Wataknya yang berdarah dingin sukses membuat semua orang takut kepadanya, apalagi rumor yang sekarang beredar kalau dia menutupi wajahnya yang hancur menggunakan topeng.
Di umur 15 tahun, Ranhard dikenal berhati selembut sutra oleh semua orang. Keramahannya membuat seluruh dunia ikut mengagumi. Menjadi putra kedua Grissham Aldrick membuat Rainhard terkenal tampan dengan wajah yang mirip dengan ayahnya. Tapi, sayangnya keramahan dan kelembutan Rainhard ternyata tidak berlanjut lama. Semenjak kejadian kecelakaan antara dirinya dan ibunya membuat Rainhard membenci ayahnya karna setelah kematian ibu Rainhard, ayahnya bahkan membawa seorang wanita lain di dalam keluarganya. Padahal, belum sehari sejak ibunya meninggalkan dunia Rainhard malah mendapatkan ibu baru dan yang paling parah, Rainhard juga mendapatkan Kakak baru.
Ternyata ayahnya sudah lama menyiapkan kejutan ini untuk Rainhard. Hadiah di atas duka membuat Rainhard tidak pernah melupakan kejadian itu.
Ibu tiri Rainhard adalah salah satu selingkuhan ayah Rainhard yang dijadikan pengganti dari Nyonya besar yang telah meninggal yaitu ibu kandung Rainhard.
Rainhard masih menyelidiki penyebab dari kematian ibunya namun dia masih membutuhkan beberapa bukti.
Selama 10 tahun Rainhard menutupi wajahnya dengan topeng sebelah wajah. Kini usia Rainhard telah memasuki 25 tahun.
Selama sepuluh tahun, Rainhard berjuang untuk menutupi wajahnya dibalik topeng sebab yang jelas karna dia ingin menemukan seseorang yang menjadi dalang dari kecelakaan yang merebut nyawa ibunya.
....
"Aist ... ingatanku pasti kacau. Beraninya si tua bangka itu menjebakku dengan memberikan obat perangsang di dalam minumanku!" ucap Rainhard dengan kesal.
Rainhard dengan cepat memindahkan diri ke kursi depan untuk mengemudi. Dia luar biasa merasa enggak nyaman dengan dirinya yang memakai jas tanpa kemeja.
"Wanita asing itu, cepat atau lambat aku akan menemukannya!" gumam Rainhard kesal.
Rainhard mulai melaju dengan kecepatan tinggi dan mengemudi dengan wajah yang super serius.
....
Sedangkan di kamar Kiara, Nayra sedang tertidur lelap dengan tangan dan kaki terlentang menindih tubuh Kiara. Kiara yang tidak bisa bergerak akhirnya bangun dari tidurnya.
Perlahan Kiara membuka mata berusaha melawan kantuk tapi suara Nayra membuatnya tersadar. Pasalnya Nayra tertidur pulas sambil berbicara, yah sepertinya Nayra bermimpi.
BRUKK ....
"Dasar pria mesum! Teganya dirimu menyentuh gadis lemah sepertiku!" teriak Nayra tanpa sadar meninju pipi Kiara.
"Aowh! Nay, mimpi apaan sih. Jangan bilang dendammu terhadap pria yang merebut keperawananmu sampai di alam bawah sadarmu!" bentak Kiara menyentuh pipinya yang sakit karna tinju dari tangan Nayra.
Nayra hanya terdiam dengan mata yang masih tertutup, bukti bahwa dirinya benar-benar tidak sadarkan diri.
Kiara yang kesal mulai menyingkirkan tangan dan kaki Nayra yang ada di atas tubuhnya, "Aku cemas dia tidak akan mengubah kebiasaannya ini setelah menikah. Jangan sampai pria kaya yang menikahinya itu akan marah jika ditindih oleh Nayra. Kebiasaan Nayra masih sama, dia menguasai ranjang dan membiarkanku tidur di tepi. Aku khawatir dia akan melakukan hal yang sama dengan anak kedua Grissham!" gerutu Kiara beranjak menuju kamar mandi.
Tiba di dalam kamar mandi, Kiara melihat dirinya di cermin dan ternyata tinju Nayra benar-benar kuat dan membuat pipinya memerah.
"Astaga. Nay, tunggu pembalasanku!" ucap Kiara kesal.
Selang beberapa menit Nayra perlahan membuka mata karna silau mentari menerobos di jendela kaca dekat tempatnya tertidur lelap, ternyata yang membuka tirai adalah sahabatnya Kiara.
