluar diculik dinosaurus. Kan, dagingku lumayan kalau disantap. Selesai sholat aku putuskan keluar saja daripada jadi fosil karena mati kelaparan. Tepat waktu ada yang mengetuk pintu. Dia yang aku harapan datang juga dan ngajak makan. Pun masalah bayar malah berantem duluan. Please, ini persis banget kayak kami waktu SD. Akhirnya bayar dibagi dua aja. Makanan termasuk murah padahal aku ngunyah banyak banget. Tahu apa yang membuatku nafsu makan? Karena ada yang nemenin. Ehm, biasanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Pengantin Dadakan    Gagal Romantis

    Awokwokwokwokwok, sirup abc kenak tipu. Sengaja aku iseng mau lihat reaksi dia kalau aku pura-pura mati. Dia nangis woooi, nangess. Apakah dia takut kehilanganku? Atau aku lamar saja dia di sini sekalian? Emang uangku udah cukup buat lamar anak gadis orang. Sedangkan Iqis pasti penghasilannya lebih besar daripada aku. “Le minerale, dengan kekuatan bulan, akan menghukummu.” Kupikir dia nggak marah. Ternyata Iqis ambil batu besar dan mau dihantamnya ke kepalaku. Wahaha, toloooong, kabur. Nanti aku diseruduk lagi. “Tolooooong,” ucapku serius. Iqis marah nggak main-main. Anak itu kayaknya lagi PMS. Rombongan yang lain pada ke mana lagi? “Woi, ale-ale tak pites kepalamu.” Dia lari lebih lebar. Tadi katanya capek nggak sanggup lagi. Tibake mau nimpuk aku, kok, sehat wal’afiat. Ada apa denganmu, Iqis? Kupikir kita saling memendam rasa, ternyata rasa mi ayam jauh lebih enak. “Damai, Qis, damai, kiss me, Qis.” Adeh, salah bicara lagi, tapi … Iqis bengong, jangan bilang kesambet. “Qis,

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-18
  • Pengantin Dadakan    Matematika Murni Sekali

    Serem banget bukit ini, katanya nggak ada penampakan, kok, bisa-bisanya aku dilihatin pemandangan ultramen goyang ngebor sambil bawa bunga. Ah, ini mataku juling apa rabun sebenere? Aku nggak terlaku ngerti juga kenapa, antara ada dan tiada, sampai-sampai le minerale harus mengikat tanganku pakai tali. Dikira aku domba apa, ya? “Biar gak kesapaan, Qis, sama penghuni sini,” katanya gitu. “Yah, apes deh, rencana liburan di pinggir pantai malah jadi naik bukit,” gerutuku. Tapi itu juga kena tegur dia, katanya jangan ngomong macem-macem, ini di tengah hutan. Lagian ngapain, yak, kunti wewe demen banget di sini. Coba tinggalnya di gedung DPR, kan, keren. Baru aja aku bayangin kunti, eh, ada makhluk jelek ngikutin aku dari belakang. Laki-laki yang kayaknya nggak pernah mandi satu abad lamanya, terus pakai kolor ijo doank, astaghfirullah. Ya Allah, maafkan hamba yang julid. Giginya tongos kayak Bang Ale dulu. Udah gitu dia manggil-manggil aku lagi. “Neng, ikut abang dangdutan, yok.” L

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-19
  • Pengantin Dadakan    Meressapi

    Setelah drama kejar-kejaran sama domba dan akhirnya aku terselamatkan itu pun kecebur di parit, tapi akhirnya Iqis nggak marah lagi. Liburan masih tiga hari. Aku dan Iqis bener-bener menjalin keakraban seperti waktu SD dulu. Tapi ada nggak baiknya juga. Buset, aku jadi makin cinta sama dia. Susah mengendalikan hati, sedangkan gimana perasaan Iqis, aku nggak tahu. “Sebenernya kamu bisa jatuh cinta sama orang nggak, sih?” tanyaku pada kambing dan sapi di hari kedua kami menjelajah desa. Aku dan Iqis ke peternakan dan nanti akan memerah susu. Susu sapi bukan orang.“Kamu nanya sama siapa?” tanya Iqis. “Sama kambing,” jawabku bohong. Habis kalau nanya sama dia malah diajarin masak. Sudah deketin orang sekering kayu bakar memang. “Oh, kirain nanya aku. Aku bisa, kok, jatuh cinta sama orang,” ucapnya sambil kasih pakan kambing. “Siapa?” “Aku.” Dia menunjuk diri sendiri. “Yang nanyak.” Awokwokwokwokwok, kena prank lagi. Dia diem, udah capek marah kayaknya, tapi malah diem jadi kale

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20
  • Pengantin Dadakan    Virus Merah Jambu

