Grissham terdiam sejenak dan menoleh melihat Kyung-Mi.
"Rain, Ayah melakukan ini demi kebaikanmu. Ayah terpaksa!" jawab Grissham dengan nada rendah."Demi kebaikanku? Apa aku tidak salah dengar? Mana ada seorang ayah memberi obat perangsang di minuman putranya sendiri!" Rainhard terkekeh dan menggelengkan kepala.
"Katakan, siapa wanita itu?" tanya Rainhard dingin tanpa ekspresi.
Grissham menghela napas, "Aku tidak tahu apa yang kamu katakan, yang jelas ... wanita yang kamu maksud itu, aku tidak tahu!" jawab Grissham.
Rainhard mengernyitkan alis, "A-apa maksud Ayah? Jadi ... Ayah ingin bilang kalau Ayah tidak tahu tentang wanita yang aku tiduri?" tanya Rainhard mulai emosi.
"Aku benar-benar tidak tahu, Rain!" jawab Grissham.
Kini Rainhard mengerti, yang memberi obat di minumannya bukanlah ayahnya, melainkan ibu tirinya--Kyung-Mi.Ayahnya hanya berusaha melindungi sang istri, makanya melemparkan kesalahan sang istri ke dirinya sendiri.
Rainhard tiba-tiba merubah ekspresi wajahnya, yang tadinya kesal berubah menjadi tersenyum."Ayah sangat baik!" Rainhard bertepuk tangan dengan tawa merasa lucu menyaksikan betapa sayangnya ayahnya kepada ibu tirinya.
"Aku sudah menebak, siapa yang memberi obat perangsan di minumanku. Dia adalah istri tercinta Ayah, yang haus akan drama. Hanya saja ... ayah berusaha melindunginya agar aku tidak melakukan hal yang serius!" ucap Rainhard tersenyum sinis.
"Ayah tahu benar, aku bisa saja melakukan sesuatu yang kejam terhadap dia!" ucap Rainhard kepada Grissham namun matanya menatap Kyung-Mi penuh dengan kebencian.
Melihat tatapan maut Rainhard yang menatap sang ibu, membuat Kwang-Sun angkat bicara, "Selama ini aku hanya diam disaat kamu seenaknya memperlakukan ibuku dengan sikapmu yang tidak pernah sopan. Sekarang kesabaranku mulai habis. Katakan! Bagaiamana caramu menenangkanku nanti jika emosiku tidak terkontrol?" ucap Kwang-Sun emosi.
"Phhttt." Rainhard tidak bisa menahan tawa saat Kwang-Sun berkata demikian.
"Apa kamu ingin tahu, bagaimana aku nenenangkanmu nanti?" tanya Rainhard dengan senyum penuh arti.
"Ehemm." Rainhard berdeham.
"Kamu menyukainya, 'kan?" Tanya Rainhard menatap Kwang-Sun dengan tatapan penuh arti.
Kwang-Sun mulai bertanya-tanya tentang pertanyaan Rainhard yang tiba-tiba membuatnya tidak mengerti.
"A-apa maksudmu? Aku tidak mengerti, apa yang kamu bicarakan!" ucap Kwang-Sun mengalihkan pandangannya dari Rainhard."Apa kau pura-pura tidak mengerti? Melihatmu menatapnya membuatku langsung berpikir kalau kamu tertarik pada wanita murahan sepertinya!" jawab Rainhard tersenyum merasa lucu.
Kwang-Sun masih tidak ingin menatap Rainhard."Namanya Nayra, nama yang cukup membuatku terkesan. Melihat kepolosannya membuatku berpikir ingin bermain dengannya!" ucap Rainhard tersenyum.
Rainhard sudah menebak kalau Kwang-Sun tertarik dengan Nayra. Meski Nayra adalah calon istri Rainhard namun dihubungan mereka berdua tidak terselip cinta di dalamnya, dengan kata lain hubungan mereka akan terjalin tanpa ada cinta dan kasih sayang.
Sifat Rainhard yang cenderung kaku dan cuek membuatnya tidak peduli dengan Nayra. Dia hanya tahu satu hal, sampai sekarang dia masih mencari wanita yang telah ia tiduri di mobil saat dirinya terpengaruh obat. Yah, Rainhard hanya akan membuka hati dengan wanita itu karna dia sungguh telah merasa bersalah kepada wanita yang ia rebut kesuciannya. Padahal, wanita yang ia tiduri itu adalah Nayra tapi dia tidak tahu apapun.