"Ra, apa-apaan sih! Silau tau," ucap Nayra mencoba menghalangi silau matahari dengan telapak tangannya.
"Rasain tuh! Lihat aku, gara-gara kamu pipiku jadi memerah. Dasar sahabat nakal!" jawab Kiara kesal.
Tanpa menggubris Kiara, Nayra memilih membelakangi Kiara dan menutup semua dirinya dengan selimut agar omelan Kiara tidak mengganggu tidurnya.
Dengan kesal Kiara menarik selimut Nayra dan membiarkan Nayra kedinginan, "Rasain tuh! Dasar sahabat nakal!" ejek Kiara tersenyum merasa senang.
Nayra berbalik dan menampakkan wajah yang imut layaknya kucing yang sedih, "Tega! Ra, kamu tega. Kesucianku terenggut tadi malam dan kamu malah melakukan hal seperti ini kepadaku?" tanya Nayra dengan wajah yang super sedih dan itu yang membuat Kiara menjadi luluh.
Kiara duduk di sisi ranjang, "Nay, maaf! Tapi, kamu yang salah duluan. Kamu meninjuku dengan tinju super kuat, lihatlah pipiku memerah akibat tinjumu" jawab Kiara lirih dan menyentuh lembut pipi Nayra yang super duper imut.
Nayra mulai bangun dari tidurnya dan memilih untuk beranjat ke kamar mandi, "Ra, siapkan aku bajumu yang cocok dengan ukuranku. Aku akan pergi mandi dan setelah itu aku harus pulang ke rumah!" ucap Nayra mengambil handuk di dalam lemari.
"Pulang ke rumah? Nay, enggak apa-apa kok kalau kamu mau tinggal untuk sementara waktu di sini. Aku tidak ingin keluargamu menyusahkanmu!" jawab Kiara khawatir.
"Enggak apa, Ra. Aku sudah terbiasa disusahkan oleh mereka. Lagi pula aku harus menjalankan rencanaku dengan baik!" ucap Nayra berjalan masuk ke kamar mandi.
....
Di kediaman Rainhard Aldrick tepat di kota S
"Selamat pagi, Tuan!" ucap para pelayan membungkuk menyambut seorang pemuda dengan topeng menutupi sebelah bagian wajahnya.
Seorang pemuda dengan julukan pria bertopeng memasuki rumah yang sangat mewah dan besar. Para pelayan berbaris membungkuk memberi hormat kepada tuannya.
"Di mana Rayhan?" tanya Rainhard dengan ekspresi wajah datar melangkah dengan langkah tergesa-gesa.
"Dia telah pergi, Tuan!" jawab pelayan itu masih membungkuk.
"Suruh dia kembali!" pinta Rainhard dengan tegas.
Dengan cepat pelayan itu panik dan menelpon Rayhan yang menjadi Asisten pribadi Rainhard.
Rainhard melangkahkan kakinya ke lantai dua dan menuju kamarnya untuk mandi. Dia benar-benar malu karna penampilannya yang hanya memakai jas tanpa kemeja layaknya pria seksi. Entah apa yang dipikirkan para pelayan saat melihat penampilan tuannya.
Tiba di kamar, dengan malas ia melepaskan topengnya dan memilih untuk menenggelamkan dirinya di bathtub.
Dia berendam cukup lama, pikirannya selalu saja memikirkan seorang gadis asing yang ia tiduri tadi malam. Seperti dugaannya, dia merebut kesucian gadis asing itu dan itulah yang membuatnya merasa bersalah.
"Aoh shit! Apa yang harus aku lakukan? Seharusnya aku bisa lebih mengontrol diriku tapi, aku malah terjerumus lebih dalam lagi. Mengenai wanita itu membuatku merasa bersalah, kenapa dia harus pergi sebelum aku bangun? Padahal aku bisa saja menyelesaikan ini dengan memberinya uang! Dia menyulitkanku karna telah pergi, padahal aku belum sempat melihat wajahnya dengan jelas!" ucap Rainhard kesal.
Hingga suara dari depan pintu kamar mandi menyadarkan Rainhard dari pemikirannya.
"Tuan, apa anda memanggil saya?" tanya Rayhan berusaha bersikap sopan.
"Dari mana saja? Beraninya kamu meninggalkanku tadi malam! Kau tahu, tadi malam aku melakukan kesalahan lagi!" ucap Rainhard dengan kesal.