    Di sinilah aku, di dalam mobil dijemput mama, papa, dan Dian. Sejurus kemudian aku menoleh, melihat rombongan lelaki tentara yang menunggu taksi buat pulang. Jujur, empat hari ini emosiku lepas selepas-lepasnya. Biasanya aku meledak-ledak di dapur. Hadeeeh, apakah aku ada rasa dengan si tonggos yang giginya udah rapi. “Oleh-oleh mana, Mbak?” Dian membongkar tasku. Bunga mini kemasan sachet jadi cenderamata. Daripada aku bawa bulu domba. “Kok, gini, doank?” tanyanya. “Baju kotor ada,” sahutku. “Dian, mbaknya baru pulang, capek itu sabar ya,” kata papaku. “Yah, nanti minta sama Mas Ale aja deh.” “Hei, tidack sopan kamu minta-minta sama orang. Sejak kapan deket sama dia. Lihat, Pa, Diandra pacaran.” Aku aja masih jomlo. Aku iri, sih, dikit. “Enak aja, ih dasar irian, makanya cari pacar sono, udah tua loh.” Cablak banget mulut si Dian ya Allah. “Udah, jangan ribut, Pa, makan di luar aja sekalian, yok, kan nggak masak di rumah tadi.” Kanjeng Mama sudah kasih perintah. Kalau beli

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-23
  • Pengantin Dadakan    Zainuddin

    Aku kembali ke restaurant dengan raut wajah cerah. Semua bekerja seperti semula. Papa datang sebentar aja dan habis itu langsung ke studio membahas program acara. Aku tebak dulu papa mudanya ganteng banget sampai mama yang tomboi jadi bucin banget dibuatnya. Aku panggil salah satu waitres dan aku minta ke ruangan. Ada yang harus aku lakukan. “Tolong kirim jaket ini ke sini, ya.” Aku sudah membungkus jaket Bang Ale setelah dicuci dan dikasih pewangi. Bisa aja aku antar, tapi malunya itu luar binasa sekali. Aku cek lagi ponsel. Kenapa aku jadi galau gini. Tapi aku tetep kirim pesan sama dia. [Selamat siang, Pak, jaket akan segera dikirim ke tempat bapak mangkal, eh, dinas, terima kasih atas pinjamannya.] Send. Serius aku kirim pesan seserius ini? What the … ahahahaha, kok aku kaku banget kayak kanebo kering? Balasannya?[Jangan lupa makan, ya, Qis, jangan kebanyakan makan daging, imbangi dengan lalapan mentah. Daun plastik apalagi, awet muda kita dibuatnya.] Is, gini aja aku ket

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-23

Bab terbaru

  • Pengantin Dadakan    Bulan Madu

    Beneran ternyata gaes aku udah nikah. Buktinya aku sekarang duduk di pelaminan barengan dia setelah tadi melewati barisan pedang pora. Seragam kami kali ini hijau muda. Jangan dibayangin seperti lontong, pokoknya aku cantik, kata dia gitu. “Kamu cantik, deh, Sayang.” Entah udah keberapa kali buaya di sebelah aku bilang gini. Mual, terlalu manis kata-katanya, heeem.“Makasih, nggak ada uang kecil.” “Nggak perlu bayar pakai uang, cukup pakai—” “Udahlah. Ya Allah, kenapa itu terus dibahas dari tadi.” Hu hu huuu, ketahuan juga sifat asli Bang Ale sejak tadi kami sudah jadi suami istri. Takut sebenernya, tapi nggak mungkin juga minta cere, kan. Nggak lucu deh. “Ya, kan, salah satu tujuan nikah untuk itu, Istriku.” “Hueek!” Mendadak ingin muntah aku tu. “Belum juga diapa-apain udah hamil duluan, tenang aja Abang akan tanggung jawab atas perbuatan kita di atas bukit.” “Hoi, bisa diem, nggak? Makin lama makin ngadi-ngadi isi kepala Abang. Di atas bukit itu dua tahun lalu juga keles. Ka

  • Pengantin Dadakan    Beneran?

    Ya, malam ini aku dandan cantik sekali. Aku nggak kelihatan seperti chef lagi, melainkan seorang putri yang akan menerima lamaran dari seorang pangeran. Setengah jam lagi seharusnya mereka tiba di sini. Setelah segala drama dan begini begitunya, akhirya kami memutuskan untuk menikah. Sempat hampir berantem dan biasalah aku minta udahan aja, tapi akhirnya lanjut lagi. Soalnya pengajuan nikah militer, ampuuu cyiiiiiin, mumet ndasku mikirnya. “Ayo, Nak, semangat, udah cantik itu jangan mandang cermin melulu,” mamaku masih sambil menggedong adekku tersayang. Segala sesuatu telah kami siapkan. Makanan, dekorasi, termasuk pihak keluarga perempuan, kecuali kamera paparazzi. Aku lagi males diliput wartawan sebisa mungkin aku rahasiakan aja dari khalayak ramai.Satu demi satu tamu mulai datang. Suara Bang Ale udah mulai kedengeran. Diandra masuk dan memberikanku segelas kopi hangat racikan tangannya sendiri. Aku minum pakai sedotan biar nggak rusak lipstik. Baru aja aku mau melangkah, eh,