Kwang-Sun cukup terkejut saat Rainhard bisa menebak isi hatinya, padahal sebisa mungkin Kwang-Sun menyembunyikan rasa tertariknya kepada Nayra. Namun, kejelian mata Rainhard membuat rasa tertariknya kepada Nayra malah terlihat.
Rainhard melangkah mendekati Kwang-Sun kemudian membisiknya, "Kamu tahu benar, 'kan. Aku bisa saja menghancurkan kehidupan wanita yang kau damba itu. Nayra ... cukup polos untuk seorang pria sepertiku!" bisik Rainhard tersenyum penuh arti.
Kwang-Sun mulai cemas dengan apa yang dikatakan Rainhard terhadapnya. Bagaimana tidak tatapan Rainhard bahkan terlihat menakutkan untuk ditatap. Hingga Rainhard kembali angkat bicara dan menyadarkan lamunan Kwang-Sun, "Kenapa? Apa yang aku katakan ... benar?" tanya Rainhard lagi-lagi tersenyum sinis.
"Aku adalah Rainhard Aldrick, mana mungkin aku salah dalam melihat sesuatu!" Lanjut Rainhard .
Kyung-Mi tidak tahan lagi atas perlakuan Rainhard terhadap putra kesayangannya hingga membuatnya angkat bicara, "Rain terkasih, Nayra adalah calon istrimu ... kenapa kau sangat bersikap seperti itu?" tanya Kyung-Mi angkat bicara.
"Kenapa? Kau keberatan?" tanya rainhard serius.
Kyung-Mi hanya terdiam karna jujur, dia tidak bisa melawan Rainhard yang telah menjadi penguasa di rumah itu.
'Sial! Si buruk rupa ini membuatku tidak bisa berkata-kata lagi!' batin Kyung-Mi kesal.Lama penghinaan Rainhard terhadap keluarganya sendiri, akhirnya semua itu berakhir saat Rayhan datang memotong pembicraan.
"Tuan, ada sesuatu yang penting yang ingin saya sampaikan!" ucap Rayhan menunduk sopan.
Rainhard tahu benar kalau Rayhan sengaja asal memotong pembicaraan agar Rainhard tidak melanjutkan penghinaan yang ia lakukan.
"Berhubung asistenku meminta agar aku mengakhiri omong kosong ini, maka aku akan menuruti!" ucap Rainhard dingin dan seenaknya peergi.
Kwang-Sun yang dari tadi mengepalkan tangan mulai berniat untuk mengejar langkah Rainhard namun Grissham menangkap tangan Kwang-Sun dan menggelengkan kepala seolah memberi kode agar Kwang-Sun menahan diri.
....
Waktu menunjukkan pukul 22.00
Nayra tengah duduk di atas tempat tidurnya, dia manatap telapak tangan yang bertuliska alamat dari Rainhard.
PIkirannya menari-nari kemana-mana, pasalnya ... permintaan Rainhard sangat menyulitkannya.
'Oh God, apa yang harus aku lakukan?' batin Nayra dalam hati.'Bagaimana bisa aku memberikan tubuhku pada pria yang tidak berperasaan sepertinya. Kenapa aku bisa terjebak dengan rencana busuknya itu. Dia adalah pria yang menjadikan seorang wanita menjadi alat bisnis!' Lanjut Nayra kesal sekaligus sedih.
"Tidak, Nay kau harus menyelesaikan misimu dengan baik. Memangnya kenapa jika kau harus memberikan dirimu padanya, lagipula hal ini saling menguntungkan bagimu dan dia. Dengan begini kau bisa memanfaatkannya, keluarga angkatmu tidak akan berani menindasmu!" gumam Nayra kepada diri sendiri.
Nayra beranjak menuju lemari pakaian untuk memilih baju terbaik yang akan dia pakai, dia harus terlihat menarik bagi pria bertopeng seperti Rainhard. Keputusan Nayra telah bulat, dia harus mendapatkan Rainhard untuk dimanfaatkannya.
"Aku melakukan ini demi keuntungan sendiri. Aku tidak peduli kalau pria berwajah hancur itu meniduriku, yang aku tahu ... aku harus menikah dengannya agar tidak ada yang berani lagi menindasku termasuk keluargaku!" ucap Nayra kepada dirinya sendiri.
"Aku harus segera bersiap-siap karna, Rain hanya memberiku waktu sampai jam 24.00" Lanjut Nayra.
BERSAMBUNG ....