"Maaf, Tuan tapi ...." Belum sempat Rayhan melanjutkan perkataannya, Rainhard langsung memotong.
"Pergilah ke mobilku, ambil semua pakaian mengenai wanita yang ada di sana. Bawa ke sini aku ingin melihatnya lebih jelas!" pinta Rainhard memerintahkan Rayhan agar mengambil pakaian Nayra yang ada di mobil Rainhard.
BERSAMBUNG ....
Hai dear, bagaimana menurut kalian tentang novel ini? Jika kalian menyukainya mohon kirim reviewnya yah dan jangan lupa untuk setia mendukung."Pergilah ke mobilku, ambil semua pakaian mengenai wanita yang ada di sana. Bawa ke sini aku ingin melihatnya lebih jelas!" pinta Rainhard memerintahkan Rayhan agar mengambil pakaian Nayra yang ada di mobil Rainhard."Baik, Tuan!" jawab Rayhan.Rayhan segera keluar dari kamar Rainhard, melaksanakan apa yang diperintahkan tuannya.Adapun Rainhard selesai berendam dan memakai handuk kemudian keluar dari kamar mandi.Pikirannya masih melayang-layang memikirkan wanita yang telah ia rebut kesuciannya.....Rayhan mulai membuka mobil namun dia dikejutkan saat melihat pakaian wanita yang bertebaran dan yang paling parah adalah sepasang dalaman wanita juga ada di sana."Astaga, jadi Tuan Rain telah hilang kendali tadi malam," gumam Rayhan masih terkejut.Rayhan mulai memungut pakaian wanita itu, tapi tanpa sengaja dia melihat bercak darah yang ada di kursi mobil."Masih perawan! Ini kasus gawat, seb
"Kamu akan meminjam baju Cleo!" ucap Adam dingin."Sepertinya aku tidak cocok dengan baju Kak Cleo," ucap Nayra tersenyum penuh arti"Baik jika kamu tidak ingin memakai baju Cleo aku akan memesankan kamu baju baju yang kamu suka!" jawab Adam terpaksa.Nayra mulai tersenyum, 'Ini kesempatanku untuk memberinya pelajaran. Aku harus memesan baju bermerek dan mahal agar dia semakin kesal denganku. Merek pilihanku adalah Gutti dan Changel!' batin Nayra.Selang beberapa menit, akhirnya pesanan baju Nayra telah sampai. Nayra segera bersiap-siap, intinya dia merasa sangat bersemangat untuk bertemu dengan keluarga Grissham Aldrick karna sangat tidak sabar mempermalukan ayah angkatnya.Yah, Nayra yang sekarang bukanlah Nayra yang dulu. Nayra yang sekarang akan menuntut keadilan atas perlakuan tidak menyenangkan dari keluarga angkatnya.Di depan cermin kamar Nayra menatap dirinya dengan teliti, "Apa masih ada yang kura
Mata indah itu membuat Nayra terpesona, tapi apalah daya Nayra sudah memiliki calon suami itu berarti dia tidak boleh bermain dengan pria lain.Nayra sangat gugup dan hanya tersenyum tanpa bisa berkata apa-apa lagi. Hingga Grissham kembali angkat bicara, "Tidakkah kau ingin memperkenalkan diri?" tanya Grissham lirih dengan wajah tersenyum penuh arti.Nayra dengan cepat berdiri dan menunduk, "Namaku Nayra Quinza, kalian bisa memanggilku Nayra," ucap Nayra dengan senyum manis.Kwang-sun berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangan, "Kwang-sun! Anda bisa memanggil saya Kwang-sun, Nona Nayra," ucap Kwang-sun tersenyum.Nayra mengulurkan tangan untuk membalas jabatan tangan Kwang-sun. Tangan itu terasa sangat lembut, jari-jarinya bahkan mengalahkan jari-jari Nayra. Nayra jadi merasa kalau pria tampan yang ada di hadapannya benar-benar sempurna untuk dijadikan pasangan."Senang bisa mengenal anda, Tuan!" jawab Nayra beberapa saat karna