  • Pengantin Dadakan    Persiapan

    Sekilas aku melihat ternyata Iqis ikut juga jadi chef di pertemuan internasional antara negara timur tengah dan Indonesia. Aku kenal dia, tapi dia nggak kenal aku. Hiiih anak itu, es batunya luar biasa. Hampir empat harian di sini, kami nggak sempat saling menyapa. Iqis harus on point di dapur dan aku pada bagian keamanan. Kemeja hitam dan jas putih senantiasa aku kenakan agar terlihat rapi. Sebenarnya letih setelah dari luar negeri tugas lagi, tapi memang mengawal orang penting perlu orang-orang berpengalaman. Ajaibnya lagi aku jumpa sama Abu Lahab. Dia ngaku baru putus sama pacarnya satu, masih ada cadangan dua lagi. Astaghfirullah, buaya arab memang beda. “That girl, my girlfriend,” tunjukku sama Iqis yang lagi jalan membawa nampan berisi makanan. Abu Lahab bilang jamilah jamilah. “May be she is boring with you,” katanya. “No, no.” Aku tegaskan tidak. Jarang jumpa memang iya, tapi bosan kayaknya nggak. Entar aku buktikan. “You don’t look handsome.” Mulut Abu Jahal emang lain.

  • Pengantin Dadakan    Keringat Dingin

    Habis drama kejar-kejaran di bandara, akhirnya aku dan dia berbaikan. Sengaja aku mengajak Bang Ale makan di restaurant tradisional Indonesia milik salah satu rekanku. Tebak apa? Dia makan banyak banget sampai tambah. “Kangen makanan Indonesia, ya?” tanyaku ketika dia tambah nasi. Bang Ale nggak menjawab hanya mengangguk saja. Ada sih, beberapa orang yang melihat kami, tapi ya, bodo amat bukan urusanku juga. “Kalau sama aku kangen, nggak?” Tsaaah, tumben aku nanyain ginian. Hatiku, kenapa kamu tidack bisa diajak kompromi sama sekali. Bang Ale berhenti makan dan menatapku sekilas. Tatapan yang membuatku ingin menyiram minyak panas ke wajahnya. Habis itu dia makan lagi. Dasar, nggak dijawabnya pertanyaan aku. “Petenya enak,” katanya, serah lo deh. “Sama kayak kamu.” Maksudnya apa, ya?“Jadi aku dan pete itu sama?” “Sama, sama-sama bauk.” Santai aja dia ngomong itu, loh, nggak ada rasa bersalah sama sekali. Refleks aku cium ketek, nggak ada bauk sama sekali. Aku udah pakai deodor

  • Pengantin Dadakan    Gadis Terasi

    Aku senang dia udah membaik keadaannya di sana. Ya, meski harus menderita beberapa luka-luka ringan. Ada satu hal yang aku sadari. Aku bukan Iqis yang dulu, ada seseorang di hati, ahaaay. Ya, gimana, ya, namaya manusia bisa jatuh cinta. Aku, kan bukan patung. Hari-hariku LDR sama dia terasa begitu cepat. Aku masih jadi juri, sekaligus influencer yang mengusung nilai-nilai kebaikan dalam setiap makanan. Sloganku jangan biarkan bahan terbuang percuma. Aku diundang memasak di istana negara ketika ada tamu dari timur tengah. Dengan senang hati aku mengerjakan semuanya. Semua rupiahku yang hilang akibat membayar kompensansi tergantikan dalam waktu setahun lebih. Nggak terasa juga lama kami LDR. Dan kalian tahu apa, Bestieh, apa yang aku dapat lagi dalam setahun. Ya, agak gimana ya, umur udah 24 tahun dapat adek bayi lagi. Ewekwekwek, Mama hamil lagi. Katanya iseng, apaan, cobak? Aku sama Diandra berasa jadi mama muda. Adek kami laki-laki, namanya Adam tanpa Smith. Adam Devano Zolla.