Kini Nayra telah selesai memakai pakaian. Dia sengaja memilih dress panjang agar Rainhard tidak macam-macam dengannya nanti. Gaya berpakaiannya juga terlihat dewasa dengan dress panjang berleher V-neck dan tanpa lengan. Di depan cermin rias, Nayra menyisir rambut bergelombangnnya dan memberi sedikit aksesoris rambut agar terlihat lebih baik. Tak lupa memoleskan begitu banyak BB cream untuk mempertebal kulit wajahnya. Lipstiknya juga terlihat berlebihan dengan warna hitam karna jujur, Nayra ingin terlihat berlebihan di hadapan Rainhard.'Aku ingin lihat apakah dia masih akan tertarik padaku!' batin Nayra sengaja memperburuk dandanannya.Nayra mengukir alisnya memakai pensil alis dan membuatnya sedikit tebal karna Nayra yakin kalau Rainhard tidak akan tertarik dengannya.'Heh, rasain tuh! Aku akan berdandan menjadi orang terjelek sedunia agar kau tidak akan berani menghabiskan malam denganku!' batin Nayra bermain-main dengan dandanannya.
Kini Nayra berada di dalam taxi yang akan menuju ke kediaman Rain. Dia sangat gugup namun keinginannya membalas dendam membuatnya mengurangi kegugupannya.Selang beberapa menit, akhirnya Nayra telah sampai di depan rumah Rainhard. Mata Nayra tidak berkedip sama sekali akibat melihat rumah yang sangkanya adalah istana itu. Di tempatnya berdiri, Nayra menganga melihat betapa besar dan megahnya rumah dari seorang pria yang akan menjadi suaminya itu."Wahh ... ini pasti bukan rumah, melainkan istana!" gumam Nayra.Perlahan Nayra mendekat namun di kedua sisi pintu terdapat dua seorang lelaki yang bertubuh besar membuat Nayra sedikit takut mendekat. Namun, terlihat kedua laki-laki itu berbisik."Dia pasti wanita yang dikatakan Tuan Rain," bisik salah satu bodyguard kepada temannya."Melihat penampilannya yang cantik--kamu benar, dia pasti adalah Nona Nayra," jawab bodyguard yang satunya.Salah satu bodyguard itu mulai
Nayra masih mematung dan menggenggam dressnya dengan sangat erat karna dirinya masih tidak rela karna sebelumnya dia merasa trauma karna pria asing telah merebut k3p3rawanannya. Hingga Rainhard kembali angkat bicara, "Mau kubantu melepaskannya?" tanya Rainhard kesal melihat Nayra."A-aku bisa sendiri!" jawab Nayra dengan cepat namun terdengar gugup.Nayra perlahan menarik dressnya dan memperlihatkan sebagian bahunya. Dia sangat gugup namun Rainhard yang kurang sabaran malah menarik kasar baju Nayra sehingga baju itu robek dan memperlihatkan baju dalaman Nayra. Nayra melangkah mundur dengan tangan yang menutupi bagian dadanya."Kenapa menghindariku?" tanya Rainhard kurang senang melihat tingkah Nayra.Nayra hanya diam tanpa menatap mata Rainhard. Dia sangat gugup dan ketakutan karna bayang-bayang pria yang merebut barang bergharganya membuatnya menjadi ketakutan."A-aku ... a-aku ... aku hanya--"Belum sempat Nayra melanju
"Apa motifmu sebenarnya? Apakah kau diperintahkan oleh ayahku untuk memastikan wajah buruk rupaku? Atau ... kau memiliki hubungan dengan Kwang-Sun? Aku tahu kalau Kwang-Sun selalu mencurigai wajah hancurku tapi aku tidak rela jika wanita yang akan aku nikahi adalah bekas dari kakak yang kusebut orang asing itu!" ucap Rainhard dengan nada rendah namun terdengar tegas dan kesal.Nayra menatap Rainhard dengan air mata yang tertahan. Dia merasa dialah wanita yang paling menderita di muka bumi ini yang harus melayani pria bertopeng dengan sikap dingin dan kejam."Aku ... aku tidak tahu apa yang kamu maksud!" jawab Nayra dengan nada serak."Baiklah. Entah itu pura-pura tidak tahu atau benar-benar tidak tahu, akhiri saja pembicaraannya. Aku tidak ingin malamku bersamamu terganggu dengan pembicaraan yang tidak penting!" balas Rainhard menatap Nayra dengan tatapan tanpa ekspresi."Lakukan sekarang juga!" pinta Rainhard dingin.Nayra