'Membuang muka saat melihatku menatapnya dan malah menatapku kembali. Dia mencoba bermain tarik ulur denganku!' batin Rainhard dengan wajah tersenyum penuh arti kepada Nayra."Menarik!" gumam Rainhard dengan senyum sinis di wajahnya.Rainhard menoleh melihat ke arah Grissham dan menatapnya dengan penuh arti."Heh, jadi inilah alasanmu menjebakku kemari? Hanya karna ingin membantumu menjalankan sandiwara munafikmu itu?" tanya Rainhard tersenyum sinis menatap Grissham dengan tatapan tidak suka."Rain, sampai kapan kau akan membenci ayah? Dengar! Bisakah kamu jangan membahas ini di depan tamu kita?" tanya Grissham lirih."Kalau begitu katakan apa motifmu yang sebenarnya, menipuku untuk menemuimu ke sini?" tanya Rainhard kesal."Duduklah!" pinta Grissham mempersilahkan Rainhard untuk duduk.Rainhard mencoba untuk tenang dan duduk di sofa dengan kaki berada di atas meja. Yah, ketidak sopanan Rainhar
Rainhard tersenyum penuh arti, "Namamu Nayra bukan? Aku mendengar pria tua yang mungkin adalah ayahmu itu memanggilmu tadi. Oh iya, apa kau wanita yang dikirim oleh ayahku agar bisa menikahimu? Jika iya, maka aku berhak dong, melakukan apapun yang aku mau terhadapmu!" Rainhard lagi-lagi menyentuh dagu Nayra dengan senyum penuh arti di wajahnya."Berani sekali kamu menyentuh wajahku. Dasar pria tidak sopan!" bentak Nayra kemudian menghindar dari Rainhard."Tidak sopan? Beraninya kamu membentakku kemudian mengataiku! Apa kamu tahu, bagaimana aku mengatasi seseorang yang menentang kemauanku? Bahkan semua orang di rumah ini, tidak ada yang berani terhadapku!" balas Rainhard kesal.Rainhard melangkah maju dan menatap tajam Nayra Membuat Nayra menjadi ketakutan dengan sepasang mata berwarna ungu gelap itu terlihat indah namun menyeramkan.Semakin Rainhard melangkah mendekat, semakin Nayra melangkah mundur secara perlahan."A-apa
Nayra kemudian berjalan disamping Rainhard tanpa mengatakan apapun. Hingga Rainhard angkat bicara, "Menjadi istriku bukanlah hal yang mudah! Apa kau bersedia melakukan kewajibanmu sebagai istri?" tanya Rainhard menoleh melihat Nayra."Aku bersedia!" jawab Nayra menoleh melihat Rainhard.Rainhard menghentikan langkahnya, "Kamu yakin ... bisa menjalani tugasmu?" tanya Rainhard serius."Saya yakin!" jawab Nayra ikut menghentikan langkahnya.Mereka berdua bertatapan. Rainhard menatap Nayra dengan tatapan penuh arti sedangkan Nayra hanya bisa waspada, karna Rainhard pasti merencanakan sesuatu yang sulit dimengerti."Jangan membuatku menunggu nanti malam. Aku tidak sabar menikmatimu!" ucap Rainhard tersenyum sinis.Nayra hanya terdiam menatap wajah bertopeng Rainhard. Meski yang Nayra tahu kalau wajah Rainhard hancur, namun topeng itu sungguh tidak membuat penampilan Rainhard menjadi buruk, malahan dia tampak sangat t
Nayra kemudian tersadar dan mulai salah tingkah, "Apa salahnya memandangi seseorang!" gumam Nayra kesal."Tentu saja salah! Sama halnya kau telah mempermalukanku." Rainhard menatap tajam Nayra."Ingat posisimu sekarang, ceroboh sedikit saja aku bisa membatalkan pernikahannya" bisik Rainhard memperingati Nayra.Nayra hanya diam dan patuh karna dia tidak ingin mencari masalah dengan Rainhard.....Beberapa saat kemudianTiba-tiba suasana menjadi tegang akibat dari keseriusan semua orang menanggapi sesuatu yang akan di bicarakan."Tentu anda sudah tahu kalau saya mengundang anda ke sini karna ingin membicarakan hari baik dari pernikahan Rain dengan Nayra. Kalau bisa, pernikahan harus diadakan secepatnya!" ucap Grissham kepada Adam.Kecuali Nayra dan Rainhard, semua orang mengangguk pertanda apa yang dikatakan Grissham adalah hal yang benar. Hingga, Rainhard angkat bicara membuat suasana semakin