  • Pengantin Dadakan    Ikan Asin

    “Bang Ale, sini kamu jangan lari.” Eeh, kenapa tiba-tiba Iqis marah sama aku. Padahal aku cuman bercanda soal udah kawin lagi. Emang, sih, gadis Lebanon cakep, mata biru ada juga yang hijau ada juga yang putih semua, tapi tetap aja dia yang paling memikat hati. “Hiat.” Iqis serius lagi marah dan dia menghantam pundakku sampai jatuh di pasir. Punggungku ditekan pakai siku dia, sangat kuat sampai aku jejeritan. Gusti Allah tolooong, kenapa dia jadi liar seperti peserta MMA yang pakai kutangan sama kolor doank. “Mati kamu, hiiiiat!” Astaghfirullah. Aku bangun terkesiap ketika Iqis hampir duduk di kepalaku. Aku kucek mata dan masih berada di dalam jeep. Otewe ke desa lagi untuk bagi makanan dan membantu evakuasi warga apabila diperlukan. “What’s wrong, ya, akhi?” tanya temenku yang tadi ponselnya aku pinjam buat telpon Iqis. Itu pun pulsanya masih ngutang, nanti pas udah membaik semuanya aku bayar deh. “My girl friend, she comes in my dream, almost kiliing me.” Aku mengusap dadaku

  • Pengantin Dadakan    Juara MMA

    Aku harus tetep profesional dalam bekerja. Walau jantung degupnya bukan main lagi dan keringat dingin sudah mengucur deras. Tapi nama pemenang tetap kami umumkan. Gegap gempita dan perayaan dimulai, itu bagi mereka, tidak bagiku. Aku hanya terpaku dan tersenyum palsu tanpa tahu harus bagaimana. Kamera masih menyorotku dan aku nggak bisa pergi. Senyumanku palsu pada semua orang. Sampai ada kira-kira setengah jam perayaan belum juga selesai. Aku minta izin sama papa untuk undur diri. Nyatanya aku nggak kuat dan duduk di kursi sebelah papa. Kakiku lemes. “Kenapa?” tanya papaku yang habis minum air putih. Aku nggak sanggup bicara lagi dan hanya memberikan ponselku pada papa. Beliau juga diam dan mengembalikan benda itu padaku. “Sudah pernah Papa bilang gimana resikonya. Sekarang kamu duduk yang tenang dan tunggu kabar aja, semoga semuanya selamat. Biasanya nanti ada berita resmi atau kalau nggak, ada kabar-kabar burung di sosmed. Jangan mikir untuk buat macem-macem, ya, Nak.” Papa, m

  • Pengantin Dadakan    Melanggar Perjanjian

    Suasana di pinggiran Lebanon sangat mencekam. Udah beberapa kali kami hampir aja bentrok dengan tentara Israel yang mulai kelewat batas. Biasanya aku cuman baca gimana perangai mereka yang suka kelewat batas sama penduduk sipil tak bersenjata pula. Sekarang aku rasakan sendiri. Terbayang olehku wajah perempuan yang lemah dan berlarian demi menyelamatkan harga diri serta kesucian. Pernah aku angkat senjata dan teman-teman karena mereka berkelakuan layaknya binatang. Sudahlah di sini kami tidak bisa kontak dengan keluarga, ditambah beban mental mengayomi para tentara kurang pendidikan. Yang aku dengar di sana ada wamil dan asal comot tentara. Gimana ceritanya banci bisa pegang senjata. Mana dia tahu wilayah yang boleh diserang atau nggak, atau yang diprioritaskan untuk ditolong. Di mata tentara Israel semua yang ada di hadapan mereka adalah kecoak yang boleh diinjak. Keadaan agak tenang sedikit ketika kami memasuki pedesaan yang berbatasan langsung dengan Israel. Warga desanya takut

  • Pengantin Dadakan    Menentukan Sikap

    Di sini aku sekarang, di dalam restaurant di mana seharusnya kami makan malam bersama. Udah nggak kehitung berapa kali kami janjian tapi harus dibatalin. I think our problem is about time. Bukan orang ketiga yang jadi kendala. Karena aku mau sama satu orang aja udah bagus. Setiap hari aku mikirin mending udahan aja, tapi cuman di kepala aja gaes. Aslinya kicep aku, wkwkwkwk, banyak gaya memang. Sesaat kemudian aku v call sama dia. Aku tunjukkin kalau aku juga serius. Ya, jam tangan dan kue tart adalah salah satu bukti kalau aku bukan gadis lugu tapi nggak komitmen. Sebentar aja kami ngobrol soalnya dia bilang mau sampai di markas. Aku kasih dia pesan cinta, awas kawin banyak-banyak di sana. Jangankan banyak, satu aja aku nggak terima. Oke, nggak usah debat aku tahu itu hak laki-laki. Perempuan juga punya hak untuk memilih. Setelah balasan dari pesannya nggak muncul lagi, aku makan sendirian di restaurant. Kue tartnya aku bagiin sama pegawainya aja. Siapa yang mau makan di rumah? U

DMCA.com Protection Status