Rainhard tengah berdiri menikmati sebatang rok*k yang ada di sela jarinya. Matanya menatap ke atas, menikmati indahnya bintang yang ada di langit malam itu. Angin malam menyentuh lembut kulit Rainhard dan membuat rambut maskulin Rainhard sesekali bergoyang. Malam begitu dingin, namun Rainhard hanya dilapisi handuk.Sesekali Rainhard menoleh melihat Nayra yang sedang duduk memeluk lututnya dan menatap kearahnya. Seketika Rainhard mengukir senyum di bibirnya berusaha menenangkan kekhawatiran Nayra atas pemikirannya terhadap Rainhard."Bintang malam ini sangat banyak. Tidakkah kau tertarik untuk melihatnya?" tanya Rainhard memancing Nayra agar Nayra datang kepadanya.Nayra menoleh dan menggeleng, Aku tidak mungkin ke sana dengan selimut tebql ini. Kau telah merobek pakaianku!" jawab Nayra dingin.Rainhard mengembuskan napas, "Baiklah, kali ini aku akan membantumu!" ucap Rainhard berjalan mendekati lemari pakaiaaln untuk mengambil beberapa p
Nayra terdiam sejenak. "Jika aku menjadi bonekamu, kau akan seenaknya terhadapku. Apa kau bisa menjaga batasanmu?" tanya Nayra dingin. "Selagi kau tidak memancing emosiku, aku akan menahan diri terhadapmu. Tanggal pernikahan kita sudah ditetapkan, aku harap kamu tidak merusak semuanya!" jawab Rainhard memperingati Nayra. "Nay, jadilah wanita penurut. Aku janji akan menjagamu!" Rainhard mendekati bibir Nayra dan berniat untuk mencecapnya. Namun, Nayra menghindar dan memilih untuk memalingkan wajah. "Heh, akan menjagaku? Apa aku bisa mempercayai kata-katamu?" tanya Nayra merasa lucu dengan perkataan Rainhard. "Aku butuh surat perjanjian. Karna aku masih belum percaya kata-kata yang keluar d
Selang beberapa menit, kini Nayra duduk di atas ranjang dan bersiap untuk tidur. Namun, suasana terasa canggung baginya, karna Rainhard tengah berbaring di sampingnya dan menatap kearahnya."Kamu tidak ingin tidur?" tanya Rainhard kepada Nayra yang dari tadi hanya duduk tanpa merebahkan dirinya."Aku belum mengantuk," jawab Nayra mencari alasan.Rainhard tersenyum penuh arti menatap Nayra.'Ada apa dengan senyumnya itu? Jangan-jangan dia memikirkan sesuatu yang licik,' batin Nayra.Tiba-tiba Rainhard bangun dari baringnya, "Bagaimana kalau kita melakukan olahraga malam?" tanya Rainhard tersenyum penuh kelicikan."A-apa maksudmu? Mana ada olahraga malam!" jawab Nayra.Sebenarnya Nayra tahu betul olahraga malam yang dimaksud oleh Rainhard tapi dia tidak ingin terjerumus dengan permainan licik Rainhard."Sepertinya kau tidak mengerti olahraga malam yang aku maksud!" ucap Rainhard menyentuh lembu
Cinta, menurut Nayra itu bukanlah sesuatu yang penting. Nayra bahkan belum pernah mengalami suatu hal yang dinamakan cinta, karna menurutnya ... buat apa menjalani cinta jika tak ada keseriusan di dalamnya.Kini Nayra menjalani hubungan tanpa cinta dengan pria bertopeng yang sudah jelas-jelas sedang memanfaatkan dirinya. Itu tidak penting bagi Nayra, asalkan bisa membalaskan dendam maka ia rela berkorban.Yah, Nayra tidak meminta untuk dicintai oleh lelaki bertopeng yang bernama Rainhard itu. Malahahan yang diharapkan Nayra adalah menjadi istri Rainhard agar bisa mendapat gelar Nyonya Rain. Dengan gelar itu, Nayra bisa memanfaatkannya dan tidak akan direndahkan lagi.....Setelah selesai mandi, Nayra memakai handuk dan keluar dari kamar mandi. Dia dikejutkan saat melihat Rainhard yang tengah duduk di atas tempat tidur dengan tangan yang menyentuh dagunya."Kenapa kamu bangun? Bukannya tadi kamu tidur?" tanya Nayra memeluk dirinya
Mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sedikit kesal. Padahal Rachel tidak pernah berniat bermusuhan dengan Nayra tapi mendengar perkataan Nayra membuat Rachel sakit hati."Aku tidak tahu, kenapa Rain bisa dengan mudahnya setuju untuk menikah denganmu. Yang aku tahu ... di dalam hati Rain masih terukir jelas namaku!" ucap Rachel emosi dengan air mata yang mengalir."Aku adalah Rafaela kecil bagi Rain, selama ini aku mengubah namaku menjadi Rachel hanya karna suatu penyesalan yang tidak bisa aku lupakan!" Lanjut Rachel dengan nada merendah."Aku sama sekali tidak peduli tentang siapa kamu sebenarnya atau bagaimana hubungan kau dan Rain di masa lalu. Yang jelas, orang yang akan dia nikahi adalah aku dan mungkin saja cepat atau lambat dia akan mencintaiku!" jawab Nayra tegas."Heh, benarkah! Kau harus tahu bahwa aku akan merebut kembali barang milikku!" tegas Rachel kesal.Rachel langsung keluar dari ruangan rias itu da
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Nayra melihat dengan saksama wajah dari perias bernama Rachel itu. Terlihat sangat jelas ada kesedihan diwajahnya."Apa kalian saling mengenal?" tanya Nayra memberanikan diri untuk bertanya."Hah? Ohh ... itu ... tentu saja aku mengenal Rain. Maksudku Tuan Rain, dia sering dibicarakan berbagai berita di stasiun Tv. Semua orang tentu saja mengenalnya!" jawab Rachel gugup dan mengubah ekspresinya yang tadinya sedih menjadi tertawa canggung.Nayra merasa aneh dari cara Rachel berbicara. Dia berpikir pasti Rachel dan Rainhard saling mengenal."Begitu yah? Kupikir kalian saling mengenal atau berteman," balas Nayra tersenyum pura-pura tidak curiga.Rachel mempercantik Nayra seolah ini adalah hari pernikahan Nayra. Adapun Nayra masih mengawasi gerak gerik Rachel yang masih bersikap aneh.Sedangkan di ruang rias pria, seorang wanita cantik memakaikan jas kepada Rainhard. Wanita cantik itu tengah puas menikmati pemandang
Pagi hari pukul 16.00Sore hari telah datang, angin lembut menyapu kulit putih Nayra. Riasan cantik yang ada di wajah Nayra membuat siapapun bisa menebak kalau Nayra sedang jatuh cinta. Nayra yang memakai dress selutut dengan warna pink lembut membuat postur tubuhnya tampak sempurna.Terlihat sangat jelas di wajah Nayra bahwa wanita itu sangat bahagia atas pertemuan kali ini. Sesekali Nayra menoleh melihat Rain yang dari tadi menggenggam tangannya dengan erat.Pria itu terlihat tampan dengan jas hitam. Yah setelan jas hitam adalah kesukaan dari Rainhard karna itu mencerminkan seseorang yang pekerja keras.Posisi mereka saat ini adalah pantai karna kemarin Rainhard tidak sempat mengabulkan permintaan Nayra untuk ke pantai."Rain, pakaianmu sungguh tidak cocok dengan suasana pantai," gumam Nayra tersenyum merasa lucu."Lagi pula kita tidak akan lama. Aku hanya ingin kau menikmati pantai meski hanya sebentar. Lain
"Aku ingin menikmatinya. Sedikit saja!" ucap Rainhard meyakinkan Nayra."A-aku ... tadi aku muntah!" jawab Nayra mendorong Rainhard perlahan."Memangnya kenapa? Apa kau pikir aku jijik?" tanya Rainhard dengan nada rendah."Aku yang merasa kurang nyaman!" tegas Nayra tersenyum dan mengecup pipi Rainhard.Saat Nayra ingin membuka jas Rainhard yang dia pakai, Rainhard langsung menghentikannya."Pakailah! Kau akan mengingatku jika melihat itu," ucap Rainhard tersenyum.Nayra keluar dari mobil Rainhard dengan suasana hati yang senang. Dia senang karna perlahan sikap Rainhard terhadapnya berubah menjadi lembut."Sampai ketemu besok sore!" ucap Rainhard tersenyum kemudian meninggalkan rumah Nayra.Adapun Nayra menatap mobil Rainhard yang perlahan menjauh dari pandangannya.Nayra masuk ke dalam rumahnya dengan senyum bahagia di wajahnya. Hingga tepat di ruang tamu, Cleo datang menyapanya