Grissham terdiam sejenak dan menoleh melihat Kyung-Mi."Rain, Ayah melakukan ini demi kebaikanmu. Ayah terpaksa!" jawab Grissham dengan nada rendah."Demi kebaikanku? Apa aku tidak salah dengar? Mana ada seorang ayah memberi obat perangsang di minuman putranya sendiri!" Rainhard terkekeh dan menggelengkan kepala."Katakan, siapa wanita itu?" tanya Rainhard dingin tanpa ekspresi.Grissham menghela napas, "Aku tidak tahu apa yang kamu katakan, yang jelas ... wanita yang kamu maksud itu, aku tidak tahu!" jawab Grissham.Rainhard mengernyitkan alis, "A-apa maksud Ayah? Jadi ... Ayah ingin bilang kalau Ayah tidak tahu tentang wanita yang aku tiduri?" tanya Rainhard mulai emosi."Aku benar-benar tidak tahu, Rain!" jawab Grissham.Kini Rainhard mengerti, yang memberi obat di minumannya bukanlah ayahnya, melainkan ibu tirinya--Kyung-Mi.Ayahnya hanya berusaha melindungi sang istri, makanya melemparkan kesalahan sang istri ke
Mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sedikit kesal. Padahal Rachel tidak pernah berniat bermusuhan dengan Nayra tapi mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sakit hati."Aku tidak tahu, kenapa Rain bisa dengan mudahnya setuju untuk menikah denganmu. Yang aku tahu ... di dalam hati Rain masih terukir jelas namaku!" ucap Rachel emosi dengan air mata yang mengalir."Aku adalah Rafaela kecil bagi Rain, selama ini aku mengubah namaku menjadi Rachel hanya karna suatu penyesalan yang tidak bisa aku lupakan!" Lanjut Rachel dengan nada merendah."Aku sama sekali tidak peduli tentang siapa kamu sebenarnya atau bagaimana hubungan kau dan Rain di masa lalu. Yang jelas, orang yang akan dia nikahi adalah aku dan mungkin saja cepat atau lambat dia akan mencintaiku!" jawab Nayra tegas."Heh, benarkah! Kau harus tahu bahwa aku akan merebut kembali barang milikku!" tegas Rachel kesal.Rachel langsung keluar dari ruangan rias itu da
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Pagi hari pukul 16.00Sore hari telah datang, angin lembut menyapu kulit putih Nayra. Riasan cantik yang ada di wajah Nayra membuat siapapun bisa menebak kalau Nayra sedang jatuh cinta. Nayra yang memakai dress selutut dengan warna pink lembut membuat postur tubuhnya tampak sempurna.Terlihat sangat jelas di wajah Nayra bahwa wanita itu sangat bahagia atas pertemuan kali ini. Sesekali Nayra menoleh melihat Rain yang dari tadi menggenggam tangannya dengan erat.Pria itu terlihat tampan dengan jas hitam. Yah setelan jas hitam adalah kesukaan dari Rainhard karna itu mencerminkan seseorang yang pekerja keras.Posisi mereka saat ini adalah pantai karna kemarin Rainhard tidak sempat mengabulkan permintaan Nayra untuk ke pantai."Rain, pakaianmu sungguh tidak cocok dengan suasana pantai," gumam Nayra tersenyum merasa lucu."Lagi pula kita tidak akan lama. Aku hanya ingin kau menikmati pantai meski hanya sebentar. Lain
"Aku ingin menikmatinya. Sedikit saja!" ucap Rainhard meyakinkan Nayra."A-aku ... tadi aku muntah!" jawab Nayra mendorong Rainhard perlahan."Memangnya kenapa? Apa kau pikir aku jijik?" tanya Rainhard dengan nada rendah."Aku yang merasa kurang nyaman!" tegas Nayra tersenyum dan mengecup pipi Rainhard.Saat Nayra ingin membuka jas Rainhard yang dia pakai, Rainhard langsung menghentikannya."Pakailah! Kau akan mengingatku jika melihat itu," ucap Rainhard tersenyum.Nayra keluar dari mobil Rainhard dengan suasana hati yang senang. Dia senang karna perlahan sikap Rainhard terhadapnya berubah menjadi lembut."Sampai ketemu besok sore!" ucap Rainhard tersenyum kemudian meninggalkan rumah Nayra.Adapun Nayra menatap mobil Rainhard yang perlahan menjauh dari pandangannya.Nayra masuk ke dalam rumahnya dengan senyum bahagia di wajahnya. Hingga tepat di ruang tamu, Cleo datang menyapanya
