Beranda / Pernikahan / Pengantin Dadakan / Angin Musim Dingin

Share

Angin Musim Dingin

Nggak ngerti juga kenapa Can cemberut terus dua hari ini. Sampai-sampai di dalam pesawat juga sewot banget jadi orang. Pakai salah peribahasa lagi. Ayam mati di lumbung ketan. Ha ha, astaghfirullah. Tingkahnya ada aja. Untungnya dia sekarang udah tidur nyenyak. Kepalanya nyender di bahuku. Kalau begini dia jadi sweet banget.

Aku lihat mukanya seperti kelelahan. Ya, memang beberapa minggu ini aku terlalu cuek sama dia. Tapi, nggak ada pilihan lain. Sibuk kejar tayang, walau ada beberapa hari pulang cepat, tapi aku harus mengurus tempat tinggal kami selama di Seoul nanti.

Nggak masuk dananya kalau tinggal di hotel selama 45 hari kurang lebih. Jadi aku meminta tolong dari seorang teman yang punya kenalan untuk mengurus rumah kami di sana.

Can, tangan sama kakinya nggak bisa diem selama tidur. Aku jadi bangun tiap sebentar. Kadang dia meluk, kadang dia pegang muka aku. Nggak jelas. Bisa dia seperti ini di dalam pesawat. Aku beneran nggak jadi tidur.

***

Pesawat telah mendarat di Ban
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status