Perlahan Nayra memasukkan tangannya ke saku celana Rainhard. Dia begitu gugup sehingga melakukannya secara perlahan. Adapun Rainhard tengah asyik menikmati kegugupan Nayra."Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra."A-apa maksudmu? Si-siapa yang tersipu!" Dengan cepat Nayra mengeluarkan tangannya tanpa mengambil ponsel Rainhard."Aku tidak pernah mengatakan kalau kau tersipu. Aku hanya bertanya kenapa pipimu memerah!" ucap Rainhard menahan tawa."Mengaku saja kalau kamu sengaja mempermainkanku!" ucap Nayra kesal.Rainhard hanya bisa menahan tawa karna kekesalan Nayra membuatnnya menjadi senang. Dia memilih untuk mengangkat telpon dari ayahnya karna Nayra kesal dan tidak ingin mengangkatnnya.'Halo, Yah!' Rainhard mengawali panggilan.'Rain, Ayah ingin bilang ... besok kamu dan Nayra harus mencoba pakaian pernikahan di Toko Rachel. Ayah sudah melakukan yang terbaik demi mengurus p
"Ba-bagaimana wajahmu bisa hancur?" tanya Nayra sedikit ragu dengan pertanyaannya."Kau penasaran?" tanya Rainhard lirih.Nayra mengangguk pelan, dia sungguh penasaran tentang asal usul wajah hancur Rainhard.Rainhard mulai membaringkan dirinya di dekat Nayra, "Kau orang pertama yang berani bertanya tentang wajahku!" ucap Rainhard dingin.Rainhard menatap langit-langit kamar sembari menghela napas. Dia berpikir sejenak tentang mulai dari mana dia akan menjelaskannya kepada Nayra."10 tahun yang lalu tepat umurku 15 tahun. Aku dan ibuku akan pergi ke suatu tempat yang katanya ... ayahku menunggu disana. Di perjalanan kami, semua terasa seolah baik-baik saja dan tidak akan terjadi masalah. Ibuku bahkan memelukku di mobil, hingga supir yang ibuku percayai malah kehilangan kendali dalam mengendarai mobil. Awalnya aku menyalahkan supir itu tapi ternyata supir itu tidak bersalah sedikitpun karna yang salah adalah mobilnya. R
"Aku ingin melihat wajah aslimu!" pinta Nayra."Kau akan takut nanti setelah melihatnya!" jawab Rainhard tiba-tiba berekspresi dingin."Sehancur apa?" tanya Nayra merendahkan suaranya."Sehancur ... kau akan jijik melihatnya!" jawab Rainhard dingin.Nayra terdiam, sejujurnya dia ingin melihat wajah asli Rainhard namun Rainhard membuatnya seolah-olah wajahnya sangat hancur sehingga membuat Nayra sedikit takut."Apa kau sungguh ingin melihatnya?" tanya Rainhard.Nayra berpikir sejenak, 'Bagaimana jika wajahnya benar-benar sangat hancur hingga membuat orang jijik. Apakah aku masih bisa bersamanya? Nay, lebih baik kau persiapkan diri dulu sebelum melihat wajah asli Rainhard!' batin Nayra."Bisakah kau membukanya di hari pernikahan kita?" tanya Nayra lirih.'Aku ingin membuat hari itu sespesial mungkin agar itu akan menjadi kenangan terindah saat kita bersama. Rain, aku tahu betul kamu menikahiku tanpa
"Kenapa pipimu memerah?" tanya Rainhard mengejek Nayra."A-apa maksudmu? Jika pipi seorang wanita memerah itu berarti karna blush-on. Itu hal biasa untuk seorang wanita!" Nayra dengan cepat mengambil blush-on dan memakainya di bagian pipi.Demi menyelamatkan reputasinya sebagai seorang wanita, Nayra menyembunyikan kebenaran bahwa dia tersipu akibat postur tubuh sempurna Rainhard.Rainhard berjalan mendekati Nayra dengan senyum penuh arti di wajahnya. Dia berdiri tepat dihadapan Nayra yang hanya menunduk berusaha untuk tidak melihat Rainhard."Liat aku!" pinta Rainhard."A-apa kau tidak melihat kalau aku sedang menpercantik diri!" jawab Nayra mencari alasan."Oh yah? Ternyata seorang wanita suka mempertebal make upnya yah!" Rainhard terkekeh.Mendengar tawa Rainhard membuat Nayra merasa kesal. Nayra berdiri dari duduknya, "Siapa yang bilang kalau make upku tebal. Aku membuatnya setipis mungkin!" ucap