Perlahan Nayra memasukkan tangannya ke saku celana Rainhard. Dia begitu gugup sehingga melakukannya secara perlahan. Adapun Rainhard tengah asyik menikmati kegugupan Nayra."Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra."A-apa maksudmu? Si-siapa yang tersipu!" Dengan cepat Nayra mengeluarkan tangannya tanpa mengambil ponsel Rainhard."Aku tidak pernah mengatakan kalau kau tersipu. Aku hanya bertanya kenapa pipimu memerah!" ucap Rainhard menahan tawa."Mengaku saja kalau kamu sengaja mempermainkanku!" ucap Nayra kesal.Rainhard hanya bisa menahan tawa karna kekesalan Nayra membuatnnya menjadi senang. Dia memilih untuk mengangkat telpon dari ayahnya karna Nayra kesal dan tidak ingin mengangkatnnya.'Halo, Yah!' Rainhard mengawali panggilan.'Rain, Ayah ingin bilang ... besok kamu dan Nayra harus mencoba pakaian pernikahan di Toko Rachel. Ayah sudah melakukan yang terbaik demi mengurus p
"Ba-bagaimana wajahmu bisa hancur?" tanya Nayra sedikit ragu dengan pertanyaannya."Kau penasaran?" tanya Rainhard lirih.Nayra mengangguk pelan, dia sungguh penasaran tentang asal usul wajah hancur Rainhard.Rainhard mulai membaringkan dirinya di dekat Nayra, "Kau orang pertama yang berani bertanya tentang wajahku!" ucap Rainhard dingin.Rainhard menatap langit-langit kamar sembari menghela napas. Dia berpikir sejenak tentang mulai dari mana dia akan menjelaskannya kepada Nayra."10 tahun yang lalu tepat umurku 15 tahun. Aku dan ibuku akan pergi ke suatu tempat yang katanya ... ayahku menunggu disana. Di perjalanan kami, semua terasa seolah baik-baik saja dan tidak akan terjadi masalah. Ibuku bahkan memelukku di mobil, hingga supir yang ibuku percayai malah kehilangan kendali dalam mengendarai mobil. Awalnya aku menyalahkan supir itu tapi ternyata supir itu tidak bersalah sedikitpun karna yang salah adalah mobilnya. R
"Aku ingin melihat wajah aslimu!" pinta Nayra."Kau akan takut nanti setelah melihatnya!" jawab Rainhard tiba-tiba berekspresi dingin."Sehancur apa?" tanya Nayra merendahkan suaranya."Sehancur ... kau akan jijik melihatnya!" jawab Rainhard dingin.Nayra terdiam, sejujurnya dia ingin melihat wajah asli Rainhard namun Rainhard membuatnya seolah-olah wajahnya sangat hancur sehingga membuat Nayra sedikit takut."Apa kau sungguh ingin melihatnya?" tanya Rainhard.Nayra berpikir sejenak, 'Bagaimana jika wajahnya benar-benar sangat hancur hingga membuat orang jijik. Apakah aku masih bisa bersamanya? Nay, lebih baik kau persiapkan diri dulu sebelum melihat wajah asli Rainhard!' batin Nayra."Bisakah kau membukanya di hari pernikahan kita?" tanya Nayra lirih.'Aku ingin membuat hari itu sespesial mungkin agar itu akan menjadi kenangan terindah saat kita bersama. Rain, aku tahu betul kamu menikahiku tanpa
"Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra."A-apa maksudmu? Jika pipi seorang wanita memerah itu berarti karna blush-on. Itu hal biasa untuk seorang wanita!" Nayra dengan cepat mengambil blush-on dan memakainya di bagian pipi.Demi menyelamatkan reputasinya sebagai seorang wanita, Nayra menyembunyikan kebenaran bahwa dia tersipu akibat postur tubuh sempurna Rainhard.Rainhard berjalan mendekati Nayra dengan senyum penuh arti di wajahnya. Dia berdiri tepat dihadapan Nayra yang hanya menunduk berusaha untuk tidak melihat Rainhard."Liat aku!" pinta Rainhard."A-apa kau tidak melihat kalau aku sedang menpercantik diri!" jawab Nayra mencari alasan."Oh yah? Ternyata seorang wanita suka mempertebal make upnya yah!" Rainhard terkekeh.Mendengar tawa Rainhard membuat Nayra merasa kesal. Nayra berdiri dari duduknya, "Siapa yang bilang kalau make upku tebal. Aku membuatnya setipis mungkin!" ucap